Said Agil Husin Al Munawar: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 32:
'''Said Agil Husin Al Munawar''' ({{lahirmati|[[Kota Palembang|Palembang]], [[Sumatera Selatan]]|26|1|1954}}) adalah putra [[Melayu palembang|Melayu-Arab]] yang dikenal sebagai [[Profesor|Guru Besar]] baik yang diperoleh secara kepangkatan ataupun kehormatan (bidang [[Tafsir Al-Qur'an|Tafsir Hadis]], [[Ushul Fikih]]/ [[Filsafat hukum|Filsafat Hukum Islam]] dan [[Sosiologi]]), [[Tokoh]] [[Pegawai negeri sipil|Pegawai Negeri Sipil]], [[Ulama|Ulama Berpengaruh]], [[Daftar Menteri Agama Indonesia|Menteri Agama Republik Indonesia]] ke 21 dalam [[Kabinet Gotong Royong]] (2001–2004) di bawah [[Megawati Soekarnoputri|Presiden Prof. Dr. (H.C) Megawati Soekarnoputri]] dan murid utama dari [[Muhammad Yasin Al-Fadani|Syaikh Yasin Al-Fadani Al-Hasani]] dimana dirinyalah yang mendampingi [[Ulama|Ulama' Besar]] [[Hijaz]] abad ke 20 tersebut di masa tua hingga wafatnya, menandakan Said Agil adalah saudara seperguruan dari [[K.H. Mahrus Ali|Mahrus Ali]], [[K.H. Abdul Basyir Hamzah|Abdul Basyir Hamzah]], [[Maimun Zubair]], [[K.H. Syafiq Nabhan|Syafiq Nabhan]], [[Cholil Bisri|M. Cholil Bisri]], [[Abdullah Faqih]], [[K.H. Syafi’i Hadzami|Syafi’i Hadzami]], serta [[Muhammad Zaini Abdul Ghani|Tuan Guru Sekumpul/Muhammad Zaini bin Abdul Ghani Al-Banjari]] yang juga merupakan murid langsung dari Syaikh Yasin Al-Fadani baik ketika mengajar di [[Madrasah Al-Shaulatiyah|Madrasah al-Shaulatiyah]], [[Darul Ulum Nadwatul Ulama|Dar al-Ulum]] dan [[Masjidilharam|Majlis Masjidilharam]].
Kini Said Agil secara fungsional menjabat sebagai Guru Besar di [[Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta|UIN Syarif Hidayatullah Jakarta]] sebuah [[universitas]] kenamaan Dunia dalam [[Kajian Islam|Bidang Pengkajian Islam]] [[Antardisiplin|Interdisipliner]] buah pikiran [[Harun Nasution]] dan murid-muridnya [[Azyumardi Azra]], [[Suwito]], [[Fuad Jabali]] dan [[Yusaf Rahman|Yusuf Rahman]] yang berada di [[Jakarta Raya]] [[Indonesia]]. Pengaruh dari Harun Nasution dan rekan-rekan seprofesinya di UIN Jakarta inilah yang membuat Said Agil layaknya [[Muhammad Quraish Shihab|Quraish Shihab]] tergolong [[mufassir]] yang menerima [[Ilmu|tinjauan sains]] dimasukkan dalam data pendukung penafsiran dari [[Al-Qur'an]] dan [[Hadis]]. Scientific
== Karya Tulis ==
Baris 83:
=== Penggalian di komplek Prasasti Batutulis ===
Pada awal Agustus 2002, ia menyuruh orang melakukan penggalian di komplek [[prasasti Batutulis]]. Dimana dirinya meyakini berdasarkan petunjuk mimpi (dalam tradisi sufistik Naqsabandiyah yang diadopsi Agil, dikenal dengan konsep Ilham),<ref>{{Cite journal|last=Bahri|first=Saiful|last2=Ramadhan|first2=Firdaus|last3=Reihannisa|first3=Indhina|date=2015-06-30|title=Kualitas Perairan Situ Gintung, Tangerang Selatan|url=https://doi.org/10.24252/bio.v3i1.561|journal=Biogenesis: Jurnal Ilmiah Biologi|volume=3|issue=1|pages=16–22|doi=10.24252/bio.v3i1.561|issn=2302-1616}}</ref> bahwa di bawah prasasti tersebut tersimpan harta karun peninggalan zaman Prabu Siliwangi untuk membayar seluruh hutang negara yang hampir bangkrut. Sebesar
=== Kasus Penyelewengan Dana Haji===
|