Peristiwa Tiga Daerah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perubahan kosmetik tanda baca |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 3:
| title_orig =
| translator =
| image =
| image_caption =
| author = [[Anton Lucas|Anton E Lucas]]
Baris 27:
| followed_by =
}}
'''[[iarchive:peristiwa-tiga-daerah|Peristiwa Tiga Daerah]]''' adalah judul buku karya '''[[Anton Lucas|Anton E Lucas]]''', seorang [[indonesianis]] berkebangsaan [[Australia]]. Buku ini diterbitkan pada tahun [[1989]] dalam bahasa [[Indonesia]] dengan nomor ISBN 9794440674. ''[[iarchive:peristiwa-tiga-daerah|Peristiwa Tiga Daerah]]'' menceritakan sejarah revolusi [[Indonesia]] yang terjadi antara bulan [[Oktober]] sampai [[Desember]], [[1945]] di wilayah [[Kabupaten Brebes]], [[Kabupaten Tegal|Kabupaten/Kota Tegal]], dan [[Kabupaten Pemalang]]. Subjudul dari buku ini adalah ''[[iarchive:peristiwa-tiga-daerah|Revolusi dalam revolusi]]''.<ref>[http://www.irhash.com/2014/04/sejarah-itu-benar-benar-ilmu.html Irhas: Peristiwa Tiga Daerah], diakses 25 Februari 2015</ref>
Baris 37:
== Tinjauan ==
Dalam menyajikan karyanya ini, Anton E. Lucas telah mengkombinasikan antara pendekatan strukturalis dan pendekatan individualis, meskipun yang disebutkan pertama lebih dominan terlihat dalam karya ini. Pendekatan struktural memperhatikan masalah kontinuitas dalam sejarah (cf.: Sartono,1986;108-19). Karena itu Anton E. Lucas menjelaskan revolusi yang terjadi di tiga daerah ini, melihat akar-akar kausalitasnya historisnya pada beberapa fenomena kesejarahan yang terjadi pada waktu-waktu yang jauh ke belakang seperti Tanam Paksa, terutama menyangkut dengan faktor perekonomian. Kondisi-kondisi struktur sosio ekonomis masyarakat dideskripsikan sebagai fenomena yang cukup untuk meledakkan suatu gejolak sosial. Dalam melihat gejolak sosial, Lucas menggunakan teori Marxis dari Karl Marx. Ia melihat adanya dua kelompok sosial yang saling bertentangan, yaitu pihak elit birokratis serta para tuan tanah dan orang-orang kaya sebagai kelompok atas dengan rakyat kecil sebagai kelompok bawah. Gaya hidup kedua kelompok ini berbeda sangat tajam. Perbedaan ini pada akhirnya membawa ‘dendam’ dan kebencian yang mendalam, terutama dari golongan bawah di wilayah ini. Keadaan ini memudahkan pihak-pihak tertentu (baca: komunis) untuk memobilisasi massa untuk melakukan gerakan protes. Koalisi pihak komunis dengan rakyat tertindas ini membentuk sebuah wadah perjuangan yang disebut dengan Front Rakyat atau Gabungan Badan Perjuangan Rakyat Tiga Daerah (GBP3D).
Dalam mengemukakan pola kelakuan kolektif dalam situasi revolusi, Lucas menggunakan teori psikologi. Ia menggambarkan gejolak sosial yang penuh kekerasa dan anarkis dengan penjelasan berdasarkan motivasi, sikap dan tindakan kolektif yang dianalisis melalui berbagai faktor prilaku kolektif, seperti kepemimpinan.
== Kesimpulan ==
Revolusi sosial yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia pasca kemerdekaan pada umumnya dapat diakarkan kepada penderitaan panjang yang dialami oleh rakyat semenjak masa kolonial yang berlanjut hingga masa kemerdekaan. Pada bahagian lain sikap dan prilaku ekonomis dari elit birokrasi dan tuan-tuan tanah tidak kurang pula telah ikut mematangkan situasi bagi munculnya sebuah revolusi. [[iarchive:peristiwa-tiga-daerah|Peristiwa Tiga Daerah]] yang terjadi di Keresidenan Pekalongan selama bulan Oktober sampai Desember 1945, benar-benar luar biasa, bila dilihat dari bentuk dan karakteristik aksi yang dilakukan. Apa yang disebut dengan “kegaduhan sibernetik” (cybernetic noise)[1] juga terlihat dari aksi rakyat di tiga daerah ini. Dibanding dengan revolusi-revolusi sosial yang terjadi di Indonesia dalam waktu yang bersamaan, maka peristiwa tiga daerah ini terdapat perbedaan mendasar. Revolusi sosial yang terjadi di tiga daerah ini lebih bernuansa kiri (didalangi [[komunisme]]). Hal ini dapat dilihat dari pola kepemimpinan serta ideologi yang dianut serta peranan penting yang dimainkan oleh Front Rakyat (komunis) dalam memobilisasi rakyat dalam revolusi sosial ini.<ref>[http://deviciptyasari.blogspot.com/2014/03/peristiwa-tiga-daerah.html Devi Ciptyasari: Tentang peristwia tiga daerah], diakses 25 Februari 2015</ref>
== Lihat pula ==
|