Gereja Santo Yohanes Rasul, Kedaton: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Pembatalan |
Tian x-way (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(44 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox church
| name = Gereja Santo Yohanes Rasul
| fullname = Gereja
| other name =
| native_name =
| native_name_lang =
Baris 73:
| bells hung =
| bell weight = <!-- {{long ton|0| }} -->
| parish =Kedaton
| deanery =
| archdeaconry =
Baris 79:
| archdiocese =
| metropolis =
| diocese = [[Keuskupan Tanjungkarang|Tanjungkarang]]
| province = [[Keuskupan Agung Palembang|Palembang]]
| presbytery =
| synod =
Baris 88:
| subdivision =
| archbishop =
| bishop =Yang Mulia Mgr. [[Vinsensius Setiawan Triatmojo]]
| abbot =
| prior =
Baris 110:
| canontreasurer =
| prebendary =
| priestincharge = R.D. Petrus Tripomo (Pastor Paroki)
| priest =
| asstpriest =
|R.D. Lukas Radhitya Christianto
|R.D. Philipus Suroyo (tinggal di [[Gereja Santa Maria Immaculata, Way Kandis|Stasi Way Kandis]])
|R.D. Gregorius Suripto (tinggal di Stasi Natar)
}}
| honpriest =
| curate =
Baris 128 ⟶ 130:
| deacon =
| deaconness =
| logo = Logo Gereja Paroki Santo Yohanes Rasul.png
| logosize = 150px
| reader =
| student intern =
Baris 157 ⟶ 158:
== Sejarah awal ==
[[Berkas:Uskup Hermelink dan Pastor Boeren.jpg|245px|jmpl|
Menjelang tahun 1970, Pastor [[Gereja Katedral Tanjungkarang|Paroki Katedral Kristus Raja Tanjungkarang]], Wilhelmus Lorentius Cornelius Boeren SCJ merasa bahwa [[Gereja Katedral Tanjungkarang|Gereja Katedral ‘’’Christi Regis’’’ (Kristus Raja)]] terasa sempit dikarenakan banyaknya umat dari berbagai tempat mengikuti misa di katedral tersebut, terlebih misa hari raya besar, seperti [[Natal]] dan [[Paskah]]. Maka pastor Boeren, pastor Jan Emil Vranken SCJ, dan beberapa tokoh, mulai berunding. Mereka sepakat untuk mendirikan sebuah gedung gereja baru untuk wilayah kecamatan Kedaton, yang saat itu masih bagian dari [[Kabupaten Lampung Selatan]]. Akhirnya mereka membeli sebidang tanah bekas perkebunan seluas 0,15 hektare. Pada [[8 April]] [[1970]], Panitia Pendirian Gereja Katolik Kedaton pun ditetapkan, tugasnya untuk mengurus segala sesuatu termasuk perizinan. Mereka juga mencari sumbangan dana dari warga, dan sebagian besar sumbangannya berasal dari pihak Gereja dalam hal ini [[Keuskupan Tanjungkarang]]. Saat itu, di sekitar lokasi pendirian gereja, sudah terdapat 15 KK Katolik. Pembangunan pun dimulai.
Baris 176 ⟶ 177:
| image2 = Gereja Paroki St. Yohanes Rasul Kedaton.JPG | caption2 = | width2 = 226
}}
Pada masa sekitar awal kehadiran Pastor Paul Billaud, di seputar Kedaton saja jumlah umat sudah mencapai hampir 2.000 orang. Daya tampung gereja terasa sudah tak memadai lagi. Setiap kali misa mingguan saja, pasti terdapat begitu banyak umat yang tidak kebagian duduk di dalam. Terpaksalah setiap kali misa, dipasang bangku-bangku darurat di halaman depan. Belum lagi jika terjadi hujan, umat menjadi tidak nyaman dan banyak mengeliuh, seakan sungguh cepat terasakan betapa tak memadainya lagi gedung gereja yang ada. Maka sejak [[1990]], Pastor Paul beserta sejumlah tokoh awam, mulai berbicara soal kemungkinan pembaruan gereja. Dimulailah membuat perencanaan, lalu diteruskan dengan perwujudannya. Kepanitiaan pun dibentuk pada [[1 Maret]] [[1990]]. Pelaksana pun dipilih, yakni Bapak Ir. Henri Hosana seorang warga lingkungan St. Anna yang juga kebetulan sedang mengerjakan
Dengan ide desain dari RD. Ferdinando Pecoraro, dan ditangani oleh Ir. Henri Hosana, maka pada [[1993]] pekerjaan fisik pun dimulai. Para pekerja sudah mulai melakukan pekerjaannya masing-masing. Jadilah dalam suatu waktu, di sekitar awal [[1996]], terlihatlah pemandangan lucu. Ada sebuah gereja besar ingin melahap sebuah gereja kecil di depannya. Supaya urusan tak bertambah rumit, maka akhirnya gereja kecil atau gereja lama tersebut diratakan dengan tanah. Pembangunan ini pun juga diwarnai dengan beberapa unjuk rasa, tetapi semua itu bersifat kecil dan tidak radikal. Sementara masalah dari internal yaitu, membengkaknya dana pembangunan gereja ini. Tetapi ternyata semuanya itu ada penyelesaiannya. Maka pembangunan pun diteruskan, hingga akhirnya selesai pada [[1997]]. Gereja baru inilah yang sampai saat ini digunakan oleh umat Paroki Kedaton. Tetapi pembangunan pun belum usai, masih ada pastoran dan wisma gita yang harus diperbaiki. Hingga akhirnya dibangunlah sebuah pastoran baru di sebelah kiri gereja saat ini.
=== Gaya arsitektur gereja baru ===
[[Berkas:RD. Ferdinando L. Pecoraro.jpg|150px|jmpl|
Gereja baru ini berbentuk seperti setengah gunung. Di depan bentuknya seperti kerucut, tetapi di belakang bentuknya rata. Jadi, bentuknya bukanlah kerucut sempurna. Gaya atapnya seperti gunung dengan tiga permukaan yang masing-masing ukuran luasnya berbeda. Bentuk gereja ini diilihami dari ide RD. Ferdinando Pecoraro yang bentuknya direalisasikan oleh Ir. Henri Hosana. Selain bagian tengah gereja yang menghadap langsung ke depan [[altar]], sebelah kiri dan sebelah kanan [[altar]] juga terdapat tempat duduk umat yaitu sayap kiri dan sayap kanan. Gereja ini dapat menampung kira-kira 500 – 750 umat yang dapat duduk di dalam gereja. Gereja ini juga mengadopsi bentuk tradisional Jawa yang terlihat dari bentuk atapnya. Pada puncak atapnya terdapat sebuah [[salib]].
== Menjadi paroki ==
[[Berkas:UskupEmeritus-Andreas Henrisusanta.JPG|200px|jmpl|ka|Mgr. [[Andreas Henrisusanta]] merupakan Pastor Paroki St. Yohanes Rasul yang pertama]]
Pada akhir Agustus 1971, Pastor Kaam (pastor pertama di gereja tersebut) mengambil cuti untuk menghadiri pesta emas pernikahan orangtuanya di [[Belanda]]. Di awal [[September]], Pastor A. Sandiwan Broto, Pr. datang untuk sementara membantu melayani umat Kedaton. Pada bulan Oktober, Pastor Kaam pun kembali ke Indonesia. Rupanya sudah ada perkembangan baru, yaitu datangnya seorang romo baru. Ia adalah Pastor [[Andreas Henrisusanta]] SCJ yang ditempatkan di Kedaton sejak 14 September 1971 setelah pindah dari [[Gereja Ratu Damai, Teluk Betung|Gereja Paroki Ratu Damai, Telukbetung]]. Pastor Andreas pun menjadi pastor paroki pertama untuk Kedaton. Dan jelaslah sudah, saat itu Kedaton telah menjadi paroki baru, dan menjadi paroki kesepuluh [[Keuskupan Tanjungkarang]]. Pastor Kaam pun mendapat tugas baru untuk melayani stasi – stasi lain. Pastor H. Baart SCJ pun juga membantu melayani Kedaton. Pada 1972, pastoran sedikit diperluas dengan dibelinya sebidang tanah berikut rumah di sebelah kiri pastoran. Terasa masih sempit, sekalipun jumlah umat pada saat itu barulah 1.071 orang. Itupun seudah termasuk para umat di [[Gereja Santa Maria Immaculata, Way Kandis|Way Kandis]], Margo Agung, Natar, dan sebagainya. Pada April 1972, setelah bertugas di Metro dan Kotabumi, Pastor [[Andreas Henrisusanta|Henrisusanta]] pun membentuk Panitia Persiapan Pembentukan Dewan Paroki. Dari Panitia tersebut lahirlah Dewan Paroki I untuk periode 1973-1975 dengan Sdr. T. Sukiji sebagai ketua. Pembagian kring pun
== Perluasan kompleks dan rehabilitasi gereja ==
[[Berkas:Bagian Dalam Gereja St. Yohanes Rasul Kedaton .jpg|199px|jmpl|Bagian dalam Gereja setelah direnovasi sampai saat ini]]
[[Berkas:Tahbisan Imam - KEDATON.jpg|200px|jmpl|ka|Tahbisan Imam yang dilaksanakan di Gereja St. Yohanes Rasul Kedaton pada bulan [[Mei]] [[2010]]]]
Pada tahun kedua setelah diberkati, Gereja juga telah berusaha untuk memperluas kompleks dengan membeli sebuah rumah di samping kiri pastoran. Pada Maret 1975, Pastor [[Andreas Henrisusanta]] dan Pastor Boeren membeli tanah, yang letaknya kebetulan berhadapan langsung dengan gereja ini. Tanah inilah yang sekarang menjadi lahan parkir, dan rumahnya dijadikan tempat pembelajaran untuk pra komuni atau disebut dengan sekolah minggu. Luas tanah tersebut 450 meter persegi. Dua tahun kemudian dibeli pula sebidang tanah di samping kiri pastoran sekitar 250 meter persegi. Pada Mei 1989, tanah dan rumah di samping kanan gereja, seeluas 1.300 meter persegi juga dibeli. Semua upaya tersebut dilakukan demi perluasan lahan gereja. Terakhir pada November 1994, dibeli pula tanah di Gang Salak, dengan luas 250 meter persegi. Pada masa sekitar awal kehadiran Romo Paul Billaud (tahun 1986) jumlah umat sekitar Kedaton dan Sukarame saja hampir 2.000 orang. Daya tampung gereja juga tak memadai lagi. Setiap kali [[misa]] mingguan saja, umat yang datang terlambat terpaksa duduk di luar gereja. Gerejapun memasang bangku – bangku darurat. Di kota [[Bandar Lampung]] juga terjadi ledakan jumlah penduduk, yang menyebabkan bertambahnya umat Katolik dimana – mana.Tentu mereka merasa perlu untuk datang ke gereja. Pada 1990, Romo Paul beserta para tokoh, mulai berbicara mengenai kemungkinan untuk merehab gereja. Lalu kepanitiaan dibentuk pada [[1 Maret]] [[1990]]. Dana untuk rehab didapatkan dari sumbangan, sumbangan kring secara rutin sesuai kemampuan kring masing-masing, dan juga kolekte yang diadakan dua kali; yang pertama bersifat rutin dan yang kedua khusus untuk dana pembangunan gereja. Pada tahun [[1993]] pekerjaan fisik pun dimulai. Namun rintangan pun terjadi lagi, yaitu bengkaknya dana dan juga unjuk rasa. Namun semuanya bisa diselesaikan. Maka pembangunannya dilanjutkan hingga akhirnya rampung, pada tahun [[1997]]. Dan diberkati oleh Uskup yang juga bekas Pastor Paroki Kedaton yaitu [[Andreas Henrisusanta|Mgr. Andreas Henrisusanta]] pada tanggal [[5 Januari]] [[1997]]. Hari pemberkatan itu juga bertepatan dengan
==Stasi==▼
▲== Stasi ==
[[Berkas:Interior Gereja Santo Yohanes Rasul, Kedaton 2024.jpg|300px|jmpl|ka|Interior Gereja Santo Yohanes Rasul, Kedaton setelah perayaan [[Misa]] [[Rabu Abu]], 2024]]
Terdapat tujuh stasi di bawah naungan Paroki Kedaton, yaitu:
# '''Stasi Pusat Kedaton''' (Gereja Santo Yohanes Rasul)
# [[Gereja Santa Maria Immaculata, Way Kandis|Stasi Way Kandis]] (Gereja Santa Maria Immaculata)
# Stasi Natar (Gereja Santo Petrus)
# Stasi Punggur (Gereja Santo Yosep)
# Stasi Jatiharjo (Gereja Santo Stefanus)
# Stasi Kresnowidodo (Gereja Santo Petrus)
# Stasi Sukabandung (Gereja Santa Lidwina)
== Jadwal Misa ==
Adapun jadwal [[Misa]] di Gereja Santo Yohanes Rasul, Kedaton ialah sebagai berikut:
*Misa harian : 05.45 WIB
**Misa Jumat selama [[Prapaskah]] : Setelah ibadah [[Jalan Salib]], 16.30 WIB
*Misa Jumat Pertama : 17.00 WIB
*Misa Sabtu Sore : 16.30 WIB
*Misa Minggu :
**Misa Pagi Pertama : 06.30 WIB
**Misa Pagi Kedua : 09.00 WIB
**Misa Sore : 16.30 WIB
== Galeri ==
Baris 210 ⟶ 222:
Pastoran dan Sekretariat St. Yohanes Rasul.jpg|Pastoran dan Sekretariat Paroki
WismaSritiKedaton.jpg|Wisma Sriti
Adorasi Ekaristi Paroki Kedaton.jpg|[[Adorasi Ekaristi]] saat [[Misa]] [[Jumat Pertama]], Maret 2024
</gallery>
== Referensi ==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Yohanes Rasul}}▼
{{Keuskupan Tanjungkarang}}
▲{{DEFAULTSORT:Yohanes Rasul}}
[[Kategori:Paroki di Keuskupan Tanjungkarang]]
[[Kategori:Bangunan gereja Katolik di Lampung]]
|