Suku Jambak: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Reza Pambudi (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(28 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Jambak''' adalah salah satu [[Daftar Suku Minangkabau|suku]] [[Orang Minangkabau|Minangkabau]]. Suku ini bersama [[suku Kutianyie]] merupakan pecahan-pecahan dari [[suku Guci]] yang merupakan bagian dari [[Lareh Koto Piliang]] yang dikenal dengan prinsipnya yaitu “bajanjang naiak, batanggo turun”. Namun berbeda dengan suku induknya, jika merujuk pada kekerabatan persukuan yang ada di [[Kota Padang]], suku Jambak berkerabat dengan [[suku Sumagek]], [[suku Mandaliko]] dan [[suku Panyalai]] yang termasuk dalam [[Lareh Bodi Chaniago]] yang dikenal dengan prinsipnya yaitu “tagak samo tinggi, duduak samo randah”, sedangkan suatu suku-suku pecahannya sendiri yaitu [[suku Malayu]] dan [[suku Sipisang]] menerapkan [[Lareh Koto Piliang]] seperti halnya suku induknya dari suku Jambak yaitu [[suku Guci]] yang juga demikian,<ref name="Jumhari">{{cite journal
Suku Jambak adalah salah satu klan (Marga) besar Minangkabau. Suku/Klan ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin Hera Mong Campa (Harimau Campo adalah salah satu tokoh legenda Minangkabau yang diyakini sebagai pencipta jurus Silek Harimau) yang datang dari Champa. Satu riwayat mengatakan Hera Mong Campa datang dari Mongolia. Suku Jambak bukan merupakan percabangan/pecahan dari klan Kotopiliang dan Bodychaniago. Suku jambak mempunyai percabangan sendiri yaitu. suku Muaro Basa, suku Nyiur, suku Makaciak, suku Pauh, suku simawang (diambil dari nama nagari tetangga), suku Talapuang, suku Malayu, suku Sipisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai suku pisang jambak), suku Sapuluh, suku Baringin.
| journal = Wacana Etnik, Jurnal Ilmu Sosial dan Humaniora
| title = Urgensi Penguatan Identitas Kewarganegaraan Subnasional di Kota Padang Pasca Gempa 2009: Studi Tentang Reposisi Etnis Cina Terhadap Kebijakan Publik dan Politik Lokal
| author = Jumhari
| volume = Vol. 4, no. 1
| url = http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/viewFile/42/49
| page = 8
| location = Padang
| publisher = Pusat Studi dan Informasi Kebudayaan Minangkabau (PSIKM) dan Sastra Daerah FIB Universitas Andalas
| id = ISSN 2098-8746
| date = April 2013
| access-date =
| archive-date = 2017-04-29
| archive-url = https://web.archive.org/web/20170429001827/http://wacanaetnik.fib.unand.ac.id/index.php/wacanaetnik/article/viewFile/42/49
| dead-url = no
}}</ref> walaupun pada [[suku Malayu]] juga ada yang menerapkan [[Lareh Koto Piliang]] dan [[Lareh Bodi Chaniago]] sekaligus yang ini bisa dikatakan sebagai [[Lareh Nan Panjang]].
 
Adapun jika dilihat pada suatu daerah di [[Kota Bukittinggi]], tepatnya di [[Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Bukittinggi|Kel. Bukit Cangang Kayu Ramang, Kec. Guguk Panjang]], mereka menggunakan kedua aliran ([[Lareh Koto Piliang]] dan [[Lareh Bodi Chaniago]]) sekaligus yang berdampak pada bentuk rumah gadang dan adat istiadat. Pada rumah adat suku Jambak, rumah ini tidak memiliki anjuang pada kedua ujung rumah gadang dan berlantai datar seperti rumah gadang [[Lareh Bodi Chaniago|Bodi Chaniago]]. Namun, dalam adatnya dikenal istilah ''bajanjang naiak, batanggo turun'' yang merupakan model kepemimpinan [[Lareh Koto Piliang|kelarasan Koto Piliang]]. Hal ini mencerminkan integrasi antara konsep [[Lareh Bodi Chaniago|kelarasan Bodi Chaniago]] dan [[Lareh Koto Piliang|Koto Piliang]] pada adat suku Jambak di [[Bukit Cangang Kayu Ramang, Guguk Panjang, Bukittinggi|Bukit Cangang Kayu Ramang]].<ref>GDC Unand. [https://bukitcangang.gdc.unand.ac.id/situs/rumah-gadang-suku-jambak/1 "Rumah Gadang Suku Jambak"]. ''Explore the Beautiful Places Bukit Cangang Kayu Ramang''. Diakses pada 19 November 2024.</ref> Dan penerapan kedua ''lareh'' sekaligus bisa juga dikatakan menerapkan [[Lareh Nan Panjang]]. Jika dilihat kembali pada persebaran suku Jambak yang ada di [[Kota Padang]], berarti suku Jambak ada yang sistem adatnya menerapkan [[Lareh Bodi Chaniago]] dan ada juga yang menerapkan [[Lareh Nan Panjang]] berhubung penerapan kedua ''lareh'' sekaligus.
Kabiasaan suku Jambak di antaranya mereka suka hidup berkelompok sesama orang Jambak. Apabila melakukan kegiatan manaruko atau membuka lahan baru, maka wilayah tersebut diberi nama sesuai dengan nama suku mereka. Tidak heran kalau disetiap wilayah yang ada di Sumatera Barat ada kampuang dengan sebutan Kampuang Jambak, ada nagari yang bernama Nagari Jambak. Tidak ada korelasi kosa kata Jambak dengan Champa. Perkataan Champa (Campo) dikenal Suku Jambak dari tambo yang diceritakan turun temurun yang dikenal dengan Harimau Campo.
 
Jadi, kemungkinan suku Jambak pada awalnya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]] hingga terjadi perubahan penerapan sistem adat menjadi [[Lareh Nan Panjang]] jika dilihat pada demikian, hingga ada juga setelah itu berubah penerapannya menjadi [[Lareh Bodi Chaniago]]. Dan itu suatu penerapan yang berbeda dengan [[suku Guci]] yang merupakan suku induknya dan juga [[suku Malayu]] maupun [[suku Sipisang]] yang merupakan suku-suku pecahannya, dimana ketiganya pada dasarnya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]]. Sehingga bisa dilihat bahwa di antara suku-suku yang pada dasarnya berada di bawah naungan [[Lareh Koto Piliang]] (selain [[suku Koto]] dan [[suku Piliang]]) juga ada yang mengalami perubahan penerapan sistem adat dengan juga menggunakan [[Lareh Bodi Chaniago]] sekaligus berarti penerapannya bisa dikatakan sebagai [[Lareh Nan Panjang]], dimana ini terjadi pada suku Jambak dan [[suku Malayu]]. Bedanya, suku Jambak dilihat saat ini ada yang menerapkan [[Lareh Bodi Chaniago]] dan ada juga yang menerapkan [[Lareh Nan Panjang]], sedangkan [[suku Malayu]] pada dasarnya menerapkan [[Lareh Koto Piliang]] dan ada juga yang menerapkan [[Lareh Nan Panjang]].
 
Dalam versi lain, suku ini adalah rombongan pengembara yang dipimpin [[Hera mong Champa]]/[[Harimau Champo]] yang datang dari [[Tiongkok]], [[Champa]], dan [[Siam]]. Versi ini cukup berbeda dengan asal usul suku Jambak yang jelas merupakan pecahan dari [[suku Guci]] yang itu jelas lahir dari [[etnis Minangkabau]] itu sendiri. Namun mengenai ini tidak memiliki referensi pendukung yang kuat dan malah ada di antara orang Minang sendiri yang menolak hal tersebut dikarenakan suku ini memang pecahan dari suku lain yaitu [[suku Guci]], dan penolakan ini juga dikarenakan hal tersebut terkesan 'pemaksaan' dalam merelasikan antara "Champa" dengan "Jambak" yang penyebutan kedua namanya hampir mirip.
 
Dan kedua hal ini pada dasarnya juga berbeda, karena Champa adalah suatu daerah, sedangkan "Jambak" pada dasarnya adalah suatu buah jenis jambu yang berukuran besar. Bisa dilihat bahwa beberapa suku pada etnis Minangkabau ada yang namanya merupakan nama buah, seperti [[suku Sipisang|suku Sipisang (Pisang)]] dan [[suku Dalimo]]. Jika misal sebut saja bahwa kedua versi di atas berkaitan, maka bisa jadi suku ini lahir dari suatu ikatan pernikahan antara orang [[etnis Minangkabau|Minang]] yang kemungkinan masih bersuku Guci dari pihak perempuan dengan kalangan rombongan [[Hera mong Champa]]/[[Harimau Champo]] dari pihak laki-laki, mengingat bahwa [[etnis Minangkabau]] menganut sistem matrilineal.
 
Memang tidak dipungkiri bahwa berdasarkan berbagai sumber dalam kajian ilmu etnologi, antropologi, arkeologi, dan genetika, disebutkan bahwa moyang [[orang Minangkabau]] di antaranya berasal dari ''Champa'', Siam, Cina selatan, India belakang, Persia, dan Eropa.<ref>Wonderful Indonesia (15 April 2014). [https://m.youtube.com/watch?v=2Qc8ZijTbSc&pp=ygUvVHJhdmVsbGluZyB0byBXZXN0IFN1bWF0ZXJhIChKYXBhbmVzZSBMYW5ndWFnZSk%3D "Travelling to West Sumatera (Japanese Language)"]. ''YouTube''. Diakses pada sekitar tahun 2015 - 2017.</ref><ref>Kementerian Dalam Negeri - Republik Indonesia (18 Oktober 2017). [https://bskdn.kemendagri.go.id/website/adakah-orang-pribumi-indonesia-penelitian-ini-menjawabnya/ "Adakah Orang Pribumi Indonesia? Penelitian Ini Menjawabnya"]. ''BSKDN (Badan Strategi Kebijakan Dalam Negeri)''. Diakses pada tanggal 18 November 2024.</ref><ref>Wisesa, Yosafat Diva Bayu (24 Juni 2020). [https://www.hops.id/fit/pr-2942093800/asalusul-orang-indonesia-ada-darah-india-eropa-dan-china "Asal-Usul Orang Indonesia: Ada Darah India, Eropa, dan China"]. ''Hops.ID''. Diakses pada tanggal 18 November 2024.</ref><ref>Yuskar, Yuskar (2015). [http://repo.unand.ac.id/4763/ ''Taratak Tuo “Galundi nan Baselo”'']. Padang: Universitas Andalas.</ref> Namun mengenai ''Champa'' ini tidaklah bisa direlasikan langsung begitu saja dengan suku Jambak ini hanya karena melihat namanya yang hampir mirip bunyinya. Karena suku-suku di [[Orang Minangkabau|Minangkabau]] ini lahir dari peradaban yang telah terbentuk lama, apalagi suku Jambak ini merupakan pecahan dari suku lain yaitu [[suku Guci]]. Sedangkan moyang [[orang Minangkabau]] menjadi cikal bakal yang membentuk awal peradaban [[orang Minangkabau|Minangkabau]] dan keberadaannya pada masa yang jauh sebelum suku-suku ini terbentuk.
 
 
== Pangulu Suku ==
* Datuk Rajo Alam.
* Datuk Mejan Sati.
* [[Datuk Basa]].
* [[Datuk Nan Baruso]].
Baris 35 ⟶ 63:
* [[Williardi Wizard]], Kapolres [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]].
*[[Benny Dwifa Yuswir]] Bupati [[Kabupaten Sijunjung]]
 
== Turunan ==
{{lang|min|Suku}} (''klan'') Jambak sejatinya secara khusus tidak memiliki pembagian subsuku, karena {{lang|min|suku}} (''klan'') Jambak itu sendiri merupakan sebuah pecahan dari {{lang|min|suku}} (''klan'') yang lebih besar. Akan tetapi, di [[Batipuh Selatan, Tanah Datar|Batipuh Selatan]] khususnya di Malalo (yang saat ini terdiri dari [[Padang Laweh Malalo, Batipuh Selatan, Tanah Datar|Nagari Padang Laweh Malalo]] & [[Guguak Malalo, Batipuh Selatan, Tanah Datar|Nagari Guguak Malalo]]), {{lang|min|suku}} (''klan'') Jambak mengalami fenomena pemekaran mandiri, yang di antaranya terdiri dari:
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Muaro Basa.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Nyiur.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Makaciak.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Pauh.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Simawang / Jambak Simawang (istilah ''Simawang'' sejatinya merupakan nama nagari tetangga dari Nagari Jambak).
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Talapuang.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Malayu.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Sipisang (nama suku ini juga sudah ada di daerah lain sehingga disebut saja sebagai {{lang|min|suku}} (''klan'') Jambak Pisang yang merupakan campuran dengan {{lang|min|suku}} (''klan'') [[Suku Pisang|Pisang]]).
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Sapuluah.
* {{lang|min|Suku}} (''klan'') Baringin.
 
== Suku Serumpun ==
{{lang|min|Suku}} (''klan'') Jambak memiliki hubungan dengan [[suku Kutianyie]] dan [[suku Guci]] karena sebelumnya sama-sama berasal dari suku yang satu yaitu [[Suku Guci]] sebagai suku induk. Selain itu, {{lang|min|suku}} (''klan'') Jambak juga berkemungkinan memiliki hubungan kekerabatan dengan [[suku Bariang]] dan [[suku Salo]].
 
 
Baris 57 ⟶ 69:
* [[Suku Pitopang]]
* [[Dasopang]]
* [[Tarigan|Tarigan Tambak]]
* [[Purba|Purba Tambak]]
 
 
== Pranala Luar ==
Baris 67 ⟶ 82:
* http://profiltokohmasyarakat.blogspot.com/2008/10/h-is-anwar-datuk-rajo-perak-sh.html
* http://pemilu09.blogdetik.com/tag/is-anwar-rajo-perak/{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
 
== Referensi ==
 
 
Baris 75 ⟶ 87:
 
[[Kategori : Suku-suku di Minangkabau|Jambak]]
 
 
== Referensi ==