Ahmad Nazaruddin: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Dibuat dengan menerjemahkan halaman "Ahmad Nazaruddin" Tag: halaman dengan galat kutipan Terjemahan Konten Terjemahan Konten v2 |
Roby diery (bicara | kontrib) Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(10 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Desember 2024}}
{{Infobox royalty
| name = Ahmad Nazaruddin
Baris 8 ⟶ 10:
| coronation = 2 November 1858
| cor-type = Appointment
| predecessor = [[Thaha Saifuddin dari Jambi|Thaha Saifuddin]]
| successor = [[Muhilluddin]]
| birth_name = Panembahan Prabu
Baris 18 ⟶ 20:
}}
'''Ahmad Nazaruddin''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]
== Pemerintahan (1858-1881) ==
=== Janji temu ===
Pada tanggal 2 November 1858,<ref>{{Cite book|last=Margono|first=Hartono|date=1984|url=https://books.google.com/books?id=jdvZAAAAMAAJ&q=Sultan+Ahmad+Nazaruddin|title=Sejarah sosial Jambi: Jambi sebagai kota dagang|publisher=Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Sejarah dan Nilai Tradisional, Proyek Inventarisasi dan Dokumentasi Sejarah Nasional|pages=35|language=id}}</ref> Panembahan Prabu diangkat menjadi Sultan Ahmad Nazarudin,<ref name=":2">{{Cite book|last=Bonatz|first=Dominik|last2=Miksic|first2=John|last3=Neidel|first3=J. David|date=2009-03-26|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&dq=Sultan+Ahmad+Nazaruddin&pg=PA353|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0784-5|pages=353|language=en}}</ref> setelah hancurnya istana kerajaan.<ref name=":3">{{Cite book|last=Apriliani|first=Rizka|last2=Seprina|first2=Reka|title=Perjuangan Sultan Thana Syaifuddin Terhadap Kolonial Belande Di Jambi (1858-1904): STUDY Pengembangan Bahan Ajar Pembelajaran Sejarah|publisher=Jurnal Pendidikan Sejarah & Sejarah FKIP UNJA|publication-date=2023-08-02|language=id}}</ref> Sesuai permintaan [[Hindia Belanda]], ia membuat dan menandatangani perjanjian baru pada hari pengangkatan Sultan. Seperti yang diminta oleh Belanda, ia membuat dan menandatangani perjanjian baru pada hari pengangkatannya. [[Piagam]] gubernur Batavia Belanda yang memuat ketentuan perjanjian tersebut memperkuat surat perjanjian baru ini.<ref name=":1"
[[Category:CS1 Indonesian-language sources (id)]]</ref>▼
Banyak publikasi Belanda menyatakan bahwa Sultan Jambi hidup dalam keadaan "miskin". Mereka mendapatkan biaya hidup minimum melalui upeti di wilayah kekuasaan masing-masing. Yang mereka miliki hanyalah rumah panggung sebagai istana. Ukurannya agak lebih besar dari rumah rakyat pada umumnya. Dusun Tengah, Tembesi, merupakan rumah bagi salah satu istana.<ref name=":0"
=== Perebutan kekuasaan ===
▲[[Category:CS1 Indonesian-language sources (id)]]</ref><ref>{{Cite book|last=Beridiansyah|date=2023-04-14|url=https://books.google.com/books?id=uxW4EAAAQBAJ&dq=Sultan+Ahmad+Nazaruddin&pg=PA22|title=Jejak Sejarah Perjuangan Satuan Brimob Polda Jambi di Bumi Sepucuk Jambi Sembilan Lurah|publisher=salim media indonesia|isbn=978-602-5724-29-9|pages=22|language=id}}</ref> Seperti pendahulunya, Sultan Thaha Saifuddin mempunyai simbol-simbol kebesaran dan perkakas upacara kerajaan seperti ''[[Keris|keris siginjai]]'' yang merupakan lambang kerajaan Jambi, masyarakat Jambi mempunyai sikap yang sangat solid terhadap beliau dan akan mendukung beliau dalam peperangannya.<ref name=":1" />
=== Kematian ===
Baris 43 ⟶ 41:
{{Commons category-inline}}{{s-start}}
{{s-reg}}
{{succession box|before=[[Thaha
{{s-end}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Sultan]]
[[Kategori:Kematian 1881]]
[[Kategori:Sultan Jambi]]
[[Kategori:Tokoh Jambi]]
[[Kategori:Tokoh Melayu Indonesia]]
|