Korespondensi bunyi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Candramawa (bicara | kontrib) + 6 Kategori menggunakan HotCat |
Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Tugas pengguna baru Disarankan: tambahkan pranala |
||
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{one source|date=September 2023}}
== Sejarah ==
Baris 11 ⟶ 12:
=== Korespondensi Bunyi ===
Segmen-segmen yang berkorespondensi dibandingkan satu sama lain dalam berbagai bahasa. Setelah mendata kata-kata dari sejumlah bahasa, dilakukan perbandingan fonem dengan fonem lain dari tiap segmen. Untuk memperjelas bagaimana prinsip perbandingan tersebut, terdapat contoh dari bahasa Indo-Eropa. Perbandingan tersebut menggunakan sepuluh bilangan utama karena adanya kemiripan antara satu sama lain. Penggunaan bilangan utama ini terbilang menguntungkan karena tidak adanya makna tambahan atau konotasi lain. Ada 8 bahasa yang dikelompokkan menjadi tiga satuan: kelompok Yunani-Latin-Sanskerta-Gotik ([[Rumpun bahasa Indo-Eropa|Indo-Eropa]]), kelompok Akkadia-Ibrani-Arab ([[Semit]]), dan [[Jepang]] yang berada di luar kelompok-kelompok tersebut. Korespondensi fonemik pada bahasa Indo-Eropa sebagai berikut:
# / d - d - d - t / : perangkat korespondensi yang terdapat dalam glos “dua” dan “sepuluh”
Baris 60 ⟶ 61:
==== Rekurensi Fonemis ====
Tindakan pertama setelah menemukan perangkat korespondensi fonemis adalah menemukan pasangan-pasangan lain yang mengandung pasangan tersebut. Misalnya glos ‘rumah’ dibawah ini yang berasal dari [[bahasa Inggris]], [[Jerman]], Belanda, Denmark, dan Swedia ditemukan korespondensi fonemis sebagai berikut.
/h - h - h - h -h/
Baris 111 ⟶ 112:
Korespondensi fonemis biasanya mulai terjadi antar bahasa kerabat ketika muncul perubahan-perubahan. Dan ini merupakan suatu proses yang dapat dipahami. Tetapi ada juga analogi yang muncul dalam suatu situasi peralihan yang lain, dalam hubungan dengan bahasa-bahasa non-kerabat. Pola perubahan antara bahasa kerabat itu dapat dipakai sebagai dasar untuk mengubah bentuk-bentuk dari bahasa non-kerabat sehingga dapat diterima dalam bahasa sendiri. misal kata ''pikir'' yang dirasa asing tetapi bila menjumpai kata ''fikir'' dalam bahasa Arab dapat saja timbul dugaan bahwa ada semacam korespondensi.
Pembentukan kata baru berdasarkan analogi bisa terjadi juga dalam bahasa-bahasa kerabat, atau malahan juga dalam bahasa sendiri sehingga seolah-olah ada semacam kemiripan bentuk karena warisan. Misal kata ''berniaga'' dan ''berjuang'' dalam bahasa Indonesia yang mengandung prefiks ''ber-'' seperti yang terdapat dalam ''berjalan, berdiri,'' dan lain-lain. Padahal analogi tersebut muncul karena prefiks ''ba-'' dalam [[bahasa Minang]] berubah menjadi ''ber-'' dalam bahasa Indonesia. Padahal kata ''baniago'' berasal dari ''vanijjya'' Sansekerta yang merupakan kata dasar dan ''baujuang'': ''ba + ujuang.''
Jadi perlu diperhatikan masalah analogi. Apakah kata-kata yang dipakai dalam perbandingan itu tidak dibentuk berdasarkan prinsip analogi.
|