Histori Kutai: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Menambah pranala Tag: Penambahan gelar ( ? ) [ * ] VisualEditor |
||
(4 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Kotak info buku|italic title=Histori Kutai: Peradaban Nusantara di Timur Kalimantan dari Zaman Mulawarman hingga Era Republik|author=[[Daftar tokoh Kalimantan Timur|Muhammad Sarip]]|country={{negara|Indonesia}} [[Indonesia]]|language=[[Bahasa Indonesia]]|publisher=RV Pustaka Horizon|pages=xxxvi + 308|genre=[[Sejarah]]|release_date=23 November 2023|isbn=978-623-6805-61-9|URL=https://www.pustakahorizon.com/2023/09/histori-kutai-peradaban-nusantara-di.html|image=Sampul buku Histori Kutai.jpg}}
'''Histori Kutai''' adalah sebuah buku genre [[sejarah]] karya Muhammad Sarip yang diterbitkan pada 2023. [[Daftar tokoh Kalimantan Timur|Muhammad Sarip]] merupakan [[sejarawan publik]] yang menulis lebih dari sepuluh judul buku sejarah lokal [[Kalimantan Timur]]. Buku berjudul lengkap ''Histori Kutai: Peradaban Nusantara di Timur Kalimantan dari Zaman Mulawarman hingga Era Republik'' ini diberi [[epilog]] oleh sejarawan [[Asvi Warman Adam]]. Pada acara peluncurannya, buku ini dibedah oleh [[Daftar tokoh Kalimantan Timur|Nanda Puspita Sheilla]], seorang pegiat literasi dari Samarinda.<ref name=":1" />
== Rilis Buku ==
Baris 9:
Asvi Warman Adam merupakan profesor riset sejarah, sosial, dan politik [[Badan Riset dan Inovasi Nasional|Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)]]. Aji Mirni Mawarni merupakan anggota [[Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Daerah RI]] Dapil Kalimantan Timur periode 2019-2024. Nanda Puspita Sheilla merupakan pegiat literasi dari Samarinda yang berdomisili di [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], yang kemudian bersama Muhammad Sarip berkolaborasi menulis buku ''[[Historipedia Kalimantan Timur]]''.<ref name=":0">{{Cite web|author=|date=23 Januari 2024|title=UNMUL Bersama GPMB Kota Samarinda Gelar Launching dan Bedah Buku Historipedia Kalimantan Timur: Dari Kudungga, Samarinda hingga Ibu Kota Nusantara|url=https://unmul.ac.id/news/unmul-bersama-gpmb-kota-samarinda-gelar-launching-dan-bedah-buku-historipedia-kalimantan-timur-dari-kudungga-samarinda-hingga-ibu-kota-nusantara|website=Unmul.ac.id|access-date=18 Desember 2024}}</ref>
Buku berukuran 14,5 X 21
== Isi buku ==
Narasi histori Kutai lebih dari sekadar teks sejarah lokal. Historiografi Kutai telah menempati ruang literasi sejarah nasional, melintasi batas lokalitas daerah Kutai dan Kalimantan Timur. Titik nol sejarah peradaban Kepulauan Nusantara dimulai dari kehadiran aksara pada [[Prasasti Yupa|prasasti yupa]] di [[Muara Kaman, Kutai Kartanegara|Muara Kaman]]-[[Kerajaan Kutai Martapura|Martapura Kutai]] abad V Masehi. Pada masa kini, pusat pemerintahan baru Negara Indonesia dimulai pembangunannya di [[Nusantara (ibu kota terencana)|Ibu Kota Nusantara]] di timur [[Kalimantan|Pulau Kalimantan]]. Dari aspek sejarah, seluruh lokasi Ibu Kota Nusantara, baik kawasan inti pusat pemerintahan maupun pengembangannya, pada zaman monarki tradisional merupakan perkampungan di dalam otoritas pemerintahan [[Kesultanan Kutai Kertanegara ing Martapura|Kerajaan Kutai Kertanegara]].
Entitas Kutai mengalami dinamika politik, ekonomi, sosial, dan budaya dalam lini masa yang panjang lebih dari 16 abad. Dari zaman Hindu-Buddha hingga transformasi ke Islam, lalu dari zaman VOC sampai era kolonial [[Hindia Belanda]], kemudian dari zaman [[Jepang]] hingga era Republik, Kutai mengalami sejarah yang pasang-surut. Ada ''glory'', ada tragedi. Samarinda, kota seribu sungai, menjadi bandar dagang Kesultanan Kutai sejak ibu kota monarki dipindahkan dari Jaitan Layar ke [[Jembayan, Loa Kulu, Kutai Kartanegara|Jembayan]] (1732), dan [[Tenggarong, Kutai Kartanegara|Tenggarong]] (1782). Infiltrasi [[Hubertus Johannes van Mook|Van Mook]] 1946 memecah belah kerabat Sultan Kutai. Sempat menjadi [[Wilayah administratif khusus di Indonesia|Daerah Istimewa]] dalam [[Indonesia|NKRI]]. Tapi Revolusi Nasional Indonesia 1960 melikuidasi birokrasi kesultanan. Kaum aristokrat diburu aparat bersenjata. Setahun pasca-Reformasi 1998, Kesultanan Kutai resmi direstorasi. Beredar kabar adanya dana triliunan Rupiah milik Sultan Kutai di lembaga perbankan [[Belanda]], akumulasi royalti dan bagi hasil kontrak Kutai-Belanda sejak akhir abad ke-19.
|