Chiang Kai-shek: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Masa Pemerintahan: penambahan mayoritas dari informasi serta referensi lengkap
Tag: pranala ke halaman disambiguasi
OnAir21 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
| honorific_prefix = [[Generalissimo|Generalissimus]]
|nationality=[[Republik Tiongkok]]
|image= [[Berkas:Chiang Kai-Shekshek (1950s)in full uniform.jpgjpeg|230px|border]]
|caption=
| office = [[Presiden Republik Tiongkok]] ke-1 dan ke-5 ([[Konstitusi Republik Tiongkok|Konstitusi 1947]])
Baris 13:
| 1namedata = {{lang|zh-Latn|[[Sun Fo]]|italic=no}}
| predecessor = {{lang|zh-Latn|[[Lin Sen]]|italic=no}}
| successor = ''Posisi Dihapus'' (Ia sendiri ssebagaisebagai Presiden Republik Tiongkok)
| premier1 = {{lang|zh-Latn|[[Tan Yankai]]|italic=no}}<br />{{lang|zh-Latn|T. V. Soong|italic=no}}
| term_start1 = 10 Oktober 1928
Baris 90:
| serviceyears = 1909–1975
| rank = [[Berkas:General Special Class rank insignia (ROC) - V.svg|20px]] [[Generalissimo]] ({{lang|zh-hant|特級上將}})
| commands =
| battles = {{plainlist|
*[[Revolusi Xinhai]]
Baris 101:
*[[Pemberontakan Islam Kuomintang]]
}}
 
 
 
|}}
 
'''Chiang Kai Shek''' ({{lahirmati||31|10|1887||5|4|1975}}), juga dikenal sebagai '''Jiang Zhongzheng''' atau '''Jiang Jieshi''', adalah seorang presiden serta pemimpin militer, [[Tiongkok (istilah)|Tiongkok]] abad ke-20. Chiang merupakan salah satu petinggi Partai [[Kuomintang]] (KMT) dan Sebagai [[Komandan]] Akademi Militer Whampoa yang pertama yang didirikan oleh Partai Kuomintang atas inisiatif Sun untuk mencapai tujuan revolusi. Ia juga menggantikan [[Sun Yat-sen|Sun Yat Sen]] menjadi pemimpin KMT ketika Sun meninggal pada tahun 1925. Pada tahun 1926, Chiang memimpin [[Ekspedisi ke Utara]] untuk mempersatukan Tiongkok yang pada masa itu sedang terpecah oleh panglima-panglima perang yang berkuasa di daerah-daerah provinsional setelah runtuhnya [[Dinasti Qing]]. Chiang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Militer Nasional pemerintahan Nasionalis Republik Tiongkok pada tahun 1928-1948.
 
Chiang memimpin Tiongkok dalam [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua]], Pada saat itu kekuasaan pemerintah Nasionalis sangat lemah, namun pengaruh Chiang semakin meningkat. Berbeda dengan Sun Yat Sen, Chiang Kai Shek secara sosial berpaham konservatif. Ia mempromosikan budaya tradisional Tionghoa melalui Gerakan Hidup Baru dan menolak demokrasi Barat. Dia juga menolak paham nasionalisme bernuansa sosialisme-demokratis yang didukung oleh Sun Yat Sen dan beberapa anggota untuk membentuk pemerintahan otoriter nasionalis.
 
Chiang berbeda dengan Sun Yat Sen yang sangat dihormati oleh kelompok komunis. Setelah Sun Yat Sen wafat, Chiang Kai Sek enggan menjaga hubungan baik dengan [[Partai Komunis Tiongkok]]. Perpecahan besar antara kelompok Nasionalis dengan Komunis terjadi pada tahun 1927. Di bawah kepemimpinan Chiang, kelompok Nasionalis mengobarkan [[Perang Saudara Tiongkok|perang saudara]] melawan Komunis. Setelah Jepang menyerang Tiongkok pada tahun 1937, Chiang menyetujui gencatan senjata sementara dengan partai Komunis hingga Jepang menyerah kepada [[Perang Dunia II|sekutu]]. Akan tetapi Partai [[Partai Komunis Tiongkok|Komunis]] maupun Partai [[Kuomintang]] tidak saling percaya maupun aktif bekerja sama. Perang saudara kembali berlanjut setelah upaya negosiasi untuk membentuk pemerintahan koalisi pada tahun 1946 mengalami kegagalan.
 
Pada tahun 1949 kelompok Komunis mengalahkan kelompok Nasionalis, memaksa Chiang mundur ke [[Pulau Formosa]], kemudian Chiang memberlakukan [[Darurat militer]]. Di bawah pemerintahan militer, banyak orang-orang yang teraniaya. Periode ini dikenal sebagai "[[Teror Putih (Taiwan)|Teror Putih]]".
 
Setelah mundur ke Formosa, pemerintahan Chiang terus menyatakan niatnya untuk merebut kembali Daratan Tiongkok dan Mongolia. Chiang memerintah [[Pulau Formosa]] dan sekitarnya sebagai [[Daftar Presiden Republik Tiongkok|Presiden Republik Tiongkok]] dan Pimpinan Kuomintang sampai kematiannya pada tahun 1975. Chiang memerintah Daratan Tiongkok dan Mongolia selama 22 tahun, dan Pulau Formosa selama 26 tahun.
Baris 121 ⟶ 119:
Menurut rencana Sun Yat-sen, Kuomintang (KMT) akan membangun kembali Tiongkok dalam tiga langkah: kekuasaan militer, pengawasan politik, dan kekuasaan konstitusional. Tujuan akhir revolusi KMT adalah demokrasi, yang dianggap tidak mungkin dilakukan di Tiongkok yang saat itu masih terfragmentasi. Karena KMT telah menyelesaikan langkah pertama revolusi melalui perebutan kekuasaan pada tahun 1928, pemerintahan Chiang dengan demikian memulai periode yang dianggap partainya sebagai "pengawasan politik" atas nama Sun Yat-sen. Selama apa yang disebut dengan Era Republik ini, banyak fitur dari negara Tiongkok yang fungsional dan modern muncul dan berkembang.
 
Dari tahun 1928 hingga 1937, periode waktu yang dikenal sebagai dekade Nanjing, beberapa aspek imperialisme asing, konsesi dan hak istimewa di Tiongkok dimoderasi melalui diplomasi. Pemerintah bertindak untuk memodernisasi sistem hukum dan pidana, berusaha untuk menstabilkan harga, amortisasi utang, mereformasi sistem perbankan dan mata uang, membangun rel kereta api dan jalan raya, meningkatkan fasilitas kesehatan masyarakat, mengatur lalu lintas narkotika, dan meningkatkan produksi industri dan pertanian. Upaya dilakukan untuk meningkatkan standar pendidikan, dan akademi sains nasional, Academia Sinica, didirikan.<ref>{{cite book |last1=Mair |first1=Victor H. |title=Chinese Lives: The people who made a civilization |url=https://archive.org/details/chineselivespeop0000mair |date=2013 |publisher=Thames & Hudson |location=London |isbn=9780500251928 |page=[https://archive.org/details/chineselivespeop0000mair/page/207 207]}}</ref> Dalam upaya mempersatukan masyarakat Tionghoa, Gerakan Hidup Baru diluncurkan untuk mendorong nilai-nilai moral Konfusianisme dan disiplin pribadi. [[Guoyu]] ("bahasa nasional") dipromosikan sebagai bahasa standar, dan pendirian fasilitas komunikasi (termasuk radio) digunakan untuk mendorong rasa nasionalisme Tionghoa dengan cara yang tidak mungkin dilakukan ketika negara tidak memiliki pemerintahan pusat yang efektif. Dalam konteks ini, Gerakan Rekonstruksi Pedesaan Tiongkok dilaksanakan oleh beberapa aktivis sosial lulusan doktoral dari Universitas Amerika Serikat dengan kemajuan nyata namun terbatas dalam memodernisasi pajak, infrastruktur, peralatan ekonomi, budaya, dan pendidikan, serta mekanisme daerah pedesaan. Para aktivis sosial, aktif berkoordinasi dengan pemerintah daerah di kota dan desa sejak awal tahun 1930-an. Namun, kebijakan ini kemudian diabaikan dan dibatalkan oleh pemerintah Chiang karena perang yang merajalela dan kurangnya sumber daya setelah [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua]] dan [[Perang Sipil Tiongkok|Perang Saudara Tiongkok Kedua]].<ref>{{Cite web |title=试论中国乡村建设运动的演进 |url=http://www.ritsumei.ac.jp/acd/cg/lt/rb/608/608PDF/cyo.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20220830093337/http://www.ritsumei.ac.jp/acd/cg/lt/rb/608/608PDF/cyo.pdf |archive-date=2022-08-30 |url-status=live |access-date=3 November 2022 |website=Ritsumeikan Academy Vision |language=zh}}</ref><ref>{{Cite web |title=走向政治解決的鄉村建設運動 |url=https://www.cuhk.edu.hk/ics/21c/media/articles/c091-200411073.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20180516180803/http://www.cuhk.edu.hk/ics/21c/media/articles/c091-200411073.pdf |archive-date=2018-05-16 |url-status=live |access-date=3 November 2022 |website=The Chinese University of Hong Kong |language=zh}}</ref>
 
Meski [[Konservatisme|konservatif]], Chiang mendukung kebijakan modernisasi seperti kemajuan ilmiah, pendidikan universal, dan hak-hak perempuan. Kuomintang dan Pemerintah Nasionalis mendukung hak pilih dan pendidikan perempuan serta penghapusan poligami dan pengikatan kaki. Di bawah kepemimpinan Chiang, pemerintah Republik Tiongkok juga memberlakukan kuota perempuan di parlemen dengan kursi yang disediakan untuk perempuan. Selama Dekade Nanjing, rata-rata warga Tiongkok menerima pendidikan yang ditolak oleh dinasti-dinasti sebelumnya. Pada akhirnya hal ini pun meningkatkan tingkat literasi di seluruh Tiongkok. Pendidikan tersebut juga mengedepankan cita-cita Tridemisme demokrasi, republikanisme, ilmu pengetahuan, konstitusionalisme, dan Nasionalisme Tionghoa berdasarkan Pengawasan Politik Kuomintang.<ref>{{cite web | url=https://www.xuehua.us/a/5eb7c78386ec4d630fd401a5?lang=zh-hk | title=禁纏足、興女學:南京國民政府在興女權上做出巨大努力 - 雪花新闻 }}</ref><ref name="auto">{{cite web|url=http://www2.igs.ocha.ac.jp/wp-content/uploads/2019/05/2.pdf |archive-url=https://web.archive.org/web/20220801081556/http://www2.igs.ocha.ac.jp/wp-content/uploads/2019/05/2.pdf |archive-date=2022-08-01 |url-status=live|title=Gender Quotas in Taiwan|author=Chang-Ling Huang|website=2.igs.ocha.ac.jp|access-date=27 July 2022}}</ref><ref>{{cite web|url=https://www.yangtse.com/zncontent/632475.html |title=从合礼到非法:纳妾制度在中国是如何被废除的? |website=Yangtse.com |date=2020-06-29 |access-date=2022-07-23}}</ref><ref>{{cite web|url=https://m.xzbu.com/4/view-3445675.htm |title=南京国民政府时期的教育 |language=zh |website=M.xzbu.com |date=2012-09-12 |access-date=2022-07-23}}</ref><ref>{{cite web|url=https://stararctic108.weebly.com/2523925136210692551221205123002622221450259453294626696123013034032972262233328723526385552031628858.html |title=抗戰前推動「普及教育案」的背景與實際作為 - 大中華民國 |website=Stararctic108.weebly.com |date= |access-date=2022-07-23}}</ref>
Baris 136 ⟶ 134:
Komunis Tiongkok dan banyak penulis anti-komunis konservatif berpendapat bahwa pemikiran pro-kapitalisme yang dimiliki Chiang adalah berdasarkan tesis aliansi (aliansi antara Chiang dan kapitalis untuk membersihkan elemen komunis dan kiri di [[Shanghai]], serta mengakibatkan [[Perang Saudara Tiongkok]]) . Namun, Chiang juga memusuhi para kapitalis Shanghai, dan sering menyerang mereka dan menyita modal dan aset mereka untuk digunakan pemerintah, bahkan saat ia mencela dan berperang melawan komunis. Para kritikus menyebut ini sebagai "kapitalisme birokratis".<ref name="Enclopedia of Dictators">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=gTv99LBYSL4C&pg=PA58|title=Encyclopedia of modern dictators: from Napoleon to the present|first=Frank J.|last=Coppa|year=2006|publisher=Peter Lang|page=58|isbn=0-8204-5010-3|access-date=15 May 2011|archive-date=27 July 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200727210704/https://books.google.com/books?id=gTv99LBYSL4C&pg=PA58|url-status=live}}</ref>{{sfn|Coble|1986|p=263}} Sejarawan Parks M. Coble berpendapat bahwa frasa "kapitalisme birokrasi" terlalu sederhana untuk menggambarkan fenomena ini secara memadai. Sebaliknya katanya, rezim melemahkan semua kekuatan sosial sehingga pemerintah bisa mengejar kebijakan tanpa bertanggung jawab atau responsif terhadap kelompok politik luar. Dengan mengalahkan potensi tantangan apa pun terhadap kekuasaannya, pejabat pemerintah dapat mengumpulkan kekayaan yang cukup besar. Dengan motif ini, Chiang menindak organisasi pekerja dan Serikat tani pro-komunis, serta kapitalis Shanghai yang kaya. Chiang juga melanjutkan retorika anti-kapitalis Sun Yat-sen dan mengarahkan media Kuomintang untuk secara terbuka menyerang para kapitalis dan kapitalisme. Chiang bahkan juga mendukung industri yang dikendalikan pemerintah. Parks M. Coble mengatakan bahwa retorika ini tidak berdampak pada kebijakan pemerintah dan penggunaannya adalah untuk mencegah kapitalis mengklaim legitimasi dalam partai atau masyarakat, dan untuk mengontrol mereka dan kekayaan mereka.{{sfn|Coble|1986|p=263}}
 
Juga, bertentangan dengan kritik bahwa Chiang sangat korup, dia sendiri tidak terlibat dalam korupsi. Namun istrinya, [[Soong Mei-ling]] mengabaikan keterlibatan keluarganya dalam korupsi.<ref name="TT Dragon Lady">{{Cite web|last1=Chieh-yu|first1=Lin|last2=Wu|first2=Debby|last3=Liu|first3=Cody|last4=Wen |first4=DStephanie|last5=Chang|first5=Eddy|date=October 25, 2003|title=The Dragon Lady who charmed the world|url=https://www.taipeitimes.com/News/taiwan/archives/2003/10/25/2003073291}}</ref> Putra tertua keluarga Soong, T.V. Soong, adalah perdana menteri dan menteri keuangan Republik Tiongkok, sedangkan putri tertua, [[Soong Ai-ling]], adalah istri dari [[Kung Hsiang-hsi]], orang terkaya di Tiongkok. Putri kedua, [[Soong Ching-ling]], adalah istri Sun Yat-sen, bapak pendiri Tiongkok. Putri bungsu, [[Soong Mei-ling]], menikah dengan Chiang pada tahun 1927, dan setelah pernikahan tersebut, keluarga-keluarga ini menjadi terhubung erat, menciptakan "Dinasti Soong" dan "Empat Keluarga". Namun, Soong juga dipuji atas kampanyenya untuk hak-hak perempuan di Tiongkok, termasuk upayanya untuk meningkatkan pendidikan, budaya, dan tunjangan sosial bagi perempuan Tiongkok.<ref name="TT Dragon Lady"/> Para kritikus mengatakan bahwa "Empat Keluarga" memonopoli rezim dan menjarahnya.<ref name="Enclopedia of Dictators"/> AS mengirimkan banyak bantuan kepada pemerintah Nasionalis, tetapi segera menyadari korupsi yang meluas. Perbekalan militer yang dikirim muncul di pasar gelap. Sejumlah besar uang yang dikirimkan melalui T. V. Soong, menteri keuangan Tiongkok, segera menghilang. Presiden Truman dengan terkenal mengatakan "Mereka adalah pencuri, masing-masing dari mereka", mengacu pada para pemimpin Nasionalis. "Mereka mencuri $750 juta dari miliaran yang kami kirimkan ke Chiang. Mereka mencurinya, dan itu diinvestasikan dalam real estat di [[São Paolo]] dan beberapa tempat di sini di [[New York]]." <ref name="Truman Quote">{{Cite web|author=Seth Faison|date=October 25, 2003|title=Madame Chiang Kai-shek, a Power in Husband's China and Abroad, Dies at 105|website=[[The New York Times]] |url=https://www.nytimes.com/2003/10/25/world/madame-chiang-kai-shek-a-power-in-husband-s-china-and-abroad-dies-at-105.html}}</ref><ref name="The Sorc">{{Cite web|author=Jonathan Fenby|date=November 5, 2003|title=The sorceress|website=[[TheGuardian.com]] |url=https://www.theguardian.com/world/2003/nov/05/china.jonathanfenby}}</ref> Soong Mei-ling and Soong Ai-ling lived luxurious lifestyles and held millions in property, clothes, art, and jewelry.<ref name="Jewelry">{{Cite web|author=Bernice Chan|date=May 22, 2015|title=Soong sisters' jewellery and art heirlooms to be auctioned in Hong Kong|url=https://www.scmp.com/lifestyle/fashion-luxury/article/1805301/soong-sisters-jewellery-and-art-heirlooms-be-auctioned-hong}}</ref> Soong Mei-ling dan Soong Ai-ling menjalani gaya hidup mewah dan memiliki jutaan properti, pakaian, seni, dan perhiasan.<ref name="Jewelry">{{Cite web|author=Bernice Chan|date=May 22, 2015|title=Soong sisters' jewellery and art heirlooms to be auctioned in Hong Kong|url=https://www.scmp.com/lifestyle/fashion-luxury/article/1805301/soong-sisters-jewellery-and-art-heirlooms-be-auctioned-hong}}</ref> Soong Ai-ling dan Soong Mei-ling juga merupakan dua wanita terkaya di Tiongkok.<ref name="Peterson">Peterson, Barbara Bennett (ed.). (2000). ''Notable Women of China: Shang Dynasty to the Early 20th century''. M.E. Sharp publishing. {{ISBN|0-7656-0504-X}}.</ref> Meskipun hidup mewah hampir sepanjang hidupnya, Soong Mei-ling hanya meninggalkan warisan $120.000, dan alasannya, menurut keponakannya, dia menyumbangkan sebagian besar kekayaannya ketika dia masih hidup.<ref>{{Cite web|url=https://www.setn.com/News.aspx?NewsID=1109885|title=高齡106歲去世!宋美齡死後「銀行帳戶餘額曝光」驚呆了 &#124; 新奇 &#124; 三立新聞網 SETN.COM|website=新奇 - 三立新聞網}}</ref> Chiang membutuhkan dukungan, mentolerir korupsi dengan orang-orang di lingkaran dalamnya, serta pejabat nasionalis berpangkat tinggi, tetapi bukan pejabat berpangkat rendah. Dimana pada tahun 1934, ia memerintahkan tujuh perwira militer yang menggelapkan harta negara untuk ditembak. Sementara dalam kasus lain, beberapa komandan divisi memohon kepada Chiang untuk mengampuni seorang petugas kriminal, tetapi segera setelah komandan divisi pergi, Chiang memerintahkan agar dia ditembak.<ref>{{cite web|url=https://news.ifeng.com/history/zhongguojindaishi/201001/0115_7180_1512056_2.shtml |title=蒋介石一生清廉自律为何却纵容党内腐败?_历史_凤凰网 |website=News.ifeng.com |date= |access-date=2022-07-23}}</ref> Wakil editor dan kepala reporter di Central Daily News, Lu Keng, menjadi berita utama internasional dengan mengungkap korupsi dua pejabat senior, Kong Xiangxi (H. H. Kung) dan Song Ziwen (T.V. Soong). Chiang kemudian memerintahkan penyelidikan menyeluruh terhadap Central Daily News, untuk menemukan sumbernya. Tapi Lu Keng, mempertaruhkan eksekusi, menolak untuk mematuhi dan melindungi jurnalisnya. Chiang yang ingin menghindari tanggapan internasional, justru memenjarakan Lu Keng.<ref name="scmp1">South China Morning Post. "[https://www.scmp.com/article/642639/controversial-true-journalist-lu-keng-89-dies-us SCMP]." ''Controversial 'true journalist' Lu Keng, 89, dies in US.'' Retrieved on 2008-11-18.</ref><ref>{{cite web|author=Lee Chin-chuan|url=https://www.taiwan-panorama.com/en/Articles/Details?Guid=9f63c680-bd82-45a9-9156-d06e9efc0c20&CatId=8&postname=Writing%20from%20the%20Edge%20of%20History%2C%20Writing%20from%20the%20Center%20of%20History--Reflections%20on%20Lu%20Keng%27s%20Collection%20of%20Memories%20and%20Regrets|title=Writing from the Edge of History, Writing from the Center of History--Reflections on Lu Keng's Collection of Memories and Regrets|website=Taiwan Panorama |date=September 1997}}</ref> Chiang menyadari masalah luas yang ditimbulkan oleh korupsi, jadi dia melakukan beberapa kampanye antikorupsi sebelum Perang Dunia II dan setelah Perang Dunia II dengan berbagai keberhasilan. Sebelum Perang Dunia II, kedua kampanye, Pembersihan Dekade Nanjing 1927-1930 dan Gerakan Reformasi Masa Perang 1944-47, gagal. Dan setelah Perang Dunia II dan Perang Saudara Tiongkok, kedua kampanye tersebut, Rekonstruksi Kuomingtang tahun 1950-1952 dan Peremajaan Pemerintah tahun 1969-1973, berhasil.<ref name="Anti Corrupt Campaigns">{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=bYlmEAAAQBAJ&dq=Corruption%20Control%20in%20Authoritarian%20Regimes%3A%20Lessons%20from%20East%20Asia&pg=PA48|title=Corruption Control in Authoritarian Regimes: Lessons from East Asia|first=Christopher|last=Carothers|year=2022|publisher=Cambridge University Press|page=48|isbn=9781009063913}}</ref>
 
Chiang memandang semua kekuatan besar asing dengan kecurigaan, menulis dalam sebuah surat bahwa mereka "semua memiliki pikiran untuk mempromosikan kepentingan negara mereka masing-masing dengan mengorbankan negara lain" dan melihatnya sebagai munafik bagi salah satu dari mereka. mengutuk kebijakan luar negeri masing-masing.<ref>{{cite book|url=https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.80750|title=The life of Chiang Kai-shek|first=Shih-i|last=Hsiung|year=1948|publisher=Peter Davies|page=[https://archive.org/details/in.ernet.dli.2015.80750/page/n243 211]|access-date=28 June 2014}}</ref><ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=HFWlaMnvu6MC|title=Chiang Kai-shek: An Unauthorized Biography|first=Emily|last=Hahn|year=1955|publisher=Doubleday|page=84|isbn=9780598859235|access-date=28 June 2014|archive-date=27 July 2020|archive-url=https://web.archive.org/web/20200727211842/https://books.google.com/books?id=HFWlaMnvu6MC|url-status=live}}</ref> Dia menggunakan persuasi diplomatik di Amerika Serikat, Jerman, dan Uni Soviet untuk mendapatkan kembali wilayah Tiongkok yang hilang karena dia memandang semua kekuatan asing sebagai imperialis yang berusaha mengeksploitasi Tiongkok.<ref>{{cite book|url=https://books.google.com/books?id=_eddVnC3paoC&pg=PA177|title=Chinese-Soviet Relations, 1937–1945 : The Diplomacy of Chinese Nationalism: The Diplomacy of Chinese Nationalism|first=John W.|last=Garver|year=1988|publisher=Oxford University Press|page=177|isbn=0195363744|access-date=28 June 2014|archive-date=26 April 2016|archive-url=https://web.archive.org/web/20160426112524/https://books.google.com/books?id=_eddVnC3paoC&pg=PA177|url-status=live}}</ref>
Baris 164 ⟶ 162:
** {{cite book | last=Fenby | first=J. | title=Chiang Kai Shek: China's Generalissimo and the Nation He Lost | publisher=Hachette Books | year=2009 | isbn=978-0-7867-3984-4 | url=https://books.google.com/books?id=tZxKDgAAQBAJ&pg=PP35 | access-date=10 May 2019 | page=35 | quote= | archive-date=27 July 2020 | archive-url=https://web.archive.org/web/20200727204924/https://books.google.com/books?id=tZxKDgAAQBAJ&pg=PP35 | url-status=live }}
* Garver, John W. ''China's Quest: The History of the Foreign Relations of the People's Republic'' (2nd ed. 2018) comprehensive scholarly history. [https://www.amazon.com/Chinas-Quest-History-Relations-Republic/dp/0190884355/ excerpt] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20200728045608/https://www.amazon.com/Chinas-Quest-History-Relations-Republic/dp/0190884355/ |date=28 July 2020 }}
* {{cite journal |last1=Gillin |first1=Donald G. |last2=Etter |first2=Charles |title=Staying On: Japanese Soldiers and Civilians in China, 1945–1949 |url=https://archive.org/details/sim_journal-of-asian-studies_1983-05_42_3/page/n32 |journal=The Journal of Asian Studies |volume=42 |issue=3 |date=May 1983 |pages=497–518 |doi=10.2307/2055515 |jstor=2055515|s2cid=164133500 }}
* {{cite book |last=Gillin |first=Donald G |title=Warlord: Yen Hsi-shan in Shansi Province 1911–1949 |url=https://archive.org/details/warlordyenhsisha0000gill |location=Princeton, New Jersey |publisher=Princeton University Press |year=1967}}
* Li, Laura Tyson. 2006. ''[[Madame Chiang Kai-shek: China's Eternal First Lady]]''. Grove Press. {{ISBN|0-8021-4322-9}}
* {{cite book|last=Loh|first=Pichon Pei|url=https://archive.org/details/earlychiangkaish0000lohp/|title=The Early Chiang Kai-shek: A Study of His Personality and Politics, 1887–1924|date=1971|publisher=[[Columbia University Press]]|isbn=0-231-03596-9|url-access=registration|via=[[Internet Archive]]}}
Baris 184 ⟶ 182:
* Vogel, Ezra F. ''China and Japan: Facing History'' (2019) [https://www.amazon.com/China-Japan-Ezra-F-Vogel/dp/0674916573/ excerpt] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210309000700/https://www.amazon.com/China-Japan-Ezra-F-Vogel/dp/0674916573/ |date=9 March 2021 }}
{{refend}}
 
 
{{Presiden Republik Tiongkok}}
Baris 195 ⟶ 192:
[[Kategori:Pemimpin Perang Dingin]]
[[Kategori:Perdana Menteri Republik Tiongkok]]
[[Kategori:PersonTokoh ofTahun the YearIni]]
[[Kategori:Presiden Republik Tiongkok]]
[[Kategori:Tokoh Tiongkok]]
[[Kategori:Tokoh militer Tiongkok]]