Bangkong kolong: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
|||
(45 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{noref}}
[[Gambar:Bufo_melanos M 040727 002_resize2.jpg|frame|Bangkong kolong.]]▼
{{Taxobox | color = pink
'''Bangkong kolong''' memiliki nama ilmiah ''Bufo melanostictus'' Schneider, 1799. Bangkong ini juga dikenal dengan beberapa nama lain seperti kodok buduk (Jkt.), kodok berut (Jw.), kodok brama (Jw., yang berwarna kemerahan), dan ''Asian black-spined toad'' (Ingg.).▼
| name = Bangkong kolong
| image_width = 200px
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Amfibia|Amphibia]]
| ordo = [[Kodok dan katak|Anura]]
| familia = [[Bufonidae]]
| genus = ''[[Bufo]]''
| genus_authority = Laurenti, 1768.
| species = '''''B. melanostictus'''''
| binomial = ''Bufo melanostictus''
| binomial_authority = Schneider, 1799.
}}
▲'''Bangkong kolong''' atau '''kodok rumah''' memiliki nama ilmiah ''Bufo melanostictus'' Schneider
[[Kodok]] ini menyebar luas mulai dari [[India]], [[Cina]] selatan, [[Indo-Cina]] sampai ke [[Indonesia]] bagian barat. Di Indonesia, dengan menumpang pergerakan manusia, [[hewan]] [[amfibia|amfibi]] ini dengan cepat menyebar (menginvasi) dari [[pulau]] ke pulau. Kini bangkong kolong juga telah ditemui di [[Bali]], [[Lombok]], [[Sulawesi]] dan [[Papua]] barat.▼
▲[[Kodok]] ini menyebar luas mulai dari [[India]], [[
==Bentuk tubuh==▼
Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar. Bangkong jantan panjangnya (dari [[moncong]] ke [[anus]]) 55-80 mm, betina 65-85 mm. Di atas kepala terdapat gigir keras menonjol yang bersambungan, mulai dari atas moncong; melewati atas, depan dan belakang [[mata]]; hingga di atas timpanum (gendang [[telinga]]). Gigir ini biasanya berwarna kehitaman. Sepasang kelenjar parotoid (kelenjar [[racun]]) yang besar panjang terdapat di atas tengkuk.▼
▲== Bentuk tubuh ==
Bagian punggung bervariasi warnanya antara coklat abu-abu gelap, kekuningan, kemerahan, sampai kehitaman. Ada pula yang dengan warna dasar kuning kecoklatan atau hitam keabu-abuan. Terdapat bintil-bintil kasar di punggung dengan ujung kehitaman. ▼
▲Kodok berukuran sedang, yang dewasa berperut gendut, berbintil-bintil kasar.<ref name=":0">{{Cite book|last=Musthofa|first=Imam|last2=Ali|first2=Rafii Nur|last3=Pamungkas|first3=Kuncoro Tri|date=2021|title=Panduan Lapangan Herpetofauna (Amfibi & Reptil) di Kawasan Ekowisata Desa Jatimulyo.|location=Yogyakarta|publisher=Masa Kini|isbn=978-623-96813-1-9|pages=47|url-status=live}}</ref> Bangkong jantan panjangnya (dari [[moncong]] ke [[anus]])
▲Bagian punggung bervariasi warnanya antara
Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar. Telapak tangan dan kaki dengan warna hitam atau kehitaman; tanpa selaput renang, atau kaki dengan selaput renang yang sangat pendek. Hewan jantan umumnya dengan dagu kusam kemerahan.▼
▲Sisi bawah tubuh putih keabu-abuan, berbintil-bintil agak kasar.
==Kebiasaan==▼
Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah. Melompat pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu magrib; dan kembali ke tempat semula di waktu subuh. Terkadang, tempat persembunyiannya itu dihuni bersama oleh sekelompok kodok besar dan kecil; sampai 6-7 ekor. ▼
▲== Kebiasaan ==
[[Gambar:B melano 060504 1598 spr resize.jpg|thumb|left|Bangkong kolong kawin di kolam, Sampora, Palabuan Ratu]]▼
▲Bangkong kolong paling sering ditemukan di sekitar rumah.<ref name=":0" /> Melompat pendek-pendek, kodok ini keluar dari persembunyiannya di bawah tumpukan batu, kayu, atau di sudut-sudut dapur pada waktu
Bangkong ini kawin di [[kolam]]-kolam, [[selokan]] berair menggenang, atau ''belumbang'', sering pada malam [[bulan (satelit)|bulan purnama]]. Kodok jantan mengeluarkan suara yang ramai sebelum dan sehabis hujan untuk memanggil betinanya, kerapkali sampai pagi. Bunyinya: ''rrrk, ..rrrk'', atau ''...oorek-orek-orek-orekk !'' riuh rendah.▼
▲[[
Nampaknya kodok ini memiliki asosiasi yang erat dengan lingkungan hidup manusia. Dari waktu ke waktu, bangkong kolong terus memperluas daerah sebarannya mengikuti aktifitas manusia. Iskandar (1998) mencatat bahwa kodok ini tak pernah terdapat di dalam hutan hujan tropis.▼
▲Bangkong ini kawin di [[kolam]]-kolam, [[selokan]] berair menggenang, atau ''belumbang'', sering pada malam [[bulan (satelit)|bulan purnama]].
Pada saat-saat seperti itu, dapat ditemukan beberapa pasang sampai puluhan pasang bangkong yang kawin bersamaan di satu kolam. Sering pula terjadi persaingan fisik yang berat di antara bangkong jantan untuk memperebutkan betina, terutama jika betinanya jauh lebih sedikit. Oleh sebab itu, si jantan akan memeluk erat-erat punggung betinanya selama prosesi perkawinannya. Kadang-kadang dijumpai pula beberapa bangkong yang mati karena luka-luka akibat kompetisi itu; luka di moncong hewan jantan, atau luka di ketiak hewan betina.
==Rujukan==▼
▲
▲== Rujukan ==
Djoko T. Iskandar, 1998, ''Amfibi Jawa dan Bali''
<references />
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://research.amnh.org/herpetology/amphibia/references.php?id=1648 Amphibian Species of the World 3.0, an Online Reference]
{{Taxonbar|from=Q28031739}}
[[Kategori:Hewan]]▼
[[Kategori:Kodok]]
|