Dewi Sekardadu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(14 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{noref}}'''Dewi Sekardadu'''
== Pernikahan Dewi Sekardadu ==▼
== Cerita Rakyat ==
▲=== Pernikahan Dewi Sekardadu ===
Suatu penyakit pernah melanda [[Blambangan]] dan Dewi Sekardadu salah satu dari sekian banyak masyarakat yang terkena penyakit tersebut. Sehingga [[Raja Menak Sembuyu]] berusaha untuk menyembuhkan penyakit puterinya dan mengerahkan berbagai usaha mencari obat serta memanggil para dukun dan ahli-ahli pengobatan untuk menyembuhkan Dewi Sekardadu. Namun, usaha yang dilakukan tidak berhasil, Dewi Sekardadu masih belum sembuh dari penyakit.
Karena hal itu, Raja Menak Sembuyu mengadakan [[sayembara]] dimana jika orang yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu jika laki-laki maka akan dinikahkan dengan Dewi Sekardadu dan akan memberikan separuh kekuasaan kerajaan Blambangan serta akan menjadi seorang [[raja muda]]. Kabar tersebut segera tersebar ke berbagai penjuru negeri, namun tidak ada yang mengikuti sayembara tersebut.
Patih Blambangan memberi tahu raja bahwa ada seorang petapa di puncak gunung [[Slangu]] yang memiliki tingkah laku yang berbeda, tidak menyembah dewa serta ibadahnya berbeda dari masyarakat Blambangan pada masa itu yang menganut agama Hindu. Patih berkeyakinan mungkin saja petapa itu dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu. Kemudian Raja Menak Sembuyu mengutus patihnya yang bernama [[
[[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]] memanjatkan doa untuk kesembuhan Dewi Sekardadu dan atas izin Allah Dewi Sekardadu dapat sembuh. Dewi Sekardadu kemudian menikah dengan Syekh Maulana Ishaq, Dewi Sekardadu pun menjadi seorang yang [[taat]] menjalankan syariat Islam. Syekh Maulana Ishaq menjadi raja kerajaan Blambangan dengan gelar [[Prabu Anom]] dan raja Menak Sembuyu yang beragama [[Hindu]] kemudian memeluk agama [[Islam]]. Sejak saat itu Syekh Maulana Ishaq dianggap [[sakti]] dan kerajaan yang dipimpinnya menjadi [[makmur]] serta banyak masyarakat memeluk agama Islam. Pada saat itu pula para pembesar kerajaan mulai khawatir agama Islam mendesak agama Hindu yang sudah lama dianut oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Raja Menak Sembuyu tidak benar-benar menerima agama Islam, secara sembunyi masih memegang erat ajaran-ajaran agama Hindu.
Baris 13 ⟶ 16:
Berbeda dari [[Babad Gresik]] menurut cerita dari masyarakat [[Kemantren]] menyebutkan bahwa Dewi Sekardadu mencari Syekh Maulana Ishaq kemudian menemukannya. Satu bulan setelahnya anak Dewi Sekardadu lahir kemudian diberi nama Raden Paku karena lahir di pantai Sepaku. Dewi Sekardadu memberitahukan niat raja yang hendak membunuh anaknya, kemudian Syekh Maulana Ishaq meminta petunjuk dari Allah. Petunjuk yang diberikan kepada Syekh Maulana Ishaq adalah memasukkan bayi itu ke dalam peti dan menghanyutkannya ke samudera. .<ref>{{cite web |url= http://digilib.uinsby.ac.id/5394/5/Bab%202.pdf|title=Riwayah Hidup Syekh Maulana Ishaq|language=id|access=2 September 2021}}</ref>
Cerita mengenai kehidupan Dewi Sekardadu tidak dapat dipisahkan dengan perjalanan Syekh Maulana Ishaq dan Sunan Giri. Kisah mereka saling terhubung satu sama lain.
== Makam Dewi Sekardadu ==▼
Sejarah mengenai Dewi Sekardadu dan makamnya sebenarnya masih menjadi tanda tanya. Masyarakat di beberapa daerah di [[Jawa Timur]] saling mengklaim jika makam Beliau berada di daerahnya. Makam Dewi Sekardadu sendiri terdapat di [[Gresik]], [[Lamongan]] dan [[Sidoarjo]], tidak dapat diketahui dengan pasti karena masing-masing daerah memiliki cerita tersendiri. Menurut cerita yang berkembang di Gresik, makam Dewi Sekardadu berada di Blambangan yang saat ini bernama Banyuwangi tepatnya berada di sebuah bukit. Sunan Giri biasanya berziarah ke makam ibunya, di karenakan jarak Gresik dengan Banyuwangi jauh, Sunan Giri kemudian memohon kepada Allah agar bukit tempat makam Dewi Sekardadu dipindahkan ke kota dimana Sunan Giri mengajarkan Islam dan permohonan itu pun dikabulkan. Sehingga bukit itu muncul di sebelah selatan [[Pesantren (Giri Kedaton)]], maka dari itu dinamakanlah [[Desa Gunung Anyar]]. Lokasinya berada di Dusun Gunung Anyar, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Kebomas Gresik.<ref>{{cite web |first=Dinas Pariwisata dan Budaya|last=Kabupaten Gresik|url=https://disparbud.gresikkab.go.id/2020/04/02/makam-dewi-sekardadu/|title=Makam Dewi Sekardadu|date=2 April 2020|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref><ref>{{cite web |last=news|url=http://menaramadinah.com/18346/haul-nyai-dewi-sekardadu-ibu-kandung-sunan-giri-ke-588-th.html|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu Ibu Kandung Sunan Giri ke 588 th|date=10 Januari 2020|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref>▼
▲=== Makam Dewi Sekardadu ===
Menurut masyarakat [[Gondang]], Lamongan mereka meyakini bahwa Dewi Sekardadu dimakamkan di desanya. Masyarakat di sana menyebut Dewi Sekardadu dengan nama [[Mbok Rondo Gondang]], dimana memiliki arti [[ibu janda yang terusir]]. Hal itu di karenakan Dewi Sekardadu meninggalkan Blambangan karena diusir oleh Raja Menak Sembuyu dan tak ingin membiarkan bayinya ditenggelamkan di lautan.<ref>{{cite web |url= https://nawacitalib.com/2020/01/12/haul-nyai-dewi-sekardadu/|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu|date=12 Januari2020|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref><ref>{{cite web|last=news|url=https://www.kompasiana.com/mawan.sidarta/555967f8739773c87618ce9a/dimana-makam-ibunda-sunan-giri|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu Ibu Kandung Sunan Giri ke 588 th|date=18 Mei 2015|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref> Lokasi makam terletak di Jl Romggo Hadi No 8 Jaledriasri, Gendang Lor, Kabupaten Lamongan.▼
▲Sejarah
▲Menurut masyarakat [[Waduk Gondang]], Kedungpring, Lamongan mereka meyakini bahwa Dewi Sekardadu dimakamkan di
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat [[Ketingan (Kepetingan)]], bahwa ketika mengetahui anaknya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk mengejar anaknya akan tetapi tidak bisa dan meninggal. Jasad Dewi Sekardadu dibawa oleh segerombolan ikan keting dan didamparkan di tepi pantai yang kemudian dilihat oleh para nelayan. Kemudian dimakamkan secara terhormat oleh warga sekitar, tempat itu akhirnya dinamakan Ketingan atau Kepetingan. Lokasinya berada di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran Sidoarjo.
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat. Lokasinya berada di Dusun Gebang, Desa Gisik Cemandi , Kecamatan Sedati Sidoarjo.
Beberapa pandangan tentang kematian Dewi Sekardadu.
|