Dewi Sekardadu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Fathum00 (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca)
 
(9 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{noref}}'''Dewi Sekardadu''' adalah tokoputri yang dipercaya masyarakat Gresikpertama sebagai anak dari [[Kerajaan Blambangan|Raja Blambangan]] pada abad ke-14 yang diperintah oleh '''Bhre Pakembangan / Minak Dadali Putih / Raden Siung Laut memiliki nama [[Raja Menak Sembuyu]]''', yang merupakan putera dari [[Bhre Wirabhumi]] salah satu keturunan dari [[Hayam Wuruk|Prabu Hayam Wuruk]] yang berasal dari [[Majapahit]]. Dewi Sekardadu juga dikenal sebagai [[Raden Ayu Liyung Manoro]], [[Raden Ayu Sumbat Nyowo]], dan [[Raden Ayu Kusworo Dewi]]. Merupakan ibu kandung dari Raden Paku atau Sunan Giri.<ref>{{cite web |url=https://gln.kemdikbud.go.id/glnsite/cerita-dewi-sekardadu/|title=Cerita Dewi Sekardadu|language=id|access=2 September 2021}}</ref>.<ref>{{cite web |url=https://adoc.pub/queue/bab-ii-riwayat-hidup-syekh-maulana-ishaq-mengenai-asal-usul-.html|title=Riwayat Hidup Syekh Maulana Ishaq, Mengenai Asal Usul|language=id|access=2 September 2021}}</ref>
 
== Cerita Rakyat ==
Baris 8:
Karena hal itu, Raja Menak Sembuyu mengadakan [[sayembara]] dimana jika orang yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu jika laki-laki maka akan dinikahkan dengan Dewi Sekardadu dan akan memberikan separuh kekuasaan kerajaan Blambangan serta akan menjadi seorang [[raja muda]]. Kabar tersebut segera tersebar ke berbagai penjuru negeri, namun tidak ada yang mengikuti sayembara tersebut.
 
Patih Blambangan memberi tahu raja bahwa ada seorang petapa di puncak gunung [[Slangu]] yang memiliki tingkah laku yang berbeda, tidak menyembah dewa serta ibadahnya berbeda dari masyarakat Blambangan pada masa itu yang menganut agama Hindu. Patih berkeyakinan mungkin saja petapa itu dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu. Kemudian Raja Menak Sembuyu mengutus patihnya yang bernama [[BajulsengaraBuyutsengkoro]] untuk menemui petapa dan menyampaikan maksud raja untuk meminta pertolongan menyembuhkan Dewi Sekardadu, petapa tersebut bernama [[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]]. [[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]] menerima permintaan tolong tersebut dan memberikan satu syarat apabila Dewi Sekardadu berhasil sembuh dari penyakitnya, yaitu meminta agar Raja Menak Sembuyu untuk memeluk agama [[Islam]]. Raja menyayangi puterinya tersebut menerima syarat yang diberikan oleh Syekh Maulana Ishaq meskipun merasa berat untuk meninggalkan agama yang sudah lama dianutnya.
 
[[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]] memanjatkan doa untuk kesembuhan Dewi Sekardadu dan atas izin Allah Dewi Sekardadu dapat sembuh. Dewi Sekardadu kemudian menikah dengan Syekh Maulana Ishaq, Dewi Sekardadu pun menjadi seorang yang [[taat]] menjalankan syariat Islam. Syekh Maulana Ishaq menjadi raja kerajaan Blambangan dengan gelar [[Prabu Anom]] dan raja Menak Sembuyu yang beragama [[Hindu]] kemudian memeluk agama [[Islam]]. Sejak saat itu Syekh Maulana Ishaq dianggap [[sakti]] dan kerajaan yang dipimpinnya menjadi [[makmur]] serta banyak masyarakat memeluk agama Islam. Pada saat itu pula para pembesar kerajaan mulai khawatir agama Islam mendesak agama Hindu yang sudah lama dianut oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Raja Menak Sembuyu tidak benar-benar menerima agama Islam, secara sembunyi masih memegang erat ajaran-ajaran agama Hindu.
Baris 18:
 
=== Makam Dewi Sekardadu ===
Sejarah mengenaimakam Dewi Sekardadu dan makamnya sebenarnya masih menjadi tandapertanyaan tanya.bagi warga Masyarakatmasyarakat di beberapa daerah di [[Jawa Timur]] saling mengklaim jika makam Beliau berada di daerahnya. Makam Dewi Sekardadu sendiri terdapat di [[Gresik]], [[Lamongan]] dan [[Sidoarjo]], tidak dapat diketahui dengan pasti karena masing-masing daerah memiliki cerita tersendiri. Menurut cerita yang berkembang di Gresik, makam Dewi Sekardadu berada di Blambangan yang saat ini bernama Banyuwangi tepatnya berada di sebuah bukit. Sunan Giri biasanya berziarah ke makam ibunya, di karenakan jarak Gresik dengan Banyuwangi jauh, Sunan Giri kemudian memohon kepada Allah agar bukit tempat makam Dewi Sekardadu dipindahkan ke kota dimana Sunan Giri mengajarkan Islam dan permohonan itu pun dikabulkan. Sehingga bukit itu muncul di sebelah selatan [[Pesantren (Giri Kedaton)]], maka dari itu dinamakanlah [[Desa Gunung Anyar]]. Lokasinya berada di Dusun Gunung Anyar, Kelurahan Ngargosari, Kecamatan Kebomas Gresik.<ref>{{cite web |first=Dinas Pariwisata dan Budaya|last=Kabupaten Gresik|url=https://disparbud.gresikkab.go.id/2020/04/02/makam-dewi-sekardadu/|title=Makam Dewi Sekardadu|date=2 April 2020|language=id|access=7 Juli 2021|access-date=2021-09-02|archive-date=2021-09-02|archive-url=https://web.archive.org/web/20210902053830/https://disparbud.gresikkab.go.id/2020/04/02/makam-dewi-sekardadu/|dead-url=yes}}</ref><ref>{{cite web |last=news|url=http://menaramadinah.com/18346/haul-nyai-dewi-sekardadu-ibu-kandung-sunan-giri-ke-588-th.html|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu Ibu Kandung Sunan Giri ke 588 th|date=10 Januari 2020|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref>
 
Menurut masyarakat [[Waduk Gondang]], Kedungpring, Lamongan mereka meyakini bahwa Dewi Sekardadu dimakamkan di desanyadesa tersebut. Masyarakat di sana menyebut Dewi Sekardadu dengan nama [[Mbok Rondo Gondang]], dimana memiliki arti [[ibu janda yang terusir]]. Hal itu di karenakan Dewi Sekardadu meninggalkan Blambangan karena diusir oleh Raja Menak Sembuyu dan tak ingin membiarkan bayinya ditenggelamkan di lautan.<ref>{{cite web |url= https://nawacitalib.com/2020/01/12/haul-nyai-dewi-sekardadu/|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu|date=12 Januari2020|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref><ref>{{cite web|last=news|url=https://www.kompasiana.com/mawan.sidarta/555967f8739773c87618ce9a/dimana-makam-ibunda-sunan-giri|title=Haul Nyai Dewi Sekardadu Ibu Kandung Sunan Giri ke 588 th|date=18 Mei 2015|language=id|access=7 Juli 2021}}</ref> Lokasi makam terletak di Jl RomggoRonggo Hadi No 8 Dusun Jaledriasri, GendangKecamatan LorKedungpring, Kabupaten Lamongan.
 
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat [[Ketingan (Kepetingan)]], bahwa ketika mengetahui anaknya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk mengejar anaknya akan tetapi tidak bisa dan meninggal. Jasad Dewi Sekardadu dibawa oleh segerombolan ikan keting dan didamparkan di tepi pantai yang kemudian dilihat oleh para nelayan. Kemudian dimakamkan secara terhormat oleh warga sekitar, tempat itu akhirnya dinamakan Ketingan atau Kepetingan. Lokasinya berada di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran Sidoarjo.
 
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat. Lokasinya berada di Dusun Gebang, Desa Gisik Cemandi , Kecamatan Sedati Sidoarjo.
 
Beberapa pandangan tentang kematian Dewi Sekardadu.