Dewi Sekardadu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(9 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{kembangkan}}
{{noref}}'''Dewi Sekardadu''' adalah
== Cerita Rakyat ==
Baris 8:
Karena hal itu, Raja Menak Sembuyu mengadakan [[sayembara]] dimana jika orang yang berhasil menyembuhkan Dewi Sekardadu jika laki-laki maka akan dinikahkan dengan Dewi Sekardadu dan akan memberikan separuh kekuasaan kerajaan Blambangan serta akan menjadi seorang [[raja muda]]. Kabar tersebut segera tersebar ke berbagai penjuru negeri, namun tidak ada yang mengikuti sayembara tersebut.
Patih Blambangan memberi tahu raja bahwa ada seorang petapa di puncak gunung [[Slangu]] yang memiliki tingkah laku yang berbeda, tidak menyembah dewa serta ibadahnya berbeda dari masyarakat Blambangan pada masa itu yang menganut agama Hindu. Patih berkeyakinan mungkin saja petapa itu dapat menyembuhkan Dewi Sekardadu. Kemudian Raja Menak Sembuyu mengutus patihnya yang bernama [[
[[Maulana Ishaq|Syekh Maulana Ishaq]] memanjatkan doa untuk kesembuhan Dewi Sekardadu dan atas izin Allah Dewi Sekardadu dapat sembuh. Dewi Sekardadu kemudian menikah dengan Syekh Maulana Ishaq, Dewi Sekardadu pun menjadi seorang yang [[taat]] menjalankan syariat Islam. Syekh Maulana Ishaq menjadi raja kerajaan Blambangan dengan gelar [[Prabu Anom]] dan raja Menak Sembuyu yang beragama [[Hindu]] kemudian memeluk agama [[Islam]]. Sejak saat itu Syekh Maulana Ishaq dianggap [[sakti]] dan kerajaan yang dipimpinnya menjadi [[makmur]] serta banyak masyarakat memeluk agama Islam. Pada saat itu pula para pembesar kerajaan mulai khawatir agama Islam mendesak agama Hindu yang sudah lama dianut oleh masyarakat kerajaan Blambangan. Raja Menak Sembuyu tidak benar-benar menerima agama Islam, secara sembunyi masih memegang erat ajaran-ajaran agama Hindu.
Baris 18:
=== Makam Dewi Sekardadu ===
Sejarah
Menurut masyarakat [[Waduk Gondang]], Kedungpring, Lamongan mereka meyakini bahwa Dewi Sekardadu dimakamkan di
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat [[Ketingan (Kepetingan)]], bahwa ketika mengetahui anaknya dibuang ke laut, Dewi Sekardadu menceburkan diri ke laut untuk mengejar anaknya akan tetapi tidak bisa dan meninggal. Jasad Dewi Sekardadu dibawa oleh segerombolan ikan keting dan didamparkan di tepi pantai yang kemudian dilihat oleh para nelayan. Kemudian dimakamkan secara terhormat oleh warga sekitar, tempat itu akhirnya dinamakan Ketingan atau Kepetingan. Lokasinya berada di Dusun Kepetingan, Desa Sawohan, Kecamatan Buduran Sidoarjo.
Sedangkan cerita yang berkembang di masyarakat. Lokasinya berada di Dusun Gebang, Desa Gisik Cemandi , Kecamatan Sedati Sidoarjo.
Beberapa pandangan tentang kematian Dewi Sekardadu.
|