Sindrom TS: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k r2.7.3) (bot Menambah: he:תסמונת הלם רעלי |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Referensi sebelum tanda baca) |
||
(26 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{penyangkalan medis}}
{{Infobox medical condition (new)
| name = Sindrom TS
'''Sindrom TS''' ({{lang-en|Toxic shock syndrome, TSS}}) adalah suatu kumpulan gejala yang dapat mengancam jiwa, ditandai oleh demam tinggi, nyeri tenggorokan, [[eritema difus]], [[hiperemia]] membran mukosa, mual/muntah, diare, dan gejala-gejala peyerta lainnya.{{fact}} TSS dapat secara cepat berkembang menjadi disfungsi multisistem disertai gangguan elektrolit berat, gagal [[ginjal]] dan syok. TSS pertama kali diperkenalkan oleh [[Dr. Jim Todd]] (1978), ahli [[epidemiologi]] di rumah sakit anak-anak [[Denver]].<ref name= Levin1985>{{cite book|author = Buchdahl R, Levin M, Wilkins B, Gould J, Jaffe P, Matthew DJ, Dillon MJ|title = Toxic shock syndrome|edition = 1th ed. page: 563–567|publisher = Arch Dis Child|year = 1985}}</ref>▼
| image = PDB 1aw7 EBI.jpg
| caption = Toksin sindrom syok toksik-1 protein dari bakteri ''[[staphylococcus]]''
| field = [[Penyakit menular (spesialisasi medis)|Penyakit menular]]
| symptoms = [[Demam]], [[ruam]], [[deskuamasi]], [[tekanan darah rendah]]<ref name=Low2013>{{Cite journal |last=Low |first=Donald E. |date=July 2013 |title=Toxic Shock Syndrome: Major Advances in Pathogenesis, But Not Treatment |url=https://www.criticalcare.theclinics.com/article/S0749-0704(13)00029-8/abstract |journal=[[Critical Care Clinics]] |language=en |volume=29 |issue=3 |pages=651–675 |doi=10.1016/j.ccc.2013.03.012 |pmid=23830657 |via=[[Elsevier]]}}</ref>
| complications = Syok, gagal ginjal<ref name="Mayo20355384">{{cite web |date=2022-03-23 |title=Toxic shock syndrome |url=https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/toxic-shock-syndrome/symptoms-causes/syc-20355384 |url-status=live |archive-url=https://web.archive.org/web/20230306012522/https://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/toxic-shock-syndrome/symptoms-causes/syc-20355384 |archive-date=2023-03-06 |access-date=2023-03-15 |website=[[Mayo Clinic]]}}</ref>
| onset = Cepat<ref name=Low2013/>
| duration =
| types = ''Staphylococcus'' (menstruasi dan nonmenstruasi), ''[[streptococcus]]''<ref name=Low2013/>
| causes = ''[[Streptococcus pyogenes]]'', ''[[Staphylococcus aureus]]'', dll<ref name=Low2013/><ref name=Got2018>{{Cite journal|last1=Gottlieb|first1=Michael|last2=Long|first2=Brit|last3=Koyfman|first3=Alex|date=June 2018|title=The Evaluation and Management of Toxic Shock Syndrome in the Emergency Department: A Review of the Literature|journal=[[The Journal of Emergency Medicine]] |volume=54|issue=6|pages=807–814|doi=10.1016/j.jemermed.2017.12.048|pmid=29366615|s2cid=1812988}}</ref>
| risks = [[Tampon]] yang sangat menyerap, lesi kulit pada anak kecil<ref name=Low2013/>
| diagnosis = Berdasarkan gejala<ref name=Low2013/>
| differential = [[Syok septik]], [[penyakit Kawasaki]], [[sindrom Stevens-Johnson]], [[demam Scarlet]]<ref name="Ferri9780323076999">{{cite book |last1=Ferri |first1=Fred F. |url=https://archive.org/details/ferrisdifferenti0000ferr/page/478/mode/1up |title=Ferri's Differential Diagnosis: A Practical Guide to the Differential Diagnosis of Symptoms, Signs, and Clinical Disorders |publisher=[[Mosby (imprint)|Mosby]] |year=2010 |isbn=978-0-323-07699-9 |edition=2nd |location=[[Philadelphia]] |page=478 |language=en |lccn=}}</ref>
| prevention =
| treatment = [[Antibiotik]], insisi dan drainase [[bisul|abses]], [[terapi imunoglobulin]] intravena<ref name=Low2013/>
| medication =
| prognosis = Resiko kematian: ~50% (''streptococcus''), ~5% (''staphylococcus'')<ref name=Low2013/>
| frequency = ''Staphylococcus'': 0,3 – 0,5 kasus per 100.000 populasi<br />
''Streptococcus'': 2 – 4 kasus per 100.000 populasi
| deaths =
}}
▲'''Sindrom TS''' ({{lang-en|
TSS pertama kali mendapat perhatian publik pada tahun 1970, tidak lama setelah diperkenalkannya pembalut serap tinggi.<ref name=":0">{{
TSS telah dihubungkan dengan pembedahan [[rinologi]] dan alat-alat [[medis]], dan dikaitkan dengan suatu [[eksotoksin]] berasal dari [[Staphylococcus aureus]] yang bersirkulasi dalam [[darah]] dan bersifat [[toksogenik]].{{fact}} Sebanyak 30% pasien yang menjalani pembedahan merupakan karier Staphylococcus aureus.{{fact}} Pengguna kokain, [[dekongestan topikal]], dan [[spray steroid]] memiliki tingkat karier yang lebih tinggi secara statistik dibandingkan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=a1>{{cite book|author = Gittelman PD, Jacob JB|title = Staphylococcus aureus Nasal Carriage in Patient with Rhinusinositis|edition = 7th ed. Part 1:733-6|publisher = Laryngoscope|year = 1991}}</ref>
==
TSST-1 merupakan turunan dari protein sebagai "[[pyrogenictoxin superaninen]]s"([[PTSAs]]).{{fact}} Turunan protein ini juga termasuk [[Staphylococcus enteretoxins]] (SPE) A-I, kecuali F dan [[Staphylococcus enteretoxins]] A-C dan F, melampaui
==
Pada awal tahun 1980 dilaporkan kasus TSS non menstrual yang dihubungkan dengan berbagai macam prosedur operasi, misalnya pada rinoplasti, pemakaian tampon hidung dan kondisi kesehatan, misalnya [[Radang paru-paru|pneumonia]], influenza dan infeksi.{{fact}}▼
[[Hidung]] adalah tempat yang paling sering terjadi kolonisasi Staphylococcus aureus.{{fact}} Rusaknya barier mukosa meningkatkan risiko pada pasien yang rentan TSS. Pada keadaan normal secara fisiologis silia dan mukosa blanket yang intak melapisi jalan napas dan berperan dalam mekanisme [[mucocillary clearace]] sebagai pertahanan terhadap kontak dengan [[bakteri]].{{fact}}▼
TSS dilaporkan terjadi menyusul setelah serangan influenza dan penyakit menyerupai penyakit influenza dengan angka mortalitas yag cukup signifikan (43%). Pemakaian tampon hidung juga data mengakibatkan TSS (20%-40%) pada populasi dewasa.{{fact}}▼
Pengguna kokain, dekongestan topical, steroi sparay memiliki tingkat karier terhadap S. aureus lebih tinggi secara statistik dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=IssaNC_2001>{{cite book|author = Issa NC, Thompson RL|title= Staphylococcal toxic shock syndrome: Suspicion and prevention are keys to control|edition = 4th ed. page: 55-6, 59-62|publisher = Postgrad Med.|year = 2001}}</ref>▼
== Patogenesis ==
▲[[Hidung]] adalah tempat yang paling sering terjadi kolonisasi ''Staphylococcus aureus''.{{fact}} Rusaknya
Aksi langsung yang memperlambat, menghambat pergerakan silia dan mukosa blanket akan menyebabkan organisme menetap di saluran napas dan berkembangbiak pada mukosa yang stagnant.{{fact}} Kemungkinan keringnya mukosa blanket setelah trauma operasi dan kerusakan mukosa akan mengakibatkan tidak aktifnya mucocillary clearace dan merupakan tempat masuknya toksin bakteri.{{fact}}
Tindakan yang dapat meningkatkan risiko meliputi penggunaan alat-alat medis seperti tampon hidung dan [[septal splints]].{{fact}}
Sebagian besar kasus TSS secara langsung disebabkan oleh kolonisasi atau terinfeksi Staphylococcus aureus yang mensekresi eksotoksin dan dikenal sebagai Toxic Shock Syndrome (TSST-1). Sifat biologis yang dimiliki oleh TSST-1 adalah sebagai berikut:<ref name=
Sebanyak 90% kasus TSQ akibat menstruasi ([[TSSAM]]) adalah disebabkan oleh strain ''S. aureus'' yang menghasilkan TSST-1, sedangkan pada kasus TSS non menstruasi ([[TSSANM]]), TSST-1 hanya ditemukan pada kurang dari separuh kasus.{{fact}} [[Enterotoksin]] B
Aspek paling menarik dari [[patofisiologi]] adalah [[vasolidilatas]] masif dan perpindahan cepat serum dan cairan ruang intravaskular ke ekstravaskular.{{fact}}
Hipotensi disebabkan oleh
Dibutuhan beberapa faktor untuk berkembang menjadi sindroma, yaitu:
==
TSS disebabkan oleh strain
<ref name= Cullen_2005>{{cite book|author = Cullen MM, Leopold DA MR|title = Nasal Emergencies.In: Emergencies of the Head and Neck|edition = 1th ed.page: 243-244|publisher = Mosby Inc|year = 2005}}</ref>
<ref name= Santos_1998>{{cite book|author = Santos PM, Lepore ML|title = Epitaxis.In: Head and Neck Surgey-Otolaryngology|edition = 2th ed.|publisher = Philadelphia:Lippincott-Raven Publ|year = 1998}}</ref>
Faktor predisposisi
* Influenza
* Stomatitis
Baris 56 ⟶ 82:
* [[Diabetes mellitus]]
==
Waktu rata-rata yang dibutuhkan hingga timbulnya penyakit TSS pasca bedah adalah 2 hari.{{fact}} Kasus TSS minor ringan umumnya ditandai dengan demam, menggigil mialgia, nyeri adomen, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare. Kasus TSS major dapat terjadi secara akut disertai gangguan multisistem berbagai organ dan kelainan laboratorium.<ref name=
▲Pada awal tahun 1980 dilaporkan kasus TSS non menstrual yang dihubungkan dengan berbagai macam prosedur operasi, misalnya pada rinoplasti, pemakaian tampon hidung dan kondisi kesehatan, misalnya pneumonia, influenza dan infeksi.{{fact}}
▲TSS dilaporkan terjadi menyusul setelah serangan influenza dan penyakit menyerupai penyakit influenza dengan angka mortalitas yag cukup signifikan (43%). Pemakaian tampon hidung juga data mengakibatkan TSS (20%-40%) pada populasi dewasa.{{fact}}
▲Pengguna kokain, dekongestan topical, steroi sparay memiliki tingkat karier terhadap S. aureus lebih tinggi secara statistik dibandingkan dengan mereka yang tidak menggunakannya.<ref name=IssaNC_2001>{{cite book|author = Issa NC, Thompson RL|title= Staphylococcal toxic shock syndrome: Suspicion and prevention are keys to control|edition = 4th ed. page: 55-6, 59-62|publisher = Postgrad Med.|year = 2001}}</ref>
▲Waktu rata-rata yang dibutuhkan hingga timbulnya penyakit TSS pasca bedah adalah 2 hari.{{fact}} Kasus TSS minor ringan umumnya ditandai dengan demam, menggigil mialgia,nyeri adomen, sakit tenggorokan, mual, muntah dan diare. Kasus TSS major dapat terjadi secara akut disertai gangguan multisistem berbagai organ dan kelainan laboratorium.<ref name= PerrySJ_2000>{{cite book|author = Perry SJ, Harwood AL|title = Toxic Shock Syndrome and Streptococcal Toxic Shock Syndrome.In:Emergency Medicine A Comprehensive Study Guide|edition = 5th ed. page:946-950|publisher = McGraw-Hill|year = 2000}}</ref>
Demam lebih dari 102<sup>o</sup>F (38,9<sup>o</sup>C)
* Hipotensi atau penurunan tekanan sistol sebesar 15mmHg. Stadium awal biasanya berlangsung sekitar
* Udem wajah dan ekstremitas akibat kebocoran cairan intravaskuler ke dalam ruang interstitial.
* Kelemahan
* Distensi abdomen
* 1/2 -3/4 penderita mengalami faringitis dan lidah kemerahan.
* [[Leukositosi]]
* [[Limfositopenia]]
* [[Anemia]] ringan
* Gangguan fungsi hati SGOT dan SGPT
* PTT meningkat, PT normal
* [[Azotemia]], mioglobiunia dan sedimen urin abnormal setelah terjadi gagal ginjal akut
* Gangguan elektroit
Menunjukkan
TSS didiagnosis jika 4 gejala mayor dan paling sedikit 3 gejala minor
* Gejala mayor
# Gastrointestinal, muntah atau diare pada saat onset penyakit
# Muskuler, miagia yang berat atau kadar phosphokinase keratin paling sedikit 2 kali diatas nilai normal
# Mukosa membrane, Hiperemi vagina, orofaring atau konjungtiva
# Renal, Blood rea Nitrogen(BUN) atau kreatinin paling sedikit 2 kali di atas batas normal atau sedimn urin dengan pyuria tanpa adanya
# infeksi saluran kencing
# Hematologi, Trombosit < 100.000
# Sistem saraf pusat, disorientasi atau perubahan pada kesadaran tanpa tanda fokalneurologi dengan tidak disertai adanya demam dan hipotensi.
# Serologi, tes serologi negatif untuk Rocky Mountain spotted fever. Leptopirosis dan measles
* Gejala minor:
# Demam > 38,9 <sup>o</sup>C disertai mengggil dansakit tenggorokan
# Ruam dan deskuanasi
# Myalgia, neri abdomen, ual/muntah dan diare
* Sindrom virus akut
Baris 108 ⟶ 129:
* Sindrom lupus eritematous
* [[Gastroenteritis]]
* [[Penyakit Kawasaki]]
* Demam [[scarlet staphylococcus]]
Pengobatan TSS tergantung organ yang terinfeksi dan jenis bakteri penyebabnya.<ref>{{Cite web|date=2018-12-07|title=Infeksi Bakteri|url=https://www.alodokter.com/infeksi-bakteri|website=Alodokter|access-date=2021-03-26}}</ref> Aspek pengobatan awal yang paling penting adalah penatalaksanaan syok sirkulasi segera.{{fact}} Pengawasan terus menerus atas denyut jantung, output urin, dan tekanan vena sentral.<ref name=Levin1985/><ref name=AbramAC1994/><ref name=PerrySJ_2000/><ref name=PerrySJ_2000/>
▲E.Pengobatan
▲* Mulai segera resusitasi caran secara agresif, terutama pada hipotensi
▲# Perawatan ICU: Resusitasi cairan dan pemberian oksigen dilanjutkan.
▲* Resusitasi cairan
▲# Mungkin dapat diberikan infuse dopamine dengan dosis awal 5-20 mu/kgbb bila restriksi cairan gagal memulihkan tekanan normal.
# Terapi oksigen :▼
* Untuk memaksimalkan oksigenisasi jaringan
* Untuk mengoreksi
* Terapi hiperbarik oksigen digunakan pada infeksi jaringan nekrosisi
* Monitoring jantung
* Monitorin gas darah
* Pasang kateter untuk memonitoring urin
* Tampon diangkat
* Fokus infeksi cepat dicari dan diobati segera.
* [[Amoksisilin]] dengan beta laktamase seperti
* [[Metilprednisolon]] dan immunoglobulin intravena.▼
== Prognosis<ref name=Turkington1998/><ref name=AbramAC1994/> ==
▲* Amoksisilin dengan beta laktamase seperti : klavulanat atau sulbaktam 1-2 gram, tiap 4 jam ; bila alergi terhadap penilsilin dapat diberi vankomisin atau klindamisin, 600-900 mg IV per 8 jam atau eritromisin 1 gram tiap 6 jam selama 3 hari dilanjutkan dengan diklosasilin oral atau klindamisn oral pada penderita alergi penisilin selama 10-14 hari.
▲* Metilprednisolon dan immunoglobulin intravena.
▲# Prognsisi sangat dipengaruhi oleh lamanya syok, gangguan organ sekunder, kecepatan pendeteksi dan intervensi medis yang serius.
==
{{reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Sindrom|Toxic shock]]
[[Kategori:Alergi]]
|