Suku Dayak Iban: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Asang Lawai (bicara | kontrib) Menambah gambar |
kTidak ada ringkasan suntingan |
||
(38 revisi perantara oleh 20 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox ethnic group
| group = '''Iban<br /><small>Neban / Hiban / Heban / Hivan / Hevan / Balau / Daya</small>'''
| image =
| population = sekitar '''
| popplace = '''[[Kalimantan]]''':
| region1 ='''{{flag|Malaysia}}'''<br />{{smaller|([[Sarawak]], dan sebagian kecil di [[Sabah]], [[Labuan]], dan [[Semenanjung Malaysia]])}}
| region1 = '''{{Flagcountry|Malaysia}}''' ([[Sarawak]])
| pop1 = 702.579
| ref1 = <ref>{{cite web|url=https://govdocs.sinarproject.org/documents/department-of-statistics/population-and-housing-census-of-malaysia-2020/penemuan-utama-banci-penduduk-dan-perumahan-malaysia-2020.pdf/view |title=Penemuan Utama Banci Penduduk Dan Perumahan Malaysia 2020.PDF }}</ref>
| region2 = '''{{
| pop2 = 19.978
| ref2 = <ref>{{cite web|url=https://www.kompas.id/baca/riset/2021/11/20/ekspresi-cinta-dan-kehidupan-orang-dayak-iban |title=Ekspresi Cinta dan Kehidupan Orang Dayak Iban {Id} |date=20 November 2021 |publisher=Kompas |access-date=2023-12-06}}</ref>
| region3 = '''{{
| pop3 =
| ref3 = <ref>{{cite web|url=
| languages = [[bahasa Iban|Iban]] (dominan), [[Bahasa Melayu]] dialek [[Melayu Sarawak|Sarawak]], [[Bahasa Indonesia|Indonesia]]
| religions = [[Kristen]] (khususnya [[Metodisme]], [[Anglikanisme]]), [[Katolik]]
▲| languages = [[bahasa Iban|Iban]] (dominan), [[Bahasa Melayu]] dialek [[Melayu Sarawak|Sarawak]], [[Bahasa Indonesia]],
▲| religions = [[Kristen]] (khususnya [[Metodisme]], [[Anglikanisme]]), [[Katolik]], [[Animisme]], [[Islam]]
| related = [[Suku Dayak Kantuk|Kantuk]], [[suku Dayak Mualang|Mualang]], [[suku Dayak Seberuang|Seberuang]], Bugau, Sebaru
}}
▲[[Berkas:Iban Dayak Couple.jpg|jmpl|Pasangan Iban di Kapuas Hulu, Kalimantan Barat, Indonesia.]]
'''Suku Dayak Iban''', adalah salah satu rumpun suku [[Dayak]] yang terdapat di [[Sarawak]], [[Kalimantan Barat]], dan [[Brunei]]. Kata Iban berasal dari bahasa Iban asli yang bermaksud manusia atau orang.Bangsa Iban bermaksud bangsa manusia..▼
▲'''Suku Dayak Iban''', adalah salah satu rumpun suku [[Dayak]] yang terdapat di [[Sarawak]], [[Kalimantan Barat]], dan [[Brunei]]. Kata Iban berasal dari bahasa Iban asli yang bermaksud manusia atau orang. Bangsa Iban bermaksud bangsa manusia
Iban terkenal karena mempraktikkan pengayauan dan migrasi teritorial, dan memiliki reputasi menakutkan sebagai suku yang kuat dan berhasil berperang. Sejak kedatangan orang Eropa dan kolonisasi selanjutnya di daerah tersebut, pengayauan berangsur-angsur menghilang dari praktik, meskipun banyak kebiasaan dan praktik suku lainnya serta [[bahasa Iban]] terus berkembang. Populasi Iban terkonsentrasi di negara bagian Sarawak di Malaysia , Brunei , dan provinsi Kalimantan Barat di Indonesia . Mereka secara tradisional tinggal di [[rumah panjang]] yang disebut rumah panjai atau betang (batang), Kalimantan Barat.
==Sejarah==
Orang Iban di Borneo memiliki catatan sejarah asli yang diwariskan melalui [[sastra lisan]], tulisan pada papan turai (catatan kayu), serta praktik [[adat|kebudayaan adat]] yang menjadi bagian penting dalam [[identitas]] mereka. Penelitian tentang asal-usul dan migrasi mereka telah didokumentasikan dalam berbagai sumber [[Akademi|akademik]] yang relevan, yang menggabungkan temuan dari mitos, legenda dan studi budaya serta [[linguistik]] kontemporer.<ref>{{cite web |url=http://eprints.usm.my/9122/1/LEKA_MAIN_PUISI_RAKYAT_IBAN_-_SATU_ANALISIS.pdf |title=Puisi Rakyat Iban – Satu Analisis: Bentuk Dan Fungsi |trans-title=Iban Folk Poetry – An Analysis: Form and Function |first=Chemaline Anak |last=Osup |work=[[University of Science, Malaysia]] |year=2006 |language=id}}</ref><ref>{{cite journal|title=Borneo Writing|journal=Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde|volume=121|issue=1|year=1965|pages=1–57|jstor=27860517|first=Tom|last=Harrison|doi=10.1163/22134379-90002968 |doi-access=free}}</ref>
Menurut sejarah dan legenda yang dimiliki oleh masyarakat Iban, mereka diyakini berasal dari kawasan sekitar [[Sungai Kapuas]] di [[Kalimantan Barat]]. Proses migrasi mereka ke Sarawak didorong oleh berbagai faktor, termasuk permasalahan antar-suku. Studi linguistik yang dilakukan oleh Asmah Haji Omar (1981), Rahim Aman (1997), Chong Shin, dan James T. Collins (2019), serta penelitian budaya material oleh M. Heppell (2020), menunjukkan bahwa bahasa dan budaya Iban berakar dari wilayah [[Kabupaten Kapuas Hulu|Kapuas Hulu]], mendukung pemahaman tentang sejarah migrasi mereka.<ref name="ChongShin">{{Cite journal|title=Iban as a koine language in Sarawak|year=2021|journal=Wacana, Journal of the Humanities of Indonesia|volume=22|issue=1|doi=10.17510/wacana.v22i1.985|first=Chong|last=Shin|page=102 |doi-access=free}}</ref><ref>{{Cite journal|title=Ancestry of the Iban Is Predominantly Southeast Asian: Genetic Evidence from Autosomal, Mitochondrial, and Y Chromosomes|date=8 April 2023|pmc=3031551 |last1=Simonson |first1=T. S. |last2=Xing |first2=J. |last3=Barrett |first3=R. |last4=Jerah |first4=E. |last5=Loa |first5=P. |last6=Zhang |first6=Y. |last7=Watkins |first7=W. S. |last8=Witherspoon |first8=D. J. |last9=Huff |first9=C. D. |last10=Woodward |first10=S. |last11=Mowry |first11=B. |last12=Jorde |first12=L. B. |journal=PLOS ONE |volume=6 |issue=1 |pages=e16338 |doi=10.1371/journal.pone.0016338 |pmid=21305013 |doi-access=free }}</ref><ref>{{Cite web|title=Ngepan Batang Ai (Iban Women Traditional Attire)|date=8 April 2023|url=https://ir.unimas.my/id/eprint/29050/1/Ngepan%20Batang%20Ai%20(Iban%20Women%20Traditional%20Attire)%20Presentation%20through%20light%20painting%20photography%20(24%20pgs).pdf}}</ref>
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Benedict Sandin (1968), migrasi orang Iban dari Pegunungan [[Kabupaten Kapuas Hulu|Kapuas Hulu]] diperkirakan dimulai pada dekade 1750-an. Para pemukim pertama tercatat memasuki daerah Batang Lupar dan mendirikan pemukiman di sekitar Sungai Undop. Dalam kurun waktu lima generasi, mereka meluaskan pemukiman mereka ke arah barat, timur, dan utara, mendirikan komunitas baru di sepanjang anak-anak sungai Batang Lupar, Batang Sadong, Saribas dan Batang Layar.<ref name="ChongShin"/>
Pada abad ke-19, selama pemerintahan [[Raja Putih|keluarga Brooke]], orang Iban mulai bergerak menuju [[Sungai Rajang|lembah Rejang]] melalui hulu Sungai Katibas, Batang Lupar, dan Sungai Saribas. Berdasarkan catatan yang ada, sejak tahun 1870-an populasi besar orang Iban mulai menetap di sekitar Sungai Mukah dan Oya. Selanjutnya, pada awal abad ke-20, pemukiman Iban berkembang menuju Tatau, Kemena ([[Bintulu]]) dan Balingan. Pada pergantian abad ke-20, orang Iban juga meluaskan wilayah pemukimannya ke [[Limbang|Sungai Limbang]] dan lembah Baram di utara Sarawak.<ref name="ChongShin"/>
==Budaya dan adat istiadat==
Kekerabatan dalam masyarakat Dayak dapat ditelusuri pada kedua garis silsilah ( tusut ). Meskipun dalam masyarakat Dayak Iban, laki-laki dan perempuan memiliki hak yang sama dalam status dan kepemilikan properti, jabatan politik secara ketat merupakan pekerjaan patriark tradisional Iban. Ada dewan tetua di setiap rumah panjang.
Secara keseluruhan, kepemimpinan Dayak di setiap daerah ditandai dengan gelar, Penghulu misalnya akan menginvestasikan otoritas atas nama jaringan Tuai Rumah dan seterusnya ke Pemancha, Pengarah ke Temenggung dalam urutan menaik sementara Panglima atau Orang Kaya (Rekaya ) adalah gelar yang diberikan oleh orang Melayu kepada beberapa orang Dayak.
Masing-masing kelompok Dayak memiliki sistem sosial dan hirarki yang didefinisikan secara internal, dan ini sangat berbeda dari Iban ke Ngaju dan Benuaq ke Kayan.
Ciri yang paling menonjol dari organisasi sosial Dayak adalah praktik domisili [[Rumah Panjang]] . Ini adalah struktur yang ditopang oleh tiang-tiang kayu keras yang panjangnya bisa ratusan meter, biasanya terletak di sepanjang tepi sungai yang bertingkat . Di satu sisi ada platform komunal yang panjang, dari mana setiap rumah tangga dapat dijangkau.
Orang Iban di Kapuas dan Sarawak telah mengorganisir pemukiman Rumah Panjang mereka sebagai tanggapan atas pola migrasi mereka. Ukuran rumah panjang Iban bervariasi, mulai dari yang panjangnya sedikit lebih dari 100 meter hingga pemukiman besar yang panjangnya lebih dari 500 meter. Rumah panjang memiliki pintu dan apartemen untuk setiap keluarga yang tinggal di rumah panjang tersebut. Misalnya, rumah panjang 200 pintu setara dengan pemukiman 200 keluarga.
Tuai rumah (kepala rumah panjang) dapat dibantu oleh seorang tuai burong (pemimpin burung), tuai umai (pemimpin petani), dan seorang manang (dukun).
Suku Dayak adalah masyarakat yang cinta damai yang hidup berdasarkan aturan adat atau adat asal yang mengatur setiap kegiatan pokoknya. Adat dikelola oleh tuai rumah dibantu oleh Dewan Tetua di rumah panjang sehingga setiap perselisihan dapat diselesaikan secara damai di antara penghuni sendiri melalui berandau (diskusi). Jika tidak tercapai penyelesaian di tingkat kepala rumah panjang, maka perselisihan akan meningkat ke pemimpin yang lebih senior di tingkat daerah atau pengulu (kepala distrik) di zaman modern dan seterusnya.
Di antara bagian utama dari adat adat Dayak Iban adalah sebagai berikut:
*Adat berumah (Aturan bangunan rumah)
*Adat melah pinang, butang ngau sarak (Perkawinan, perzinahan, dan aturan perceraian)
*Adat beranak (Aturan melahirkan dan membesarkan)
*Adat bumai dan beguna tanah (Aturan pertanian dan tata guna lahan)
*Adat ngayau (Aturan Pengayauan) dan adaptasi ngintu anti Pala (menjaga tengkorak kepala)
*Adat ngasu, berikan, ngembuah dan napang (Peraturan berburu, menangkap ikan, mengumpulkan buah dan madu)
*Adat tebalu, ngetas ulit ngau beserarak bungai (Janda/duda, aturan duka dan perpisahan jiwa)
*Adat begawai (aturan festival)
Adat idup di rumah panjai (Tatanan kehidupan dalam aturan rumah panjang)
*Adat betenun, lama utama, kajat ngau taboh (Menenun, waktu lampau, aturan tari dan musik)
*Adat beburong, bemimpi ngau becenaga ati babi (Pertanda burung dan hewan, aturan mimpi dan hati babi)
*Adat belelang (Aturan Perjalanan)
[[Pengayauan]] adalah bagian penting dari budaya Dayak, khususnya Iban dan [[Kenyah]] . Asal usul pengayauan di Dayak Iban diyakini berasal dari kisah seorang kepala suku bernama Serapoh yang diminta oleh roh untuk mendapatkan kepala segar untuk membuka guci duka tetapi sayangnya membunuh seorang anak laki-laki Kantu yang didapatnya dengan menukarnya dengan guci tersebut. tujuan yang dibalas oleh Kantu dan dengan demikian memulai praktik pengayauan.<ref name="gnmawar.wordpress.com">{{cite web |url=http://gnmawar.wordpress.com/adat-iban/origin-of-adat-iban-part-3/ |title=Origin of Adat Iban: Part 3 |date=12 June 2006 |work=Iban Cultural Heritage |access-date=3 December 2016}}</ref> Pemerintahan Belanda di Kalimantan melalui perjanjian di [[Tumbang Anoi]] membatasi tradisi ini.
<gallery>
Baris 77 ⟶ 73:
* [http://protomalayans.blogspot.com/2012/06/asal-usul-rumpun-dayak-iban-ibanic.html Asal Usul Rumpun Dayak Iban (Ibanic) ]
=== Referensi ===
{{reflist}}
{{suku-stub}}
[[Kategori:Dayak|Iban]]
[[Kategori:
[[Kategori:
[[Kategori:Suku bangsa di Kalimantan Barat]]
|