Dīghanikāya: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
→Pranala luar: +{{Sedang ditulis}} |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(9 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Tripitaka Pali|sutta}}
{{Buddhisme Theravada}}
Kitab '''Dīghanikāya''' ([[Bahasa Pali|Pali]] untuk "'''Kumpulan Panjang'''"; disingkat '''DN'''), juga ditulis sebagai '''Dīgha Nikāya''',
== Gambaran umum ==
Dīghanikāya terdiri dari 34<ref name="dn">{{Cite web|title=Digha Nikaya: The Long Discourses|url=http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2015-12-12}}</ref> kumpulan diskusi-diskusi yang dibagi menjadi tiga kelompok:
* Sīlakkhandha-vagga — Bab mengenai Moralitas (DN 1-13);<ref name="dn" /><ref name=":0" /> dinamai berdasarkan gambaran terkait moralitas para biksu yang tertulis dalam setiap setiap ''sutta''-''sutta''-nya (secara teori; dalam kenyataannya, tidak tertulis lengkap); sebagian besar, moralitas tersebut menuntun kepada [[jhana|''jhāna'']] (pencapaian utama dalam meditasi [[samatha|''samatha'']]), pengembangan kemampuan batiniah dan menjadi seorang [[Arahat]].
* Mahā-vagga — Bab Besar (DN 14-23)<ref name="dn" /><ref name=":1" />
* Pāthika-vagga — Bab Pāthika (DN 24-34)<ref name="dn" /><ref name=":2" />
=== Paralel ===
Baris 17:
! rowspan="2" |{{abbr|No.|Number}} ''sutta''
!Judul [[bahasa Pali]]
!Judul [[bahasa
|-
! colspan="2" |Deskripsi<ref name=":0">{{Cite web|title=Sīlakkhandhavagga - Dīghanikāya|url=https://suttacentral.net/dn-silakkhandhavagga|website=SuttaCentral|language=|access-date=2025-01-06}}</ref><ref name=":1">{{Cite web|title=Mahāvagga - Dīghanikāya|url=https://suttacentral.net/dn-mahavagga|website=SuttaCentral|language=|access-date=2025-01-06}}</ref><ref name=":2">{{Cite web|title=Pāthikavagga - Dīghanikāya|url=https://suttacentral.net/dn-pathikavagga|website=SuttaCentral|language=|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
| colspan="3" |'''Sīlakkhandha-vagga'''
|-
| rowspan="2" |DN 1
|[[Brahmajāla Sutta]]<ref name="brahmajala">{{Cite web|title=Brahmajāla Sutta: The All-embracing Net of Views|url=http://www.accesstoinsight.org/tipitaka/dn/dn.01.0.bodh.html|website=www.accesstoinsight.org|access-date=2015-12-12}}</ref>
|
|-
| colspan="2" |Ketika orang-orang mungkin memuji atau mengkritik [[Sang Buddha]], mereka cenderung memusatkan perhatian pada hal-hal sepele. Sang Buddha menyajikan analisis [[Pandangan (Buddhisme)#Pandangan salah|62 jenis pandangan-salah]], cara agar seseorang terlepas dari spekulasi yang tidak berarti.
|-
| rowspan="2" |DN 2
|[[Sāmaññaphala Sutta]]<ref>{{Cite web|title=English translation of DN 2, "The Fruits of Recluseship"|url=https://suttacentral.net/en/dn2|website=Sutta Central|access-date=2015-12-15}}</ref>
|Buah Kehidupan Tanpa Rumah
|-
| colspan="2" |
|-
| rowspan="2" |DN 3
|[[Ambaṭṭha Sutta]]<ref>{{Cite web|title=English translation of DN 3, "To Ambaṭṭha"|url=https://suttacentral.net/dn3/en/sujato?layout=plain&reference=none¬es=asterisk&highlight=false&script=latin|website=Sutta Central|access-date=2015-12-15}}</ref>
|Tentang Ambaṭṭha
|-
| colspan="2" |Seorang siswa [[brahmana]] muda menyerang [[Keluarga Siddhattha Gotama|keluarga Buddha]], tetapi kelancangannya terbalas.
|-
| rowspan="2" |DN 4
|[[Soṇadaṇḍanta Sutta]]<ref>{{Cite web|title=English translation of DN 4, "To Soṇadaṇḍa"|url=https://suttacentral.net/en/dn4|website=Sutta Central|access-date=2015-12-27}}</ref>
|Tentang Soṇadaṇḍa
|-
| colspan="2" |Seorang brahmana terkenal mengunjungi Sang Buddha, meskipun para brahmana lainnya merasa keberatan. Mereka membahas arti sebenarnya dari menjadi seorang brahmana, dan Sang Buddha dengan terampil menariknya ke sudut pandang-Nya sendiri.
|-
| rowspan="2" |DN 5
|[[Kūṭadanta Sutta]]<ref>[https://suttacentral.net/dn5/en/tw_rhysdavids?lang=en&reference=none&highlight=false Kutadanta Sutta (tr.T.W. Rhys Davids).]</ref>
|Tentang Kūṭadanta
|-
| colspan="2" |Seorang brahmana ingin melakukan [[Pengurbanan hewan|pengurbanan]] besar, dan meminta nasihat Buddha. Sang Buddha menceritakan legenda masa lalu ketika seorang raja dibujuk untuk menghentikan pengorbanan yang kejam. Raja itu akhirnya menggunakan sumber dayanya untuk mendukung warga yang membutuhkan di kerajaannya. Namun, bahkan pengorbanan yang bermanfaat dan tanpa-kekerasan tidak ada artinya jika dibandingkan dengan pengorbanan spiritual untuk melepaskan [[Kemelekatan (Buddhisme)|kemelekatan]].
|-
| rowspan="2" |DN 6
|[[Mahāli Sutta]]<ref>[https://suttacentral.net/dn6/en/sujato?lang=en&layout=plain&reference=none¬es=asterisk&highlight=false&script=latin Mahali Sutta (tr. Bhikkhu Sujato).]</ref>
|Tentang Mahāli
|-
| colspan="2" |Sang Buddha menjelaskan kepada berbagai kelompok [[umat awam]] tentang hasil [[Meditasi (Buddhisme)|meditasi]] yang bergantung pada cara pengembangan. Sang Buddha menjelaskan kepada berbagai kelompok umat awam tentang hasil meditasi yang bergantung pada cara pengembangan.
|-
| rowspan="2" |DN 7
|[[Jāliya Sutta]]
|Tentang Jāliya
|-
| colspan="2" |Ketika ditanya oleh dua orang Brahmana apakah jiwa dan tubuh itu sama atau berbeda, Sang Buddha menjelaskan jalan menuju [[Kebijaksanaan (Buddhisme)|kebijaksanaan]], dan bertanya apakah orang yang telah memenuhinya akan peduli dengan pertanyaan-pertanyaan semacam itu.
|-
| rowspan="2" |DN 8
|[[Mahāsīhanāda Sutta]]
(alt: Kassapa Sīhananāda Sutta atau Sīhanāda Sutta)
|Khotbah Panjang Auman Singa
|-
| colspan="2" |Sang Buddha ditantang oleh seorang [[Jainisme|petapa telanjang]] mengenai topik pertapaan spiritual. Beliau menunjukkan bahwa sangat mungkin untuk melakukan semua jenis latihan keras tanpa memiliki kemurnian batin.
|-
| rowspan="2" |DN 9
|[[Poṭṭhapāda Sutta]]<ref>{{Cite web|title=English translation of DN 9, "To Poṭṭhapada"|url=https://suttacentral.net/en/dn9|website=Sutta Central|access-date=2015-12-15}}</ref>
|Tentang Poṭṭhapāda
|-
| colspan="2" |Sang Buddha berdiskusi dengan seorang pengembara mengenai sifat dan cara [[Persepsi (Buddhisme)|persepsi]] berkembang melalui kondisi meditatif yang lebih dalam. Namun, [[Tanpa atma|tidak satu pun persepsi patut diidentifikasi sebagai diri atau roh]].
|-
| rowspan="2" |DN 10
|[[Subha Sutta]]<ref>[https://suttacentral.net/dn10/en/sujato?lang=en&layout=plain&reference=none¬es=asterisk&highlight=false&script=latin Subha Sutta (tr.Bhikkhu Sujato).]</ref>
|Tentang Subha
|-
| colspan="2" |Tak lama setelah wafatnya Sang Buddha, Yang Mulia [[Ānanda]] diundang untuk menjelaskan ajaran-ajaran inti.
|-
| rowspan="2" |DN 11
|[[Kevatta_Sutta|Kevaṭṭa Sutta]]<ref>[https://www.dhammatalks.org/suttas/DN/DN11.html Kevatta Sutta (tr. Ṭhānissaro Bhikkhu).]</ref>
alt: Kevaḍḍha Sutta
|Tentang Kevaddha
|-
| colspan="2" |Sang Buddha menolak untuk menampilkan [[Mukjizat Buddha Gotama|mukjizat]], menjelaskan bahwa cara teresebut bukanlah cara yang tepat untuk membangkitkan [[Keyakinan dalam Buddhisme|keyakinan]]. Beliau melanjutkan dengan menceritakan kisah tentang seorang ''[[Biksu|bhikkhu]]'' yang salah arah sampai ke alam [[Brahma (Buddhisme)|brahma]].
|-
| rowspan="2" |DN 12
|[[Lohicca_Sutta|Lohicca Sutta]]<ref>{{Cite web|title=English translation of DN 12, "Lohicca"|url=https://suttacentral.net/en/dn12|website=Sutta Central|access-date=2015-12-15}}</ref>
|
|-
| colspan="2" |Seorang brahmana telah jatuh ke dalam pemikiran bahwa tidak ada gunanya mencoba menawarkan bantuan spiritual kepada orang lain. Sang Buddha pergi menemuinya, dan meyakinkannya tentang manfaat sejati dari ajaran spiritual.
|-
| rowspan="2" |DN 13
|[[Tevijja_Sutta|Tevijja Sutta]]
|Tiga Pengetahuan
|-
| colspan="2" |
|-
| colspan="3" |'''Mahā-vagga'''
|-
| rowspan="2" |DN 14
|[[Mahapadana_Sutta|Mahāpadāna Sutta]]
|Khotbah Panjang tentang Silsilah
|-
| colspan="2" |
|-
| rowspan="2" |DN 15
|[[
|Khotbah Panjang tentang Asal-Mula
|-
| colspan="2" |Menolak klaim Yang Mulia [[Ānanda]] yang berkata sudah dapat memahami [[Kemunculan Bersebab]] (''paṭiccasamuppāda'') secara mudah, Sang Buddha menyajikan analisis yang kompleks dan sulit, mengungkap nuansa dan implikasi tersembunyi dari ajaran utama ini.
|-
| rowspan="2" |DN 16
|[[
|Wafat Agung
|-
| colspan="2" |Diskursus terpanjang dari semua diskursus, narasi yang diperluas ini menceritakan tentang peristiwa seputar wafatnya Buddha. Penuh dengan perincian yang hidup dan mengharukan, teks ini adalah titik masuk yang ideal untuk mengenal pribadi Buddha, dan memahami bagaimana umat Buddha menghadapi kepergian-Nya.
|-
| rowspan="2" |DN 17
|[[
|Kemegahan Agung
|-
| colspan="2" |
|-
| rowspan="2" |DN 18
|[[Janavasabha_Sutta|Janavasabha Sutta]]
|Tentang Janavasabha
|-
| colspan="2" |Raja [[Bimbisara]] dari [[Kerajaan Magadha|Magadha]], yang terlahir kembali sebagai dewa Janavasabha, memberi tahu Sang Buddha bahwa ajarannya telah menghasilkan peningkatan jumlah orang yang terlahir kembali sebagai [[Dewa (Buddhisme)|dewa]]. Dimulai dengan cerita tentang nasib para murid yang baru saja meninggal dunia, pembahasan beralih ke diskusi tentang Dhamma yang dipegang oleh para dewa.
|-
| rowspan="2" |DN 19
|[[
|Pelayan Mulia
|-
| colspan="2" |
|-
| rowspan="2" |DN 20
|[[
|Pertemuan Agung
|-
| colspan="2" |Ketika para dewa dari semua alam berkumpul untuk memberi hormat kepada Sang Buddha, Beliau memberikan serangkaian syair yang menggambarkan para dewa. Syair-syair ini, yang biasanya dilantunkan di negara-negara [[Theravāda|Theravādin]], memberikan salah satu penjelasan paling rinci mengenai dewa-dewi yang disembah pada zaman Sang Buddha.
|-
| rowspan="2" |DN 21
|[[Sakkapanha_Sutta|Sakkapañha Sutta]]<ref>[https://www.dhammatalks.org/suttas/DN/DN21.html Sakkapanha Sutta (tr. Ṭhānissaro Bhikkhu).]</ref>
|Pertanyaan Sakka
|-
| colspan="2" |Setelah mendengar lagu cinta dari dewa musik, Sang Buddha terlibat dalam diskusi mendalam dengan [[Sakka (Buddhisme)|Sakka]] (raja para dewa, versi Buddhis dari dewa [[Indra]]) tentang asal muasal yang terkondisi dari [[Kemelekatan (Buddhisme)|kemelekatan]] dan [[Penderitaan (Buddhisme)|penderitaan]].
|-
| rowspan="2" |DN 22
|[[Mahasatipatthana_Sutta|Mahasatipaṭṭhāna Sutta]]<ref>[https://www.dhammatalks.org/suttas/DN/DN22.html Mahasatipatthana Sutta (tr. Ṭhānissaro Bhikkhu).]</ref>
|Khotbah Panjang tentang Landasan-landasan Perhatian
|-
| colspan="2" |Sang Buddha merinci faktor ketujuh dari [[Jalan Mulia Berunsur Delapan]], [[Satipaṭṭhāna|meditasi perhatian-penuh]]. Diskursus ini pada dasarnya identik dengan [[Majjhimanikāya|MN]] 10, dengan penambahan bagian yang diperluas tentang [[Empat Kebenaran Mulia]] yang diturunkan dari [[Majjhimanikāya|MN]] 141.
Teks yang menjadi dasar dari salah satu tradisi meditasi ''[[vipassanā]]'' [[Myanmar|Burma]]; banyak orang membacakannya kepada mereka yang telah meninggal dunia.<ref>Malalasekera, ''Dictionary of Pali Proper Names'', volume II, page 564</ref>
|-
| rowspan="2" |DN 23
|[[Payasi|Pāyāsi Sutta]]
alt:
|Tentang Pāyāsi
|-
| colspan="2" |Diskursus ini berisi debat yang panjang dan menghibur antara seorang ''bhikkhu'' dan seorang [[Skeptisisme|skeptis]], yang berusaha dengan keras dan aneh untuk membuktikan bahwa tidak ada yang namanya kehidupan setelah kematian. Diskursus ini berisi rangkaian perumpamaan dan permisalan yang penuh warna.
|-
| colspan="3" |'''Pāthika-vagga'''
|-
| rowspan="2" |DN 24
|[[
alt:
|Tentang Pāṭikaputta
|-
| colspan="2" |Ketika Sunakkhatta mengancam untuk melepas jubahnya, Sang Buddha tidak terkesan. Menolak untuk menampilkan asketisme atau kekuatan menakjubkan yang mencolok, Beliau menunjukkan keunggulan-Nya.
|-
| rowspan="2" |DN 25
|[[
alt: Udumbarika Sīhanāda Sutta
|Auman Singa kepada Penduduk Udumbarika
|-
| colspan="2" |Diskursus ini memberikan contoh dialog antaragama yang sangat baik. Sang Buddha menegaskan bahwa Beliau tidak tertarik untuk membuat siapa pun melepaskan guru atau latihan mereka. Beliau hanya tertarik untuk membantu orang-orang melepaskan [[Penderitaan (Buddhisme)|penderitaan]] mereka.
|-
| rowspan="2" |DN 26
|[[Cakkavatti_Sihanada_Sutta|Cakkavatti Sihanada Sutta]]<ref>[https://www.dhammatalks.org/suttas/DN/DN26.html Cakkavatti Sihanada Sutta (tr. Ṭhānissaro Bhikkhu).]</ref>
|Pemutaran Roda
|-
| colspan="2" |Dalam penyampaian ilustrasi seseorang yang bergantung pada diri sendiri, Sang Buddha memberikan penjelasan rinci tentang jatuhnya garis keturunan raja di masa lalu, dan kemerosotan masyarakat selanjutnya. Proses ini, bagaimanapun, belum berakhir, seperti yang diprediksi Buddha bahwa pada akhirnya masyarakat akan jatuh ke dalam kekacauan total. Namun, jauh di masa depan, Buddha lain, [[Metteyya]], akan muncul di masa yang damai dan berlimpah.
|-
| rowspan="2" |DN 27
|[[Aggañña_Sutta|Aggañña Sutta]]
|Pengetahuan tentang Asal-usul
|-
| colspan="2" |Berbeda dengan mitologi egois brahmana di masa lalu, Sang Buddha menyajikan kisah evolusi yang menunjukkan bagaimana pilihan-pilihan manusia merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari keseimbangan ekologis, dan bagaimana [[Nafsu (Buddhisme)|keserakahan]] yang berlebihan menghancurkan [[Niyāma|tatanan alam]].
|-
| rowspan="2" |DN 28
|[[Sampasadaniya_Sutta|Sampasādaniya Sutta]]
|Keyakinan Tenang
|-
| colspan="2" |Sesaat sebelum meninggal dunia, Yang Mulia [[Sāriputta]] mengunjungi Sang Buddha dan mengucapkan sanjungan yang mengharukan dari guru agung-Nya.
|-
| rowspan="2" |DN 29
|[[Pasadika_Sutta|Pāsādika Sutta]]<ref>[https://www.dhammatalks.org/suttas/DN/DN29.html Pasadika Sutta (tr. Ṭhānissaro Bhikkhu).]</ref>
|Khotbah yang Menggembirakan
|-
| colspan="2" |Menyusul wafatnya [[Mahawira|Nigaṇṭha Nātaputta]], pemimpin [[Jainisme]], Sang Buddha menekankan stabilitas dan kedewasaan umat-Nya sendiri. Beliau mendorong para umat untuk bersatu setelah wafatnya Beliau dan melafalkan Dhamma secara harmonis.
|-
| rowspan="2" |DN 30
|[[Lakkhana_Sutta|Lakkhaṇa Sutta]]
|Tanda-tanda Manusia Luar Biasa
|-
| colspan="2" |Menyajikan ramalan brahmanis tentang Manusia Agung, dan menjelaskan 32 tanda secara rinci. Diskursus ini berisi beberapa bentuk ayat terbaru dan terkompleks dalam [[Tripitaka Pali]].
|-
| rowspan="2" |DN 31
|[[
alt:
|Kepada Sigālaka
|-
| colspan="2" |Sang Buddha bertemu dengan seorang pemuda yang sedang memberi [[Pelimpahan jasa|penghormatan kepada orang tuanya]] yang telah meninggal dunia dengan melakukan serangkaian ritual. Sang Buddha merombak ritual yang tidak bermakna sesuai [[Kebajikan (Buddhisme)|kerangka perbuatan-baik]]. Diskursus ini merupakan diskursus tentang [[Sila (Buddhisme)|moralitas]] yang paling rinci untuk [[Upasaka-upasika|umat awam]].
|-
| rowspan="2" |DN 32
|[[Āṭānāṭiya Sutta]]
|Syair-syair Perlindungan Āṭānāṭiyā
|-
| colspan="2" |Makhluk ''[[Yaksa|yakkha]]'' mengadakan pertemuan, dan memperingatkan Sang Buddha bahwa, karena tidak semua makhluk-bukan-manusia ramah, para ''bhikkhu'' harus mempelajari [[Paritta|syair-syair perlindungan]];
Teks ini menjadi dasar pembentukan tradisi [[mandala]] atau lingkaran perlindungan dalam aliran Buddhis lain, dan versi ''sutta'' ini ditafsirkan menjadi suatu praktik [[Vajrayana|tantra]] di [[Buddhisme Tibet]] dan [[Buddhisme di Jepang|Buddhisme Jepang]].<ref>Skilling, ''Mahasutras'', volume II, bagian I & II, 1997, Pali Text Society, Bristol, hlm. 84n, 553ff, 617ff</ref>
|-
| rowspan="2" |DN 33
|[[
|Mengulang Bersama
|-
| colspan="2" |Sang Buddha mendorong Yang Mulia [[Sāriputta]] untuk mengajar para ''bhikkhu'', dan Beliau menawarkan daftar panjang ajaran Buddhis yang disusun dalam urutan berangka.
[[L. S. Cousins]] secara tentatif mengusulkan<ref>Pali oral literature, dalam ''Buddhist Studies'', ed Denwood & Piatigorski, Curzon, London, 1982/3</ref> bahwa ini adalah ''sutta'' pertama yang disusun sebagai suatu teks sastra, pada Sidang Kedua, teorinya adalah bahwa ''sutta'' pada awalnya lebih merujuk pada sebuah pola ajaran daripada sebuah kumpulan sastra; ''sutta'' diajarkan oleh Sāriputta atas permintaan Buddha, dan memberikan daftar yang disusun secara ber-angka dari satu hingga sepuluh (lihat [[Aṅguttaranikāya]]); pada aliran Buddhis lain, teks paralelnya digunakan sebagai dasar untuk penyusunan salah satu kitab [[Abhidharma]]<nowiki/>piṭaka mereka.
|-
| rowspan="2" |DN 34
|[[Dasuttara Sutta]]<ref>{{Cite web|title=DN34 Dasuttara Sutta: Expanding Decades|url=http://www.palicanon.org/en/sutta-pitaka/transcribed-suttas/digha-nikaya/149-dn-16-mahparinibbna-sutta-the-great-passing-the-buddhas-last-days.html|website=www.palicanon.org|access-date=2015-12-12}}</ref>
|Memperluas Kelompok Sepuluh
|-
| colspan="2" |Diskursus ini mirip dengan yang sebelumnya, tetapi dengan cara menjelaskan yang berbeda. Ada sepuluh kategori, dan setiap penomoran memiliki satu daftar di masing-masing; materi dari ''sutta'' ini juga dikutip dalam kitab [[Paṭisambhidāmagga]]. Kedua diskursus ini (DN 33 dan 34) merupakan pelopor beberapa metode [[Abhidhamma Theravāda]].
|}
== Terjemahan ==
Baris 261 ⟶ 271:
== Pranala luar ==
{{wikiquote}}
* [https://tipitaka.lk/dn Dīgha Nikāya lengkap dalam bahasa Pali dan terjemahan bahasa Sinhala di tipitaka.lk]
* [https://web.archive.org/web/20100222091654/http://www.metta.lk/tipitaka/2Sutta-Pitaka/1Digha-Nikaya/index.html Dīgha Nikāya dalam bahasa Pali dan Inggris di metta.lk]
Baris 274 ⟶ 283:
[[Kategori:Kitab Buddhisme Theravada]]
[[Kategori:Buddhisme]]
__INDEKS__
|