Emiria Soenassa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul) |
||
(28 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| birth_name = Emiria Emma Wihelmina Pareira
| birth_date = {{Birth year|1891}}<ref name=":0" />
| birth_place = [[Tanawangko]],
| disappeared_date = <!-- {{Disappeared date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal menghilang diikuti tanggal lahir) -->
| disappeared_place =
| disappeared_status =
| death_date = 7 April 1964
| death_place = [[Lampung]]
| death_cause =
| body_discovered =
Baris 27:
| ethnicity = <!-- Penulisan kesukuan harus didukung bukti catatan kaki dari sumber yang reliabel -->
| citizenship =
| education = *
* Pendidikan perawat di Rumah Sakit Cikini Jakarta,
* Belajar Tari ballet di Dalcroze School, Brussel, Belgia,
Baris 96:
}}
'''Emiria Soenassa''' (
== Kehidupan pribadi ==
Emiria lahir di Tanawangko, Minahasa, [[Sulawesi Utara]], kepada seorang Sultan Tidore. Ia lahir dalam kemewahan dengan statusnya sebagai bangsawan.<ref name=":2" />
Emiria, oleh ayahnya, hanya diperkenankan mengenyam pendidikan formal sampai kelas 3 di [[Europeesche Lagere School]]. Pada tahun 1912–1924 ia mengikuti pendidikan perawat di [[Rumah Sakit Primaya PGI Cikini]], Jakarta. Dua tahun kemudian, ia menikah dengan seorang diplomat asing yang pernah dirawatnya, lantas pasangan ini pun berangkat ke Eropa. Di Eropa, Emiria belajar tari balet di Dalcroze School, Brussel, Belgia.<ref name=":2">{{Cite web|last=Setiyono|first=Budi|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=http://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://archive.is/yQgP8|archive-date=2025-01-06|access-date=2025-01-06}}</ref>
Setelah bercerai dengan suaminya, pada 1920-an, Emiria kembali ke Hindia Belanda dan dikabarkan bahwa selama 1920an-1930-an Emiria menjelajahi Nusantara, bekerja di perkebunan dan pertambangan serta hidup dengan suku Dayak di Kalimantan dan suku Kubu di Sumatera Selatan.<ref>“Bertjakap-tjakap dengen Prinses Tidore tentang Daerahnja: Irian,” Starweekly, no. 203, 20 November 1949, hlm. 10.</ref>
Emiria kembali ke tanah air dan bertemu dengan Guillaume Frederic Pijper, seorang Kepala Kantor Urusan Bumiputra, yang sangat menyukai seni. Pertemuannya dengan Pijper mulai membuat Emiria terdorong untuk melukis.<ref name=":1">{{Cite web|last=Agnes|first=Tia|title=5 Fakta Pelukis Emiria Sunassa di Hari Perempuan Internasional|url=https://hot.detik.com/art/d-5973454/5-fakta-pelukis-emiria-sunassa-di-hari-perempuan-internasional|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2024-06-02}}</ref> Karier kepelukisan Emiria didanai dengan sebuah perkebunan di Halmahera yang dimiliki keluarganya.<ref name=":2" />
[[File:Djawa Baroe 1943-1945 - 1-5-1943.jpg|thumb|Halaman dari majalah ''[[Djawa Baroe]]'' edisi 1 Mei 1943, menggambarkan Emiria Soenassa sebagai seorang seniman (bawah).]]
Emiria dikatakan pernah bergabung di [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia|Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi)]].<ref name=":0">https://nasional.kompas.com/read/2010/10/27/14070768/fakta.dan.mitos.emiria.soenassa</ref> Dalam hal ini, ia dikatakan sebagai satu dari tiga seniman perempuan di Persagi, selain [[Saptarita Latif]] dan [[Trijoto Abdullah|Tridjoto Abdullah]]. Arsiparis seni [[Indonesian Visual Art Archive]] mendaftarkan namanya sebagai salah satu anggota awal ketika organisasi tersebut lahir pada tahun 1938. Namun, [[Sindoedarsono Soedjojono]], sekretaris Persagi pada masa itu, diketahui pernah memberikan tanda silang pada namanya ketika [[Sanento Yuliman]] mencoba memastikan keanggotaannya. Tanda silang itu menyatakan bahwa Soedjojono tidak setuju bahwa Emiria pernah bergabung di Persagi. Pelukis [[Basuki Resobowo]] menguatkan pernyataan ini dengan menyatakan bahwa [[Agus Djaya]], ketua Persagi, serta Soedjojono, sering sembrono memasukkan nama anggota ke dalam daftar Persagi pada masa itu.<ref name=":5" />
Namun demikian, Emiria tetap tercatat berpameran dengan Persagi. Pada tahun 1940, ia mengadakan pameran pertamanya bersama Persagi di toko buku [[G. Kolff & Co.]].<ref name=":1" /><ref name=":5" />
Persagi sendiri diubah menjadi [[Keimin Bunka Shidōsho]] pada [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|masa penjajahan Jepang]]. Meskipun keanggotaannya di Persagi sebelumnya diragukan, tetapi ia tercatat sebagai satu-satunya perempuan yang berpameran melalui Shidosho selama 60 hari, dimulai pada 29 Agustus 1942.<ref name=":5" /><ref>{{Cite web|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=https://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-06-02}}</ref>
== Kritik dan penerimaan ==
Ciri khas lukisan Emiria adalah perombakannya terhadap seni primitif menjadi karya seni yang lebih modern. Oleh karena itu, karyanya sering digambarkan sebagai gabungan seni modern pribumi dan neo-primitif.<ref name="historia"></ref>
== Daftar karya ==
===
{| class="wikitable"
|+
!Judul
!Tahun
!Kolektor
!Catatan
!Referensi
|-
|''Pasar''
| rowspan="2" |Masa [[pendudukan Jepang di Indonesia]] (1942–1945)
|
|Mendapat penghargaan dari ''Keimin Bunka Shidoso''
| rowspan="2" |<ref name=":3">[http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/emiria-soenassa Emiria Soenassa, Indonesian Visual Art Archive]</ref><ref name=":4">{{Cite web|last=Rachman|first=Fathur|date=2022-07-06|title=Siapakah Emiria Soenassa? Usmar Ismail: Setara Kartini dan Chairil Anwar|url=https://www.tempo.co/teroka/siapakah-emiria-soenassa-usmar-ismail-setara-kartini-dan-chairil-anwar-327954|website=Tempo|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Angklung''
|
|Mendapat penghargaan dari ''Djawa Shunbun Sjo''
|-
|''Mutiara Bermain''
|1946
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Potret Wanita Tua''
|sekitar 1930–1960
|[[Nasirun]]<ref name=":6">{{Citation|title=Emiria Sunassa {{!}} Painting “the Other” in a Decolonising Indonesia|url=https://www.youtube.com/watch?v=N0aIo8YelB8|date=2023-06-04|accessdate=2025-01-06|last=National Gallery Singapore}}</ref>
|
| rowspan="2" |<ref name=":7">{{Cite web|last=Joesoef|first=Milla|date=2023-01-27|title=Perupa Perempuan Indonesia: Emiria Soenassa|url=https://suluhperempuan.org/2023/01/27/perupa-perempuan-indonesia-emiria-soenassa.html|website=SULUH PEREMPUAN|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Untitled''
|1933
|Nasirun<ref name=":6" />
|Tidak berjudul, tetapi menggambarkan seorang wanita di depan bunga-bunga
|-
|''Telaga Warna''
|1940
|
|
|<ref name=":5">{{Cite web|last=Merdeka|first=Moyang Kasih Dewi|date=2 Mei 2020 {{!}} 00.00 WIB|title=Menemukan Kembali Emiria|url=https://www.tempo.co/teroka/jalan-kesenian-emiria-sunassa-perupa-perempuan-awal-kemerdekaan-863859|website=Tempo|language=id|archive-url=https://archive.ph/9Yiim|archive-date=2026-01-07|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Pekuburan Dayak Penihing''
|sebelum 1941
|
|
|<ref name=":4" />
|-
|''Kampung di Teluk Rumbolt''
|sebelum 1941
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Panen Padi''
|1942
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Pengantin Dayak''
|antara 1942 dan 1948
|[[Museum Seni Rupa dan Keramik]], Jakarta
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Orang Irian dengan Burung Cendrawasih''
|1948
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Market''
|1952
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Wanita Berpayung''
|1957
|
|
|<ref name=":7" />
|-
|''Kembang Kamboja di Bali''
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Wanita Sulawesi''
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|}
=== Pameran tunggal ===
* Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa (1891-1964). Bentara Budaya Yogya dan Jakarta, 2010<ref name="masalalu">Katalog Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa, 2010, 48 hlm</ref>
=== Pameran bersama ===
* Pameran dengan 3 lukisan: “Pekuburan Dayak Penihing”, “Bahaya Belakang Kambang Terate”, dan “Kampung di Teluk Rumbolt” juga pernah tampil dalam pameran perintis pelukis pribumi. Batavia Kunstkring, Bandung, 1941 <ref name="inibaru">Emiria Sunassa, Perempuan yang Melukis Feminisme. Inibaru.id, 26 Des 2020.[https://inibaru.id/inspirasi-indonesia/emiria-sunassa-perempuan-yang-melukis-feminisme]</ref>
* Pameran Bersama in Djawa Baru, 1943<ref name="NGS2023"></ref>
* Pameran Lukisan dan Pahatan (Painting and Sculpture Exhibition, 18-27 Aug. 1951<ref name="NGS2023"></ref>
* Familiar Others: Emiria Sunassa, Eduardo Masferré and Yeh Chi Wei — 1940s-1970s. Pameran Bersama, National Gallery Singapore, 25 Jul 2022 - 14 May 2023<ref>[https://www.nationalgallery.sg/see-do/programme-detail/460894934/familiar-others-emiria-sunassa-eduardo-masferr%C3%A9-and-yeh-chi-wei-1940s-1970s FAMILIAR OTHERS: EMIRIA SUNASSA, EDUARDO MASFERRÉ AND YEH CHI WEI, 1940S-1970S.]</ref>
== Misteri
Pada
==
{{reflist}}
* Arsip Indonesian Visual Art Archive, YouTube, 30.Mei 2021: [https://www.youtube.com/watch?v=BZXp5TKMn14 Tentang seniman Emiria Soenassa - Iskandar Waworuntu, Part 1] [https://www.youtube.com/watch?v=HND-WGxNl3A Part 2] [https://www.youtube.com/watch?v=HDxcbirlQLE Part 3]
* NGOMEN, YouTube, 28.Feb 2023: [https://www.youtube.com/watch?v=ybsa6-0Wg3g Peniup Seruling dan Purnama - karya Emiria Soenassa]
*
* National Gallery Singapore, YouTube, 05.Juni 2023: [https://www.youtube.com/watch?v=N0aIo8YelB8 Emiria Sunassa - Painting “the Other” in a Decolonising Indonesia]
{{Authority control}}
[[Kategori:
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
|