Emiria Soenassa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Mundugumor (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul) |
||
(11 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| birth_name = Emiria Emma Wihelmina Pareira
| birth_date = {{Birth year|1891}}<ref name=":0" />
| birth_place = [[
| disappeared_date = <!-- {{Disappeared date and age|YYYY|MM|DD|YYYY|MM|DD}} (tanggal menghilang diikuti tanggal lahir) -->
| disappeared_place =
Baris 96:
}}
'''Emiria Soenassa''' (
== Kehidupan pribadi ==
Emiria lahir di Tanawangko, Minahasa, [[Sulawesi Utara]], kepada seorang Sultan Tidore. Ia lahir dalam kemewahan dengan statusnya sebagai bangsawan.<ref name=":2" />
Emiria, oleh ayahnya, hanya diperkenankan mengenyam pendidikan formal sampai kelas 3 di [[Europeesche Lagere School]]. Pada tahun 1912–1924 ia mengikuti pendidikan perawat di [[Rumah Sakit Primaya PGI Cikini]], Jakarta. Dua tahun kemudian, ia menikah dengan seorang diplomat asing yang pernah dirawatnya, lantas pasangan ini pun berangkat ke Eropa. Di Eropa, Emiria belajar tari balet di Dalcroze School, Brussel, Belgia.<ref name=":2">{{Cite web|last=Setiyono|first=Budi|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=http://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://archive.is/yQgP8|archive-date=2025-01-06|access-date=2025-01-06}}</ref>
Setelah bercerai dengan suaminya, pada 1920-an, Emiria kembali ke Hindia Belanda dan dikabarkan bahwa selama 1920an-1930-an Emiria menjelajahi Nusantara, bekerja di perkebunan dan pertambangan serta hidup dengan suku Dayak di Kalimantan dan suku Kubu di Sumatera Selatan.<ref>“Bertjakap-tjakap dengen Prinses Tidore tentang Daerahnja: Irian,” Starweekly, no. 203, 20 November 1949, hlm. 10.</ref>
== Karier ==
[[File:Djawa Baroe 1943-1945 - 1-5-1943.jpg|thumb|Halaman dari majalah ''[[Djawa Baroe]]'' edisi 1 Mei 1943, menggambarkan Emiria Soenassa sebagai seorang seniman (bawah).]]
Emiria dikatakan pernah bergabung di [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia|Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi)]].<ref name=":0">https://nasional.kompas.com/read/2010/10/27/14070768/fakta.dan.mitos.emiria.soenassa</ref> Dalam hal ini, ia dikatakan sebagai satu dari tiga seniman perempuan di Persagi, selain [[Saptarita Latif]] dan [[Trijoto Abdullah|Tridjoto Abdullah]]. Arsiparis seni [[Indonesian Visual Art Archive]] mendaftarkan namanya sebagai salah satu anggota awal ketika organisasi tersebut lahir pada tahun 1938. Namun, [[Sindoedarsono Soedjojono]], sekretaris Persagi pada masa itu, diketahui pernah memberikan tanda silang pada namanya ketika [[Sanento Yuliman]] mencoba memastikan keanggotaannya. Tanda silang itu menyatakan bahwa Soedjojono tidak setuju bahwa Emiria pernah bergabung di Persagi. Pelukis [[Basuki Resobowo]] menguatkan pernyataan ini dengan menyatakan bahwa [[Agus Djaya]], ketua Persagi, serta Soedjojono, sering sembrono memasukkan nama anggota ke dalam daftar Persagi pada masa itu.<ref name=":5" />
Namun demikian, Emiria tetap tercatat berpameran dengan Persagi. Pada tahun 1940, ia mengadakan pameran pertamanya bersama Persagi di toko buku [[G. Kolff & Co.]].<ref name=":1" /><ref name=":5" />
Persagi sendiri diubah menjadi [[Keimin Bunka Shidōsho]] pada [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|masa penjajahan Jepang]]. Meskipun keanggotaannya di Persagi sebelumnya diragukan, tetapi ia tercatat sebagai satu-satunya perempuan yang berpameran melalui Shidosho selama 60 hari, dimulai pada 29 Agustus 1942.<ref name=":5" /><ref>{{Cite web|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=https://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-06-02}}</ref>
== Kritik dan penerimaan ==
Ciri khas lukisan Emiria adalah perombakannya terhadap seni primitif menjadi karya seni yang lebih modern. Oleh karena itu, karyanya sering digambarkan sebagai gabungan seni modern pribumi dan neo-primitif.<ref name="historia"></ref>
===
{| class="wikitable"
|+
!Judul
!Tahun
!Kolektor
!Catatan
!Referensi
|-
|''Pasar''
| rowspan="2" |Masa [[pendudukan Jepang di Indonesia]] (1942–1945)
|
|Mendapat penghargaan dari ''Keimin Bunka Shidoso''
| rowspan="2" |<ref name=":3">[http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/emiria-soenassa Emiria Soenassa, Indonesian Visual Art Archive]</ref><ref name=":4">{{Cite web|last=Rachman|first=Fathur|date=2022-07-06|title=Siapakah Emiria Soenassa? Usmar Ismail: Setara Kartini dan Chairil Anwar|url=https://www.tempo.co/teroka/siapakah-emiria-soenassa-usmar-ismail-setara-kartini-dan-chairil-anwar-327954|website=Tempo|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Angklung''
|
|Mendapat penghargaan dari ''Djawa Shunbun Sjo''
|-
|''Mutiara Bermain''
|1946
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Potret Wanita Tua''
|sekitar 1930–1960
|[[Nasirun]]<ref name=":6">{{Citation|title=Emiria Sunassa {{!}} Painting “the Other” in a Decolonising Indonesia|url=https://www.youtube.com/watch?v=N0aIo8YelB8|date=2023-06-04|accessdate=2025-01-06|last=National Gallery Singapore}}</ref>
|
| rowspan="2" |<ref name=":7">{{Cite web|last=Joesoef|first=Milla|date=2023-01-27|title=Perupa Perempuan Indonesia: Emiria Soenassa|url=https://suluhperempuan.org/2023/01/27/perupa-perempuan-indonesia-emiria-soenassa.html|website=SULUH PEREMPUAN|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Untitled''
|1933
|Nasirun<ref name=":6" />
|Tidak berjudul, tetapi menggambarkan seorang wanita di depan bunga-bunga
|-
|''Telaga Warna''
|1940
|
|
|<ref name=":5">{{Cite web|last=Merdeka|first=Moyang Kasih Dewi|date=2 Mei 2020 {{!}} 00.00 WIB|title=Menemukan Kembali Emiria|url=https://www.tempo.co/teroka/jalan-kesenian-emiria-sunassa-perupa-perempuan-awal-kemerdekaan-863859|website=Tempo|language=id|archive-url=https://archive.ph/9Yiim|archive-date=2026-01-07|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Pekuburan Dayak Penihing''
|sebelum 1941
|
|
|<ref name=":4" />
|-
|''Kampung di Teluk Rumbolt''
|sebelum 1941
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Panen Padi''
|1942
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Pengantin Dayak''
|antara 1942 dan 1948
|[[Museum Seni Rupa dan Keramik]], Jakarta
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Orang Irian dengan Burung Cendrawasih''
|1948
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Market''
|1952
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Wanita Berpayung''
|1957
|
|
|<ref name=":7" />
|-
|''Kembang Kamboja di Bali''
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Wanita Sulawesi''
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|}
=== Pameran tunggal ===
* Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa (1891-1964). Bentara Budaya Yogya dan Jakarta, 2010<ref name="masalalu">Katalog Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa, 2010, 48 hlm</ref>
=== Pameran
* Pameran dengan 3 lukisan: “Pekuburan Dayak Penihing”, “Bahaya Belakang Kambang Terate”, dan “Kampung di Teluk Rumbolt” juga pernah tampil dalam pameran perintis pelukis pribumi. Batavia Kunstkring, Bandung, 1941 <ref name="inibaru">Emiria Sunassa, Perempuan yang Melukis Feminisme. Inibaru.id, 26 Des 2020.[https://inibaru.id/inspirasi-indonesia/emiria-sunassa-perempuan-yang-melukis-feminisme]</ref>
* Pameran Bersama in Djawa Baru, 1943<ref name="NGS2023"></ref>
Baris 153 ⟶ 228:
Pada 1950-an Emiria yang aktif di lingkaran seni Jakarta tiba-tiba menghilang dari peredaran. Ia kemudian diketahui meninggal di Lampung pada 1964. Lukisan-lukisan peninggalan Emiria disimpan oleh teman dan tetangganya, Jane Waworuntu. Pada Oktober 2010, sebuah pameran di Bentara Budaya Yogyakarta bertajuk "Masa Lalu Selalu Aktual" menampilkan 28 lukisan Emiria dari koleksi keluarga Waworuntu.<ref name=":0" /><ref name="masalalu" />
==
{{reflist}}
* Arsip Indonesian Visual Art Archive, YouTube, 30.Mei 2021: [https://www.youtube.com/watch?v=BZXp5TKMn14 Tentang seniman Emiria Soenassa - Iskandar Waworuntu, Part 1] [https://www.youtube.com/watch?v=HND-WGxNl3A Part 2] [https://www.youtube.com/watch?v=HDxcbirlQLE Part 3]
* NGOMEN, YouTube, 28.Feb 2023: [https://www.youtube.com/watch?v=ybsa6-0Wg3g Peniup Seruling dan Purnama - karya Emiria Soenassa]
Baris 166 ⟶ 241:
{{Authority control}}
[[Kategori:
[[Kategori:Pelukis Indonesia]]
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
|