Emiria Soenassa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
wikifisasi dan perapian artikel. masih dalam pembangunan |
k v2.05b - Perbaikan untuk PW:CW (Hirarki sub-judul) |
||
(3 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 97:
'''Emiria Soenassa''' (1895–7 April 1964, [[Ejaan yang Disempurnakan]]: '''Emiria Sunassa''') adalah seorang pelukis perempuan yang lahir di Tanawangko, [[Tombariri, Minahasa]], [[Sulawesi Utara]] dan meninggal di [[Lampung]].<ref>{{Cite web|url=http://encyclopedia.jakarta-tourism.go.id/post/Emiria-Sunassa?lang=id|title=Emiria Sunassa|website=encyclopedia.jakarta-tourism.go.id|access-date=2020-02-11}}</ref> Ia lahir kepada seorang sultan di [[Kesultanan Tidore]]. Ia mengawali karier seninya pada usia 46 tahun.<ref>Heidi Arbuckle, "Emiria Soenassa Membayangkan Nusa", ''Kompas'', 12 Desember 2010.</ref> Selama berkarier di bidang seni ia menggunakan nama '''Emiria Sunassa Wama’na Poetri Al-Alam Mahkota Tidore''', sebagaimana tercatat dalam buku ''Orang Indonesia Terkemoeka di Djawa'' terbitan Goenseikanbu tahun 1944.<ref>{{Cite web |url=https://lukisanku.id/emiria-sunassa/ |title=Salinan arsip |access-date=2018-03-06 |archive-date=2018-03-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20180306142754/https://lukisanku.id/emiria-sunassa/ |dead-url=yes }}</ref>
== Kehidupan pribadi ==
Emiria lahir di Tanawangko, Minahasa, [[Sulawesi Utara]], kepada seorang Sultan Tidore. Ia lahir dalam kemewahan dengan statusnya sebagai bangsawan.<ref name=":2" />
Emiria hanya mengenyam pendidikan formal sampai kelas 3 di [[Europeesche Lagere School]]. Pada tahun 1912–1924 ia mengikuti pendidikan perawat di [[Rumah Sakit Primaya PGI Cikini]], Jakarta. Dua tahun kemudian, ia menikah dengan seorang diplomat asing yang pernah dirawatnya, lantas pasangan ini pun berangkat ke Eropa. Di Eropa, Emiria belajar tari balet di Dalcroze School, Brussel, Belgia.<ref name=":2">{{Cite web|last=Setiyono|first=Budi|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=http://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://archive.is/yQgP8|archive-date=2025-01-06|access-date=2025-01-06}}</ref>▼
▲Emiria, oleh ayahnya, hanya diperkenankan mengenyam pendidikan formal sampai kelas 3 di [[Europeesche Lagere School]]. Pada tahun 1912–1924 ia mengikuti pendidikan perawat di [[Rumah Sakit Primaya PGI Cikini]], Jakarta. Dua tahun kemudian, ia menikah dengan seorang diplomat asing yang pernah dirawatnya, lantas pasangan ini pun berangkat ke Eropa. Di Eropa, Emiria belajar tari balet di Dalcroze School, Brussel, Belgia.<ref name=":2">{{Cite web|last=Setiyono|first=Budi|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=http://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|archive-url=https://archive.is/yQgP8|archive-date=2025-01-06|access-date=2025-01-06}}</ref>
Setelah bercerai dengan suaminya, pada 1920-an, Emiria kembali ke Hindia Belanda dan dikabarkan bahwa selama 1920an-1930-an Emiria menjelajahi Nusantara, bekerja di perkebunan dan pertambangan serta hidup dengan suku Dayak di Kalimantan dan suku Kubu di Sumatera Selatan.<ref>“Bertjakap-tjakap dengen Prinses Tidore tentang Daerahnja: Irian,” Starweekly, no. 203, 20 November 1949, hlm. 10.</ref>
Emiria kembali ke tanah air dan bertemu dengan Guillaume Frederic Pijper, seorang Kepala Kantor Urusan Bumiputra, yang sangat menyukai seni. Pertemuannya dengan Pijper mulai membuat Emiria terdorong untuk melukis.<ref name=":1">{{Cite web|last=Agnes|first=Tia|title=5 Fakta Pelukis Emiria Sunassa di Hari Perempuan Internasional|url=https://hot.detik.com/art/d-5973454/5-fakta-pelukis-emiria-sunassa-di-hari-perempuan-internasional|website=detikhot|language=id-ID|access-date=2024-06-02}}</ref> Karier kepelukisan Emiria didanai dengan sebuah perkebunan di Halmahera yang dimiliki keluarganya.<ref name=":2" />
== Karier ==
[[File:Djawa Baroe 1943-1945 - 1-5-1943.jpg|thumb|Halaman dari majalah ''[[Djawa Baroe]]'' edisi 1 Mei 1943, menggambarkan Emiria Soenassa sebagai seorang seniman (bawah).]]
Emiria dikatakan pernah bergabung di [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia|Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi)]].<ref name=":0">https://nasional.kompas.com/read/2010/10/27/14070768/fakta.dan.mitos.emiria.soenassa</ref> Dalam hal ini, ia dikatakan sebagai satu dari tiga seniman perempuan di Persagi, selain [[Saptarita Latif]] dan [[Trijoto Abdullah|Tridjoto Abdullah]]. Arsiparis seni [[Indonesian Visual Art Archive]] mendaftarkan namanya sebagai salah satu anggota awal ketika organisasi tersebut lahir pada tahun 1938. Namun, [[Sindoedarsono Soedjojono]], sekretaris Persagi pada masa itu, diketahui pernah memberikan tanda silang pada namanya ketika [[Sanento Yuliman]] mencoba memastikan keanggotaannya. Tanda silang itu menyatakan bahwa Soedjojono tidak setuju bahwa Emiria pernah bergabung di Persagi. Pelukis [[Basuki Resobowo]] menguatkan pernyataan ini dengan menyatakan bahwa [[Agus Djaya]], ketua Persagi, serta Soedjojono, sering sembrono memasukkan nama anggota ke dalam daftar Persagi pada masa itu.<ref name=":5" />
Pada [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|masa penjajahan Jepang]], Emiria merupakan anggota bagian seni pusat kebudayaan Jepang, Keimin Bunko Shidoso.<ref>{{Cite web|date=2010-03-16|title=Emiria Sunassa, Perupa Perempuan Genius|url=https://historia.id/kultur/articles/emiria-sunassa-perupa-perempuan-genius-DWYeP|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2024-06-02}}</ref>▼
▲
▲Emiria sudah berusia 46 tahun saat menampilkan lukisan pertamanya hasil kolaborasi dengan Pijper berjudul Telaga Warna. Pada tahun 1940, ia mengadakan pameran pertamanya bersama Persatuan Ahli Gambar Indonesia (Persagi) di toko buku [[G. Kolff & Co.]]. Pameran tersebut dianggap sukses.<ref name=":1" />
== Kritik dan penerimaan ==
Baris 119 ⟶ 120:
== Daftar karya ==
=== Karya lukis ===
{| class="wikitable"
|+
Baris 133:
|
|Mendapat penghargaan dari ''Keimin Bunka Shidoso''
| rowspan="2" |<ref name=":3">[http://archive.ivaa-online.org/pelakuseni/emiria-soenassa Emiria Soenassa, Indonesian Visual Art Archive]</ref><ref name=":4">{{Cite web|last=Rachman|first=Fathur|date=2022-07-06|title=Siapakah Emiria Soenassa? Usmar Ismail: Setara Kartini dan Chairil Anwar|url=https://www.tempo.co/teroka/siapakah-emiria-soenassa-usmar-ismail-setara-kartini-dan-chairil-anwar-327954|website=Tempo|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Angklung''
Baris 147:
|''Potret Wanita Tua''
|sekitar 1930–1960
|[[Nasirun]]<ref name=":6">{{Citation|title=Emiria Sunassa {{!}} Painting “the Other” in a Decolonising Indonesia|url=https://www.youtube.com/watch?v=N0aIo8YelB8|date=2023-06-04|accessdate=2025-01-06|last=National Gallery Singapore}}</ref>
|
| rowspan="2" |<ref name=":7">{{Cite web|last=Joesoef|first=Milla|date=2023-01-27|title=Perupa Perempuan Indonesia: Emiria Soenassa|url=https://suluhperempuan.org/2023/01/27/perupa-perempuan-indonesia-emiria-soenassa.html|website=SULUH PEREMPUAN|language=id|access-date=2025-01-06}}</ref>
|-
|''Untitled''
|1933
|Nasirun<ref
|Tidak berjudul, tetapi menggambarkan seorang wanita di depan bunga-bunga
|-
Baris 174:
|<ref name=":5" />
|-
|''Panen Padi''
|1942
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|antara 1942 dan 1948
|[[Museum Seni Rupa dan Keramik]], Jakarta
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Orang Irian dengan Burung Cendrawasih''
|1948
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|''Market''
|1952
|
|
|<ref name=":2" />
|-
|''Wanita Berpayung''
|1957
|
|
|<ref name=":7" />
|-
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|-
|1958{{Butuh pemastian}}
|
|
|<ref name=":5" />
|}
▲* Pengantin Dayak, 1942-1948
▲* Kembang Kemboja di Bali, 1958
▲* Wanita Sulawesi, 1958
▲=== Pameran Tunggal ===
* Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa (1891-1964). Bentara Budaya Yogya dan Jakarta, 2010<ref name="masalalu">Katalog Pameran ''masa lalu selalu aktual''. Pameran lukisan Emiria Soenassa, 2010, 48 hlm</ref>
=== Pameran
* Pameran dengan 3 lukisan: “Pekuburan Dayak Penihing”, “Bahaya Belakang Kambang Terate”, dan “Kampung di Teluk Rumbolt” juga pernah tampil dalam pameran perintis pelukis pribumi. Batavia Kunstkring, Bandung, 1941 <ref name="inibaru">Emiria Sunassa, Perempuan yang Melukis Feminisme. Inibaru.id, 26 Des 2020.[https://inibaru.id/inspirasi-indonesia/emiria-sunassa-perempuan-yang-melukis-feminisme]</ref>
* Pameran Bersama in Djawa Baru, 1943<ref name="NGS2023"></ref>
Baris 218 ⟶ 228:
Pada 1950-an Emiria yang aktif di lingkaran seni Jakarta tiba-tiba menghilang dari peredaran. Ia kemudian diketahui meninggal di Lampung pada 1964. Lukisan-lukisan peninggalan Emiria disimpan oleh teman dan tetangganya, Jane Waworuntu. Pada Oktober 2010, sebuah pameran di Bentara Budaya Yogyakarta bertajuk "Masa Lalu Selalu Aktual" menampilkan 28 lukisan Emiria dari koleksi keluarga Waworuntu.<ref name=":0" /><ref name="masalalu" />
==
{{reflist}}
* Arsip Indonesian Visual Art Archive, YouTube, 30.Mei 2021: [https://www.youtube.com/watch?v=BZXp5TKMn14 Tentang seniman Emiria Soenassa - Iskandar Waworuntu, Part 1] [https://www.youtube.com/watch?v=HND-WGxNl3A Part 2] [https://www.youtube.com/watch?v=HDxcbirlQLE Part 3]
* NGOMEN, YouTube, 28.Feb 2023: [https://www.youtube.com/watch?v=ybsa6-0Wg3g Peniup Seruling dan Purnama - karya Emiria Soenassa]
|