Siauw Giok Tjhan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
JSiborutorop (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(14 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{noref}}{{Kotak info pemegang jabatan
[[Berkas:Siauw giok tjhan.jpg|right|thumb|Siauw Giok Tjhan]]
| office = [[Menteri Negara]] Urusan Peranakan
'''Siauw Giok Tjhan''' ({{lahirmati|[[Kapasan, Simokerto, Surabaya]], [[Jawa Timur]]|23|3|1914|[[Leiden]], [[Belanda]]|20|11|1981}}) adalah seorang [[politikus]] [[pejuang]] dan tokoh gerakan [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] dari golongan [[Tionghoa-Indonesia]].
| office3 = Anggota [[Konstituante]]
| office4 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia Serikat]]
| office2 = Anggota [[Dewan Perwakilan Rakyat]]
| office1 = Anggota [[Dewan Pertimbangan Agung]]
| name = Siauw Gok Tjhan
| birth_date = 23 Maret 1914
| death_date = 20 November 1981 (umur 67)
| party = [[Berkas:Logo Baperki.svg|30px]] [[Baperki]] (1954-1965)
| otherparty = [[Partai Tionghoa Indonesia]] (1932-1937) <br> [[Gerakan Rakyat Indonesia]] (1937-1942)
| birth_place = [[Surabaya]], [[Hindia Belanda]]
| death_place = [[Leiden]], [[Belanda]]
| termstart = 3 Juli 1947
| termend = 23 Januari 1948
| president = [[Sukarno]]
| primeminister = [[Amir Sjarifuddin]]
| successor = <i>Tidak ada, jabatan dihapuskan<i>
| predecessor = <i>Tidak ada, jabatan baru<i>
| termend1 = 23 April 1966 <br><small>(mewakili Karya Turunan Peranakan)<small>
| termstart1 = 22 Juli 1959
| termend2 = 1 April 1966 <br><small>(keanggotaan dibekukan 12 November 1965)<small>
| termstart2 = 16 Agustus 1950
| termend4 = 16 Agustus 1950
| termstart4 = 17 Februari 1950
| termend3 = 5 Juli 1959
| termstart3 = 9 November 1956
| successor2 = <i>Rahardjodikromo<i>
| president4 = [[Sukarno]]
| president3 = [[Sukarno]]
| president2 = [[Sukarno]]
| president1 = [[Sukarno]]
| constituency4 = [[Republik Indonesia]]
| constituency2 = Golongan Minoritas Tionghoa (1950-1956)<br>[[Jawa Tengah]] (1956-1959)
| parliamentarygroup3 = Baperki
| parliamentarygroup2 = Baperki (1956-1966)
| image = Siauw giok tjhan.jpg
| occupation = Wartawan, Politisi
}}
'''Siauw Giok Tjhan''' ({{lahirmati|[[Kapasan, Simokerto, Surabaya]], [[Jawa Timur]]|23|3|1914|[[Leiden]], [[Belanda]]|20|11|1981}}) adalah seorang [[politikus]] [[pejuang]] dan tokoh gerakan [[kemerdekaan]] [[Indonesia]] dari golongan [[Tionghoa-Indonesia]].
 
Ayahnya bernama Siauw Gwanpernah Swie,menjadi seorangMenteri [[TionghoaNegara peranakan|peranakan]]Urusan danPeranakan ibunyadalam KwanKabinet TjianAmir Nio,Sjarifuddin seorangI [[Tionghoadan totok|totok]]. Memiliki adik bernama Siauw Giok Bie. Siauw pernah menjadi ketua umum [[Baperki]], Menteri NegaraII, anggota BP [[KNIP]], anggota parlemenDPR [[Republik Indonesia Serikat|RIS]], [[parlemen]]anggota RIDPRS sementara(1950-1956), anggota DPR RI hasil [[pemilu]] 1955/, anggota Majelis Konstituante, anggota [[DPRGR]]/[[MPR-S]], dan anggota [[DPA]]. SalahIa satujuga warisanturut buahmendirikan karyapartai Siauw ialahpolitik [[UniversitasBadan Trisakti]]Permusjawaratan yangKewarganegaraan dulu didirikan oleh '''Baperki''' dengan nama '''Universitas Res Publika''', <!-- sebelum dirampas oleh Sindhunata dan --> yang kemudian diubah namanya menjadi Universitas Trisakti. Siauw Giok Tjhan wafat di [[BelandaIndonesia|BAPERKI]] padasebagai tanggalwadah 20politik Novemberbagi 1981,warga beberapanegara menitketurunan sebelum memberikan ceramah di [[Universitas Leiden]]Tionghoa.
 
Salah satu warisan buah karya Siauw ialah [[Universitas Trisakti]] yang dulu didirikan oleh Baperki dengan nama Universitas Res PublikaPublica. Siauw Giok Tjhan wafat di [[Belanda]] pada tanggal 20 November 1981, yangbeberapa kemudianmenit diubahsebelum namanyamemberikan menjadiceramah di [[Universitas TrisaktiLeiden]].
Siauw sejak kecil sudah mempunyai watak perlawanan atas penghinaan dan ketidakadilan yang menimpa diri dan kelompok etnisnya. Saat itu, ejekan "cina loleng" sering sekali dilayangkan oleh kelompok anti-Tionghoa untuk merendahkan orang-orang Tionghoa. Begitulah, dengan kemahiran [[kung-fu]] yang dipelajari dari kakeknya, memungkinkan Siauw Giok Tjhan untuk berkelahi melawan anak-anak [[Belanda]], [[Indo]], dan [[Ambon]] yang mengejek dirinya. Istilah "cina loleng" adalah salah satu penghinaan yang biasa dilontarkan untuk [[etnis]] Tionghoa. Keteguhan dan kekerasan [[jiwa]] dalam memperjuangkan keadilan tumbuh dalam lingkungan hidup yang harus dihadapi. Terutama setelah kedua orang tuanya meninggal dalam usia muda, ia terpaksa melepaskan sekolah begitu selesai [[HBS]], untuk mencari nafkah meneruskan hidupnya bersama adik tunggalnya, Siauw Giok Bie yang masih harus meneruskan sekolah itu.
 
Ayahnya bernama Siauw Gwan Swie, seorang [[Tionghoa peranakan|peranakan]] dan ibunya Kwan Tjian Nio, seorang totok. Siauw sejak kecil sudah mempunyai watak perlawanan atas penghinaan dan ketidakadilan yang menimpa diri dan kelompok etnisnya. Saat itu, ejekan "cina loleng" sering sekali dilayangkan oleh kelompok anti-Tionghoa untuk merendahkan orang-orang Tionghoa. Begitulah, dengan kemahiran [[kung-fu]] yang dipelajari dari kakeknya, memungkinkan Siauw Giok Tjhan untuk berkelahi melawan anak-anak [[Belanda]], [[Indo]], dan [[Ambon]] yang mengejek dirinya. Istilah "cina loleng" adalah salah satu penghinaan yang biasa dilontarkan untuk [[etnis]] Tionghoa. Keteguhan dan kekerasan [[jiwa]] dalam memperjuangkan keadilan tumbuh dalam lingkungan hidup yang harus dihadapi. Terutama setelah kedua orang tuanya meninggal dalam usia muda, ia terpaksa melepaskan sekolah begitu selesai [[HBS]], untuk mencari nafkah meneruskan hidupnya bersama adik tunggalnya, Siauw Giok Bie yang masih harus meneruskan sekolah itu.
== Orang sederhana ==
 
== Riwayat Hidup ==
Ada beberapa peristiwa yang memperlihatkan Siauw Giok Tjhan adalah seorang yang sangat sederhana, keras pada diri-sendiri, tetapi sabar pada orang lain.
 
Baris 13 ⟶ 53:
Pada saat ia dilantik menjadi [[menteri negara]] Urusan Minoritas oleh [[Kabinet]] [[Amir Syarifudin]], Siauw yang belum mendapatkan mobil menteri, hanya bisa naik andong ([[kereta]] [[kuda]]) untuk ke Istana. Tapi malang, ternyata andong dilarang memasuki halaman [[Istana]], terpaksa ia turun dari andong dan dengan jalan kaki masuk [[Keraton Yogyakarta]]. Pada saat itu ia juga terbentur dengan masalah rumah tinggal. Ternyata tidak ada perumahan pemerintah yang bisa diberikan kepadanya sebagai menteri [[negara]]. Pada saat itu, menteri yang datang dari luar Yogyakarta, boleh tinggal di [[Hotel]] Merdeka. Tapi untuk menghemat pengeluaran uang negara, Siauw memilih tinggal di gedung kementerian negara, di Jalan Jetis, Yogya, dan harus tidur di atas meja tulis.
 
Kesederhanaan hidup sehari-hari, sebagaimana biasa kemanake mana-mana hanya mengenakan baju kemeja-tangan pendek, yang lebih sering terlihat hanya berwarna putih, celana-drill pantalon dan bersepatu sandalet saja itu, ia harus berkali-kali dianggap sebagai orang kere yang tidak perlu dilayani oleh noni-noni pejabat administrasi kenegaraan Indonesian pada saat ia harus menemui Menteri-Menteri atau [[Presiden]]-[[Direktur]] [[Bank]]. Tapi, itulah pembawaan Siauw yang sangat bersahaja, yang dikagumi oleh kawan-kawan maupun lawan-lawan politiknya.
 
Pak Siauw mendirikan universitas yang pertama bernama Universitas Baperki, saya tau persis karena setelah saya lulus dari ITB, dicari professor saya untuk memberikan kuliah Differential dan Intergral, profesor itu adalah panitya pembentukan universitas Baperki, kemudian diubah menjadi Universitas Res Publika dimanadi mana saya telah tidak mengajar lagi.
Salah satu warisan buah karya Siauw ialah Universitas Trisakti yang dulu didirikan oleh Baperki dengan nama Universitas Res Publika, yang kemudian diubah namanya menjadi Universitas Trisakti.
 
== Partai Tionghoa Indonesia ==
 
Siauw Giok Tjhan memasuki kancah politik nasional Indonesia melalui proses pembentukan '''Partai Tionghoa Indonesia''' (PTI) yang dipelopori oleh Liem Koen Hian pada tahun [[1932]]. Berusia 18 tahun, Siauw menjadi salah seorang pendiri PTI termuda. PTI berkembang sebagai aliran terbaru di dalam komunitas Tionghoa di zaman Hindia Belanda. Ia mendorong semua Tionghoa di kawasan [[Hindia Belanda]], terutama yang lahir di sana, untuk menerima Indonesia sebagai tanah airnya. Argumentasinya, menurut perspektif masa kini, sangat masuk di akal. Orang Tionghoa pada umumnya lahir, hidup dan meninggal di Indonesia. Setelah hidup bergenerasi, kaitan dengan [[Tiongkok]] semakin berkurang.
 
PTI mendukung berdirinya '''GERINDO''' (Gerakan Rakyat Indonesia) pada tanggal 18 Mei 1937, yang berdasarkan keputusan [[Kongres]] di [[Palembang]], menerima Oei Gee Hwat (Sekretaris Pengurus Besar PTI) menjadi salah seorang pengurus '''GERINDO'''. Ketika itu, [[GERINDO]] dibawah pimpinan [[A.K. Gani]], [[Amir Sjarifoeddin|Amir Syarifudin]], [[Mohammad Yamin]] dan lain lain melanjutkan usaha perjuangan tokoh-tokoh [[PNI]], [[Partindo]], yang di-[[Digul]]-kan dan masih dalam pembuangan. Jadi, GERINDO menjalankan garis demokrasi yang mengutamakan perlawanan terhadap [[fasisme]] dan tidak mempersoalkan warna-kulit yang berbeda, bisa membuka pintu untuk menerima etnis Tionghoa.
Pak Siauw mendirikan universitas yang pertama bernama Universitas Baperki, saya tau persis karena setelah saya lulus dari ITB, dicari professor saya untuk memberikan kuliah Differential dan Intergral, profesor itu adalah panitya pembentukan universitas Baperki, kemudian diubah menjadi Universitas Res Publika dimana saya telah tidak mengajar lagi.
 
== Konsep Integrasi ==
Baris 25 ⟶ 69:
Dalam menghadapi persoalan Tionghoa di Indonesia, Siauw Giok Tjhan menganut konsep '''Integrasi''' yaitu konsep menjadi Warga Negara dan menjadi bagian dari [[masyarakat]] Indonesia yang terdiri dari beragam [[suku]] dan [[budaya]] tanpa menghilangkan identitas budaya dan suku dari masing masing komponen masyarakat termasuk masyarakat Tionghoa. Konsep Integrasi yang diperjuangkan oleh Siauw Giok Tjhan ini sangat identik dengan teori "[[pluralisme]]" atau "[[multikulturalisme]]".
 
Menurut Siauw Giok Tjhan, ''Indonesian [[Race]] -'' (Ras Indonesia -) tidak ada. Yang ada adalah "Nasion" Indonesia, yang terdiri dari banyak suku bangsa. Siauw berpendapat, sejak tahun 50-an, golongan Tionghoa yang sudah bergenerasi di Indonesia, harus memperoleh status suku. Dengan demikian [[suku]] Tionghoa adalah bagian dari "Nasion" Indonesia. Berdasarkan pengertian inilah, Siauw mencanangkan konsep integrasi, sebagai metode yang paling efektif dalam mewujudkan "Nasion" Indonesia - Nasion yang ber-[[Bhineka Tunggal Ika]] - berbeda-beda tetapi bersatu. Setiap suku, termasuk [[suku Tionghoa]], harus mengintegrasikan diri mereka ke dalam tubuh "Nasion" Indonesia melalui kegiatan [[politik]], [[sosial]] dan [[ekonomi]], sehingga aspirasi "Nasion" Indonesia itu menjadi aspirasi setiap suku. Berpijak di atas prinsip ini, Siauw mengemukakan bahwa setiap suku tetap mempertahankan nama, bahasa dan kebudayaannya, tetapi bekerja sama dengan suku-suku lainnya dalam membangun Indonesia.
 
== Menentang Asimilasi ==
Baris 35 ⟶ 79:
Siauw tidak menentang proses asimilasi yang berjalan secara suka-rela dan wajar. Yang ia tentang adalah proses pemaksaan untuk menghilangkan identitas sebuah golongan, karena menurutnya usaha ini bisa meluncur ke genosida, seperti yang dialami oleh golongan [[Yahudi]] pada masa [[Perang Dunia]] ke II.
 
Putra bungsu Siauw Giok Tjhan yang bernama [[Siauw Tiong Djin]] menyatakan bahwa efek samping dari penerapan konsep [[Asimilasi]] yang pada awalnya dipercaya mempunyai maksud baik, namun pada saat pelaksanaannya oleh penguasa [[Orde Baru]], kebijakan asimilasi itu dijadikan [[Undang-Undang]] dan peraturan [[pemerintah]] yang bentuknya memaksa, sehingga timbulah larangan yang kita alami selama 32 tahun tersebut. Sejarah membuktikan bahwa akibat dari itu semua akhirnya meledak pada [[Kerusuhan Mei 1998]], dimanadi mana terjadi pembunuhan, penjarahan dan pemerkosaan terhadap kelompok [[minoritas]] Tionghoa.
 
== BAPERKI ==
Baris 41 ⟶ 85:
Siauw Giok Tjhan adalah ketua umum '''Badan Permusjawaratan Kewarganegaraan Indonesia''' (BAPERKI), sebuah [[organisasi]] [[massa]] yang didirikan pada suatu pertemuan di '''Gedung [[Sin Ming Hui]]''' di [[Jakarta]] pada 13 Maret 1954. Pertemuan ini dihadiri oleh 44 orang [[Tokoh Tionghoa]], kebanyakan dari mereka merupakan wakil dari berbagai organisasi Tionghoa, seperti '''PERWITT''' (Persatuan Warga Indonesia Turunan Tionghoa) yang berpusat di [[Kediri]], '''PERWANIT''' (Persatuan Warga Indonesia Tionghoa) yang berdiri di [[Surabaya]] dan '''PERTIP''' (Perserikatan Tionghoa Peranakan) yang berdiri di [[Makassar]]. Semua peserta adalah peranakan Tionghoa yang umumnya berpendidikan Belanda. Sebagian besar dari mereka berasal dari [[Jawa]], tetapi ada pula sebagian yang berasal dari luar Jawa, seperti [[Padang]], [[Palembang]], dan [[Banjarmasin]].
 
Mereka mewakili semua spektrum politik di Indonesia saat itu, antara lain tokoh-tokoh golongan kanan, seperti [[Khoe Woen Sioe]], [[Tan Po GoanGwan]], [[AuwyongPetrus PengKanisius Ojong|Auw Jong Peng-Koen]], Tan Siang Lian. Tokoh-tokoh golongan kiri, seperti Siauw Giok Tjhan, [[Go Gien Tjwan]] dan [[Ang Jan Goan]], dan mereka yang bergaris netral, seperti Thio Thiam Tjong, [[Oei Tjoe Tat]], [[Yap Thiam Hien]], Tan Eng Tie, Ong King Djoen, Lim Tjong Hian dan [[Liem Koen Seng]] (adik [[Liem Koen Hian]]).
 
Siauw Giok Tjhan terpilih sebagai Ketua Umum, sementara wakil ketuanya adalah [[Oei Tjoe Tat]], Khoe Woen Sioe, The Pek Siong, dan [[Thio Thiam Tjong]]. Baperki Cabang Jakarta dibentuk pada 14 Maret 1954 dan diketuai oleh Sudarjo Tjokrosisworo (seorang [[pribumi]] Indonesia).
Baris 54 ⟶ 98:
 
Setelah tragedi [[Gerakan 30 September|Gerakan 30 September 1965]], Baperki dibubarkan oleh pemerintah Orde Baru karena dituduh sebagai onderbouw [[Partai Komunis Indonesia]]. Sejumlah aktivisnya, seperti Siauw Giok Tjhan dan Oei Tjoe Tat dijebloskan ke [[penjara]] tanpa pernah diadili.
 
== Partai Tionghoa Indonesia ==
 
Siauw Giok Tjhan memasuki kancah politik nasional Indonesia melalui proses pembentukan '''Partai Tionghoa Indonesia''' (PTI) yang dipelopori oleh Liem Koen Hian pada tahun [[1932]]. Berusia 18 tahun, Siauw menjadi salah seorang pendiri PTI termuda. PTI berkembang sebagai aliran terbaru di dalam komunitas Tionghoa di zaman Hindia Belanda. Ia mendorong semua Tionghoa di kawasan [[Hindia Belanda]], terutama yang lahir di sana, untuk menerima Indonesia sebagai tanah airnya. Argumentasinya, menurut perspektif masa kini, sangat masuk di akal. Orang Tionghoa pada umumnya lahir, hidup dan meninggal di Indonesia. Setelah hidup bergenerasi, kaitan dengan [[Tiongkok]] semakin berkurang.
 
PTI mendukung berdirinya '''GERINDO''' (Gerakan Rakyat Indonesia) pada tanggal 18 Mei 1937, yang berdasarkan keputusan [[Kongres]] di [[Palembang]], menerima Oei Gee Hwat (Sekretaris Pengurus Besar PTI) menjadi salah seorang pengurus '''GERINDO'''. Ketika itu, [[GERINDO]] dibawah pimpinan [[A.K. Gani]], Amir Syarifudin, [[Mohammad Yamin]] dan lain lain melanjutkan usaha perjuangan tokoh-tokoh [[PNI]], [[Partindo]], yang di-[[Digul]]-kan dan masih dalam pembuangan. Jadi, GERINDO menjalankan garis demokrasi yang mengutamakan perlawanan terhadap [[fasisme]] dan tidak mempersoalkan warna-kulit yang berbeda, bisa membuka pintu untuk menerima etnis Tionghoa.
 
== Perkawinan Sosialisme dan Kapitalisme ==
Baris 91 ⟶ 129:
 
[[Kategori:Tionghoa-Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jakarta]]
[[Kategori:Tokoh dari Surabaya]]
[[Kategori:Tahanan politik Indonesia]]
[[Kategori:Politikus Indonesia]]
[[Kategori:Menteri Indonesia]]
[[Kategori:Tahanan politik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh sosialis Indonesia]]
[[Kategori:Anggota DPR RI 1956–1959]]
[[Kategori:Anggota Konstituante Republik Indonesia]]
[[Kategori:Anggota Dewan Pertimbangan Agung]]
[[Kategori:Politikus Partai Serikat Kerakyatan Indonesia]]