Konten dihapus Konten ditambahkan
Fuxtigma (bicara | kontrib)
Allwe265 (bicara | kontrib)
k Penambahan Deskripsi
Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
| ICD9 = {{ICD9|042}}-{{ICD9|044}}
}}-->
'''Virus imunodefisiensi manusia'''<ref name="ref1">[http://kateglo.bahtera.org/index.php?mod=glossary&op=1&phrase=human+immunodeficiency+virus&dc=&lang=&src=&srch=Cari Kateglo- virus imunodifisiensi manusia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> ([[bahasa Inggris]]: '''''human immunodeficiency virus'''''; sering disingkat '''HIV''') adalah virus mematikan dari dua spesies [[lentivirus]] penyebab [[AIDS]].<ref name="his1">Jenny Page, Maylani Louw, Delene Pakkiri, Monica Jacobs. 2006. Working with HIV/AIDS. Cape Town: Juta Legal and Academic Publishers</ref> Virus ini menyerang manusia dan menyerang [[sistem kekebalan]] tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan [[sistem imun]].<ref name="his1" /> Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran [[Semen (reproduksi)]], [[Darah]], cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah [[Sel T pembantu]], [[Makrofaga]], [[Sel dendritik]].
 
'''Virus imunodefisiensi manusia'''<ref name="ref1">[http://kateglo.bahtera.org/index.php?mod=glossary&op=1&phrase=human+immunodeficiency+virus&dc=&lang=&src=&srch=Cari Kateglo- virus imunodifisiensi manusia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> atau '''virus pelemah kekebalan manusia''' ([[bahasa Inggris]]: '''''human immunodeficiency virus'''''; sering disingkat '''HIV''') adalah virus mematikan dari dua spesies [[lentivirus]] penyebab [[AIDS]].<ref name="his1">Jenny Page, Maylani Louw, Delene Pakkiri, Monica Jacobs. 2006. Working with HIV/AIDS. Cape Town: Juta Legal and Academic Publishers</ref> Virus ini menyerang manusia dan menyerang [[sistem kekebalan]] tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah dalam melawan infeksi. Jika virus ini terus menyerang tubuh, sistem pertahanan tubuh kita akan semakin lemah. Tanpa pengobatan, seorang dengan HIV bisa bertahan hidup selama 9-11 tahun setelah terinfeksi, tergantung tipenya. Dengan kata lain, kehadiran virus ini dalam tubuh akan menyebabkan penurunan [[sistem imun]].<ref name="his1" /> Penyaluran virus HIV bisa melalui penyaluran [[Semen (reproduksi)]], [[Darah]], cairan vagina, dan ASI. HIV bekerja dengan membunuh sel-sel penting yang dibutuhkan oleh manusia, salah satunya adalah [[Sel T pembantu]], [[Makrofaga]], [[Sel dendritik]].
Pada tahun 2014, the Joint United Nation Program on HIV/AIDS (UNAIDS) memberikan rapor merah kepada Indonesia sehubungan penanggulangan HIV/AIDS. Pasien baru meningkat 47 persen sejak 2005. Kematian akibat AIDS di Indonesia masih tinggi, karena hanya 8 persen Orang Dengan HIV AIDS (ODHA) yang mendapatkan pengobatan obat antiretroviral (ARV).<ref>{{Cite news |url=http://pekanbaru.tribunnews.com/2014/07/19/memprihatinkan-indonesia-sumbang-empat-persen-infeksi-baru-hiv-di-dunia |title=Memprihatinkan, Indonesia Sumbang Empat Persen Infeksi Baru HIV di Dunia |author=Muhammad Ridho |date=July 19, 2014 |language=id |work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]] |access-date=2014-07-19 |archive-date=2023-06-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20230610225933/https://pekanbaru.tribunnews.com/2014/07/19/memprihatinkan-indonesia-sumbang-empat-persen-infeksi-baru-hiv-di-dunia |dead-url=no }}</ref> Indonesia adalah negara ketiga di dunia yang memiliki penderita HIV terbanyak yaitu sebanyak 640.000 orang, setelah China dan India, karena ketiga negara ini memiliki jumlah penduduk yang banyak. Hanya saja prevalensi di Indonesia hanya 0,43 persen atau masih di bawah tingkat epidemi sebesar satu persen.<ref>{{Cite news |url=http://en.tempo.co/read/news/2014/08/19/241600718/Cho-Kah-Sin-Indonesias-HIV-prevention-should-be-an-example |title=Cho Kah Sin: Indonesia's HIV prevention should be an example |date=19 Agustus 2014 |language=id |work=[[Tempo.co]] |access-date=2014-08-23 |archive-date=2017-09-26 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170926143455/https://en.tempo.co/read/news/2014/08/19/241600718/Cho-Kah-Sin-Indonesias-HIV-prevention-should-be-an-example |dead-url=no }}</ref>
 
HIV/AIDS kini masih menjadi permasalahan besar global dengan sebanyak 39,0 juta terjangkit infeksi HIV pada tahun 2022 dengan angka kasus infeksi baru sebesar 1,3 juta.<ref>{{Cite journal|last=Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)|date=2024|title=Fact Sheet 2024 - Latest Global and Regional HIV Statistics on The Status of The AIDS Epidemic|url=https://www.unaids.org/en|journal=}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Joint United Nations Programme on HIV/AIDS|date=2023|title=The Path That Ends AIDS|url=http://www.unaids.org/|journal=Unaids Glob Aids Updat}}</ref> Afrika Timur dan Selatan menyumbang penambahan kasus infeksi HIV terbesar sebesar, yaitu lima ratus ribu jiwa diikuti Asia Pasifik sebesar tiga ratus ribu jiwa. Di Indonesia sendiri, terdapat sebanyak 515.455 ODHA (orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan Laporan Eksekutif Perkembangan HIV/AIDS dan PIMS Triwulan 1 Tahun 2023.<ref>{{Cite journal|last=Sistem Informasi HIV-AIDS dan IMS (SIHA)|date=2023|title=Laporan Eksekutif Perkembangan HIV/AIDS Dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2023|url=https://siha.kemkes.go.id/|journal=|pages=1-15}}</ref> Angka ini lebih rendah dari perkiraan Kemenkes pada tahun 2016, yaitu sebesar 631.524 jiwa ODHA. Insidensi HIV di Indonesia pun juga lebih rendah dari target asli, yaitu sebesar 0,09.<ref name=":0">{{Cite book|last=Rondowunu|first=MR|last2=Trisnantoro|first2=L|last3=Pramono|first3=Y|last4=Pambudi|first4=I|date=2022|title=Tahunan HIV/AIDS 2022|url-status=live}}</ref>
 
Namun, salah satu masalah terbesar infeksi HIV di Indonesia adalah cara agar para ODHA mengalami penekanan virus. ''Joint United Nations Programme on HIV and AIDS'' (UNAIDS) menetapkan target 95-95-95 pada tahun 2030 yang berarti sebanyak 95% ODHA mengetahui statusnya, 95% ODHA mendapatkan terapi ARV, dan 95% ODHA yang mendapatkan terapi ARV mengalami penekanan virus. Nyatanya, sampai dengan Desember 2022, baru sebesar 81% ODHA di Indonesia yang mengetahui statusnya. Sekitar setengah dari ODHA yang mengetahui statusnya mendapatkan terapi ARV dan kurang dari setengah ODHA yang mendapat terapi mengalami penekanan virus. Lebih buruknya lagi, lebih dari setengah (54%) ODHA yang mendapat terapi ARV tidak melanjutkan pengobatan. Dari 51% itu, 54% ODHA mangkir, 40% meninggal dunia, dan 6% berhenti sendiri.<ref name=":0" />
== Penularan ==
 
* Darah yang terkontaminasi HIV
 
* Cairan seksual dari vagina, penis, dan anus
 
* Air Susu Ibu<ref>https://www.cdc.gov/hiv/basics/hiv-transmission/body-fluids.html</ref>
*
 
== Sejarah ==
Baris 97 ⟶ 98:
 
== Penularan dan pencegahan ==
HIV dapat ditularkan melalui injeksi langsung ke aliran darah, serta kontak [[membran mukosa]] atau jaringan yang terlukan dengan cairan tubuh tertentu yang berasal dari penderita HIV.<ref name="p3" /> Cairan tertentu itu meliputi [[darah]], semen, sekresi vagina, dan [[ASI]].<ref name="p3">{{Cite web |url=http://www.cdc.gov/hiv/resources/qa/transmission.htm |title=Center for Disease Control and Prevention:HIV Transmission |access-date=2011-05-31 |archive-date=2012-06-07 |archive-url=https://web.archive.org/web/20120607023525/http://www.cdc.gov/hiv/resources/qa/transmission.htm |dead-url=no }}</ref> Beberapa jalur penularan HIV yang telah diketahui adalah melalui hubungan seksual, dari ibu ke anak (perinatal), penggunaan obat-obatan intravena, transfusi dan [[transplantasi]], serta paparan pekerjaan.<ref name="p2" /> Tetapi untuk '''tiap satu kali tindakan''', maka yang paling berisiko adalah [[transfusi darah]] dari donor darah penderita HIV dimana kemungkinan resipien terkena HIV mencapai 90 persen, sedangkan ibu hamil penderita HIV yang melahirkan dan menyusuinya kemungkinan akan menularkan pada bayinya HIV sebesar 25 persen, tetapi dengan pemberian obat-obatan dan penanganan yang tepat pada saat kelahiran dan sesudahnya, maka angka ini dapat ditekan menjadi 1 sampai 2 persen saja.Sekarang ini semua darah dari donor mengalami penapisan HIV, sehingga kasus penularan melalui transfusi darah boleh dikatakan sudah tidak ada lagi.
 
=== Hubungan seksual ===
Baris 105 ⟶ 106:
 
=== Ibu ke anak (transmisi perinatal) ===
Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi melalui infeksi ''in utero'', saat proses persalinan, dan melalui pemberian ASI.<ref name="p2" /> Beberapa faktor maternal dan eksternal lainnya dapat mempengaruhi transmisi HIV ke bayi, di antaranya banyaknya virus dan sel imun pada trisemester pertama, kelahiran prematur, dan lain-lain.<ref name="p2" /> Penurunan sel imun (CD4+) pada ibu dan tingginya RNA virus dapat meningkatkan risiko penularan HIV dari ibu ke anak. Selain itu, sebuah studi pada wanita hamil di Malawi dan AS juga menyebutkan bahwa kekurangan vitamin A dapat meningkatkan risiko infeksi HIV. Risiko penularan perinatal dapat dilakukan dengan persalinan secara caesar, tidak memberikan ASI, dan pemberian AZTARV pada masa akhir kehamilan dan setelah kelahiran bayi.<ref name="p2">[http://trace.tennessee.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1554&context=utk_chanhonoproj&sei-redir=1#search=%22HIV+structure%22 Trace: Tennessee Research and Creative Exchange] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210412114541/https://trace.tennessee.edu/cgi/viewcontent.cgi?article=1554&context=utk_chanhonoproj&sei-redir=1#search=%22HIV+structure%22 |date=2021-04-12 }} Jonathan Richard Hughes. 2002. HIV: Structure, Life Cycle, and Pathogenecity.</ref> Di sebagian negara berkembang, pencegahan pemberian ASI dari penderita HIV/AIDS kepada bayi menghadapi kesulitan karena harga susu formula sebagai pengganti relatif mahal.<ref name="perinatal" /> Selain itu, para ibu juga harus memiliki akses ke air bersih dan memahami cara mempersiapan susu formula yang tepat.<ref name="perinatal">[http://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/drafts/2005/DRU3071.pdf RAND Health] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20220720001508/https://www.rand.org/content/dam/rand/pubs/drafts/2005/DRU3071.pdf |date=2022-07-20 }} Michael A. Stoto, Ann S. Goldman. 2003. Preventing Perinatal Transmission of HIV.</ref>
 
=== Lain-lain ===
Baris 117 ⟶ 118:
 
== Lihat pula ==
* [[Tidak Terdeteksi = Tidak Menularkan|TDTM]]
* [[ARV]]
* [[Faktor NE]]
Baris 123 ⟶ 125:
* [[Tes HIV]]
* [[Post-exposure prophylaxis]]
* [[HIV+]]
 
== Referensi ==