HIV: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrewn123 (bicara | kontrib) pemutakhiran epidemiologi sekilas HIV/AIDS global dan Indonesia |
k Penambahan Deskripsi Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 13:
}}-->
'''Virus imunodefisiensi manusia'''<ref name="ref1">[http://kateglo.bahtera.org/index.php?mod=glossary&op=1&phrase=human+immunodeficiency+virus&dc=&lang=&src=&srch=Cari Kateglo- virus imunodifisiensi manusia]{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref> atau '''virus
HIV/AIDS kini masih menjadi permasalahan besar global dengan sebanyak 39,0 juta terjangkit infeksi HIV pada tahun 2022 dengan angka kasus infeksi baru sebesar 1,3 juta.<ref>{{Cite journal|last=Joint United Nations Programme on HIV/AIDS (UNAIDS)|date=2024|title=Fact Sheet 2024 - Latest Global and Regional HIV Statistics on The Status of The AIDS Epidemic|url=https://www.unaids.org/en|journal=}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Joint United Nations Programme on HIV/AIDS|date=2023|title=The Path That Ends AIDS|url=http://www.unaids.org/|journal=Unaids Glob Aids Updat}}</ref> Afrika Timur dan Selatan menyumbang penambahan kasus infeksi HIV terbesar sebesar, yaitu lima ratus ribu jiwa diikuti Asia Pasifik sebesar tiga ratus ribu jiwa. Di Indonesia sendiri, terdapat sebanyak 515.455 ODHA (orang dengan HIV/AIDS) berdasarkan Laporan Eksekutif Perkembangan HIV/AIDS dan PIMS Triwulan 1 Tahun 2023.<ref>{{Cite journal|last=Sistem Informasi HIV-AIDS dan IMS (SIHA)|date=2023|title=Laporan Eksekutif Perkembangan HIV/AIDS Dan Penyakit Infeksi Menular Seksual (PIMS) Triwulan I Tahun 2023|url=https://siha.kemkes.go.id/|journal=|pages=1-15}}</ref>
Namun, salah satu masalah terbesar infeksi HIV di Indonesia adalah cara agar para ODHA mengalami penekanan virus. ''Joint United Nations Programme on HIV and AIDS'' (UNAIDS) menetapkan target 95-95-95 pada tahun 2030 yang berarti sebanyak 95% ODHA mengetahui statusnya, 95% ODHA mendapatkan terapi ARV, dan 95% ODHA yang mendapatkan terapi ARV mengalami penekanan virus. Nyatanya, sampai dengan Desember 2022, baru sebesar 81% ODHA di Indonesia yang mengetahui statusnya. Sekitar setengah dari ODHA yang mengetahui statusnya mendapatkan terapi ARV dan kurang dari setengah ODHA yang mendapat terapi mengalami penekanan virus. Lebih buruknya lagi, lebih dari setengah (54%) ODHA yang mendapat terapi ARV tidak melanjutkan pengobatan. Dari 51% itu, 54% ODHA mangkir, 40% meninggal dunia, dan 6% berhenti sendiri.<ref name=":0" />
|