Tanja Dezentjé: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ~PL |
memperluas artikel dengan menambahkan detail-detail penting tentang latar belakang keluarga Indo-Eropa Tanja Dezentjé, memperbaiki data biografisnya, dan memperkaya informasi tentang perannya sebagai diplomat untuk Indonesia merdeka, termasuk aktivitasnya di Radio Yogyakarta dan misi-misi diplomatiknya ke berbagai negara. |
||
(4 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tanja Dezentjé''' (Tatiana Eleonora Catharina Charlotte
== Masa muda ==
Tanja lahir pada 18 Juli 1916 di [[Den Haag]]. Ayahnya, Henri Charles Dezentjé, seorang pewaris keluarga kaya pemilik perkebunan gula di [[Hindia Belanda]], meninggal karena [[kanker]] saat Tanja masih anak-anak. Ibunya, Eleonora Kinzler, seorang [[Emigran Kaum Putih|emigran Rusia Putih]], membawa Tanja pindah ke Argentina untuk tinggal bersama saudara laki-lakinya, John Kinzler. Setelah kematian John, Tanja pindah ke [[Belgia]] untuk tinggal bersama neneknya sebelum kembali ke Den Haag. Kehidupan yang berpindah-pindah ini membuat Tanja fasih berbicara dalam berbagai bahasa, termasuk [[Bahasa Rusia|Rusia]], [[Bahasa Melayu|Melayu]], [[Bahasa Prancis|Prancis]], dan [[Bahasa Belanda|Belanda]].<ref name=":0" />
Tanja memiliki darah Jawa melalui kakeknya, Charles Edmond Dezentjé, yang menikahi istri keduanya, Rapminten alias Charlotte, yang berasal dari trah Keraton Surakarta. Keluarga Dezentjé juga terkait dengan Ernest Dezentjé, pelukis ternama [[Mooi Indie]] yang dihormati oleh [[Soekarno|Presiden Sukarno]].<ref name=":1" />
Pada 1942, Tanja sudah menikah tiga kali. Pernikahan pertamanya terjadi ketika ia berusia 16 tahun dengan seorang pangeran dari [[Jawa]], yang menghasilkan seorang anak laki-laki (nama tidak diketahui). Pernikahan keduanya dengan seorang pria [[Orang Tionghoa-Indonesia|Indo-Cina]] menghasilkan seorang anak perempuan bernama May Ling. Pernikahan terakhirnya dengan seorang [[Orang Indo dalam sejarah kolonial|Indo-Eropa]] bernama William MacGillavry menghasilkan seorang anak perempuan bernama Alexandra.<ref name=":0" />
== Saat perang ==
Pada masa [[Pendudukan Jepang di Hindia-Belanda|pendudukan Jepang]] di Hindia Belanda, Tanja Dezentjé dan suaminya, William MacGillavry, ditangkap oleh pihak Jepang atas tuduhan sebagai mata-mata Belanda. Suaminya dieksekusi pada tahun 1944, sementara Tanja dibebaskan. Tuduhan terhadapnya tidak berhenti di situ; setelah perang, Biro Intelijen Belanda [[Netherlands East Indies Forces Intelligence Service|NEFIS]] melabelinya sebagai pengkhianat dan kolaborator Jepang, meskipun klaim ini tidak berdasar.<ref name=":0" />
Pada 1946, Tanja secara resmi mengambil [[kewarganegaraan Indonesia]], langkah yang dianggap kontroversial oleh pihak otoritas kolonial Belanda.<ref name=":0" />
== Setelah perang dan kemerdekaan ==
Ketika [[Soekarno|Sukarno]] mendeklarasikan kemerdekaan pada tahun 1945, Dezentjé bekerja untuk stasiun radio Suara Indonesia Merdeka di Yogyakarta, yang dia kerjakan dalam bahasa Belanda dan Prancis. Karena dia juga berbicara bahasa Rusia, [[Italia]], Spanyol dan Inggris, dia segera setelah ini juga dikirim sebagai diplomat untuk memohon kemerdekaan Indonesia. Dia adalah bagian dari delegasi Indonesia untuk [[Konferensi Hubungan Asia]] pada tahun 1947. Dia menjalani kehidupan yang aktif tetapi tidak bahagia bepergian dan berpidato membela peran perempuan di republik. Pada tahun 1948 ia menikah dengan diplomat India Mohammed Abdul, tetapi pernikahan itu hanya berlangsung beberapa tahun. Ketika Tanya Dezentjé kembali ke republik, banyak hal telah berubah dan beberapa temannya masih berkuasa. Dia memang mendapat dukungan dari teman lamanya Hatta, Roem en Rubiono. Dia meninggal pada usia 66 pada tahun 1982.
Pada masa Revolusi Nasional, Tanja Dezentjé bergabung dengan Radio Yogyakarta sebagai penyiar. Di bawah Departemen Penerangan Republik Indonesia, ia menyiarkan program dalam bahasa Belanda dan Prancis, menyampaikan pesan perjuangan kemerdekaan Indonesia ke audiens internasional.<ref name=":0" /><ref name=":2" /> Kemampuannya berbicara dalam bahasa Rusia, Inggris, [[Bahasa Spanyol|Spanyol]], [[Bahasa Italia|Italia]], Prancis, dan Belanda menjadikannya aset penting dalam diplomasi Republik Indonesia.<ref name=":0" />
Pada 1947, Tanja menjadi bagian dari delegasi Indonesia dalam [[Konferensi Hubungan Asia]] di [[New Delhi]], di mana ia tampil mengenakan kebaya dan sarung tradisional Jawa, menonjol sebagai simbol emansipasi perempuan Indonesia.<ref name=":2" /> Selain itu, ia ditugaskan dalam misi diplomatik ke berbagai negara, termasuk [[Mesir]], [[India]], dan [[Singapura]], untuk mengadvokasi pengakuan kemerdekaan Indonesia.<ref name=":2" />
Pada akhir 1940-an, Tanja menikah dengan diplomat India, Mohammed Abdul Rahman, dan memiliki seorang putri bernama Mumtaz. Namun, pernikahan ini hanya berlangsung singkat. Setelahnya, Tanja kembali ke Indonesia, di mana ia berusaha menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan politik di republik yang baru merdeka.<ref name=":2" />
Tanja Dezentjé meninggal pada tahun 1982 dalam usia 66 tahun.<ref name=":0" />
== Referensi ==
|