Benteng Somba Opu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Silentwinner (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Silentwinner (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
Baris 47:
[[Berkas:Benteng Somba Opu 06.jpg|jmpl|Rumah Adat Bugis]]
Benteng Somba Opu merupakan benteng induk Kerajaan Gowa dan menjadi benteng utama dan tempat kedudukan Raja Gowa (Sultan Hasanuddin) pada zaman Kerajaan Gowa. Benteng Somba Opu didirikan pada awal abad ke-16 atas inisiatif Raja Gowa IX Karaeng Tumpakasiri Kallongna selanjutnya diteruskan oleh Karaeng Tunipallanga Ulaweng. Pada tahun 1545 Karaeng Tunipallanga Raja Gowa X memperkuat struktur benteng dengan padas.Kediaman bangsawan dan kerabat para raja terletak dibagian utara di belah 2 oleh sumbu jalan utama yang membujur utara selatan di sebelah utara menempel pada dinding luar terdapat pasar. Jalan utama tersebut berpotong tegak lurus di bagian tengah kompleks, dengan sebuah jalan lainnya yang melintang dalam arah timur- barat. Mesjid terletak di ujung jalan utama, melintang barat-timur beriorentasi ke arah barat. Tempat bermukim raja terletak barat-selatan dekat dan sejajar dengan dinding sebelah barat. Diluar benteng tinggi, bermukim para perajurit, keluarga, tukang-tukang, saudagar dan para pendatang dari berbagai suku bangsa. Benteng Somba Opu merupakan peninggalan sejarah kerajaan perkasa masa lalu di Sulawesi Selatan, sekarang kawasan ini dijadikan pusat budaya miniature atau Taman Mini Sulawesi Selatan dan telah dibangun berbagai rumah adat tradisional dari semua suku/etnis yang ada disana yang dapat menggambarkan budayanya masing-masing. <ref name=":0">{{Cite book|last=Pare Eni|first=Sri|date=2019|title=Revitalisasi Kawasan Benteng Somba Opu Sebagai Kawasan Bersejarah Peninggalan Kerajaan Gowa Sulawesi Selatan|location=Jakarta|publisher=Universitas Kristen Indonesia|url-status=live}}</ref>
 
=== Sejarah dibangunya Benteng Somba Opu ===
Benteng Somba Opu dibangun oleh Sultan Gowa IX yang bernama Daeng Matanre Karaeng Tumapa’risi’ Kallonna pada tahun 1525. Pada masa itu Benteng somba Opu masih terbuat dari tanah liat. Kemudian pada masa pemerintahan raja Gowa XI Tunipallangga Ulaweng, Benteng Somba Opu diperkuat dengan mendirikan Dewata/Bastion dan dipersenjatai dengan meriam. Perbaikan dan pembangunan Benteng Somba Opu terus diperkuat hingga Raja Gowa XII yaitu Karaeng Tunijallo dan diberi batu bata oleh Sultan Alauddin, dan kemudian disempurnakan dan dijadikan benteng induk serta pusat pemerintahan Kerajaan Gowa oleh Sultan Hasanuddin. Perkembangannya Kota Somba Opu semakin pesat dan menjadi sentrum kekuasaan pemerintahan sekaligus menjadi salah satu kota niaga yang sangat terkenal di Asia tenggara. <ref name=":0" />Pada pertengahan abad ke -16 benteng ini menjadi pusat perdagangan dan pelabuhan rempah-rempah yang ramai dikunjungi pedagang asing dari Asia dan Eropa. Pada tanggal 24 Juni 1669, benteng ini dikuasai oleh VOC dan kemudian dihancurkan hingga terendam oleh ombak pasang. Pada Tahun 1977 hingga awal tahun 1980-an, benteng ini ditemukan kembali oleh sejumlah ilmuwan melalui ekskavasi yang dilakukan oleh Suaka Peninggalan Sejarah dan Purbakala dan dilanjutkan oleh Proyek Miniatur Sulawesi Selatan pada tahun 1989-1990. Tahun 1990 bangunan benteng yang sudah rusak direkonstruksi sehingga tampak lebih indah. Kini benteng Somba Opu menjadi sebuah obyek wisata yang sangat menarik, sebagai sebuah museum bersejarah.
 
== Lokasi ==