Suddhodana: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
EmausBot (bicara | kontrib)
k Bot: Migrasi 17 pranala interwiki, karena telah disediakan oleh Wikidata pada item d:Q226488
Tjmoel (bicara | kontrib)
k artikel duplikat dengan nama sama [dialihkan]
 
Baris 1:
#ALIH [[Śuddhodana]]
'''Raja Suddhodana''' ({{lang-sa|Śuddhodana}}) adalah ayah Pangeran Siddhartha (yang menjadi Buddha Gautama). Dia adalah pemimpin suku Sakya atau [[Shakya]], yang tinggal di sebelah utara [[India]] dan sebelah selatan [[Nepal]]. Dia merupakan seorang raja adil yang dicintai rakyatnya.
 
== Keluarga ==
Ayah Suddhodana bernama [[Sihahanu]]. Suddhodana menikah dengan Mahamaya. Setelah Ratu Mahamaya melahirkan Pangeran Siddhartha, tak lama kemudian ratu meninggal dunia. Raja Suddhodana kemudian mengambil Mahapajapati (adik Ratu Mahamaya) untuk dijadikan istri. Setelah Pangeran Siddharta tumbuh dewasa, dia menikah dengan [[Yasodhara]], anak dari Suppabuddha (sepupu Suddhodana).
 
Anak lain Suddhodana dari Mahapajapati adalah Putri Sundari Nanda dan Pangeran Nanda.<ref>Dictionary of Buddhism, Keown, Oxford University Press, ISBN 0-19-860560-9</ref>
 
== Berkenalan dengan Dharma ==
Setelah mengetahui hasil ramalan seorang pertapa terkenal pada masanya itu, Raja Suddhodana khawatir apabila putranya lebih memilih menjadi seorang pertapa daripada seorang raja. Dia pun tidak mengijinkan putranya itu untuk keluar dari istana. Bertahun-tahun kemudian, dengan keteguhan Pangeran Siddhartha, Raja Suddhodana akhirnya mengijinkan putranya keluar istana. Pada saat itulah Pangeran Siddhartha melihat [[Empat Penglihatan]] dan akhirnya memutuskan pergi meninggalkan istana. Setelah mendengar Pangeran Siddhartha berhasil mencapai Pencerahan, Suddhodana mengirimkan seorang pengantar pesan bersama dengan 10,000 iringan untuk mengundang Siddhartha kembali ke tanah suku Sakya. Buddha kemudian memberikan khotbah kepada si pengantar pesan dan 10,000 orang pengiringnya, yang semuanya kemudian menjadi biksu dan bergabung dalam [[Sangha]].
 
Suddhodana kemudian mengutus teman dekat Pangeran Siddhartha bernama Kaludayi untuk mengirimkan pesan yang sama. Kaludayi juga menjadi seorang biksu, tetapi Kaludayi menepati janjinya kepada Raja Suddhodana untuk mengundang Buddha ke Kapilavastu. Buddha menerima undangan tersebut dan pergi kembali mengunjungi keluarganya di Kapilavastu. Disana Buddha memberikan khotbah [[Dharma]] kepada keluarganya.
 
Bertahun-tahun kemudian, Buddha kembali lagi ke Kapilavastu untuk menemui ayahnya yang sedang menunggu ajalnya tiba. Beliau memberikan khotbah Dharma untuk terakhir kalinya kepada ayahnya sebelum ayahnya meninggal dunia.
 
==Referensi==
{{reflist}}
 
==Pranala Luar==
{{commons category|Suddhodana}}
*[http://www.dharmaweb.org/index.php/Relatives_and_Disciples_of_the_Buddha_By_Radhika_Abeysekera#Immediate_Family_Of_The_Buddha Immediate Family Of The Buddha King Shuddhodana]
*[http://www.vri.dhamma.org/publications/webversion/english/sakyakol.html Why was the Sakyan Republic Destroyed? by S. N. Goenka] (The following is a translation and adaptation of a Hindi article by [[S. N. Goenka]] published by the Vipassana Research Institute in December 2003.)
 
 
[[Kategori:Keluarga Buddha Guatama]]
[[Kategori:Monarki India]]
[[Kategori:Para Pemimpin Abad ke-6 SM]]