Batu bara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Aday (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 215:
 
Membakar batubara secara langsung (direct burning) telah dikembangkan teknologinya secara continue, yang bertujuan untuk mencapai efisiensi pembakaran yang maksimum, cara-cara pembakaran langsung seperti: ''fixed grate'', ''chain grate'', ''fluidized bed'', ''pulverized'', dan lain-lain, masing-masing mempunyai kelebihan dan kelemahannya.
 
==Mengubah Batubara menjadi Bahan Bakar Minyak (BBM)==
 
Di Indonesia, pencairan batu bara menjadi BBM memang belum berjalan apa-apa, baru sebatas riset melulu. Namun, di Afrika Selatan sudah berlangsung lama. Latar belakangnya bukan kelangkaan minyak bumi, tetapi tekanan politik dunia yang membuat negara itu dikucilkan dalam perdagangan dunia, termasuk untuk komoditas minyak bumi. Ketika itu Afrika Selatan menerapkan politik apartheid.
 
Beruntung Jerman berbaik hati dengan membantu teknologi pencairan batu bara agar rakyat negeri itu tidak terlalu menderita. Maka, mulailah negara itu mencairkan batu bara yang dimilikinya menjadi BBM untuk memenuhi kebutuhan warganya. Karena kadar abunya tinggi, proses pencairannya dilakukan tidak langsung.
 
Cadangan minyak di perut Bumi Indonesia per tahun 2000 tinggal 4,8 miliar barrel (sekitar 550 miliar liter; 1 barrel = 114,41 l). Jika tidak ditemukan cadangan minyak baru dan tingkat konsumsinya tetap, cadangan itu akan habis dalam tahun 2007. Bahkan dengan bertambahnya jumlah penduduk, industri, dan kendaraan bermotor, masa krisis BBM akan lebih cepat lagi datangnya.
Memang, ancaman krisis BBM ini mengglobal sifatnya. Karenanya, banyak negara maju yang melakukan penelitian untuk menemukan teknologi yang bisa menghasilkan sumber energi alternatif. Salah satunya adalah mengubah batu bara (BB) menjadi BBM. Konversi inilah yang kini tengah diteliti di Indonesia, mengingat persediaan batu baranya melimpah.
 
Berdasarkan data, cadangan batu bara Indonesia memang berlimpah. Setidaknya, 36,3 miliar ton batu bara menumpuk di perut Bumi Indonesia. Sekitar 85% di antaranya (30,9 miliar ton) berupa lignit. Di tempat persembunyiannya, batu bara muda ini mudah terbakar oleh provokasi panas dan sulit dipadamkan.
Kalau 1 ton BB kering bisa menghasilkan 4 barrel minyak, cadangan tadi - dengan asumsi kadar airnya rata-rata 30% - bisa diubah menjadi minyak sebanyak kira-kira 86,5 miliar barrel. Jumlah ini kira kira 18 kali cadangan minyak bumi negara Indonesia saat ini. Dengan asumsi konsumsi minyak nasional tetap, jumlah sebanyak itu bisa memenuhi kebutuhan lebih dari 100 tahun.
 
Bila program yang telah disusun berlangsung lancar dan ada investor yang bersedia menanamkan modal untuk membangun pabrik pencairannya, pada 2010 Indonesia sudah bisa menghasilkan BBM dari batu bara. BBM yang dihasilkan kelak tidak berbeda dengan BBM yang ada sekarang, kecuali bebas timbal.
 
Dengan demikian, mesin kendaraan yang semula berbahan bakar dari minyak bumi tidak perlu dimodifikasi mesin atau ditambah peralatan baru. Yang perlu diperbarui barangkali sikap pengguna BBM agar lebih berhemat sehingga sumber daya alam yang ada bisa dimanfaatkan lebih lama lagi.
 
 
==Gasifikasi Batubara==