Sungai Manau, Merangin: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: perbaikan isi templat
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel, removed stub tag
 
(21 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Arung jeram sungai serayu banjarnegara.jpg|thumb|Arung Jeram Sungai Manau]]
{{kecamatan
|nama=Sungai Manau
|dati2=Kabupaten
|nama dati2=Merangin
|foto=Pasanggrahan aan de Merangin te Soengaimanau bij Bangko, KITLV 91008.tiff
|luas=453 km²
|caption=Sungai Manau sekitar tahun 1915.
|penduduk=10.975 jiwa
|luas=453 295,5 km²²
|penduduk=10.975 jiwa10216
|penduduktahun=[[2020]]
|kelurahan=10 desa
|nama camat=M Afrizal, S.IP., AzharM.Si
|kepadatan=- jiwa/km²²
|provinsi=Jambi
|suku bangsa = Melayu}}
 
'''Sungai Manau''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kabupaten Merangin]], [[Jambi]], [[Indonesia]]. yangSebelum dahulunyapemekaran kecamatan, Kecamatan Sungai Manau merupakan induk dari [[Pangkalan Jambu, Merangin|Kecamatan Pangkalan Jambu]] dan [[Renah Pembarap, Merangin|Kecamatan Renah Pembarap]]. Pasar Sungai Manau terletak sekitar 45  km dari [[Bangko, ibukotaMerangin|Kota Bangko]], ibu kota Kabupaten Merangin.
 
Penyanyi lagu Daerah Jambi banyak yang berasal dari Sungai Manau, di antaranya Yurda S dan Ridwan S. Lagu daerah populer dari daerah ini adalah: Negeri Wisata, Bulih Idag Bulih, Gadis Talang, Kadunak Nandung, Abangku Jauh, Suap Tagantung, Mintuo Benci, Tagesak Batunak, Janji Ka Bulan, dll.
 
== '''Sejarah''' ==
 
'''Sungai Manau dalam wilayah adat Tanah Depati'''
Baris 20 ⟶ 24:
Pada masa dahulu, sejarawan memasukkan Sungai Manau ke dalam Wilayah Alam Kerinci. Wilayah Alam Kerinci ini meliputi daerah Kerinci Tinggi dan Kerinci Rendah. Bila dilihat sekarang daerah tersebut mencakup luas wilayah yang terdiri dari Kabupaten Kerinci dan Kabupaten Merangin. Semuanya berada di dalam wilayah Provinsi Jambi. Pada daerah Kerinci Tinggi terdapat 4 buah tanah, yaitu:
* Tanah Depati Atur Bumi. Berbatasan dengan Kerajaan Manjuto dan Depati Biang Sari. Daerah Taklukannya adalah Kerinci Hulu VIII Helai Kain, sampai Siulak Tanah Sekudung.
 
* Tanah Depati Biang Sari. Wilayah takluknya Pematang Tumbuk Tigo Sungai Tabir, Rantau Panjang, Pelepat, sampai Pulau Musang, Tanung Simalidu (lihat Tembo “Raden Syari, Jambi).
 
* Tanah Depati Rencong Telang. Berwatas dengan Dapati Biang Sari di Pengasi. Sejak dari Sebih Kuning Muaro Saleman sampai Alam Pamuncak Nan Tigo Kaum (Kerajaan Manjuto).
 
* Tanah Depati Muara Langkap Tanjung Sekiau. Berwatas dengan wilayah Depati Rencong Telang sampai Sungai Bujur – Perentak – Pangkalan Jambu.
 
 
Ketinggian letak geografis ke empat tanah depati tersebut,menyebabkan dataran itu disebut dengan Empat di Ateh (daerah empat di atas), yang sekarang telah menjadi Kabupaten Kerinci,Kecamatan Muara Siau dan Jangkat. Kedua kecamatan yang disebutkan, termasuk dalam wilayah Kabupaten Merangin.
Baris 37:
* Tanah Depati Setio Rajo, - Lubuk Gaung (Bangko)
* Tanah Depati Setio Beti (Bhakti), - Nalo (Nalo Tantan)
 
 
Ketiga Depati ini waris depatinya dari Pulau Sangkar, anak Puti Lelo Baruji, sehingga sampai sekarang disebut: Tigo Dibaruh Anak Batino Pulau Sangkar”. Sedangkan daerah khususnya adalah:
Baris 43 ⟶ 42:
* Tanah Pemuncak Pulau Rengas (Bangko Barat)
* Tanah Pemuncak Pemerap Pemenang.
 
 
Ketiga tanah depati dan dua daerah khusus itu, karena letaknya berada pada ketinggian jauh lebih rendah bila dibandingkan dengan daerah Kerinci Tinggi maka disebut dengan daerah Tigo di Baruh (dataran rendah) atau daerah tiga di bawah. Dalam pepatah adat yang menyebutkan tentang kekuasaan pemerintahan Depati Empat Alam Kerinci dikatakan lingkupnya mencakup daerah Empat di Ateh, Tigo di Baruh, duo Pemuncak Pulau Rengas dan Pemerap Pemenang. Kesembilan daerah kekuasaan pemerintahan Depati Empat inilah yang disebut orang-orang pada zaman Kerajaan Jambi menurut sepanjang adat dengan nama: Pucuk Jambi Sembilan Lurah, yaitu wilayah yang berada di daerah atas atau daerah bagian hulu dari Kerajaan Jambi.
 
== '''Wilayah Administratif''' ==
 
Setelah Kecamatan Sungai Manau dimekarkan menjadi 3 Kecamatan, desa-desa yang masih tergabung dalam wilayah administratif kecamatan ini adalah:
Baris 71 ⟶ 69:
'''10. Desa Benteng'''
 
Sentra perekonomian masyarakat terpusat di Pasar Sungai Manau yang mana Hari Balai (pasar mingguan) hanya diadakan pada hari Kamis. Pusat perkantoran terletak di Desa Benteng yang terletak sekitar 1  km dari Pasar Sungai Manau.
 
== '''Potensi Pariwisata''' ==
Sentra perekonomian masyarakat terpusat di Pasar Sungai Manau yang mana Hari Balai (pasar mingguan) hanya diadakan pada hari Kamis. Pusat perkantoran terletak di Desa Benteng yang terletak sekitar 1 km dari Pasar Sungai Manau.
 
== '''Potensi Pariwisata''' ==
'''1'''''.'' '''Gua Tiangko'''
[[Berkas:Stopica Cave 3.JPG|thumbjmpl|393x393px250px]]
 
Berlokasi di Desa Tiangko, ditemukan sejumlah gua yang menjadi kediaman manusia purba ribuan tahun yang lalu. Luasnya hanya 206 meter persegi dan lebar mulut bagian depan setinggi 4 meter serta mulut bagian belakang setinggi 11,5 meter.
 
Berdasarkan hasil penelitian Bennet Bronson dan Teguh Amat pada tahun 1974, di tempat ini ditemukan lapisan tembikar yang dibawahnya terdapat alat-alat obsidian. Penemuan itu pun lantas menyimpulkan bahwa Goa Tiangko menjadi permukiman tertua di Jambi.
 
[[Berkas:Stopica Cave 3.JPG|thumb|393x393px]]
Gua ini dindingnya berupa ceruk-ceruk bebatuan yang ditumbuhi lumut, langit-langitnya pun dipenuhi sarang burung walet dan kelelawar yang bergelantungan. Di goa ini juga bisa ditemui batu kapiler yang membentuk stalktit dan stalakmit dengan berbagai ornamen yang menakjubkan.
 
Baris 96 ⟶ 93:
 
'''4. Kompleks Gua Sengayau'''
[[Berkas:Large place in the small hole.jpg|jmpl|250px]]
 
[[Berkas:All alone in the dark.jpg|jmpl|250px]]
[[Berkas:Ribuan Kelelawar pada Salah Satu Stalaktit Gua di Kawasan Karst Sengayau.jpg|jmpl|250px]]
[[Berkas:Keindahan Perut Bumi.jpg|jmpl|150px]]
Kawasan Goa Sengayau terletak di Desa Sungai Pinang. Kawasan Goa Sengayau dengan luas sekitar 10.000 ha merupakan daerah perbukitan yang termasuk dalam kawasan zona penyangga (Buffer zone) Taman Nasional Kerinci Sebelat (TNKS). Dalam laporan Ekspdisi Mapala SIGINJAI Unja 2008, bahwa di Kawasan Goa Sengayau terdapat 43 buah goa dan dari 43 goa tersebut baru 12 goa yang sudah di petakan (Mapping) oleh Mapala SIGINJAI Unja. Walaupun laporan itu masih simpang siur dengan informasi dari masyarakat karena menurut masyarakat setempat ada sekitar 100 buah goa di kawasan ini, tapi itu adalah data yang pertama untuk goa yang ada di kawasan Goa Sengayau.
 
Beberapa nama goa yang terdapat di kompleks Goa Sengayau yaitu Goa Masjid, Goa Ahmad, Goa Tancap, Goa Ventaris, Goa Riben, Goa Siginjai, Goa Asap, Goa Air Daya, Goa Sempit, Goa Lapangan, Goa Batang dan masih banyak lagi baik vertical maupun horizontal.
 
Goa Masjid merupakan goa terbesar di kawsankawasan Goa Sengayau dan termasuk goa horizontal yang mempunyai panjang lorong sekitar 513,5 meter. Di namakan Goa Masjid karena terdapat ruangan yang besar yang atapnya menyerupai kubah di masjid. Goa Masjid paling sering di kunjungi di antara goa yang lain dan ini berdampak banyaknya coretan di dinding goa.
 
Goa Lapangan termasuk goa vertical dengan kemiringan 90 derajat, di namakan Goa Lapangan karena goa ini mempunyai ruangan yang cukup luas sekitar 2/3 dari luas lapangan sepak bola. Goa Lapangan mempunyai 2 pintu yang pertama dengan vertical yang kedalamannya 40 meter selanjutnya ketemu ruangan yang luasnya sekitar 2/3 lapangan sepak bola kemudian melanjutkan perjalanan dengan melewati beberapa lorong dan ornament-oernament yang memanjakan mata yang mana jalan tembusnya ke Goa Masjid dan melewati air terjun setinggi 4 meter.
Baris 107:
Lorong-lorong antara goa yang satu dengan yang lain saling berhubungan dan seperti goa lapangan tembusnya ke goa masjid dan di lorong goa masjid ketemu persimpangan dan itu termasuk goa tancap bisa juga langsung menuju goa siam, jadi antara goa yang satu dengan yang lain saling berhubungan tanpa kita harus keluar dulu untuk menuju goa berikutnya. Ornament yang terdapat di dalam goa masih cukup alami dan masih bisa tumbuh walaupun butuh ribuan tahun. Sepanjang lorong goa, stalaktit, stalakmit, gourdam, helaktiti dan pilar masih bisa dinikmati dan sangat memanjakan mata. Bahkan di beberapa tempat ada patung batu yang menyerupai gajah dan patung yang menyerupai orang dengan posisi duduk seperti sedang sholat.
 
Beberapa jenis flora dan fauna yang mendominasi kawasan goa sengayau seperti Kelapa (Cocous nucifera), Pisang (Musa paradisiacal), Mangga (Mangifera indica), Durian (Durio zibethinus) Bambu (Bambusa), Keladi (Colocasia), Walet Sarang Putih (Collocalia fucphaga), Seriti (Collocalia asculanta), Kutilang (Phycnomutus aurigaster), Perkutut (Geopelia striata), Terkukur (Streptopelia cinarsis), Kelelawar (Tadarida pucata), Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Lutung (Presbytis cristata) dll.[[Berkas:Dodol Bangka.JPG|alt=Gelamai|thumbjmpl]]'''5. Batu Gong'''
 
Merupakan batu berukir yang berada di aliran Sungai Masumai di Desa Muaro Panco.
Baris 121:
'''7. Tradisi Bebantai dan Ngacau Gelamai'''
 
Tradisi Bebantai adalah sebuah kegiatan ekspresi kegembiraan dalam menyambut Bulan Suci Ramadan dengan menyembelih hewan ternak di Pasar Sungai Manau dan di pusat-pusat konsentrasi masyarakat. Daging dari hasil penyembelihan hewan ternak ini mereka siapkan sebagai lauk atau menu utama makanan pada sahur dan berbuka dipada hari pertama berpuasa.[[Berkas:Lans dom 061203 1714 mura.jpg|alt=Duku Muaro Panco|thumbjmpl|231x231px]]Tradisi Bebantai ini diikuti dengan tradisi membuat gelamai, panganan khas Sungai Manau. Biasanya tradisi ini dilakukan pada seminggu sebelum datangnya hari Raya Idul Fitri. Pembuatannya makanan ini begitu unik dengan membuat barung-barung (tungku besar berbentuk lubang besar di tanah yang diberi atap menyerupai pondok). Barung-barung ini muat untuk 5 orang lebih karena proses pembuatannya membutuhkan gotong royong para tetangga dan ini dilakukan dalam waktu yang cukup lama, biasanya paling cepat 12 jam.
 
'''8. Ikan Semah'''
Baris 132:
 
'''10. Asam Durian/Tempoyak
[[Berkas:YosriBelacanTempoyakDekat.jpg|alt=Tempoyak/Asam Durian|thumbjmpl]]
Tempoyak  adalah  masakan  yang berasal dari buah  durian  yang  difermentasi. Tempoyak merupakan makanan yang biasanya dikonsumsi sebagai  lauk  saat menyantap  nasi. Tempoyak juga dapat dimakan langsung, namun hal ini jarang sekali dilakukan karena banyak yang tidak tahan dengan keasaman dan aroma dari tempoyak itu sendiri. Selain itu, tempoyak dijadikan  bumbu  masakan. Biasanya tempoyak akan terasa lebih nikmat jika dimasak dengan ikan khas pulau Sumatera, ikan baung.
 
'''11. Gulai Tekuyung'''
 
Tekuyung(siput sungai) sangat mudah didapatkan di daerah ini jika air sungai sedang surut. Selain rasanya yang enak gulai tekuyung konon bisa menyembuhkan berbagai macam penyakit. Salah satunya menurut cerita orang tua gulai tekuyung bisa menyembuhkan penyakit diare. Dalam penyajiannya gulai tekuyung biasanya dicampur dengan sayur pakis dengan rasa yang sangat pedas. Tekuyung mudah didapatkan di sungai. Biasanya, Tekuyung menempel di dekat bebatuan. Cara makannya pun tak kalah unik. Untuk mengeluarkan, daging tekuyung dari cangkangnya harus disedot dengan tarikan  yang kuat.
 
'''12. Lubuk Larangan'''
Baris 156:
{{Kabupaten Merangin}}
 
{{Authority control}}
{{kecamatan-stub}}