Sumatra: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: halaman dengan galat kutipan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
|||
(68 revisi perantara oleh 41 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 16:
|country = {{flagcountry|Indonesia}}
|country_admin_divisions_title = Provinsi
|country_admin_divisions = {{flag|Aceh}}<br />{{flag|
|country_largest_city = [[Berkas:Logo Kota Medan (Seal of Medan).svg|20px]] [[Kota Medan|Medan]]
|country_largest_city_population = 2.479.560 (2018)
|population = 57.940.351
|population_as_of = 2018
|density_km2= 96
|ethnic_groups = [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]]
|map_caption=Pulau Sumatra di Indonesia
|timezone=[[Waktu Indonesia Barat]] ([[UTC+07:00]])
}}
'''Sumatra''' (
== Etimologi ==
Nama ''Suwarnabhumi'' ('Pulau Emas') atau ''Swarnadwipa'' yang memiliki arti yang sama diberikan karena kandungan emas yang berlokasi di dataran tinggi di pulau ini yang kemungkinan berasal dari daerah Minangkabau atau [[Sumatera Barat]]. yang saat itu dikuasai [[Sriwijaya]] antara abad 7 sampai 11 masehi <ref name=":0" /> Istilah "Pulau Emas" ini pun disebutkan dalam cerita rakyat Minangkabau seperti pada cerita [[Kaba Cindua Mato]] dengan nama ''Pulau Ameh'' yang berarti pulau emas dalam [[Bahasa Minangkabau]].<ref name=":1" /> Istilah-istilah ini muncul pada [[prasasti]] di India, yaitu [[Prasasti Nalanda]] di India (860 M) dan [[Prasasti Tanjore]] (1030 M) dalam [[bahasa Sanskerta]] saat menceritakan perjalanan utusan [[Kerajaan Chola]] ke Sumatra.<ref name=":2" />
Seorang musafir dari [[Tiongkok]] yang bernama [[I-tsing]] (634-713) yang bertahun-tahun menetap di [[Sriwijaya]] (Palembang sekarang) pada abad ke-7, menyebut Sumatra dengan nama ''chin-chou'' yang berarti "negeri emas". Emas menjadi daya tarik para pendatang di pulau Sumatra.<ref name=":2">{{cite web|url=https://historia.id/kuno/articles/pulau-emas-di-barat-nusantara-6k4rr|title=Pulau Emas di Barat Nusantara|first=Risa|last=Herdahita Putri|website=historia.id|date=13 Mei 2018|accessdate=20 Juni 2023}}</ref>.
Nama-nama ini sudah dipakai dalam naskah-naskah India sebelum Masehi. Naskah [[Buddha]] yang termasuk paling tua, Kitab [[Jataka]], menceritakan pelaut-pelaut [[India]] menyeberangi [[Teluk Benggala]] ke Suwarnabhumi. Dalam cerita [[Ramayana]] dikisahkan pencarian Dewi [[Sinta]], istri Rama yang diculik [[Rahwana]], sampai ke Suwarnadwipa.
Para musafir Arab menyebut Sumatra dengan nama "Serendib" (tepatnya: "Suwarandib"), transliterasi dari nama Suwarnadwipa. Abu Raihan Al-Biruni, ahli geografi [[Persia]] yang mengunjungi Sriwijaya tahun 1030, mengatakan bahwa negeri Sriwijaya terletak di pulau Suwarandib. Namun ada juga orang yang mengidentifikasi Serendib dengan [[Srilangka]], yang tidak pernah disebut Suwarnadwipa.
Baris 41 ⟶ 43:
Naskah Yunani tahun 70, [[Periplous tes Erythras Thalasses]], mengungkapkan bahwa Taprobana juga dijuluki chryse nesos, yang artinya ‘pulau emas’. Sejak zaman purba para pedagang dari daerah sekitar Laut Tengah sudah mendatangi [[Nusantara]], terutama Sumatra. Di samping mencari emas, mereka mencari [[kemenyan]] (''Styrax sumatrana'') dan [[kapur barus]] (''Dryobalanops aromatica'') yang saat itu hanya ada di Sumatra. Sebaliknya, para pedagang Nusantara pun sudah menjajakan komoditas mereka sampai ke Asia Barat dan Afrika Timur, sebagaimana tercantum pada naskah ''Historia Naturalis'' karya Plini abad pertama Masehi.
Dalam kitab umat [[Agama Yahudi|Yahudi]], Melakim (Raja-raja), pasal 9, diterangkan bahwa
Banyak ahli sejarah yang berpendapat bahwa negeri [[Ophir]] itu terletak di Sumatra (Gunung Ophir di [[Kabupaten Pasaman Barat|Pasaman Barat]], [[
Kemudian pada [[Prasasti Padang Roco]] tahun 1286 dipahatkan ''swarnnabhūmi'' ([[bahasa Sanskerta]], berarti "tanah emas") dan ''bhūmi mālayu'' ("Tanah Melayu") untuk menyebut pulau ini. Selanjutnya dalam naskah [[Negarakertagama]] dari abad ke-14 juga kembali menyebut "Bumi Malayu" (Melayu) untuk pulau ini.
=== Samudra menjadi Sumatra ===
Kata yang pertama kali menyebutkan nama ''Sumatra'' berasal dari gelar seorang raja [[Sriwijaya]] ''[[Haji Sumatrabhumi]]'' ("Raja tanah Sumatra"),<ref name="MUNOZ 175">{{cite book|last=Munoz|title=Early Kingdoms|pages=175}}</ref> berdasarkan berita China ia mengirimkan utusan ke [[China]] pada tahun [[1017]]. Pendapat lain menyebutkan nama Sumatra berasal dari nama [[
Peralihan Samudra (nama kerajaan) menjadi Sumatra (nama pulau) menarik untuk ditelusuri. [[Odorico da Pordenone]] dalam kisah pelayarannya tahun 1318 menyebutkan bahwa dia berlayar ke timur dari Koromandel, India, selama 20 hari, lalu sampai di kerajaan Sumoltra. Ibnu Bathutah bercerita dalam kitab Rihlah ila l-Masyriq (Pengembaraan ke Timur) bahwa pada tahun 1345 dia singgah di kerajaan Samatrah. Pada abad berikutnya, nama negeri atau kerajaan di Aceh itu diambil alih oleh musafir-musafir lain untuk menyebutkan seluruh pulau.
Baris 56 ⟶ 61:
== Sejarah ==
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian
Berikut adalah
{| class="wikitable"
!No
Baris 76 ⟶ 83:
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang,Suku Asal Sumatera Lain)
|12.308.609
|-
|3
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|5
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|7
|Suku Asal
|
|-
|8
|[[Suku
|1.
|}
== Transportasi ==
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[Sumatera Selatan]]). Di tengah pulau Sumatra, jalur kereta api hanya terdapat di [[Sumatera Barat]]. Jalur ini menghubungkan antara kota [[Padang]] dengan [[Sawah Lunto]] dan kota Padang dengan kota [[Pariaman]]. Semasa kolonial Belanda hingga tahun [[2001]], jalur Padang - Sawah Lunto dipergunakan untuk pengangkutan batu bara. Tetapi semenjak cadangan batu bara di Ombilin mulai menipis, maka jalur ini tidak berfungsi lagi. Sejak akhir tahun [[2006]], pemerintah provinsi Sumatera Barat, kembali mengaktifkan jalur ini sebagai jalur kereta wisata.
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Penerbangan internasional dilayani dari Banda Aceh ([[Bandar Udara Internasional Sultan Iskandar Muda]]), Medan ([[Bandar Udara Internasional Kuala Namu]]), Padang ([[Bandara Internasional Minangkabau]], Batam ([[Bandar Udara Internasional Hang Nadim]]), Tanjungpinang ([[Bandar Udara Internasional Raja Haji Fisabilillah]]) dan Palembang ([[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]). Sedangkan pelabuhan kapal laut ada di Belawan (Medan), Teluk Bayur (Padang), Batam Centre (Batam), Bulang Linggi (Bintan), Sri Bintan Pura (Tanjungpinang) dan Bakauheni (Lampung).
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan Sumatera Selatan. Hasil-hasil utama pulau Sumatra ialah kelapa [[sawit]], [[tembakau]], [[minyak bumi]], [[timah]], [[bauksit]], [[batu bara]] dan [[gas alam]]. Hasil-hasil bumi tersebut sebagian besar diolah oleh perusahaan-perusahaan asing.
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (Sumatera Utara), menghasilkan minyak bumi
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Lahat (Sumatera Selatan), menghasilkan batu bara.
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (Sumatera Selatan), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (Sumatera Barat), menghasilkan semen.
* Sawahlunto (Sumatera Barat), menghasilkan batubara.
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
# [[Palembang]], [[Sumatera Selatan]]
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[Sumatera Barat]]
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[Laut Andaman]], di timur dengan [[Selat Malaka]], di sebelah selatan dengan [[Selat Sunda]] dan di sebelah barat dengan [[Samudra Hindia]]. Di sebelah timur pulau, banyak dijumpai rawa yang dialiri oleh sungai-sungai besar yang bermuara di sana, antara lain [[Sungai Asahan|Asahan]] ([[Sumatera Utara]]), [[Sungai Siak]] ([[Riau]]), [[Sungai Kampar|Kampar]], [[Sungai Inderagiri|Inderagiri]] ([[Sumatera Barat]], Riau), [[Batang Hari]] (Sumatera Barat, [[Jambi]]), [[Sungai Musi|Musi]], [[Sungai Ogan|Ogan]], [[sungai Lematang|Lematang]], [[Sungai Komer
== Sejarah ==
Kerajaan maritim dan [[komersial]] [[Sriwijaya]] mengalami keruntuhan pada tahun 688 Hijriyah<ref name='sriwijayaempire'/>. Penyebutan Bupati di pergunakan untuk menyebut Raja Sriwijaya yang bernama Haji Yuwa Rajya Punku Syri Haridewa tertulis dalam [[Prasasti Hujung Langit]] Yuwaraja pada [[Abad ke-9]] Masehi, Sriwijaya berkembang di Indonesia<ref name='sriwijayaempire'/>. Kerajaan ini berasal dari [[Sumatera Selatan]] [[Batu Brak]] menguasai Selat [[Malaka]], kekuasaan Kedatuan Sriwijaya berlandaskan International Perdagangan [[Cina]] dan [[India]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Para Raja Sriwijaya mendirikan biara-biara di Negapattam tenggara India. [[Chola]] kerajaan India yang pada [[Abad ke-10]] Masehi Sriwijaya berkembang menguasai sebagian besar pulau [[Jawa]]<ref name='sriwijayaempire'/>. Kedatuan Sriwijaya sebagai penghalang Kerajaan Chola India di jalur laut antara [[Asia Selatan]] dan Timur, pada tahun 1025 Kerajaan Chola merebut Kerajaan yang berada di [[Palembang]], menangkap raja dan seluruh anggota keluarganya termasuk pejabat-pejabat kerajaan, pembantu serta membawa hartanya, pada awal [[Abad ke-12]] Masehi Kedatuan Sriwijaya telah direduksi menjadi kerajaan dengan raja terahir seorang laki-laki bernama Ratu Sekerummong yang pada [[Abad ke-13]] M telah ditaklukkan ditumbangkan oleh keturunan dari Ratu Ngegalang Paksi tetesan darah, darah yang menetes dari Sultan Iskandar Zulkarnain<ref name='sriwijayaempire'/> "Sultan yang dipertuan" yakni Ampu Pernong, nyerupa, balunguh, berjalandiwai. Seorang bawahan Kerajaan [[Majapahit]] di Jawa segera mendominasi panggung [[Politik Indonesia]]<ref name='sriwijayaempire'>https://www.britannica.com/place/Srivijaya-empire</ref><ref>http://digilib.ubl.ac.id/index.php?p=show_detail&id=17297&keywords=</ref>, di daerah Jawa ketika konflik internal kerajaan Majapahit, berangsur-angsur turun kewibawaannya karena konflik tersebut, hal ini dimanfaatkan oleh keturunan raja-raja Majapahit untuk mendirikan kerajaan Islam di pulau jawa yaitu kerajaan Demak walaupun masih bersipat lokal. Kerajaan '''Haru,''' sebuah kerajaan [[Suku Karo|Karo]] yang pernah berdiri di wilayah pantai timur [[Sumatera Utara]] dan berkuasa pada kurun abad ke-13 sampai abad ke-16 Masehi. Pada masa jayanya kerajaan ini adalah kekuatan bahari yang cukup hebat, dan mampu mengendalikan kawasan bagian utara [[Selat Malaka]].
<ref name="Archaeology Highlands of Sumatra-Aru">{{Cite book|date=2009|url=https://books.google.com/books?id=MusYBwAAQBAJ&q=Aru+Kingdom&pg=PA110|title=From Distant Tales: Archaeology and Ethnohistory in the Highlands of Sumatra|location=Newcastle upon Tyne|publisher=Cambridge Scholars Publishing|isbn=978-1-4438-0497-4|editor-last=Bonatz|editor-first=Dominik|editor-last2=Miksic|editor-first2=John|editor2-link=John N. Miksic|editor-last3=Neidel|editor-first3=J. David}}</ref>
Kemudian bermunculan pula kerajaan-kerajaan Islam lainnya dari pulau Sumatra<ref name='makalahislam'/>. Tertinggi bahkan bisa menkerucut menjadi Piramida kerajaan yang berdiri pada abad ke-7 Hijriyah tanggal 29 Rajab tahun 688 Mujarrad rasulullah sallallahu alayhi wasallam di [[Lampung]] sebagai kekhususan satuan wilayah administrasi pemerintahan. Sedangkan pada tahun 1601 nusantara di jajah oleh kerajaan Belanda yang datang ke Indonesia<ref name='makalahislam'/>.
== Penduduk ==
Secara umum, pesisir timur pulau Sumatra didiami oleh [[bangsa Melayu]], yang terbagi ke dalam beberapa suku/subsuku. Suku-suku besar lainnya selain suku Melayu ialah [[Suku Batak|Batak]], [[Orang Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Aceh|Aceh]], [[Suku Lampung|Lampung]], [[Suku Karo|Karo]], [[Suku Nias|Nias]], [[Suku Rejang|Rejang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Gayo|Gayo]], [[Suku Enggano|Enggano]], [[Suku Mentawai|Mentawai]], [[Suku Devayan|Devayan]] dan suku-suku lainnya. Di wilayah pesisir Sumatra dan di beberapa kota-kota besar seperti [[Medan]], [[Batam]],[[Pekan Baru]], [[Palembang]] dan [[Bandar Lampung]], banyak bermukim etnis pendatang seperti [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Banjar|Banjar]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] dan [[India-Indonesia|India]]. Mata pencaharian penduduk Sumatra sebagian besar sebagai petani, nelayan, dan pedagang.
Penduduk Sumatra mayoritas beragama [[Islam]] dan sebagian merupakan penganut ajaran Kristen [[Protestan]] maupun [[Katolik]], terutama di wilayah [[Tapanuli]] dan Toba-Samosir termasuk sebagian wilayah lainya di [[Sumatera Utara]]. Di wilayah perkotaan, seperti [[Medan]], [[Pekanbaru]], [[Batam]], [[Pangkal Pinang]], [[Palembang]], dan [[Bandar Lampung]] dijumpai beberapa penganut [[Buddha]] dan [[Konghucu]] utamanya dianut oleh orang-orang Tionghoa.
Berikut adalah 8 suku bangsa terbesar yang ada di Sumatera menurut sensus BPS 2010 (termasuk Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Nias, Mentawai, Simeulue dan pulau-pulau di sekitarnya)<ref>{{Cite web|title=Badan Pusat Statistik|url=https://www.bps.go.id/publication/2012/05/23/55eca38b7fe0830834605b35/kewarganegaraan-suku-bangsa-agama-dan-bahasa-sehari-hari-penduduk-indonesia.html|website=www.bps.go.id|access-date=2021-12-19}}</ref>
{| class="wikitable"
!No
!Suku Bangsa
!Jumlah
|-
|
|[[Suku Jawa]]
|15.239.275
|-
|2
|[[Suku Melayu]] (Riau,Jambi,Palembang,Suku Asal Sumatera Lain)
|12.308.609
|-
|3
|[[Suku Batak]]
|7.302.330
|-
|4
|[[Suku Minangkabau]]
|5.799.001
|-
|5
|Suku Asal Aceh
|3.991.883
|-
|6
|[[Suku Sunda]]
|1.231.888
|-
|
|Suku Asal Lampung
|1.109.601
|-
|
|[[Suku Nias]]
|1.021.267
Baris 119 ⟶ 204:
Kota-kota di pulau Sumatra dihubungkan oleh empat ruas jalan lintas, yakni lintas tengah, lintas timur, lintas barat dan lintas pantai timur yang melintang dari barat laut - tenggara Sumatra. Selain itu terdapat pula ruas jalan yang melintang dari barat - timur, seperti ruas Bengkulu - [[Palembang]], Padang - Jambi, serta Padang - Dumai - Medan.
Di beberapa bagian pulau Sumatra, kereta api merupakan sarana transportasi alternatif. Di bagian selatan, jalur kereta api bermula dari [[Pelabuhan Panjang]] ([[Lampung]]) hingga [[Lubuk Linggau]] dan [[Palembang]] ([[
Di utara Sumatra, jalur kereta api membentang dari kota [[Medan]] sampai ke kota [[Rantau Prapat]]. Pada jalur ini, kereta api dipergunakan sebagai sarana pengangkutan kelapa sawit dan penumpang.
Baris 126 ⟶ 211:
== Ekonomi ==
Pulau Sumatra merupakan pulau yang kaya dengan hasil bumi. Dari lima provinsi kaya di Indonesia, tiga provinsi terdapat di pulau Sumatra, yaitu provinsi Aceh, Riau dan
Tempat-tempat penghasil barang tambang ialah:
* Arun (Aceh), menghasilkan gas alam.
* Pangkalan Brandan (
* Duri, Dumai, dan Bengkalis (Riau), menghasilkan minyak bumi.
* Tanjung Enim (
* Lahat (
* Plaju dan [[Sungai Gerong]] (
* Tanjungpinang (Kepulauan Riau), menghasilkan bauksit.
* Natuna dan Kepulauan Anambas (Kepulauan Riau), menghasilkan minyak bumi dan gas alam.
* Singkep (Kepulauan Riau), menghasilkan timah.
* Karimun (Kepulauan Riau), menghasilkan granit.
* Indarung (
* Sawahlunto (
Beberapa kota di pulau Sumatra, juga merupakan kota perniagaan yang cukup penting. [[Medan]] kota terbesar di pulau Sumatra, merupakan kota perniagaan utama di pulau ini. Banyak perusahaan-perusahaan besar nasional yang berkantor pusat di sini.
Selain kota [[Medan]], kota-kota besar lain di pulau Sumatra adalah:
# [[Palembang]], [[
# [[Bandar Lampung]], [[Lampung]]
# [[Pekanbaru]], [[Riau]]
# [[Batam]], [[Kepulauan Riau]]
# [[Padang]], [[
== Geografis ==
Pulau Sumatra terletak di bagian barat gugusan kepulauan [[Nusantara]]. Di sebelah utara berbatasan dengan [[
Di bagian barat pulau, terbentang [[pegunungan Bukit Barisan]] yang membujur dari barat laut ke arah tenggara dengan panjang lebih kurang 1500 km. Sepanjang bukit barisan tersebut terdapat puluhan gunung, baik yang tidak aktif [[Gunung Pesagi]], maupun gunung berapi yang masih aktif, seperti [[Gunung Geureudong|Geureudong]] (Aceh), [[Gunung Sinabung|Sinabung]] (
=== Gunung-gunung di Sumatra yang berketinggian di atas 2.500 meter dpl ===
Baris 160 ⟶ 245:
{{col|2}}
* [[Gunung Bandahara]], [[Aceh]] (3.030 m)
* [[Gunung Dempo]], [[
* [[Gunung Geureudong]], Aceh (2.885 m)
* [[Gunung Kerinci]], [[Jambi]] (3.805 m)
* [[Gunung Leuser]], Aceh (3.172 m)
* [[Gunung Marapi]],
* [[Gunung Perkison]], Aceh (2.828 m)
* [[Gunung Singgalang]],
* [[Gunung Talamau]],
* [[Gunung Talang]],
{{EndDiv}}
Baris 194 ⟶ 279:
| [[Berkas:Locator_Aceh_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Medan}}
| [[Edy Rahmayadi]]
| align="center"|72.981
| align="center"|14.753.286
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_North_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_north_sumatra.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Padang}}
| [[Mahyeldi Ansharullah]]
| align="center"|42.012
| align="center"|5.511.246
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_West_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator west sumatra.png|150px]]
Baris 248 ⟶ 333:
| [[Berkas:Locator_bengkulu_final.png|150px]]
|-
| [[
| {{kota|Palembang}}
| [[Herman Deru]]
| align="center"|91.592
| align="center"|8.182.597
| align="center"|[[Daftar kabupaten dan kota di
| [[Berkas:Coat_of_arms_of_South_Sumatra.svg|pus|50px]]
| [[Berkas:Locator_sumsel_final.png|150px]]
Baris 288 ⟶ 373:
|1
|[[Kota Medan|Medan]]
|[[
|2.949.830
|{{start date and age|1590|7|1|df=yes}}
Baris 294 ⟶ 379:
|2
|[[Kota Palembang|Palembang]]
|[[
|1.573.898
|{{start date and age|683|6|17|df=yes}}
Baris 318 ⟶ 403:
|6
|[[Kota Padang|Padang]]
|[[
|887.675
|{{start date and age|1669|8|7|df=yes}}
Baris 342 ⟶ 427:
|10
|[[Kota Pematangsiantar|Pematangsiantar]]
|[[
|282.885
|{{start date and age|1871|4|24|df=yes}}
Baris 348 ⟶ 433:
|11
|[[Kota Binjai|Binjai]]
|[[
|282.415
|{{start date and age|1872|5|17|df=yes}}
Baris 360 ⟶ 445:
|13
|[[Kota Lubuklinggau|Lubuklinggau]]
|[[
|
|{{start date and age|2001|6|21|df=yes}}
|-
Baris 372 ⟶ 457:
|15
|[[Kota Tanjungbalai|Tanjungbalai]]
|[[
|167.012
|{{start date and age|1620|12|27|df=yes}}
Baris 386 ⟶ 471:
| 2. || [[Palembang]]|| [[Patungraya Agung]] || 1.455.284 || 1.548.064
|-
| 3. || [[Batam]] || [[Batam–Bintan–Karimun|Batam
| 1.329.773 || 1.192.808
|-
| 4. || [[Bandar Lampung]] ||
|-
| 5. || [[Pekanbaru]] || [[Pekansikawan]] || 1.091.088 || 959.830
|-
| 6. || [[Padang]] || [[Kawasan Metropolitan Palapa|Palapa]] || 833.562 || 872.271
|}
Baris 405 ⟶ 491:
* [[Daftar gunung di Sumatra]]
* [[Kerajaan-kerajaan di Sumatra]]
== Catatan ==
{{Notelist}}
== Referensi ==
|