Iwan Dwiprahasto: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Medication error: merapikan rujukan
OrophinBot (bicara | kontrib)
 
Baris 35:
Dalam tesis buatannya pada 1992 di Universitas Newcastle yang dijadikan landasan analisa langkah-langkah pencegahan ''medication error'', Iwan menemukan bahwa pemberian [[antibiotik]] pada [[infeksi saluran pernapasan akut]] (ISPA) di layanan kesehatan swasta Yogyakarta tidak tepat. Angkanya mencapai 82%, di mana tidak berbeda antara [[dokter umum]] dan [[Dokter spesialis|spesialis]]. Pencegahan ''medication error,'' menurut Iwan, dapat dilakukan dengan memperbaiki [[Tata kelola perusahaan|tata kelola]] layanan rumah sakit, yang bermuara pada pengelolaan medik pasien secara terpadu.<ref>{{Cite journal|last=Dwiprahasto|first=Iwan|year=2004|title=Medical Error di Rumah Sakit dan Upaya untuk Meminimlkan Risiko|url=https://jurnal.ugm.ac.id/jmpk/article/view/2884|journal=Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan|volume=7|issue=01|pages=13-17|doi=}}</ref> Perlu diketahui sebelumnya bahwa sebagian besar ISPA umum disebabkan oleh [[virus]] (salesma, [[Influenza|flu]], [[bronkitis]], dan [[Radang paru-paru|pneumonia]] lainnya) dan dapat sembuh sendiri tanpa [[terapi medikamentosa]] (''self limiting disease''). Antibiotik hanya diberikan kepada ISPA yang disebabkan oleh bakteri, seperti kasus akut untuk [[rhinosinusitis]] dan bronkitis, serta bakteri penyebab [[otitis media]] dan [[faringitis]]/[[Radang amandel|tonsilitis]]. Konsumsi antibiotik yang berlebihan justru dapat menyebabkan resistensi antibiotik.<ref name=":4">{{Cite journal|last=Dwiprahasto|first=Iwan|year=2006|title=Peningkatan Mutu Penggunaan Obat di Puskesmas melalui Pelatihan Berjenjang pada Dokter dan Perawat|url=https://journal.ugm.ac.id/jmpk/article/viewFile/2740/2462|journal=Jurnal Manajemen Pelayanan Kesehatan Universitas Gajah Mada|volume=09|issue=02|pages=94-101|doi=}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://www.halodoc.com/tidak-semua-infeksi-memerlukan-pengobatan-antibiotik|title=Tidak Semua Infeksi Memerlukan Pengobatan Antibiotik|last=Redaksi Halodoc|first=|date=13-03-2019|website=Halodoc|access-date=18-06-2020}}</ref>
 
Besarnya pemberian antibiotika untuk ISPA diteliti kembali olehnya secara retrospektif dengan maksud menciptakan model intervensi pelatihan penggunaan obat yang rasional. Penelitian ini dipublikasikan pada 2006 dan turut menelusuri penggunaan injeksi pada penyakit [[mialgia]]. Lokus penelitiannya adalah 43 puskesmas di delapan kab/kota Prov. [[SumatraSumatera Barat]]. Melalui penghitungan data resep, penelitian ini kembali mengkonfirmasi penggunaan obat berlebih untuk ISPA (antibiotik) dan mialgia (injeksi) berbentuk polifarmasi, yaitu penggunaan beberapa obat secara bersamaan dalam satu kondisi medis, baik kepada balita maupun dewasa. Peresepan seperti ini cenderung sama ditemui pada layanan dokter umum di layanan kesehatan swasta.<ref name=":4" />
 
[[Penelitian intervensi]] juga kembali diinisiasi Iwan atas penggunaan obat pada 20 [[Pusat Kesehatan Masyarakat|puskemas]] di lima kab/kota di [[Kalimantan Timur]]. Survei yang mengidentifikasi ''medication error'' di sana menunjukkan bahwa kekeliruan sering terjadi di bagian pemilihan obat, cara pemberian obat, dan frekuensi pemberian obat. Maka, dari basis data ini, intervensi yang dilakukan berbentuk pelatihan kepada dokter dan perawat puskesmas. Masing-masing materinya adalah tentang penggunaan obat secara rasional dan ''on the job training'' menggunakan contoh kasus sehari-hari di puskesmas. Enam bulan setelah intervensi pelatihan, angka ''medication error'' turun. Penurunan kesalahan yang signifikan (dalam rasio metode riset: p < 0,05) terjadi pada aspek ketidaklengkapan resep, kekeliruan pemilihan obat, dan kekeliruan cara pemberian obat. Melalui penelitian ini, Iwan menunjukkan bagaimana intervensi yang berfokus pada [[farmakoterapi]] berbasis bukti dan penyuluhan tentang risikonya berhasil menurunkan angka ''medication error'' di puskesmas.<ref>{{Cite journal|last=Dwiprahasto|first=Iwan|year=2006|title=Intervensi Pelatihan untuk Meminimalkan Risiko Medication Error di Pusat Pelayanan KesehatanPrimer|url=http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/detail.php?dataId=5603|journal=Berkala Ilmu Kedokteran|volume=38|issue=1|pages=1-8|doi=}}</ref>