Muhammad Bakhiet: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Dakwah Ketokohan dan Pengaruh: Perbaikan kesalahan ketik, ejaan menurut EYD, pilihan kata/diksi, dan hal-hal lain tanpa mengubah konteks inti tulisan.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 74:
 
== Dakwah Ketokohan dan Pengaruh ==
Di samping sebagai ulama., Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet juga merupakan seorang guru Tarikat Alawiyah. Berkenaan dengan dengan Tarikat Alawiyah ini, pada tahun 1993 beliau dikirim ke Surabaya (Bangil). Di sini lah ia mengaji dan mengambil Tarikat Alawiyah dari Habib Zein Al Abidin Ahmad Alaydrus. Kurang lebih satu tahun bergelut dalam dunia Tarikat Alawiyah dengan syarat para jamaah yang mengikutinya tidak kurang dari 40 orang. sejumlah nama yang aktif menjadi murid utama di antaranya adalah Abdul Karim, Abdurrahim, Abdul Aziz, Abdushomat, Abdul Muin, Ahmad Mugeni, Ahmad Said, Ahmad Nor, Ali Mawardi, Baihaqi, Fahrurrazi, H. Abdussalam, H. Alfian Hidayat, H. Darussalam, Zunaidi HA, Mahdi Jauhari, Muhammad Arsyad, Muhammad Ahyad, Muhammad Farid Wajidi, dan lain-lain. Seiring berjalan waktu, Tarikat Alawiyah berkembang pesat hingga diikuti oleh puluhan ribu orang. Pada mulanya pengajian tarikat Alawiyah bertempat di Pondok Pesantren Hidayaturrahman Barabai. Di tempat ini pengajian berlangsung kurang lebih 40 minggu atau 40 kali pertemuan. Namun, demi mengakomodir penambahan peserta yang signifikan pada setiap pertemuan maka selanjutnya kegiatan dipindahkan ke pondok pesantren Rahmatullah Ummah. Dari sinilah nantinya menjadi pondok pesantren Nurul Muhibbin yang cukup terkenal itu dan selanjutnya pindah ke Paringin dengan lokasi yang sangat luas dan lengkap dengan pemukimannya.
 
Sosok Tuan Guru Haji Muhammad Bakhiet sangat kharismatik dan sangat dihormati oleh masyarakatnya di Hulu Sungai. Hasil observasi meunjukkan bahwa sejak Guru Bakhiet berkiprah di Barabai suasana kota Apam itu pada khususnya dan Kabupaten HST pada umumnya telah menunjukkan perkembangan yang cukup positif dalam hal corak keberagamaannya. Bahkan ketika terjadi perbedaan pendapat dalam penentuan hari raya antara Guru Bakhiet dan Pemerintah pusat, mayoritas umat Islam HST lebih condomg dan memilih mengikuti pendapat Guru Bakhiet dibandingkan mengikuti ketetapan pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa Guru Bakhiet merupakan orang yang begitu dihormati dan dipercaya oleh kalangan sekitarnya.