Utilitarianisme: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Merapikan artikel
menghapus pranala untuk kata pranala, mengganti pranala egoisme dan altruisme
Tag: kemungkinan spam pranala VisualEditor
 
Baris 3:
Meskipun terdapat bentuk-bentuk utilitarianisme dengan karakterisasi yang berbeda, ide dasar dari etika utilitarianisme adalah untuk memaksimalkan [[Daya guna|utilitas]], atau yang sering didefinisikan dengan istilah kesejahteraan. [[Jeremy Bentham]], pendiri utilitarianisme, mendefinisikan ''utilitas'' sebagai "karakter dalam objek apa pun yang menghasilkan manfaat, keuntungan, kesenangan, kebaikan, atau kebahagiaan ... [atau] untuk mencegah terjadinya kerusakan, rasa sakit, kejahatan, atau ketidakbahagiaan kepada pihak yang dipertimbangkan kepentingannya.”
 
Utilitarianisme adalah sebuah versi dari [[konsekuensialisme]], sebuah teori etika yang menyatakan bahwa konsekuensi dari suatu tindakan adalah satu-satunya standar untuk menilai benar dan salah. Tidak seperti bentuk konsekuensialisme lainnya, seperti [[egoisme etis|egoisme]] dan [[Altruisme (etika)|altruisme]], utilitarianisme menganggap kepentingan semua manusia adalah [[Pertimbangan kepentingan yang sama|setara]]. Para pendukung utilitarianisme berbeda pendapat pada beberapa isu, seperti apakah suatu tindakan harus dipilih berdasarkan kemungkinan akibat yang dihasilkan (''[[utilitarianisme tindakan]]''), atau apakah [[agensi|seorang agen]] harus bertindak sesuai dengan aturan yang memaksimalkan utilitas (''[[utilitarianisme aturan]]''). Ada juga perbedaan pendapat mengenai apakah utilitas total (''[[Utilitarianisme rata-rata dan total|utilitarianisme total]]''), utilitas rata-rata (''[[utilitarianisme rata-rata]]'') atau utilitas orang-orang yang paling miskin<ref>White, Stuart. [2004] 2015. "[https://plato.stanford.edu/entries/social-minimum/ Social Minimum]." ''[[Stanford Encyclopedia of Philosophy|The Stanford Encyclopedia of Philosophy]]'', edited by [[Edward N. Zalta|E. N. Zalta]]. [[Stanford University]]. Retrieved 5 July 2020.</ref> yang harus dimaksimalkan.
 
Meskipun asal-usul etika utilitarianisme dapat ditelusuri dan ditemukan dalam filsafat [[Hedonisme|hedonis]] [[Aristippos|Aristippus]] dan [[Epikuros|Epicurus]], yang memandang kebahagiaan sebagai satu-satunya kebaikan, dan dalam karya filsuf India abad pertengahan [[Shantideva|Śāntideva]], tradisi utilitarianisme modern dimulai dengan [[Jeremy Bentham]], dan dilanjutkan dengan para filsuf utilitarian seperti [[John Stuart Mill]], [[Henry Sidgwick]], [[R. M. Hare|RM Hare]], dan [[Peter Singer]]. Konsep utilitarianisme telah diterapkan pada [[Ekonomi kesejahteraan|ekonomi kesejahteraan sosial]], krisis [[kemiskinan]] global, [[Etika makan daging|etika memelihara hewan untuk makanan]], dan pentingnya menghindari [[Risiko bencana global|risiko eksistensial]] bagi kemanusiaan.