Kerohanian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-diantara +di antara , -Diantara +Di antara) |
Anangyb001 (bicara | kontrib) Fitur saranan suntingan: 3 pranala ditambahkan. |
||
(23 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
== Definisi ==▼
Tidak ada satu [[definisi]] secara luas yang disepakati tentang spiritualitas.{{sfn|Koenig|2012|p=36}}{{sfn|Cobb|2012|p=213}}{{refn|group=note|Koenig e.a.: "There is no widely agreed on definition of spirituality today".{{sfn|Koenig|2012|p=36}} Cobb e.a.: "The spiritual dimension is deeply subjective and there is no authoritative definition of spirituality".{{sfn|Cobb|2012|p=213}}}} Para ilmuwan di bidang [[ilmu sosial]] telah menetapkan spiritualitas sebagai pencarian untuk yang dikaitkan dengan kudus, untuk sesuatu yang diatur terpisah dari umumnya dan pantas dihormati.
▲==Definisi==
▲Tidak ada satu definisi secara luas yang disepakati tentang spiritualitas.{{sfn|Koenig|2012|p=36}}{{sfn|Cobb|2012|p=213}}{{refn|group=note|Koenig e.a.: "There is no widely agreed on definition of spirituality today".{{sfn|Koenig|2012|p=36}} Cobb e.a.: "The spiritual dimension is deeply subjective and there is no authoritative definition of spirituality".{{sfn|Cobb|2012|p=213}}}} Para ilmuwan sosial telah menetapkan spiritualitas sebagai pencarian untuk yang dikaitkan dengan kudus, untuk sesuatu yang diatur terpisah dari umumnya dan pantas dihormati. "dimensi transenden dalam pengalaman manusia ... ditemukan di saat-saat di mana pertanyaan individu tentang makna keberadaan secara pribadi dan upaya untuk menempatkan diri dalam konteks ontologis yang lebih luas. "{{sfn|Saucier|2007}}
▲Menurut Waaijman, arti tradisional dari spiritualitas adalah proses re-formasi yang "bertujuan untuk memulihkan bentuk asli manusia, gambar Tuhan. Untuk mencapai hal ini, re-formasi yang berorientasi pada cetakan, yang merupakan bentuk asli watak: dalam [[Taurat]] [[Yudaisme]], dalam agama [[Kristen]] [[Kristus]], dalam [[Buddhisme]] [[Buddha]], dalam [[Islam]] [[Muhammad]]"{{refn|group=note|Waaijman{{sfn|Waaijman|2000|p=460}} uses the word "omvorming", "to change the form". Different translations are possible: transformation, re-formation, [[Alchemy|trans-mutation]].}} pada zaman modern spiritualitas telah datang yang berarti pengalaman internal dari individu. Ini masih menunjukkan suatu proses transformasi, tetapi dalam konteks yang terpisah dari lembaga keagamaan yang terorganisir: "Spiritual tetapi tidak religius"{{sfn|Wong|2008}} Houtman dan Aupers menunjukkan bahwa spiritualitas modern merupakan perpaduan antara psikologi humanistik, mistis dan tradisi esoteris dan agama-agama timur.{{sfn|Houtman|2007}}
Waaijman menunjukkan bahwa "spiritualitas" adalah hanya salah satu istilah dari berbagai kata-kata yang menunjukkan praksis spiritualitas.{{sfn|Waaijman|2002|p=315}} Beberapa istilah lain adalah "Hasidisme, kontemplasi, kabbala, asketisme, mistisisme, kesempurnaan, pengabdian dan kesalehan".{{sfn|Waaijman|2002|p=315}}
Baris 12 ⟶ 10:
Spiritualitas dapat dicari tidak hanya melalui agama-agama tradisional, tetapi juga melalui gerakan-gerakan seperti [[liberalisme]], [[teologi feminis]], dan [[politik hijau]]. Spiritualitas juga sekarang dikaitkan dengan kesehatan mental, mengelola penyalahgunaan zat, fungsi perkawinan, pengasuhan, dan life skill. Ia telah mengemukakan bahwa spiritualitas juga mengarahkan untuk menemukan tujuan dan makna hidup.{{sfn|Snyder|2007}}
== Etimologi ==
Istilah ''[[Spirit]]'' berarti "hal yang menjiwai atau prinsip vital dalam manusia dan hewan".<ref group=web name="OED-Spirit" /> Kata ini berasal dari [[bahasa
Istilah ''spiritual'', hal-hal "tentang ruh",<ref group=web name="OED-Spiritual" /> berasal dari Old French spirituel (12c.), yang berasal dari istilah Latin spiritualis, yang berasal dari "spiritus" atau "roh".<ref group=web name="OED-Spiritual">[http://www.etymonline.com/index.php?term=spiritual&allowed_in_frame=0 Online Etymology Dictionary, ''Spiritual'']</ref>
Istilah ''Spiritualitas'' berasal dari Middle French spiritualite,<ref group=web name="OED-Spirituality" /> dari Late Latin "spiritualitatem" (spiritualitas nominatif),<ref group=web name="OED-Spirituality" /> yang juga berasal dari [[bahasa Latin]] "spiritualis".<ref group=web name="OED-Spirituality">[http://www.etymonline.com/index.php?allowed_in_frame=0&search=spirituality&searchmode=none Online Etymology Dictionary, ''Spirituality'']</ref>
== Spiritual
Setelah [[Perang Dunia Kedua]] spiritualitas dan agama menjadi terputus.{{sfn|Waaijman|2000|p=361}} Sebuah wacana baru yang dikembangkan, di mana ( humanistik ) psikologi, mistis dan tradisi esoteris dan agama-agama timur sedang dicampur, untuk mencapai diri sejati dengan keterbukaan diri, kebebasan berekspresi dan meditasi.{{sfn|Houtman|2007}}
Perbedaan antara spiritual dan religius menjadi lebih umum dalam pikiran populer pada akhir abad ke-20 dengan munculnya [[sekularisme]] dan munculnya gerakan [[Abad baru]]. Penulis seperti Chris Griscom dan Shirley MacLaine mengeksplorasi dalam berbagai cara dalam buku-buku mereka. Paul Heelas mencatat perkembangan di kalangan [[Abad baru]] dari apa yang ia sebut " seminar spiritualitas "
Di antarafaktor-faktor lain, keanggotaan menurun dari yang terorganisasi agama dan pertumbuhan sekularisme di dunia barat telah memunculkan pandangan ini lebih luas dari spiritualitas.<ref>Michael Hogan (2010). ''The Culture of Our Thinking in Relation to Spirituality''. Nova Science Publishers: New York.</ref> Istilah " spiritual " sekarang sering digunakan dalam konteks di mana istilah " agama " yang sebelumnya digunakan.{{sfn|Gorsuch|1999}} Kedua teis dan ateis telah mengkritik pengembangan ini.<ref>{{Cite web |url=http://www.hds.harvard.edu/news-events/harvard-divinity-bulletin/articles/spiritual-but-not-religious |title=Salinan arsip |access-date=2014-01-01 |archive-date=2013-01-08 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130108123847/http://www.hds.harvard.edu/news-events/harvard-divinity-bulletin/articles/spiritual-but-not-religious |dead-url=yes }}</ref><ref>[http://ideas.time.com/2013/03/21/viewpoint-the-problem-with-being-spiritual-but-not-religious Viewpoint: The Limitations of Being ‘Spiritual but Not Religious’]</ref>
== Spiritualitas tradisional ==
===
Yudaisme rabinik (atau dalam beberapa tradisi Kristen, Rabbinism) (Ibrani: "Yahadut Rabanit" - יהדות רבנית) telah menjadi bentuk utama dari Yudaisme sejak abad ke-6, setelah kodifikasi [[Talmud]]. Hal ini ditandai dengan keyakinan bahwa [[Taurat|Taurat Tertulis]] ("Hukum" atau "Instruksi") tidak dapat diinterpretasikan dengan benar tanpa mengacu kepada [[Taurat Lisan]] dan
▲Yudaisme rabinik (atau dalam beberapa tradisi Kristen, Rabbinism) (Ibrani: "Yahadut Rabanit" - יהדות רבנית) telah menjadi bentuk utama dari Yudaisme sejak abad ke-6, setelah kodifikasi [[Talmud]]. Hal ini ditandai dengan keyakinan bahwa [[Taurat|Taurat Tertulis]] ("Hukum" atau "Instruksi") tidak dapat diinterpretasikan dengan benar tanpa mengacu kepada [[Taurat Lisan]] dan
dengan produktif menspesifikasikan literatur perilaku apa yang disetujui oleh hukum (disebut [[halakha]], "jalan" ).
Baris 36 ⟶ 33:
[[Kabbalah]] (harfiah "menerima"), merupakan metode esoteris, disiplin dan sekolah pemikiran Yudaisme. Definisi bervariasi sesuai dengan tradisi dan tujuan dari orang-orang yang mengikutinya,<ref>''Kabbalah: A very short introduction'', Joseph Dan, Oxford University Press, Chapter 1 "The term and its uses"</ref> dari asal agama sebagai bagian integral dari Yudaisme, untuk kemudian berkembang [[Kristen]], [[Zaman baru]], atau adaptasi sinkritisme Okultis.
=== Kekristenan ===
Spiritualitas Katolik adalah
=== Islam ===
Pilar Islam (arkan al-Islam, juga Arkan ad-din, "pilar agama") adalah lima tindakan dasar dalam Islam, dianggap wajib bagi semua orang percaya. [[Al-Qur'an]] menyajikan mereka sebagai kerangka kerja untuk ibadah dan tanda komitmen untuk iman. Yaitu adalah (1) [[syahadat]] (kredo), (2) [[shalat]] (shalat), (3) [[sedekah]] (zakat), (4) [[puasa]] selama bulan [[Ramadhan]] dan (5) [[haji]] (haji) setidaknya sekali dalam seumur hidup bagi yang mampu untuk melaksanakannya. Sekte Syiah dan Sunni keduanya sepakat pada rincian penting untuk tindakan ini.<ref>[http://www.oxfordislamicstudies.com/article/opr/t125/e1859?_hi=32&_pos=3 Pillars of Islam], Oxford Islamic Studies Online</ref>
===
▲Praktek Buddhis dikenal sebagai [[Bhavana]], yang secara harfiah berarti "pembangunan" atau "budidaya"<ref>[[Matthieu Ricard]] has said this in a talk.</ref> atau "memproduksi"<ref name="PED">Rhys Davids & Stede (1921-25), p. 503, entry for "Bhavana," retrieved 9 Dec 2008 from "U. Chicago" at http://dsal.uchicago.edu/cgi-bin/philologic/getobject.pl?c.2:1:3558.pali.</ref><ref name="MWD">Monier-Williams (1899), p. 755, see "Bhavana" and "Bhavana," retrieved 9 Dec 2008 from "U. Cologne" at http://www.sanskrit-lexicon.uni-koeln.de/scans/MWScan/MWScanpdf/mw0755-bhAvodaya.pdf.</ref> dalam arti "memanggil menjadi ada."<ref name="manual">[[Nyanatiloka]] (1980), p. 67.</ref> Ini adalah konsep penting dalam Buddhis praxis (Patipatti). Kata bhavana biasanya muncul dalam hubungannya dengan kata lain membentuk frase senyawa seperti citta-bhavana (pengembangan atau budidaya hati / pikiran) atau metta bhavana (pengembangan / budidaya kasih setia). Ketika digunakan pada 'budidaya spiritual' bhavana umumnya menandakan sendiri.
Berbagai Jalan Buddhis pembebasan dikembangkan selama berabad-abad. Yang paling terkenal adalah Jalan Mulia Beruas Delapan, tetapi yang lain termasuk dalam jalan Bodhisattva dan Lamrim.
=== Hindu ===
Hindu tidak memiliki tatanan adat gerejawi, tidak ada otoritas keagamaan yang terpusat, tidak ada badan, tidak ada nabi-nabi maupun kitab suci yang mengikat;. Hindu dapat memilih untuk menjadi [[Politeisme|politeistik]], panteistik, monistik, atau ateis<ref>See:
* [[Julius J. Lipner]], Hindus: Their Religious Beliefs and Practices, 2nd Edition, Routledge, ISBN 978-0-415-45677-7, page 8; Quote: “(...) one need not be religious in the minimal sense described to be accepted as a Hindu by Hindus, or describe oneself perfectly validly as Hindu. One may be polytheistic or monotheistic, monistic or pantheistic, even an agnostic, humanist or atheist, and still be considered a Hindu.”;
* Lester Kurtz (Ed.), Encyclopedia of Violence, Peace and Conflict, ISBN 978-
* MK Gandhi, [http://www.mkgandhi.org/ebks/essence_of_hinduism.pdf The Essence of Hinduism], Editor: VB Kher, Navajivan Publishing, see page 3; According to Gandhi, “a man may not believe in God and still call himself a Hindu.”</ref> Dengan difus ini dan struktur terbuka, spiritualitas dalam filsafat Hindu merupakan pengalaman individu, dan disebut sebagai ksaitrajña (Sansekerta: क्षैत्रज्ञ<ref>Monier-Williams Sanskrit-English Dictionary, [http://sanskrit.inria.fr/MW/73.html क्षैत्रज्ञ
* क्षैत्रज्ञ [ k?aitrajña ] [ k?aitrajña ] n. ( fr. [ k?etra-jñá ] g. [ yuvadi ], spirituality, nature of the soul Lit. W.; the knowledge of the soul Lit. W.</ref>). Ini mendefinisikan praktik spiritual sebagai perjalanan seseorang menuju [[moksha]], kesadaran diri, penemuan kebenaran yang lebih tinggi, sifat sejati dari realitas, dan kesadaran yang dibebaskan dan rasa puas.
* Bhavasar and Kiem, Spirituality and Health, in Hindu Spirituality, Editor: Ewert Cousins (1989), ISBN 0-8245-0755-X, Crossroads Publishing New York, pp 319-337;
* John Arapura, Spirit and Spiritual Knowledge in the Upanishads, in Hindu Spirituality, Editor: Ewert Cousins (1989), ISBN 0-8245-0755-X, Crossroads Publishing New York, pp 64-85</ref><ref name="gf">Gavin Flood, Brill's Encyclopedia of Hinduism, Editor: Knut Jacobsen (2010), Volume II, Brill, ISBN 978-90-04-17893-9, see Article on ''Wisdom and Knowledge'', pp 881-884</ref> === Sikh ===
Sikhisme menganggap kehidupan rohani dan kehidupan sekuler yang akan terjalin:<ref name="Kamala">{{cite book
Dalam Sikhisme tidak ada [[dogma]],<ref>{{cite book|last=Singh|first=Nikky-Guninder|title=The Feminine Principle in the Sikh Vision of the Transcendent|url=https://archive.org/details/feminineprincipl0000sing|year=1993|publisher=Cambridge University Press|isbn=9780521432870|page=[https://archive.org/details/feminineprincipl0000sing/page/172 172]}}</ref> [[imam]], [[biarawan]] atau [[yogi]].
=== Spiritualitas Afrika ===
Dalam beberapa konteks Afrika, spiritualitas dianggap sebagai sistem kepercayaan yang memandu kesejahteraan masyarakat dan orang-orang di dalamnya, dan pemusnahan sumber ketidakbahagiaan disebabkan oleh kejahatan.
== Sains ==
=== Antagonisme ===
Sejak [[revolusi ilmiah]], hubungan ilmu pengetahuan dengan agama dan spiritualitas telah berkembang dalam cara yang kompleks <ref>{{cite book|last=Gascoigne|first=John|title=Cambridge in the Age of the Enlightenment: Science, Religion and Politics|year=1988|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge|pages=300}}</ref><ref name=SandR>{{cite book|last=Brooke|first=John Hedley|title=Science and religion: some historical perspectives|url=https://archive.org/details/sciencereligions0000broo|year=1991|publisher=Cambridge University Press|location=Cambridge}}</ref> Sejarawan [[John Hedley Brooke]] menjelaskan variasi yang luas:
{{quote|Ilmu-ilmu alam telah diinvestasikan dengan makna religius, dengan implikasi antireligius dan, dalam banyak konteks, tanpa signifikansi agama sama sekali."<ref name=SandR/>}}
Gagasan populer pertentangan antara ilmu pengetahuan dan agama <ref>Applebaum, Wilbur. ''Encyclopedia of the scientific revolution: from Copernicus to Newton'' Volume 1800 of Garland reference library of the humanities. Psychology Press, 2000 ISBN 0-8153-1503-1, ISBN 978-0-8153-1503-2</ref><ref>R. Cruz Begay, MPH, DrPH, ''Science And Spirituality'' March 2003, Vol 93, No. 3 | American Journal of Public Health 363 American Public Health Association</ref> secara historis berasal dari "pemikir dengan kapak sosial atau politik untuk menggiling" daripada dengan filosof alam itu sendiri
=== Holisme ===
Selama abad kedua puluh hubungan antara ilmu pengetahuan dan spiritualitas telah dipengaruhi baik oleh psikologi Freudian, yang telah menekankan batas-batas antara dua daerah dengan menonjolkan [[individualisme]] dan [[sekularisme]], dan dengan perkembangan dalam fisika partikel, yang dibuka kembali perdebatan tentang saling melengkapi antara ilmiah dan agama. Wacana dan menghidupkan kembali bagi banyak minat dalam holistik konsepsi realitas <ref name=SandR/>{{rp|322}} konsep holistik ini yang diperjuangkan oleh spiritualis [[Zaman baru]] dalam jenis mistisisme kuantum yang mereka klaim membenarkan keyakinan spiritual mereka,,<ref name='Capra'>{{Cite journal | last = Capra | first = Fritjof | authorlink = Fritjof Capra | coauthors = | title = The Tao of Physics: an exploration of the parallels between modern physics and Eastern mysticism, 3rd ed. | publisher = Shambhala Publications | date = 1991 (1st ed. 1975) | location = Boston, MA | pages = | url =
=== Riset ilmiah ===
[[Ilmu syaraf|Ahli saraf]] mencoba untuk mempelajari lebih lanjut tentang bagaimana fungsi otak selama melaporkan pengalaman spiritual.
Psikologi agama menggunakan berbagai metrik untuk mengukur spiritualitas.<ref name=kapuscinski10>{{cite journal |author=Afton N. Kapuscinski & Kevin S. Masters |year=2010 |title=The current status of measures of spirituality: A critical review of scale development |journal=[[Psychology of Religion and Spirituality]] |publisher=[[American Psychological Association]] |volume=2 |issue=4 |pages=191–205 |doi=10.1037/a0020498 |issn=1941-1022 |pmid=}}</ref>
Sesuai dengan peningkatan umum dalam minat spiritualitas dan pengobatan komplementer dan alternatif, doa telah mengumpulkan perhatian di antara beberapa perilaku ilmuwan. Masters dan Spielmans <ref>{{Cite journal | doi = 10.1007/s10865-007-9106-7 | last1 = Masters | first1 = K.S. | last2 = Spielmans | first2 = G.I | year = 2007 | title = Prayer and health: review, meta-analysis, and research agenda | url = | journal = Journal of Behavioral Medicine | volume = 30 | issue = 4| pages = 329–338 | pmid = 17487575 }}</ref> telah melakukan meta-analisis efek jauh dari doa syafaat,
== Catatan ==
{{reflist|group=note|2}}
== Referensi ==
{{Reflist|2}}
=== Sumber yang diterbitkan ===
{{refbegin}}
*
* {{Citation | last =Comans | first =Michael | year =2000 | title =The Method of Early Advaita Vedanta: A Study of Gau?apada, Sa?kara, Suresvara, and Padmapada | place =Delhi | publisher =Motilal Banarsidass}}
* {{Citation | last1 =Gorsuch | first1 =R.L. | last2 =Miller | first2 =W. R. | year =1999 | title = Assessing spirituality. In W. R. Miller (Ed), Integrating spirituality into treatment (pp. 47-64) | place = Washington, DC | publisher =American Psychological Association}}
* {{Citation | last =Hanegraaff | first =Wouter J. | year =1996 | title =New Age Religion and Western Culture. Esotericism in the mirror of Secular Thought | place=Leiden/New York/Koln | publisher =E.J. Brill}}
* {{Citation | last =Hori | first =Victor Sogen | year =1999 | title =Translating the Zen Phrase Book. In: Nanzan Bulletin 23 (1999) | url =http://www.thezensite.com/ZenEssays/HistoricalZen/translating_zen_phrasebook.pdf }}
* {{Citation | last1 =Houtman | first1 =Dick | last2 =Aupers | first2 =Stef | year =2007 | title =The Spiritual Turn and the Decline of Tradition: The Spread of Post-Christian Spirituality in 14 Western Countries, 1981-2000 | journal =Journal for the Scientific Study of Religion (2007) 46 (3): 305-320}}
* {{Citation | last =King | first =Richard | author-link = Richard E. King | year =2002 | title =Orientalism and Religion: Post-Colonial Theory, India and "The Mystic East" | publisher =Routledge}}
Baris 105 ⟶ 103:
* {{Citation | last =Roy | first =Sumita | year =2003 | title =Aldous Huxley And Indian Thought | publisher =Sterling Publishers Pvt. Ltd}}
* {{cite journal | first = Gerard | last = Saucier | coauthors = Katarzyna Skrzypinska| title = Spiritual But Not Religious? Evidence for Two Independent Dispositions | journal = Journal Of Personality | date = 1 October 2006 | volume = 74 | issue = 5 | pages = 1257–1292 | jstor = 27734699 | accessdate = 2013-03-05}}
* {{Citation | last =Sharf | first =Robert H. | year =1995-B | title =Buddhist Modernism and the Rhetoric of Meditative Experience | journal =NUMEN, vol.42 (1995) | url =http://buddhiststudies.berkeley.edu/people/faculty/sharf/documents/Sharf1995,%20Buddhist%20Modernism.pdf | accessdate =2014-01-01 | archive-date =2019-04-12 | archive-url =https://web.archive.org/web/20190412103407/http://buddhiststudies.berkeley.edu/people/faculty/sharf/documents/Sharf1995,%20Buddhist%20Modernism.pdf | dead-url =yes }}
* {{Citation | last =Sharf | first =Robert H. | year =2000 | title =The Rhetoric of Experience and the Study of Religion. In: Journal of Consciousness Studies, 7, No. 11-12, 2000, pp. 267-87 | url =http://buddhiststudies.berkeley.edu/people/faculty/sharf/documents/Sharf1998,%20Religious%20Experience.pdf | accessdate =2014-01-01 | archive-date =2013-05-13 | archive-url =https://web.archive.org/web/20130513104227/http://buddhiststudies.berkeley.edu/people/faculty/sharf/documents/Sharf1998,%20Religious%20Experience.pdf | dead-url =yes }}
* {{Citation | last =Sinari | first =Ramakant | year =2000 | title =Advaita and Contemporary Indian Philosophy. In: Chattopadhyana (gen.ed.), "History of Science, Philosophy and Culture in Indian Civilization. Volume II Part 2: Advaita Vedanta" | place =Delhi | publisher =Centre for Studies in Civilizations}}
* {{Citation | last1 = Snyder | first1 = C.R. | author-link = C. R. Snyder | last2 = Lopez | first2 = Shane J. |year =2007 | title = Positive Psychology | publisher = Sage Publications, Inc. | isbn =0-7619-2633-X}}
Baris 114 ⟶ 112:
{{refend}}
=== Sumber-web ===
{{reflist|group=web}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Teori]]
|