The Rollies: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
(43 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox
| honorific_prefix =
|
| honorific_suffix =
| image_upright =
| Background = group_or_band ▼
| image_size = 300px
| landscape = <!-- yes, if wide image, otherwise leave blank -->
| birthplace = {{negara|Indonesia}} [[Bandung]], [[Indonesia]]▼
|
| caption = Formasi klasik The Rollies
|
| native_name_lang =
| genre = [[Pop]], Soul, [[Funk]], Jazz Rock▼
|
|
| birth_date = 1965
| label =Philips Record Singapura, Remaco, Purnama Record, Hidayat Audio, Sokha Record, Musica Studio, ▼
|
| death_place =
|
|
|
|
| relatives=
| spouse=
| website =
| signature =
| module=
{{Infobox musical artist|embed=yes
| origin =
▲| genre = [[Pop]], Soul, [[Funk]], Jazz Rock
| instrument =
| years_active = [[1965]]–[[1990]]<br />[[1997]]–sekarang
▲| label = Philips Record Singapura, Remaco, Purnama Record, Hidayat Audio, Sokha Record, Musica Studio,
| associated_acts =
| current_members = Jimmie Manopo<br /> Oetje F. Tekol<br /> Masri A. Piliang<br /> Abadi Soesman<br /> Nyong Anggoman<br /> Didiet Maruto<br /> Wawan Tagalosh<br /> Hendro Priyono<br /> Alfred Ayal
| past_members = Iwan Krisnawan<br /> Deddy Stanzah<br /> Bonny Nurdaya<br /> Delly Joko Alipin<br /> Bangun Sugito ( Gito )<br /> Guswin<br />T.Z. Iskandar<br /> Benny Likumahuwa<br />Pomo
}}
}}
'''
== Perjalanan karier ==
=== Awal terbentuk ===
'''The Rollies''' terbentuk atas gagasan Deddy Sutansyah yang kemudian lebih dikenal sebagai [[Deddy Stanzah]]. Di pertengahan
▲[[Berkas:The Rollies (foto dokumen oleh Denny Sakrie).jpg|left|thumb|300px|Formasi klasik The Rollies]]
▲'''The Rollies''' terbentuk atas gagasan Deddy Sutansyah yang kemudian lebih dikenal sebagai [[Deddy Stanzah]]. Di pertengahan era [[1960|60-an]] Deddy mengajak seorang [[drummer]], Iwan Iskandar, dan [[gitaris]], Tengku Zulian Iskandar Madian, dari kelompok Delimas serta Delly dari kelompok Genta Istana. Deddy lalu memilih nama Rollies sebagai identitas baru dari nama bandnya itu.<ref name="bio">[http://mellowtone.multiply.com/journal/item/353/Grup_yang_tak_Pernah_Membubarkan_Diri_The Rollies di Rumah Musik Denny Sakrie], Rumah Musik Denny Sakrie, diakses 25 April 2011</ref>
Rollies itu berasal dari jenis rambut mereka berempat. Kebetulan [[Deddy Stanzah|Deddy]] dan Iskandar berambut roll (keriting), sedangkan Delly dan Iwan berambut lurus. Kemudian disingkat menjadi rollies, tahun 1965 Saat pertama terbentuk The Rollies sering membawakan repertoar lagu-lagu dari [[grup musik]] luar negeri di antaranya seperti [[The Beatles]], [[Bee Gees]], [[The Rolling Stones]]. Pada saaat itu memang eranya British Invasion. Kemudian di penghujung bulan April tahun [[1967]] [[Bangun Sugito]], alias Gito Rollies, mulai bergabung bersama The Rollies sebagai [[vokalis]]. Di [[grup musik]] sebelumnya, [[Bangun Sugito|Gito]] sering membawakan lagu-lagu dari [[Tom Jones]], [[Engelbert Humperdinck]], dan sejenisnya. Namun kemudian Delly memintanya untuk mencoba membawakan lagu-lagu karya [[James Brown]] dan ternyata memang cocok. Kemudian The Rollies mulai banyak memainkan lagu-lagu karya James Brown tersebut.<ref name="bio" />
=== Perubahan warna musik ===
Di akhir era tahun [[1960|60-an]], [[Benny Likumahuwa]], seorang pemusik ''[[jazz]]'' yang berdarah [[Ambon]] mulai bergabung bersama The Rollies. Dengan masuknya [[Benny Likumahuwa|Benny]] yang menguasai instrumen [[bass]], [[drum]], [[flute]], [[trombone]], dan [[saxophone]] ternyata membuat pergeseran besar dalam warna musik The Rollies. Gagasan [[Benny Likumahuwa|Benny]] adalah menyusupkan instrumen-instrumen tiup sebagai bagian dari [[musik]] The Rollies. Ternyata ide [[Benny Likumahuwa|Benny]] tersebut bisa diterima oleh The Rollies dan sejak saat itu [[Bangun Sugito|Gito]] tak hanya bernyanyi,
Pada tahun [[1971]] seusai kontrak bermain di [[Singapura]] dan [[Bangkok]], The Rollies kembali ke Tanah Air. Pada masa itu [[musik]] [[Indonesia]] tengah diguncang tren musik [[pop]] seperti [[Koes Plus]], [[Panbers]], [[
Beberapa pihak label rekaman pada waktu itu menilai The Rollies dianggap sebagai [[grup musik]] yang kurang
The Rollies juga tercatat sering manggung bareng bersama grup asal [[Singapura]] yang kebetulan mengusung unsur brass section yaitu kelompok ''"Fly Baits"'' dan ''"Black Fire Prophecy"''. Beberapa promotor pertunjukan musik pun mulai memberikan kepercayaan pada The Rollies untuk menjadi grup pembuka kelompok mancanegara seperti [[Bee Gees]] di Stadion Utama [[Senayan]] pada tanggal [[2 April]] [[1972]] maupun ''"Shocking Blue"'' di Taman Ria [[Monumen Nasional]] [[Jakarta]] pada [[23 Juli]] tahun [[1972]]. Tak hanya itu, The Rollies pun mencoba melakukan eksperimen bermusik seperti yang diperlihatkan pada konser akbar ''"SUMMER '28"'' (akronim dari Suasana Meriah Menjelang Kemerdekaan ke-28) yang berlangsung di
=== Keterlibatan Narkoba ===
Ketenaran The Rollies mulai runtuh. Tiga di antara personelnya terlibat penggunaan psikotropika. Kemudian [[Deddy Stanzah]] memilih mundur dari The Rollies dan Iwan Krisnawan meninggal dunia pada tahun [[1974]]. Posisi vokalis hanya tinggal [[Bangun Sugito|Gito]] sendiri. Namun,
Setelah itu The Rollies merilis album ''Tiada Kusangka'' yang merupakan repackage atas lagu-lagu yang pernah mereka bawakan di album-album ketika [[Deddy Stanzah]] dan Iwan Krisnawan masih bergabung dalam The Rollies. Selanjutnya
Di era ini di samping menggunakan nama New Rollies, Delly dan kawan-kawan mulai membuka diri dengan menyanyikan lagu-lagu karya komposer di luar The Rollies, misalnya [[A. Riyanto]], [[Titiek Puspa]],
Pada tahun [[1979]] The Rollies memperoleh penghargaan [[Kalpataru]] dari [[Menteri Lingkungan Hidu
=== Linimasa The Rollies ===
==== The Rollies – Pop Sound Phillips
Semua lagu dalam album debut The Rollies yang dirilis di Singapore ini merupakan cover version atas sejumlah hits mancanegara saat itu antara lain seperti ''Sunny'' (
==== Let’s Start Again – Remaco 1971 ====
Ini album pertama Rollies di negeri sendiri setelah melanglangbuana dibeberapa kota Asia Tenggara. Cengkeraman pengaruh James Brown,
==== The Rollies – Remaco 1972 ====
Ditengah mengguritanya band-band pop di penjuru tanah air yang digagas Koes Plus, kehadiran The Rollies bisa menjadi oase atau mungkin sebagai pelengkap penderita saja. Band Bandung ini masih tetap berkutat dengan konsep musik hibrida. Musikalitas Benny Likumahuwa sebagai sosok yang banyak bertanggung jawab dalam departemen musik teruji disini. Rollies
==== Sign Of Love – Purnama Record 1973 ====
Entah kenapa bisa terjadi salah cetak pada judul album yang seharusnya ''Sign of Love'' malah tercetak ''Sing Of Love''. Tapi dalam musik, The Rollies tetap tak salah kaprah. Mereka tetap konsisten, walau ditendang oleh Remaco karena musiknya dianggap tidak memiliki potensi sebagai album komersiel. Album ini seolah merupakan bagian ketiga dari trilogi yang merajut album ''Let’s Start Again'' dan ''The Rollies''. Namun ada daya tarik lain yang mencuat disini dengan meraungnya bunyi bunyian ARP synthesizers. Delly Djoko Alipin bagai dirasuki jemari
==== The Rollies Live In TIM – Hidajat Audio 1976 ====
Bisa dianggap album live pertama dalam konstelasi musik rock Indonesia. Direkam oleh dedengkot jazz
==== Tiada Kusangka – Hidajat Audio 1976 ====
Sederet lagu yang sebelumnya pernah mereka rekam pada album yang dirilis antara 1969-1973, kini di remake lagi dengan tata arransemen yang lebih ''mature'' dan ''nature''. Semacam album ''revisited.'' Ada ''Gone Are The Songs Of Yesterday'', ''Salam Terakhir'', ''Pahlawan Revolusi'', ''Love Of A Woman'', ''Let’s Start Again'', ''No Sad Sad Song'', ''Hidupku'', ''Tiada Kusangka'', ''Mawar Idaman'' dan ''Lagu Rindu''. Pada karya instrumental ''Infra Merah'', The Rollies masih menawan sebagai sebuah brass rock sohor tanah air.
==== Dansa Yok Dansa – Musica Studio’s 1977 ====
Dengan memakai New Rollies mengisyaratkan bahwa ada yang berbeda dari The Rollies.Pertama, Benny Likumahuwa sebagai sosok kuat grup ini telah mengundurkan diri. Kedua, The Rollies mulai melirik lagu-lagu berkonotasi mengkhalayak atau sering disebut komersiel. Jadi tak usah heran jika ''Dansa Yok Dansa'' (karya Titiek Puspa) menjadi track andalan. Alhasil, The Rollies mulai dikenal luas. The Rollies bahkan tanpa canggung menyanyikan kembali lagu ''Lembah Biru'' (A.
==== Bimbi (Vol.3) – Musica Studio’s 1978 ====
Karya [[Titiek Puspa]] kembali diandalkan sebagai jagoan yaitu ''Bimbi'',sebuah dampak urbanisasi sosial.Nuansa brass section masih bergaung walau tak seberat dahulu.
==== [[Kemarau]] – Musica Studio’s 1979 ====
[[Oetje F Tekol]] kembali menebar pesona lewat karyanya “Kemarau” yang dinyanyikan Delly.
==== Kerinduan – Musica Studio’s 1979 ====
Album ini terasa bagaikan sequel dari album ''Kemarau''.Lagu ''Kerinduan'' (Anto) yang dinyanyikan Delly seolah menjadi ''Kau Yang Kusayang Part 2''. [[Oetje F Tekol]] pun membuat lagu bertendensi jingoisme bertajuk “Indonesia”. ''Berpanji dwiwarna, Megah perkasa, Jayalah nusantara, Jayalah negeriku selamanya.'' Pada interlude lagu ini tiba-tiba menyusup penggalan lagu ''Dari Sabang Sampai Merauke''. Drummer Jimmie
==== Pertanda – Musica Studio’s 1979 ====
Album ini memang tak memiliki hit dahsyat seperti pada album ''Dansa Yok Dansa'', ''Bimbi'' maupun ''Kemarau'',
==== Rollies ’83 – Sokha Record 1983 ====
Ketika album ini dirilis,trend musik yang tengah mewabah adalah new wave yang banyak disusupi anasir musik reggae.Rollies mengimbuhnya dalam lagu “Mabuk Cinta” yang ditulis [[Harry Sabar]]. Dan setelah cukup lama menghilang, The Rollies ternyata memiliki beberapa lagu andalan seperti ballada yang dinyanyikan Gito ''[[Burung Kecil]]''.
==== Rollies – Sokha Record 1983 ====
Reggae kembali menjadi style musik yang digenggam The Rollies. Simaklah ''Astuti'' yang dinyanyikan Delly dan Gito secara duet. Sayangnya aransemen brass digarap seadanya.Tanpa gereget sama sekali. Tapi jika mau jujur, sebetulnya energi bermusik The Rollies telah terkuras habis di album ini. Mereka lebih banyak melakukan repetisi atas lagu-lagu terdahulunya. Setelah album ini, hingga akhir decade 80-an The Rollies masih merilis album
== Diskografi ==
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
== Prestasi dan pengakuan ==
* Diabadikan oleh majalah Rolling Stone Indonesia sebagai salah satu dari ''The Immortals'': 25 Artis Indonesia Terbesar Sepanjang Masa pada tahun 2008
== Penghargaan dan nominasi ==
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Penghargaan
! Kategori
! Hasil
|-
| 2021
| [[Anugerah Musik Indonesia 2021|Anugerah Musik Indonesia]]
| ''Legend Award''
| {{won|Penerima}}
|}
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/13/UTAMA/ther01.htm The Rollies 35 Tahun, "I Feel Good!"]
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0501/08/Musik/1484573.htm Rollies, "Euy" !]
* {{id}} [http://www.ycab.org/id/news.asp?id=1000198 35 tahun The Rollies: Hidup Tanpa Narkoba Lebih Nikmat] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070312101702/http://www.ycab.org/id/news.asp?id=1000198 |date=2007-03-12 }}
* {{id}} [http://www.likethisentertainment.com/interlude/main-inspiration/425.html Main inspiration]{{Pranala mati|date=Juli 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://www.facebook.com/group.php?gid=54603051907 The Rollies Community]
Baris 137 ⟶ 167:
{{reflist}}
{{The Rollies}}
[[Kategori:Grup musik Indonesia]]▼
{{Authority control}}
[[Kategori:Grup musik 1960-an]]▼
[[Kategori:Grup musik dari Bandung]]
▲[[Kategori:Grup musik jazz Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik funk Indonesia]]
[[Kategori:Grup musik soul Indonesia]]
▲[[Kategori:Grup musik tahun 1960-an]]
[[Kategori:Grup musik yang didirikan tahun 1967]]
[[Kategori:Grup musik tahun 1970-an]]
▲[[Kategori:Musisi Bandung]]
|