Pramoedya Ananta Toer: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Buku tentang Pramoedya dan karyanya: Merapikan. |
|||
(113 revisi perantara oleh 65 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
{{refimprove}}
{{Infobox person
| name = Pramoedya Ananta Toer
| image = Pramoedya Ananta Toer Kesusastraan Indonesia Modern dalam Kritik dan Essai 1 (1962) p136.jpg
| caption = Pramoedya Ananta Toer
| birth_name = Pramoedijo
| birth_date = {{birth date|1925|2|6}}
| birth_place
| death_date = {{death date and age|2006|4|30|1925|2|6}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| residence =
| nationality = [[Indonesia]]
| education = Filsafat • Sosiologi • Sejarah
| alma_mater = [[Sekolah Tinggi Islam]]
| occupation = [[Penulis]] ([[roman]], [[novel]], [[cerpen]], [[esai]], [[autobiografi]], terjemahan)
| years_active = [[Sastrawan Angkatan 1945|Angkatan '45]]
| notable_works = ''[[Tetralogi Buru]]''
| style = [[Realisme sastra|Realisme]]
| spouse = {{plainlist|
*{{marriage|Arvah Iljas|1950|1954|end=berpisah}}<ref>{{cite book |last1=Toer |first1=Koesalah Soebagyo |last2=Toer |first2=Soesilo |title=Bersama Mas Pram : memoar dua adik Pramoedya Ananta Toer |url=https://ebooks.gramedia.com/books/bersama-mas-pram-memoar-dua-adik-pramoedya-ananta-toer?buffet=1 |date=2009 |publisher=Kepustakaan Populer Gramedia |isbn=9789799101396}}</ref>
*{{marriage|Maemunah Thamrin|1955|2006|end=wafat}}}}<ref>{{cite book |last=Toer |first=Pramoedya |title=Nyanyi Sunyi Seorang Bisu 2: Catatan-catatan Dari Pulau Buru |date=1997 |publisher=Lentera |isbn=9789839960433}}</ref>
| father = Mastoer
| mother = Oemi Saidah
| signature = Signature of Pramoedya Ananta Toer.svg
| organization = * Anggota [[Lembaga Kebudayaan Rakyat]]
* Anggota Nederland Center, ketika masih di [[Pulau Buru]], 1978
* Anggota kehormatan seumur hidup dari International PEN Australia Center, 1982
* Anggota kehormatan PEN Center, Swedia, 1982
Baris 37 ⟶ 32:
* International PEN English Center Award, Inggris, 1992
* International PEN Award Association of Writers Zentrum Deutschland, Jerman, 1999
| awards = <small>* Freedom to Write Award dari PEN American Center, AS, 1988
* Penghargaan dari The Fund for Free Expression, New York, AS, 1989
* Wertheim Award, "''for his meritorious services to the struggle for emancipation of Indonesian people''", dari The Wertheim Fondation, Leiden, Belanda, 1995
* Ramon Magsaysay Award, "''for Journalism, Literature, and Creative Arts, in recognation of his illuminating with briliant stories the historical awakening, and modern experience of Indonesian people''", dari Ramon Magsaysay Award Foundation, Manila, Filipina, 1995
* UNESCO Madanjeet Singh Prize, "''in recognition of his outstanding contribution to the promotion of tolerance and non-violence''" dari UNESCO,
* Doctor of Humane Letters, "''in recognition of his remarkable imagination and distinguished literary contributions, his example to all who oppose tyranny, and his highly principled struggle for intellectual freedom''" dari Universitas Michigan, Madison, AS, 1999
* Chancellor's distinguished Honor Award, "''for his outstanding literary archievements and for his contributions to ethnic tolerance and global understanding''", dari Universitas California, Berkeley, AS, 1999
* Chevalier de l'Ordre des Arts et des Letters, dari Le Ministre de la Culture et de la Communication
* New York Foundation for the Arts Award, New York, AS, 2000
* Fukuoka Cultural Grand Prize ([[Hadiah Budaya Asia Fukuoka]]), Jepang, 2000
* The Norwegian Authors Union, 2004
* Centenario Pablo Neruda, Chili, 2004</small>
}}
'''Pramoedya Ananta Toer''' ([[EYD]]: '''Pramudya Ananta Tur''') ({{lahirmati|[[Jiken, Blora|Jiken]], [[Kabupaten Blora|Blora]]|6|2|1925|[[Jakarta]]|30|4|2006}}) secara luas dianggap sebagai salah satu pengarang yang produktif dalam sejarah [[sastra Indonesia]]. Pramoedya telah menghasilkan lebih dari 50 karya dan diterjemahkan ke dalam lebih dari 42 bahasa asing.
== Sejarah ==
Pramoedya dilahirkan di [[Kabupaten Blora|Blora]] pada tahun
=== Pasca 17 Agustus 1945 ===
[[Berkas:Pram muda.JPG|jmpl|kiri|Pramoedya semasa muda]]
Pada masa kemerdekaan Indonesia, ia mengikuti '''kelompok militer di Jawa''' dan kerap ditempatkan di Jakarta pada akhir perang kemerdekaan. Ia menulis [[cerpen]] serta buku di sepanjang karier militernya dan ketika dipenjara [[Belanda]] di Jakarta pada 1948 dan 1949. Pada 1950-an, ia tinggal di Belanda sebagai bagian dari program pertukaran budaya, dan ketika kembali ke [[Indonesia]] ia menjadi anggota [[Lekra]], salah satu organisasi sayap kiri di Indonesia. Gaya penulisannya berubah selama masa itu, sebagaimana yang ditunjukkan dalam karyanya ''Korupsi'', fiksi kritik pada pamong praja yang jatuh di atas perangkap korupsi. Hal ini menciptakan friksi antara Pramoedya dan pemerintahan [[Soekarno]].
Selama masa itu, ia mulai mempelajari penyiksaan terhadap Tionghoa Indonesia, kemudian pada saat yang sama, ia pun mulai berhubungan erat dengan para penulis di Tiongkok. Khususnya, ia menerbitkan rangkaian surat-menyurat dengan penulis Tionghoa yang membicarakan sejarah Tionghoa di Indonesia, berjudul ''Hoakiau di Indonesia''.
=== Penahanan dan setelahnya ===
[[Berkas:Pram buru.jpg|
Selain pernah ditahan selama 3 tahun pada masa kolonial dan 1 tahun pada masa [[Orde Lama]], selama masa [[Orde Baru]] Pramoedya merasakan 14 tahun ditahan sebagai [[tahanan politik]] tanpa proses pengadilan (
Pramoedya dibebaskan dari tahanan pada 21 Desember 1979 dan mendapatkan surat pembebasan tidak bersalah secara hukum
Selama masa itu ia
=== Kontroversi ===
[[Berkas:Pram doktor.jpg|
Ketika Pramoedya mendapatkan [[Ramon Magsaysay Award]]
Lubis juga mengatakan, [[HB Jassin]] pun akan mengembalikan hadiah Magsaysay yang pernah diterimanya.
Dalam berbagai
Sementara Pramoedya sendiri menilai segala tulisan dan pidatonya pada masa pra-1965 itu tidak lebih dari 'golongan polemik biasa' yang boleh diikuti siapa saja. Dia menyangkal terlibat dalam
Semenjak [[Orde Baru]] berkuasa, Pramoedya tidak pernah mendapat kebebasan menyuarakan suaranya sendiri, dan telah beberapa kali dirinya diserang dan dikeroyok secara terbuka di koran.
=== Masa tua ===
[[Berkas:Pramudya Ananta Toer, Indonesia Literary Pioneers, 00.34.jpg|jmpl|Pramoedya pada 1990-an]]
Pramoedya telah menulis banyak kolom dan artikel pendek yang mengkritik pemerintahan Indonesia terkini. Ia menulis buku ''[[Perawan Remaja dalam Cengkraman Militer]]'', dokumentasi yang ditulis dalam gaya menyedihkan para wanita Jawa yang dipaksa menjadi wanita penghibur selama masa pendudukan Jepang. Semuanya dibawa ke Pulau Buru di mana mereka mengalami kekerasan seksual,
Banyak dari tulisannya menyentuh tema interaksi antarbudaya; antara Belanda, kerajaan Jawa, orang Jawa secara umum, dan Tionghoa. Banyak dari tulisannya juga semi-otobiografi, di mana ia
Sampai akhir hayatnya ia aktif menulis, walaupun kesehatannya telah menurun akibat usianya yang lanjut dan kegemarannya merokok. Pada [[12 Januari]] [[2006]], ia dikabarkan telah dua minggu terbaring sakit di rumahnya di [[Bojonggede, Bojonggede, Bogor|Bojong Gede]], [[Bogor]], dan dirawat di rumah sakit. Menurut laporan, Pramoedya menderita [[diabetes]], sesak napas, dan jantungnya melemah.
Pada [[6 Februari]]
=== Berpulang ===
[[Berkas:Grave of Pramoedya Ananta Toer, Karet Bivak Cemetery.jpg|jmpl|Makam Pram pada tahun 2011]]
Pada 27 April 2006, Pram sempat tak sadar diri. Pihak keluarga akhirnya memutuskan membawanya ke [[Rumah Sakit Saint Carolus|RS Saint Carolus]] hari itu juga. Pram didiagnosis menderita [[radang paru-paru]], penyakit yang selama ini tidak pernah menjangkitinya, ditambah komplikasi [[ginjal]], [[jantung]], dan [[diabetes]].
Pram hanya bertahan tiga hari di rumah sakit. Setelah sadar, dia kembali meminta pulang. Meski permintaan itu tidak direstui dokter, Pram bersikeras ingin pulang. Sabtu
Kondisinya sempat memburuk lagi pada pukul 20.00. Pram masih dapat tersenyum dan mengepalkan tangan ketika sastrawan [[Eka Budianta]] menjenguknya. Pram juga tertawa saat dibisiki para penggemar yang menjenguknya bahwa [[Soeharto]] masih hidup. Kondisi Pram memang sempat membaik, lalu kritis lagi. Pram kemudian sempat mencopot selang infus dan menyatakan bahwa dirinya sudah sembuh. Dia lantas meminta disuapi [[haver]]mut dan meminta [[rokok]]. Tapi, tentu saja permintaan tersebut tidak diluluskan keluarga. Mereka hanya menempelkan batang rokok di mulut Pram tanpa menyulutnya. Kondisi tersebut bertahan hingga pukul 22.00.
Setelah itu, beberapa kali dia kembali mengalami masa kritis. Pihak keluarga pun memutuskan menggelar tahlilan untuk mendoakan Pram. Pasang surut kondisi Pram tersebut terus berlangsung hingga pukul 02.00. Saat itu, dia menyatakan agar Tuhan segera menjemputnya. "Dorong saja saya," ujarnya. Namun, teman-teman dan kerabat yang menjaga Pram tak lelah memberi semangat hidup. Rumah Pram yang asri tidak hanya dipenuhi anak, cucu, dan cicitnya. Tapi, teman-teman hingga para penggemarnya ikut menunggui Pram.
Kabar meninggalnya Pram sempat tersiar sejak pukul 03.00. Tetangga-tetangga sudah menerima kabar duka tersebut. Namun, pukul 05.00, mereka kembali mendengar bahwa Pram masih hidup. Terakhir, ketika ajal menjemput, Pram sempat mengerang, "Akhiri saja saya. Bakar saya sekarang," katanya.
Pada
Ratusan pelayat tampak memenuhi rumah dan pekarangan Pram di Jalan Multikarya II No 26, Utan Kayu, Jakarta Timur. Pelayat yang hadir antara lain [[Sitor Situmorang]], [[Erry Riyana Hardjapamekas]], [[Nurul Arifin]] dan suami, [[Usman Hamid]], [[Putu Wijaya]], [[Goenawan Mohamad]], [[Salahuddin Wahid|Gus Solah]], [[Ratna Sarumpaet]], [[Budiman Sudjatmiko]], serta puluhan aktivis, sastrawan, dan cendekiawan. Hadir juga [[Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia|Menteri Kebudayaan dan Pariwisata]] [[Jero Wacik]]. Terlihat sejumlah karangan bunga tanda duka, antara lain dari [[KontraS]], Wapres [[Jusuf Kalla]], artis [[Happy Salma]], pengurus [[DPD]] [[PDI Perjuangan]], [[Dewan Kesenian Jakarta]], dan lain-lain. Teman-teman Pram yang pernah ditahan di [[Pulau Buru]] juga hadir melayat. Temasuk para anak muda fans Pram.
Jenazah dimandikan pukul 12.30 WIB, lalu disalatkan. Setelah itu, dibawa keluar rumah untuk dimasukkan ke ambulans yang membawa Pram ke [[TPU Karet Bivak]]. Terdengar lagu [[Internationale]] dan [[Darah Juang]] dinyanyikan di antara pelayat.
==
{{Col|3}}
* ''[[Sepoeloeh Kepala Nica]]'' (
* ''[[Kranji–Bekasi Jatuh]]'' (
* ''[[Perburuan (buku)|Perburuan]]'' (
* ''[[Keluarga Gerilya]]'' (1950).
* ''Tikus dan Manusia'' (1950), karya [[John Steinbeck]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''Kembali pada Tjinta Kasihmu'' (1950), karya [[Leo Tolstoy]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''[[
* ''[[
* ''[[Mereka yang Dilumpuhkan]]'' (I & II) (1951).
* ''[[
* ''[[Di Tepi Kali Bekasi]]'' (1951), dari sisa naskah yang dirampas Marinir Belanda pada [[22 Juli]] 1947.
* ''[[Dia yang Menyerah]]'' (1951), kemudian dicetak ulang dan dimasukkan dalam kumpulan cerpen ''[[Cerita dari Blora]]''.
* ''[[Cerita dari Blora]]'' (1952), pemenang karya sastra terbaik dari Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional, Jakarta, 1953
* ''[[
* ''[[
* ''[[
* ''Perdjalanan Ziarah jang Aneh'' (1954), karya [[Leo Tolstoy]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''[[Mari Mengarang]]'' (1955), tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Kramat Raya, Jakarta.
* ''Ibunda'' (1956), karya [[Maxim Gorky]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''Kisah Seorang Pradjurit Sovjet'' (1956), karya [[Mikhail Sholokhov]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''[[Cerita dari Jakarta]]'' (1957), kumpulan cerpen.
* ''[[Cerita Calon Arang]]'' (1957).
* ''[[Sekali Peristiwa di Banten Selatan]]'' (1958).
* ''Dewi Uban: Opera Lima Babak'' (1958), karya He Tjing-Ce dan Ting Ji yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''Asmara dari Russia'' (1959), karya [[Alexander Kuprin]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer.
* ''
* ''Pertaruhan'' (1960), karya [[Anton Chekhov]] yang diterjemahkan oleh Pramoedya Ananta Toer bersama Koesalah Soebagyo Toer.
* ''[[Hoakiau di Indonesia]]'' (1960), dilarang oleh Pemerintah Indonesia pada masa Demokrasi Terpimpin (Orde Lama).
* ''[[Panggil Aku Kartini Saja]]'' I & II, (1963); bagian III dan IV dibakar [[TNI-AD|Angkatan Darat]] pada [[13 Oktober]] 1965.
* ''[[Kumpulan Karya Kartini]]'', yang pernah dimuat di berbagai media; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965.
* ''[[Wanita Sebelum Kartini]]''; dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965.
* ''[[Gadis Pantai]]'' sebagai cerita bersambung rubrik lembar kebudayaan "Lentera" dalam harian "Bintang Timur" (1962-1965), bagian pertama trilogi tentang keluarga Pramoedya; terbit sebagai buku pada 1987; dilarang [[Jaksa Agung]] pada 1987; jilid kedua dan ketiga dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965.
* ''[[Sejarah Bahasa Indonesia. Satu Percobaan]]'' (1964); dibakar Angkatan Darat pada 13 Oktober 1965.
* ''[[Realisme Sosialis dan Sastra Indonesia]]'' (1963).
* ''[[Lentera (novel)|Lentera]]'' (1965), kumpulan tulisan yang pernah diterbitkan dalam rubrik lembar kebudayaan "Lentera". Tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Pecenongan, Jakarta.
* ''[[Bumi Manusia]]'' (1980); [[roman]] pertama [[Tetralogi Buru]], dilarang Jaksa Agung, 1981.
* ''[[Anak Semua Bangsa]]'' (1981); bagian kedua Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981.
* ''[[
* ''[[Tempo Doeloe: Antologi Sastra Pra-Indonesia]]'' (ed.), (1982).
* ''[[Jejak Langkah]]'' (1985); bagian ketiga Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1985.
* ''[[Sang Pemula]]'' (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985.
* ''[[Hikayat Siti Mariah]]'', (ed.) atas karya [[Hadji Moekti]], (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987.
* ''[[Rumah Kaca]]'' (1988); bagian keempat Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1988.
* ''[[Memoar Oei Tjoe Tat]]'', (ed.) [[Oei Tjoe Tat]], (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995
* ''[[Nyanyi Sunyi Seorang Bisu]] I'' (1995); dilarang Jaksa Agung, 1995.
* ''[[Arus Balik]]'' (1995).
* ''[[Nyanyi Sunyi Seorang Bisu]] II'' (1997).
* ''[[Arok Dedes]]'' (1999).
* ''[[Mangir (novel)|Mangir]]'' (2000).
* ''[[Larasati (novel)|Larasati]]'' (2000).
* ''[[Perawan Remaja dalam Cengkeraman Militer]]'' (2001).
* ''[[Cerita dari Digul]]'' (ed.), (2001)
* ''[[Menggelinding I]]'', merupakan kumpulan tulisan awal Pramoedya Ananta Toer yang disunting oleh Astuti Ananta Toer. (2004)
* ''[[Jalan Raya Pos, Jalan Daendels]]'' (2005).
{{EndDiv}}
== Filmografi ==
=== Film ===
{| class="wikitable plainrowheaders sortable" width="
! rowspan="2" scope="col"| Tahun
! rowspan="2" scope="col"| Judul
! scope="col"| Dikreditkan sebagai
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Keterangan
|-
! [[Penulis naskah|Penulis]]
|-
| 1955
| ''[[Rindu Damai]]''
| {{yes|Cerita}}
|
|-
| 1956
| ''[[Peristiwa Surabaja Gubeng]]''
| {{yes|Cerita}}
|
|-
| 1957
| ''[[Biola (film)|Biola]]''
| {{yes|Cerita}}
|
|-
| rowspan="2"|2019
| ''[[Bumi Manusia (film)|Bumi Manusia]]''
| {{yes|Cerita}}
|
|-
| ''[[Perburuan (film)|Perburuan]]''
| {{yes|Cerita}}
|
|}
== Pramoedya dalam budaya pop ==
{{Col|2}}
* ''Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja'', oleh Bahrum Rangkuti (
* ''Citra Manusia Indonesia dalam Karya Sastra Pramoedya Ananta Toer'', oleh A. Teeuw, (Pustaka Jaya, 1997).
* ''[[Pramoedya Ananta Toer dan Sastra Realisme Sosialis]]'', oleh [[Eka Kurniawan]] (Yayasan Aksara Indonesia, 1999 kemudian diterbitkan lagi oleh Jendela tahun 2002 lalu oleh Gramedia Pustaka Utama tahun 2006).
* ''
* ''Membaca Katrologi Bumi Manusia Pramoedya Ananta Toer'', oleh Apsanti Djokosujatno (Indonesia Tera, 2004).
* ''Pramoedya Ananta Toer
* ''Mendengar Pramoedya'', oleh Eka Budianta (Atmochademas Persada, 2005).
* ''Cinta Pertama: Kisah Pramoedya, Remaja, dan Homoseksual'', oleh Dalih Sembiring, dkk (INSISTPress, 2005).
* ''Pramoedya Ananta Toer dari Dekat Sekali'', oleh Koesalah Soebagyo Toer (Kepustakaan Populer Gramedia, 2006).
* ''Saya Terbakar Amarah Sendirian!: Pramoedya Ananta Toer dalam Perbincangan dengan Andre Vlitchek & Rossie Indira'', oleh Andre Vlitchek & Rossie Indira (Kepustakaan Populer Gramedia, 2006).
* ''Saya Ingin Lihat Semua Ini Berakhir: Esei dan Wawancara dengan Pramoedya Ananta Toer'', oleh August Hans den Boef dan Kees Snoek (Komunitas Bambu, 2008).
* ''Pram dan Cina'', oleh Hong Liu, Goenawan Mohamad, dan Sumit Kumar Mandal (Komunitas Bambu, 2008).
* ''Hikayat Siti Mariah: Estetika Perselingkuhan Pramoedya Ananta Toer'', oleh Dwi Susanto (INSISTPress, 2009).
* ''Bersama Mas Pram: Memoar Dua Adik Pramoedya Ananta Toer'', oleh Koesalah Soebagyo Toer dan [[Soesilo Toer]] (Kepustakaan Populer Gramedia, 2009).
* ''Pram Melawan!: Dari Perkara Seks, Lekra, PKI, sampai Proses Kreatif'', oleh P. Hasudungan Sirait, Rin Hindrayati P., dan Rheinhardt (Nalar, 2011).
* ''Pramoedya Menggugat: Melacak Jejak Indonesia'', oleh Koh Young Hun (Gramedia Pustaka Utama, 2011)
* ''Pramoedya Ananta Toer, Luruh Dalam Ideologi'', oleh Savitri Prastiti Scherer (Komunitas Bambu, 2012)
* ''Pram dari Dalam'', oleh [[Soesilo Toer]] (Penerbit Gigih Pustaka Mandiri dan Perpustakaan Pataba Blora, 2013). Buku pertama dalam seri pentalogi Pram.
* ''The Wisdom of Pramoedya Ananta Toer'', oleh Tofik Pram (Edelweiss, 2014).
* ''Catatan dari Balik Penjara: Goresan Pena Revolusi Pramoedya Ananta Toer'', oleh Muhammad Muhibbuddin (Zora Books, 2015).
* ''Pram dalam Kelambu'', oleh [[Soesilo Toer]] (Pataba Press, 2015). Buku kedua dalam seri pentalogi Pram.
* ''Pram dalam Bubu'', oleh [[Soesilo Toer]] (Pataba Press, 2015). Buku ketiga dalam seri pentalogi Pram.
* ''Pram dalam Belenggu'', oleh [[Soesilo Toer]] (Pataba Press, 2016). Buku keempat dalam seri pentalogi Pram.
* ''Pram dalam Tungku'', oleh [[Soesilo Toer]], dkk (Pataba Press, 2016). Buku terakhir dalam seri pentalogi Pram.
* ''Ideologi Saya adalah Pramis: Sosok, Pikiran, dan Tindakan Pramoedya Ananta Toer'', oleh Muhidin M. Dahlan (Octopus Publishing House, 2016).
* ''Mark Hanusz & Pramoedya Ananta Toer: Esai-Esai Kebudayaan'', oleh Mohamad Sobary (Kepustakaan Populer Gramedia, 2016).
* ''Pramoedya Ananta Toer, Politik, & Sastra: Kajian Politik Jawa dalam Novel Arok Dedes dan Arus Balik'', oleh Anandito Reza Bangsawan (Media Pressindo, 2017).
* ''Indonesia Tidak Hadir di Bumi Manusia: Pramoedya, Sejarah, dan Politik'', oleh Max Lane (Djaman Baroe, 2017).
* ''Suatu Hari dalam Kehidupan Pramoedya Ananta Toer'', oleh Alfred D. Ticoalu (Epigraf, 2017).
{{EndDiv}}'''Film'''
Pertengahan 1950-an, Pramoedya Ananta Toer pernah terjun ke dunia film meskipun singkat. Beberapa karyanya difilmkan. Nama Pram setidaknya muncul di tiga kredit film Katalog Film Indonesia.<ref>{{Cite web|url=http://filmindonesia.or.id/movie/name/nmp4b9badb40ab97_pramoedya-ananta-toer/filmography#.W4k43yQzbMw|title=Filmografi untuk Pramoedya Ananta Toer|website=filmindonesia.or.id|language=id|access-date=2018-08-31}}</ref> Menurut Bahrum Rangkuti dalam ''Pramoedya Ananta Toer dan Karja Seninja'' (Gunung Agung, 1963), ada lima karya film yang melibatkan Pram; beberapa film yang dibuat berdasarkan tulisan/naskah Pram diantaranya;<ref>{{Cite news|url=https://twitter.com/potretlawas/status/1000358880604438528|title=Potret Lawas on Twitter|newspaper=Twitter|language=id|access-date=2018-08-31}}</ref>
* ''Rindu Damai'' (1955), film ini ternyata diangkat dari novel terbesar Pram. Diadaptasi ke skenario oleh [[Djokolelono|Djoko Lelono]] yang merupakan sutradara film tersebut. Nama Pramoedya ditulis sebagai penulis cerita (bersama penulis skenarionya).<ref name=":0">{{Cite journal|date=1973|title=Documents: Filmographie indonésienne|url=https://www.persee.fr/doc/arch_0044-8613_1973_num_5_1_1043|journal=Archipel|language=fr-FR|volume=5|issue=1|pages=59–102|doi=10.3406/arch.1973.1043|issn=0044-8613}}</ref> Digarap di bawah label Anom Pictures dengan produser R. Bahroen. Selain sebagai penulis cerita, nama Pramoedya Ananta Toer dipasang di poster iklan sebagai salah satu materi utama promosi, tetapi judul karya sastra aslinya tidak disebutkan. Para pemainnya yaitu [[Ellya Rosa]], Amran S. Mouna, [[Astaman]], dan Sukarsih. Dalam iklan cetak koran Java-bode, 17 November 1955, film ini diiklankan sebagai "Kisah Pramudya Ananta Tur" dan iklan lainnya dalam koran De Nieuwsgier, 8 November 1955; "Pramudya Ananta Tur Biggest Novel" dan "The Best Picture of the Year" tanpa penyebutan judul karya asli.<ref name=":0" /><ref name=":1">{{Cite news|url=http://news.metrotvnews.com/read/2018/05/29/881128/empat-film-adaptasi-karya-pramoedya-ananta-toer-sebelum-bumi-manusia|title=Empat Film Adaptasi Karya Pramoedya Ananta Toer Sebelum Bumi Manusia|last=developer|first=metrotvnews|work=[[MetroTV|Metrotvnews.com]]|language=id|access-date=2018-08-31|archive-date=2018-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180831212012/http://news.metrotvnews.com/read/2018/05/29/881128/empat-film-adaptasi-karya-pramoedya-ananta-toer-sebelum-bumi-manusia|dead-url=yes}}</ref><ref name=":2">{{Cite news|url=https://www.inews.id/lifestyle/read/135753/selain-bumi-manusia-ini-karya-karya-pramoedya-yang-diangkat-ke-film|title=iNews Lifestyle :: Selain Bumi Manusia, Ini Karya-Karya Pramoedya yang Diangkat ke Film|newspaper=iNews.ID|language=en|access-date=2018-08-31|archive-date=2018-08-31|archive-url=https://web.archive.org/web/20180831211823/https://www.inews.id/lifestyle/read/135753/selain-bumi-manusia-ini-karya-karya-pramoedya-yang-diangkat-ke-film|dead-url=yes}}</ref><ref name=":3">{{Cite web|url=http://kaki-kata.blogspot.com/2017/01/jejak-pramoedya-ananta-toer-di-layar.html|title=Jejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perak|website=Jejak Pramoedya Ananta Toer di Layar Perak|access-date=2018-08-31}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-r010-55-842098_rindu-damai#.W4kTAiQzbMx|title=Rindu Damai (1955)|website=filmindonesia.or.id|language=id|access-date=2018-08-31}}</ref> Mengenai persoalan iklan film-film berjenis adaptasi pada era 1950-an, menurut Christopher Woodrich beberapa film mengiklankan tanpa/tidak secara langsung merujuk pada film-film ini sebagai adaptasi, juga tidak merujuk pada karya-karya yang diadaptasi, baik dengan judul atau dengan merujuk pada penulisnya (tanpa menyebutkan judul atau penulis karya sastra yang diadaptasi). Namun berbeda untuk kasus film Rindu Damai. Ajip Rosidi (1955b: 10) mencatat bahwa, dalam kasus Rindu Damai, iklan spanduk dengan bangga menyatakan peran Pramoedya Ananta Toer dalam menulis film, meskipun pengarang/penulis buku tersebut hanya menulis naskah cerita mentah/kotor (yang bisa dikatakan sebagai kerangka skenario) atas film yang dibuat. Popularitas penulis, yang sudah diakui di dalam negeri sebagai menguasai keahliannya, ditawari pembuat film ini kesempatan untuk menggunakan kekuatan budaya dan secara implisit berpendapat bahwa film mereka lebih baik daripada produksi lainnya. Melalui asosiasi film mereka dengan penulis atau karya tertentu, pembuat film dapat menggunakan kekuatan simbolis untuk mempromosikan kepentingan mereka sendiri. Mengenai keberhasilan atau kegagalan karya sastra yang diadaptasi ke film, Rosidi menuliskan kritikannya dalam artikel dua bagian tentang adaptasi film yang diterbitkan di majalah populer Kentjana. Berjudul "''Tentang Sastera dan Tjeritera Film''" tahun 1955. Artikel tersebut membahas adaptasi film secara umum dan adaptasi naskah cerita mentah/kotor film Djoko Lelono oleh Pram. Rosidi menyalahkan/mengutuk Rindu Damai sebagai kegagalan total. Film ini begitu buruk ditayangkan, ia menulis, bahwa: ''"Saja kira menuliskan kalimat ‘kisah pengarang tokoh internasional’ dalam reklame film itu, tjuma menodai nama Pramoedya Ananta Toer sadja, jang tentunja kemampuannja membangunkan tokoh2nja tidak tjuma sampai sekian"'' (Rosidi, 1955b: 10).<ref>Christopher Woodrich. {{Cite web|url=https://cinemapoetica.com/power-and-adaptation-film-adaptations-from-novels-in-1950s-indonesia/|title=Power and Adaptation: Film Adaptations from Novels in 1950s Indonesia {{!}} Cinema Poetica|website=cinemapoetica.com|language=en-US|access-date=2018-09-01}}</ref> Selain tidak banyak dibahas orang, Pram sendiri juga tidak pernah membahas masa karyanya di dunia layar perak. Lalu senada dengan kritikan Ajip Rosidi, Pram sendiri ternyata tidak terlalu puas dengan hasil akhir film-film yang digarap berdasarkan naskah tulisannya. Dalam Nyanyi Sunyi Seorang Bisu I (1995: 160), Pram mengenang, "...''Kemudian hubungan baru dengan dunia film, sekalipun ternyata kelak film-film yang dibuat itu sangat mengecewakan''."<ref name=":3" />
* ''Peristiwa Surabaja Gubeng'' (1956), film drama ini diangkat dari cerita pendek Pram berjudul ''Gambir'' yang sekitar bulan Mei 1953, ketika Pram sedang tinggal di Amsterdam (atas sponsor dari Sticusa, sebuah yayasan kerjasama kebudayaan). Di kemudian hari ''Gambir'' masuk sebagai salah satu cerpen dalam buku ''Tjerita dari Djakarta: Sekumpulan Karikatur dengan Manusianja'' (1957). [[Djokolelono|Djoko Lelono]] kembali terlibat dalam proyek ini dan berbagi kursi penyutradaraan dengan Jusman dan Hasan Basry RM. Jusman juga bermain sebagai pendukung. Film diproduksi oleh Z. Hanan di bawah label rumah produksinya sendiri, Z. Hanan Film Coy. Aktris Ellya, yang sudah dikenal sebagai [[Ellya Rosa]], kembali bermain di film ini. Ia beradu peran dengan Ali Sarosa, Aminah Banowati, dan juga legenda film [[Tan Tjeng Bok]], Udjang, Ardi HS, dan [[Boes Boestami]].<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /><ref>{{Cite web|url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-p023-56-324367_peristiwa-surabaja-gubeng#.W4lYliQzbMw|title=Peristiwa Surabaja Gubeng (1956)|website=filmindonesia.or.id|language=id|access-date=2018-08-31}}</ref>
* ''Buruh Bengkel'' (1956), film yang digarap oleh sutradara Awaludin dan Rempo Urip. Oleh Bahrum Rangkuti menyebut bahwa alur film ini didasarkan pada cerita dari fragmen novel ''Gulat di Jakarta'' (1953). Hanya saja di kreditnya hanya menyantumkan Asrul Sani sebagai penulis naskah ceritanya. Meski begitu, nama Pram tidak dicantumkan dalam kredit. Produksi dilakukan oleh Persari Film, salah satu perusahaan produksi tua di Indonesia yang masih bertahan hingga sekarang. Para pemain yang terlibat antara lain [[Darussalam]], [[Ermina Zaenah]], [[Awaludin]], Dhira Soehoed, [[A. Hadi]], [[Astaman]], [[Djauhari Effendi]], dan M. Budhrasa.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3" />
* ''Biola'' (1957), naskah film diadaptasi dari cerita pendek Pram berjudul ''Anak Haram'', yang merupakan salah satu cerpen termuat dalam buku kumpulan cerpen ''[[Cerita dari Blora]]'' (1952). Film ini merupakan arahan dari penulis-sutradara-pelawak Waldemar Caerel Hunter alias [[S. Waldy]], seorang lelaki Indo Jerman kelahiran [[Kota Blitar|Blitar]], dan diproduksi oleh Jajasan Usaha Film Artis atau disingkat JUFA dengan produser J.J.F. Sitohang. Para pemain yang terlibat adalah [[Sofia W.D.]], [[A. Hamid Arief]], Arfandi, Wahab Abdi, Piet Pello, [[W.D. Mochtar]], Pala Manroe B.A., Rr Sumiati, Entjen Fatimah, Ellya Chandra, Iskandar Muda, Maya Dewi, Dedeh Rosmawaty, dan Frans Harahap.<ref name=":0" /><ref name=":1" /><ref name=":2" /><ref name=":3" /><ref>{{Cite web|url=http://filmindonesia.or.id/movie/title/lf-b005-57-128884_biola#.W4laPCQzbMw|title=Biola (1957)|website=filmindonesia.or.id|language=id|access-date=2018-08-31}}</ref> Mengenai salah satu pemerannya yakni [[Sofia W.D.]] juga merupakan pejuang di Masa Revolusi. Setelah kemerdekaan Indonesia, ia lantas memilih aktif bergerak dalam barisan propaganda di Bandung. Lalu sembilan bulan setelah proklamasi ia bergabung dan mendaftarkan diri sebagai anggota Field Preparation (Persiapan Lapangan) bentukan tokoh intel Indonesia Kolonel [[Zulkifli Lubis]]. Ia diterima dan Sofia diberi pangkat [[Sersan Mayor (TNI)|sersan mayor]]. Begitu juga Wagino Dachrin Mochtar atau yang lebih dikenal sebagai [[W.D. Mochtar]] juga merupakan seorang anggota Field Preparation (FP) Yogyakarta yang tengah ditugaskan di palagan Karawang-Bekasi.<ref>{{Cite web|url=https://historia.id/persona/articles/sersan-mayor-bernama-sofia-P94Nq|title=Sersan Mayor Bernama Sofia|website=Historia - Obrolan Perempuan Urban|language=id-ID|access-date=2018-08-31}}</ref><ref>{{Cite web|url=https://historia.id/persona/articles/jalan-panjang-sofia-6mR89|title=Jalan Panjang Sofia|website=Historia - Obrolan Perempuan Urban|language=id-ID|access-date=2018-08-31}}</ref>
* ''Midah Si Manis Bergigi Mas'', mengenai film yang disebut produksi Titien Sumarni Film Coy, tidak ada satu pun referensi lain yang menyebutkan bahwa film ini pernah dibuat.<ref name=":3" />
== Penghargaan ==
* 1988 PEN/Barbara Goldsmith Freedom untuk Penghargaan Menulis.
* 1989 The Fund untuk Penghargaan Kebebasan Berekspresi, New York, USA.
* 1992 English P.E.N Centre Award, Great Britain.
* 1992 Stichting Wertheim Award, Netherland.
* 1995 Ramon Magsaysay Award untuk Jurnalisme, Sastra, and Seni Komunikasi Kreatif.
* 1999 Doctor Honoris Causa dari Universitas Michigan.
* 1999 Chancellor's Distinguished Honor Award dari Universitas California, Berkeley.
* 2000 Chevalier de l'Ordre des Arts et des Lettres Republic of France.<ref>{{Cite web|date=2024-01-05|title=Indonesia's greatest modern writer Pramoedya Ananta Toer poses...|url=https://www.gettyimages.com/detail/news-photo/indonesias-greatest-modern-writer-pramoedya-ananta-toer-news-photo/1903202744?adppopup=true|website=Getty Images|language=en-us|access-date=2024-12-17}}</ref>
* 2000 11th Fukuoka Asian Culture Prize.
* 2004 Norwegian Authors' Union award untuk kontribusinya dalam dunia sastra dan perjuangannya untuk kebebasan berekspresi.
* 2004 Pablo Neruda Award, Chile
* 2005 Global Intellectuals Poll dari ''Prospect''.
== Lihat pula ==
* [[Pramoedya Institute]]
* [[Penghargaan Budaya Asia Fukuoka]]
== Referensi ==
* {{id}} Wawancara Pramoedya dengan [http://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/wordpress/?p=85/ Playboy Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080215102346/http://lecturer.ukdw.ac.id/mahatmanta/wordpress/?p=85%2F |date=2008-02-15 }}
* {{id}} Toer, Pramoedya Ananta; ''[[Jejak Langkah]]'', [[Hasta Mitra]], [[Yogyakarta]] ([[2002]]) ISBN 979-8659-14-7
== Pranala luar ==
{{Col|2}}
* {{id}} [http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/pramoedya-ananta-toer/index.shtml TokohIndonesia.com] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100501214020/http://www.tokohindonesia.com/ensiklopedi/p/pramoedya-ananta-toer/index.shtml |date=2010-05-01 }}
* {{id}} [http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2002/04/4/bud01.html Pramoedya Ananta Toer: Dulu, Saya Tak Pernah Menyangka akan Menjadi Tua] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060515145037/http://www.sinarharapan.co.id/hiburan/budaya/2002/04/4/bud01.html |date=2006-05-15 }} (Sinar Harapan)
* {{id}} [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0502/06/kehidupan/1543410.htm Pramania: Dari Aktivis sampai Selebriti] (Kompas)
* {{en}} [http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/wm6pram.html Pramoedya Ananta Toer, Visits America and Europe] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060114045707/http://w3.rz-berlin.mpg.de/~wm/wm6pram.html |date=2006-01-14 }}
* {{id}} [http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1995/12/09/0028.html Apa Itu Pramoedya?] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060919203406/http://www.hamline.edu/apakabar/basisdata/1995/12/09/0028.html |date=2006-09-19 }}
* {{id}} [http://members5.boardhost.com/Pramoedya/ Forum diskusi tentang Pramoedya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060628125621/http://members5.boardhost.com/Pramoedya/ |date=2006-06-28 }}
* {{id}} [http://jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=223677 Detik-Detik Menjelang Pramoedya Ananta Toer Mengembuskan Napas Terakhir] (Jawa Pos)
* {{id}} [http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/04/30/brk,20060430-76840,id.html Lagu Darah Juang Iringi Kepergian Pramoedya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060504182302/http://www.tempointeraktif.com/hg/nasional/2006/04/30/brk,20060430-76840,id.html |date=2006-05-04 }} (Tempo)
* {{id}} [http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0605/01/utama/2619997.htm Obituari: Pramoedya Telah Pergi, Berangkatlah Polemik!] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20060618233121/http://www.kompas.co.id/kompas-cetak/0605/01/utama/2619997.htm |date=2006-06-18 }} (Kompas)
* {{en}} [http://www.nytimes.com/2006/05/01/books/01prem.html?ex=1147147200&en=d4a8b0b47a30189e&ei=5070&emc=eta1 Pramoedya Ananta Toer, 81, Indonesian Novelist, Dies] (The New York Times)
* {{en}} [http://uk.news.yahoo.com/30042006/325/nobel-candidate-pramoedya-dies.html Nobel candidate Pramoedya dies] (Yahoo News)
* {{ja}} [http://asiabunko.com/pramoedya2.htm Koleksi Buku Pramoedya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20070927222450/http://www.asiabunko.com/pramoedya2.htm |date=2007-09-27 }}
* {{id}} [http://blora.org/forum/ Forum Diskusi Pramoedya Pramoedya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080816014044/http://blora.org/forum/ |date=2008-08-16 }}
* {{en}} [http://sites.google.com/site/pramoedyasite/Pramoedya Ananta Toer page]{{Pranala mati|date=Februari 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
{{EndDiv}}
== Referensi ==
{{Commons category|Pramoedya Ananta Toer}}
{{wikiquote-id}}
{{reflist}}
{{Authority control}}
{{DEFAULTSORT:Toer, Pramoedya}}
[[Kategori:Pramoedya Ananta Toer| ]]
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Sastrawan Jawa]]
[[Kategori:Penulis Indonesia]]
[[Kategori:Novelis Indonesia]]
[[Kategori:Esais Indonesia]]
[[Kategori:Pemenang Hadiah Budaya Asia Fukuoka]]
[[Kategori:
[[Kategori:Penyintas Peristiwa 1965]]
[[Kategori:Tahanan politik Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Lekra]]
[[Kategori:Tokoh komunis Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh
[[Kategori:Tokoh dari Kecamatan Jiken]]
[[Kategori:Pulau Buru]]
|