Soe Hok Gie: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Merapikan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Pengembalian manual VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(52 revisi perantara oleh 42 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{dablink|Ini adalah nama [[Orang Tionghoa Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Nama Tionghoa|marganya]] adalah ''[[Marga Tionghoa umum|Soe (史)]]''.}}
{{Contains Chinese text}}▼
{{Chinese|title=Soe Hok Gie|collapse=yes|s=苏福义|t=蘇福義|p=Sū Fúyì|w=Su Fu-i|poj=}}▼
{{Infobox person
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
}}
▲{{Chinese|title=Soe Hok Gie|collapse=yes|s=
▲{{Contains Chinese text}}
[[Doktorandus|Drs.]] '''Soe Hok Gie''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Djakarta]]|17|12|1942|[[Gunung Semeru]]|16|12|1969}}) adalah seorang [[aktivis]]
== Biografi ==▼
▲'''Soe Hok Gie''' ({{lahirmati|[[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Djakarta]]|17|12|1942|[[Gunung Semeru]]|16|12|1969}}) adalah seorang [[aktivis]] Indonesia Tionghoa yang menentang kediktatoran berturut-turut dari Presiden [[Soekarno]] dan [[Soeharto]]. Ia adalah mahasiswa Fakultas Sastra [[Universitas Indonesia]] Jurusan Sejarah tahun [[1962]]–[[1969]].
Soe
▲==Biografi==
Setelah menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di SMA [[Kolese Kanisius]], Soe kuliah di [[Universitas Indonesia]]
▲Soe adalah seorang etnis Tionghoa[3] [[Katolik Roma]]. Leluhur Soe Hok [[Gie]] sendiri adalah berasal dari [[provinsi Hainan]], [[Republik Rakyat Tiongkok]]. Ayahnya bernama [[Soe Lie Piet]] alias Salam Sutrawan. Ia keempat dari lima bersaudara di keluarganya; kakaknya [[Arief Budiman]], seorang sosiolog dan [[dosen]] di [[Universitas Kristen Satya Wacana]], juga cukup kritis dan vokal dalam politik Indonesia.
Sebagai seorang pendukung hidup yang dekat dengan alam, Soe seperti dikutip [[Walt Whitman]] dalam buku hariannya: "Sekarang aku melihat rahasia pembuatan orang terbaik itu adalah untuk tumbuh di udara terbuka dan untuk makan dan tidur dengan bumi." Pada tahun 1965, Soe membantu mendirikan
▲===Pendidikan, karier dan kematian===
▲Setelah menghabiskan tahun-tahun terakhirnya di SMA [[Kolese Kanisius]], Soe kuliah di [[Universitas Indonesia]] (UI) dari tahun 1962 sampai 1969; setelah menyelesaikan studi di universitas, ia menjadi dosen di almamaternya sampai kematiannya. Ia selama kurun waktu sebagai mahasiswa menjadi pembangkang aktif, memprotes Presiden [[Sukarno]] dan [[PKI]]. Soe adalah seorang penulis yang produktif, dengan berbagai artikel yang dipublikasikan di koran-koran seperti [[Kompas]], [[Harian Kami]], [[Sinar Harapan]], [[Mahasiswa Indonesia]], dan [[Indonesia Raya]]. Setelah Riri Riza merilis film berjudul Gie pada tahun 2005, artikel-artikelnya disusun oleh Stanley dan Aris Santoso yang diterbitkan dengan judul Zaman Peralihan oleh penerbit GagasMedia.
Soe pernah menulis dalam buku hariannya:{{quote|''"Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan
▲Sebagai seorang pendukung hidup yang dekat dengan alam, Soe seperti dikutip [[Walt Whitman]] dalam buku hariannya: "Sekarang aku melihat rahasia pembuatan orang terbaik itu adalah untuk tumbuh di udara terbuka dan untuk makan dan tidur dengan bumi." Pada tahun 1965, Soe membantu mendirikan [[Mapala UI]], organisasi lingkungan di kalangan mahasiswa. Dia menikmati kegiatan hiking, dan meninggal karena menghirup gas beracun saat mendaki gunung berapi [[Gunung Semeru|Semeru]] sehari sebelum ulang tahun ke 27. Dia meninggal bersama rekannya, [[Idhan Dhanvantari Lubis]]. Dia dimakamkan di tempat yang sekarang menjadi Museum Taman Prasasti di [[Jakarta Pusat]].[4]
▲Soe pernah menulis dalam buku hariannya:{{quote|''"Seorang filsuf Yunani pernah menulis ... nasib terbaik adalah tidak dilahirkan, yang kedua dilahirkan tapi mati muda, dan yang tersial adalah umur tua. Rasa-rasanya memang begitu. Bahagialah mereka yang mati muda."''}}
▲Pernyataan Soe serupa dengan komentar [[Friedrich Nietzsche]], kepada seorang filsuf Yunani.
Buku hariannya diterbitkan pada tahun 1983, dengan judul ''[[Catatan Seorang Demonstran]]'' yang berisi opini dan pengalamannya terhadap aksi demokrasi. Soe dalam tesis universitasnya juga diterbitkan, dengan judul ''Di Bawah Lantera Merah''.
Buku harian Soe ini menjadi inspirasi untuk film 2005, berjudul Gie, yang disutradarai oleh
==
* Dalam film ''[[Gie]]'' (2005), Soe Hok Gie diperankan oleh [[Nicholas Saputra]].
* Dalam film ''[[Gie]]'' (2005), Soe Hok Gie (muda) diperankan oleh [[Jonathan Mulia]].
== Bibliografi ==
* {{Citation |
* {{Citation |
* {{Citation |
* {{Citation |last = Soe |first = Hok Gie |title = Orang-orang di Persimpangan Kiri Jalan: Kisah tentang Pemberontakan Madiun 1948 |publisher = Yayasan Bentang Budaya |place = Yogyakarta |year = 1997 |language = Bahasa Indonesia |isbn = 978-979-8793-31-8 |postscript = .}}
== Referensi ==
* {{Citation |last = Anderson |first = Ben |author-link = Benedict Anderson |title = In Memoriam: Soe Hok-Gie |url = http://cip.cornell.edu/seap.indo/1107140696 |periodical = Indonesia |volume = 9 |date=April 1970 |pages = 225–227 |issn = 0019-7289 |postscript = .}}
* {{Citation |last = Maxwell | * {{Citation |
* {{Citation |
== Pranala luar ==
* {{id icon}} [http://www.mapalaui.info/ Mapala UI] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20180328181620/http://mapalaui.info/ |date=2018-03-28 }}
{{Authority control|VIAF=35835073}}▼
{{lifetime|1942|1969|Soe Hok Gie}}
Baris 82 ⟶ 83:
[[Kategori:Alumni Kolese Kanisius]]
[[Kategori:Alumni Universitas Indonesia]]
|