Robo-robo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Putera Ramadhan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(26 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Robo-robo''' adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota [[Mempawah]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Amin Alkadrie"> {{citeCite webnews|url= http://mwww.liputan6.com/news/read/35110/upacara-penolak-bala-irobo-roboi-digelar-di-mempawah| title= ''Upacara Penolak Bala ''Robo-Robo'' Digelar di Mempawah''| publisher=liputan6.com | accessdate= 3 Juni 2013| work= [[Liputan6.com]]}} </ref> Upacara ini digelar pada hari [[Rabu]] pekan terakhir bulan [[Safar]], [[Hijriah]].<ref name="Kidnesia"> {{cite web| url= http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Barat/Seni-Budaya/Tradisi-Robo-robo| title= ''Tradisi Robo-robo''| publisher= kidnesia.com| accessdate= 3 Juni 2014| archive-date= 2014-07-10| archive-url= https://web.archive.org/web/20140710062715/http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Barat/Seni-Budaya/Tradisi-Robo-robo| dead-url= yes}} </ref>
[[Berkas:Robo-robo.jpg|thumb|upacara Robo-robo, Kota Mempawah, Kalimantan Barat|kanan|300px]]
 
'''Robo-robo''' merupakan aset budaya [[Kabupaten Mempawah]] dan menjadi salah satu '''Warisan Budaya Tak Benda Indonesia''' yang ditetapkan pada tanggal 27 Oktober 2016 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia dan sejak saat itu masuk dalam kalender wisata nasional dan menjadi agenda wisata budaya setiap tahunnya.
'''Robo-robo''' adalah upacara tolak bala oleh masyarakat Kota [[Mempawah]], [[Kalimantan Barat]], [[Indonesia]].<ref name="Amin Alkadrie"> {{cite web|url= http://m.liputan6.com/news/read/35110/upacara-penolak-bala-irobo-roboi-digelar-di-mempawah| title= ''Upacara Penolak Bala Robo-Robo Digelar di Mempawah''| publisher=liputan6.com | accessdate= 3 Juni 2013}} </ref> Upacara ini digelar pada hari [[Rabu]] pekan terakhir bulan [[Safar]], [[Hijriah]].<ref name="Kidnesia"> {{cite web|url= http://www.kidnesia.com/Kidnesia2014/Indonesiaku/Teropong-Daerah/Kalimantan-Barat/Seni-Budaya/Tradisi-Robo-robo| title= ''Tradisi Robo-robo''| publisher= kidnesia.com| accessdate= 3 Juni 2014}} </ref>
 
== Sejarah ==
 
Pada awalnya acara ini digelar untuk menyambut [[Opu Daeng Menambon]] dari [[Kerajaan Tanjungpura|Kerajaan Matan]] ([[MartapuraTanjungpura]]) di [[Kabupaten Ketapang]] ke [[Kerajaan Mempawah]] yang dahulu bernama Panembahan Senggaok di [[Kabupaten Pontianak]] pada tahun [[1737]] M atau [[1448]] H.<ref name="Kerajaan Nusantara"> {{cite web| url= http://www.http://www.kerajaannusantara.com/id/kerajaan-mempawah/upacara| title= ''Upacara Robo-robo''| publisher= kerajaannusantara.com| accessdate= 3 Juni 2014.21.00| archive-date= 2018-09-12| archive-url= https://web.archive.org/web/20180912072355/http://news.bbc.co.uk/2/hi/uk_news/8490524.stm| dead-url= yes}} </ref> Opu Daeng Menambon adalah keturunan [[Kerajaan Luwu]], [[Sulawesi Selatan]].<ref name="Kota Hantu"> {{cite web| url= http://www.pontianak.web.id/pontianak/sejarah-robo-robo.html| title= ''Sejarah Robo-Robo''| publisher= pontianak.web.id| accessdate= 3 Juni 2014.21.00| archive-date= 2013-11-11| archive-url= https://web.archive.org/web/20131111012320/http://www.pontianak.web.id/pontianak/sejarah-robo-robo.html| dead-url= yes}} </ref> Opu Daeng Menambon datang ke Mempawah untuk menyebarkan agama [[Islam]].<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Selain menyebarkan agama Islam, Opu Daeng Menambon juga membangunmeneruskan Mempawahtahta dengankerajaan menjadiPanembahan seorangSenggaok rajayang pada saat itu dirangkap oleh sultan di Kerajaan diMatan MempawahTanjunpura.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref>
Ritual Robo-robo dimulai saat Opu Daeng Menambon beserta keluarga, serta punggawa dan pengawal berangkat dari [[Desa Benteng]], Mempawah menggunakan perahu ''bidar''.<ref name="Kidnesia"> </ref> Perahu bidar adalah perahu kerajaan dari [[Istana Amantubillah]].<ref name="Kidnesia"> </ref> Kapal tersebut berlayar menuju muara sungai Mempawah yang berada di [[Desa Kuala]], Mempawah dengan jarak tempuh sekitar satu jam perjalanan.<ref name="Kidnesia"> </ref> Berlayar keluarga kerajaan ini diiringi dengan 40 perahu.<ref name="Kota Hantu"> </ref> Saat masuk Muara Kuala Mempawah, rombongan tersebut disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah.<ref name="Kota Hantu"> </ref> Sambutan tersebut dilakukan dengan memasang berbagai kain warna-warni dan [[kertas]] di rumah penduduk yang berada di pinggir sungai.<ref name="Kota Hantu"> </ref> Karena kedatangan rombongan tersebut bertepatan dengan bulan Safar, maka masyarakat Mempawah memperingatinya sebagi upacara tolak bala, karena masyarakat Mempawah yakin pada bulan Safar banyak diturunkan [[bala]].<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref>
 
Berlayarnya Opu Daeng Manambon dari Kerajaan Matan Tanjungpura (Kabupaten Kayong Utara) diiringi sekitar 40 perahu.Saat masuk di Muara Kuala Mempawah, rombongan disambut dengan suka cita oleh masyarakat Mempawah. Penyambutan itu dilakukan dengan memasang berbagai kertas dan kain warna-warni di rumah-rumah penduduk yang berada di pinggir sungai. Bahkan, beberapa warga pun menyongsong masuknya Opu Daeng Manambon ke Sungai Mempawah dengan menggunakan sampan. Terharu karena melihat sambutan rakyat Mempawah yang cukup meriah, Opu Daeng Manambon pun memberikan bekal makanannya kepada warga yang berada di pinggir sungai untuk dapat dinikmati mereka juga. Karena saat kedatangannya bertepatan dengan hari Minggu terakhir bulan Syafar, lantas rombongan tersebut menyempatkan diri turun di Kuala Mempawah. Selanjutnya Opu Daeng Manambon berdoa bersama dengan warga yang menyambutnya, mohon keselamatan kepada Allah agar dijauhkan dari bala dan petaka. Usai melakukan doa, kemudian dilanjutkan dengan makan bersama. Prosesi itulah yang kemudian dijadikan sebagai awal digelarnya hari Robo-robo,yang setiap tahun rutin dilakukan warga Mempawah, dengan melakukan makan di luar rumah bersama sanak saudara dan tetangga.
==Pelaksanaan==
 
== Pelaksanaan ==
Setelah melakukan adzan dan membaca doa tolak bala, masyarkat melakukan ritual ''buang-buang'' yang bisanya dilaksanakan selepas [[dzuhur]] dengan membuang sesaji di sungai.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Sesajian tersebut terdiri atas ''beras kuning'', ''setanggi'', dan ''bertih''.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Bertih melambangkan kemakmuran dan kesejahteraan dan setanggi melambangkan keberkahan.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Ritual ''buang-buang'' dilaksanakan dengan maksud penghormatan dan pengakuan terhadap [[sungai]] dan [[laut]] sebagai sumber kehidupan [[manusia]].<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Setelah ritual tersebut, masyarakat melaksanakan makan ''saprahan'' atau makan bersama di halaman depan Istana Amantubillah.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref>
 
Acara di mulai dengan kegiatan napak tilas kedatangan Opu Daeng Menambon dilanjutkan dengan acara seremonial pembukaan gelaran Robo-robo, kemudian dilanjutkan dengan melakukan adzan dan membaca doa tolak bala yang dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah, kemudian dilanjutkan dengan ritual ''buang-buang'' yang tentu saja dilakukan oleh keluarga Kerajaan Mempawah. Setelah ritual tersebut, keluarga Kerajaan Mempawah beserta pejabat daerah dan masyarakat mempawah melaksanakan makan ''saprahan'' atau makan bersama di luar rumah.
Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang hari wafatnya Opu Daeng Menambun.<ref name="Kidnesia"> </ref> Untuk memeriahkan ritual Robo-robo, masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional seperti ''jepin'', ''tundang'' atau [[pantun]] berdendang, dan lomba perahu bidar.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Bagi warga keturunan [[Bugis]] yang berada di Kalimantan Barat, bisanya memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman [[rumah]].<ref name="Kidnesia"> </ref>
 
Bagi masyarakat biasa acara Robo-robo dilaksanakan hanya dengan melakukan kegiatan membaca doa tolak bala dan dilanjutkan dengan makan ''saprahan'' atau bersama di luar rumah (di lapangan, di tepi jalan, dan di badan jalan gang-gang, di halaman masjid, dll), masyarakat di Mempawah rutin melakukan makan bersama yang dilakukan seminggu sekali selama bulan safar sampai pelaksanaan Robo-robo resmi digelar pada rabu terakhir di bulan safar. bagi masyarakat Mempawah makan bersama seperti ini mempererat persaudaraan antar sesama warga, dengan makan bersama warga saling berbagi satu dengan yang lain tanpa memandang status sosial. masyarakat Mempawah juga mengganggap Robo-robo sebagai salah satu hari besar, tak heran pada saat hari Robo-robo masyarakat memasak ketupat sama seperti yang dilakukan ketika lebaran tiba.
==Referensi==
 
Sekarang, Robo-robo selain digelar untuk menolak bala, juga untuk mengenang hari wafatnya Opu Daeng Menambun.<ref name="Kidnesia"> </ref> Untuk memeriahkan ritual Robo-robo, masyarakat setempat menggelar hiburan tradisional seperti ''jepin'', ''tundang'' atau [[pantun]] berdendang, dan lomba perahu bidar serta menampilkan berbagai macam adat dan budaya Melayu Mempawah.<ref name="Kerajaan Nusantara"> </ref> Bagi warga keturunan [[Bugis]] yang berada di Kalimantan Barat, bisanya memperingati Robo-robo dengan makan bersama keluarga di halaman [[rumah]] terutama daerah-daerah yan masih memiliki terikatan dengan Opu Daeng Manambon atau Kerajaan Mempawah .<ref name="Kidnesia"> </ref>
 
Berikut adalah prosesi inti Upacara Adat dan Budaya Robo-robo,
 
Senin
* Buang-buang dan gelar adat pelepasan puaka (hewan langka) yang berlokasi di hutan sekitar Istana Amantubillah
* Kirab pusaka kerajaan yang berlokasi di Benteng Kota Batu
* Tahlil yang berlokasi di Masjid Jami kerajaan
Selasa
* Ziarah akbar makan raja-raja Mempawah, lokasi di Sebukit Rama dan Kompleks Makan Raja-Raja
* Napak tilas Kerajaan Mempawah, lokasi di Istana Amantubillah
* Gelar adat Toana, jamuan kerajaan bersama Sultan/Raja nusantara dan atraksi budaya, lokasi di Istana Amantubillah
Rabu
* Gelar adat syafar bersama Raja Mempawah XII, lokasi Istana di Amantubillah
* Buang-buang, tepung tawar kapal-kapal nelayan, lokasi di Kuala Mempawah
* Pembukaan gelar adat tradisi Robo-Robo dan Toana, lokasi di Kuala Mempawah
* Penutupan adat tradisi Robo-Robo, lokasi di Istana Amantubillah
 
Setelah acara seremonial dilaksanakan, acara dilanjutkan dengan acara hiburan rakyat, lomba-lomba, pagelaran budaya, dan pasar malam yang biasanya dilaksanakan selama satu bulan tergantung panitia lokal yang mengurus, setiap tahun prosesi upacara adat dan buaya robo-robo tidak sama tapi upacara inti tetap dilakukan.
 
selain acara inti tersebut ada lagi acara lain yaitu '''HAUL OPU DAENG MENAMBON & HABIB HUSEIN AL-QADRIE''' yang dilaksanakan di Istana Amantubillah Mempawah, serta ada juga kegiatan kirab budaya Kabupaten Mempawah.
== Referensi ==
{{reflist}}
 
[[Kategori:Budaya IndonesiaKalimantan Barat]]
[[Kategori:Upacara adat di Indonesia]]
[[Kategori:Kalimantan Barat]]