Palam, Tinangkung Utara, Banggai Kepulauan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah referensi, removed stub tag
 
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 5:
|dati2 =Kabupaten
|nama dati2 =Banggai Kepulauan
|kecamatan =TotikumTinangkung Utara
|nama pemimpin =-
|luas =-15.400 Ha
|penduduk =-1.354 Jiwa
|kepadatan =-
}}
 
'''Palam''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Totikum, Banggai Kepulauan|Tinangkung Utara]], [[Kabupaten Banggai Kepulauan|Banggai Kepulauan]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]].
 
'''a. Sejarah Singkat Desa Palam'''
'''a.   
Pada Masa Pendudukan Belanda Sistem Pemerintahan Masih Kerajaan. Kerajaan Banggai Pada Saat itu Dipimpin '''Oleh Raja Syukuran Amir''' yang Berkedudukan di Banggai, Kemudian Ibu Kota Kerajaan Banggai dipindahkan ke Luwuk. Pemerintahan Kerajaan dibagi Dalam Beberapa Wilayah Distrik dan dipimpin Oleh Seorang Kepala Distrik yang Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik. '''Distrik''' '''Peling Dijabat Oleh Seorang Kepala Distrik yang Berkedudukan di Salakan''', dan Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik Termasuk Ondor Distrik Peling Timur yang Dijabat Oleh Banguno Berkedudukan di Desa Bolonan. Seiring perjalanan waktu, tepatnya pada tahun 1937 Onder Distrik Peling Timur berubah status menjadi Distrik Totikum yang dijabat oleh Saadan Supa yang berkedudukan di Desa Bolonan.
Sejarah Singkat
Desa Palam'''
 
Desa Palam yang Berada Disebelah Barat Tanjung Mondosoan (Pemali), Pada Saat itu Belum Ada. Dilokasi ini (Sekarang Desa Palam) Adalah Tempat Perkebunan Kelapa Dari Penduduk Desa Luksagu, Kombutokan, Lopito dan lainnya. Dan pada saat itu di tempat ini telah menetap beberapa orang kepala keluarga di antaranya: '''Djaelani Stibis, Sunsungo, Laona Manasa, Laso Ooining Yaduna, Laso Sunggal Bilasi''', dan ditambah dengan orang-orang para pekerja kelapa, sebagian besar dari suku Buton. Dan ada juga sebagian kepala keluarga yang menetap didaerah Molon Pantai.
Pada
Masa Pendudukan Belanda Sistem Pemerintahan Masih Kerajaan. Kerajaan Banggai
Pada Saat itu Dipimpin '''Oleh Raja
Syukuran Amir''' yang Berkedudukan di Banggai, Kemudian Ibu Kota Kerajaan
Banggai dipindahkan ke Luwuk. Pemerintahan Kerajaan dibagi Dalam Beberapa
Wilayah Distrik dan dipimpin Oleh Seorang Kepala Distrik yang Membawahi
Beberapa Wilayah Ondor Distrik. '''Distrik'''
'''Peling Dijabat Oleh Seorang Kepala
Distrik yang Berkedudukan di Salakan''', dan Membawahi Beberapa Wilayah Ondor
Distrik Termasuk Ondor Distrik Peling Timur yang Dijabat Oleh Banguno Berkedudukan
di Desa Bolonan. Seiring perjalanan waktu, tepatnya pada tahun 1937 Onder
Distrik Peling Timur berubah status menjadi Distrik Totikum yang dijabat oleh
Saadan Supa  yang berkedudukan di Desa
Bolonan.
 
Kemudian Pada Tahun 1939 Terjadilah Gempa Bumi dan Pada Saat itu Ada Sebagian Penduduk Desa Luksagu yang Mengungsi Ketempat ini, di antaranya: '''Harasia Salanggon, Badaiya,''' dan Beberapa Orang lainnya.
Desa Palam yang Berada Disebelah Barat Tanjung Mondosoan
(Pemali), Pada Saat itu Belum Ada. Dilokasi ini (Sekarang Desa Palam) Adalah Tempat
Perkebunan Kelapa Dari Penduduk Desa Luksagu, Kombutokan, Lopito dan lainnya.
Dan pada saat itu ditempat ini telah menetap beberapa orang kepala keluarga
diantaranya: '''Djaelani Stibis, Sunsungo,
Laona Manasa, Laso Ooining Yaduna, Laso Sunggal Bilasi''', dan ditambah dengan
orang-orang para pekerja kelapa, sebagian besar dari suku Buton. Dan ada juga
sebagian kepala keluarga yang menetap didaerah Molon Pantai.
 
Di Tahun 1940 Orang-orang yang Ada di Tempat ini Mengadakan Pertemuan (Musyawarah) Dengan Tujuan Ingin Mendirikan Sebuah Perkampungan. Perkampungan yang Akan Didirikan Tersebut Diberi Nama Kampung Palam, Nama ini Terinspirasi Dari Nama Tumbuhan (pohon) Dimana Disekitaran Lereng Bukit Supepek Banyak Ditumbuhi Pohon Palam.
Kemudian Pada Tahun 1939 Terjadilah Gempa Bumi dan Pada Saat itu
Ada Sebagian Penduduk Desa Luksagu yang Mengungsi Ketempat ini, diantaranya: '''Harasia Salanggon, Badaiya,''' dan
Beberapa Orang lainnya.
 
Pada Tahun 1944 Para Tokoh-Tokoh Tersebut Menemui Kepala Desa Kombutokan yang Pada Saat itu Dijabat oleh Basalo Haji Bidun. Adapun Maksud Kedatangan Mereka Yaitu Ingin Mendirikan Sebuah Desa Defenitif, Tapi Basalo Haji Bidun Memerintahkan Kepada Mereka Untuk Bertemu Langsung dengan Kapitan Laut Kerajaan Banggai yang Dijabat oleh Suleman Amir (Adik Raja Syukuran Amir).
Di Tahun 1940 Orang-orang yang Ada di Tempat ini Mengadakan
Pertemuan (Musyawarah) Dengan Tujuan Ingin Mendirikan Sebuah Perkampungan.
Perkampungan yang Akan Didirikan Tersebut Diberi Nama Kampung Palam, Nama ini
Terinspirasi Dari Nama Tumbuhan (pohon) Dimana Disekitaran Lereng Bukit Supepek
Banyak Ditumbuhi Pohon Palam.
 
Kemudian Pada Tahun 1945 Kapitan Laut Menyetujui Keinginan Para Tokoh Tersebut Dengan Persyaratan Palam Terlebih Dahulu Harus Menjadi Subdesa Kombutokan dan Harus Mendirikan Rumah Ibadah (Langgar) .
Pada Tahun 1944 Para Tokoh-Tokoh Tersebut Menemui Kepala Desa
Kombutokan yang Pada Saat itu Dijabat oleh Basalo Haji Bidun. Adapun Maksud Kedatangan
Mereka Yaitu Ingin Mendirikan Sebuah Desa Defenitif, Tapi Basalo Haji Bidun
Memerintahkan Kepada Mereka Untuk Bertemu Langsung dengan Kapitan Laut Kerajaan
Banggai yang Dijabat oleh Suleman Amir (Adik Raja Syukuran Amir).
 
Subdesa Tersebut Dipimpin oleh Seorang Kepala Jaga yang Dijabat Oleh Ali Mangambali. Tepatnya Pada Tahun 1959, Palam Memisahkan Diri dari Subdesa Kombutokan dan Menjadi Desa Defenitif.
Kemudian Pada Tahun 1945 Kapitan Laut Menyetujui Keinginan Para
Tokoh Tersebut Dengan Persyaratan Palam Terlebih Dahulu Harus Menjadi Subdesa
Kombutokan dan Harus Mendirikan Rumah Ibadah (Langgar) .
 
Desa Palam yang Pernah Dihantam Gelombang Tsunami Pada 4 Mei 2000 Telah
Subdesa
Tersebut Dipimpin oleh Seorang Kepala Jaga yang Dijabat Oleh Ali
Mangambali. Tepatnya Pada Tahun 1959, Palam Memisahkan Diri dari Subdesa Kombutokan
dan Menjadi Desa Defenitif.
 
Desa Palam yang
Pernah Dihantam Gelombang Tsunami Pada 4 Mei 2000 Telah
dipimpin oleh beberapa Kepala Desa, antara lain:
# Djafar Dagi: 1959–1961
# Djuhuria: 1961–1962
# Adjabu Mangambali: 1962–1964
# Tiam Stibis: 1964–1984
# Lahamin Yaduna: 1984–1987
# Pjs. Asis Dg Maeso: 1987–1990
# Tiam Stibis: 1990–1998
# Laudu Lamandapo: 1998–2004
# Alfian A Saubi: 2004–2009
# Pjs. Hartini: 2009–2010
# Subianto: 2010–sekarang
 
A. LUAS DAN BATAS WILAYAH DESA PALAM'''''
1)     Djafar
Dagi                    ( 1959 – 1961 )
 
1. Luas Wilayah: 15.400
2)     Djuhuria                        ( 1961 – 1962 )
 
3)     Adjabu
Mangambali         ( 1962 – 1964 )
 
4)     Tiam
Stibis                    ( 1964 – 1984 )
 
5)     Lahamin
Yaduna             ( 1984 – 1987 )
 
6)     Pjs.
Asis Dg Maeso         ( 1987 – 1990 )
 
7)     Tiam
Stibis                    ( 1990 – 1998 )
 
8)     Laudu
Lamandapo          ( 1998 – 2004 )
 
9)     Alfian
A Saubi                 ( 2004 – 2009 )
 
10)   Pjs
Hartini                      ( 2009 – 2010 )
 
11)   S u b i a n t o                   (
2010 – sekarang )
 
'''''A.   LUAS
DAN BATAS WILAYAH DESA PALAM'''''
 
 1. Luas Wilayah                     :  15.400
Ha.
 
2 Batas Wilayah Desa Palam    :
 
- Sebelah Utara Berbatasan Dengan Laut Selat Peling.
- Sebelah
Utara Berbatasan Dengan Laut Selat Peling.
 
- Sebelah Timur Berbatasan Dengan Desa Kombutokan Kecamatan Totikum.
- Sebelah
Timur Berbatasan Dengan Desa Kombutokan Kecamatan Totikum.
 
- Sebelah Selatan Berbatasan Dengan Desa Batangbabasal Kecamatan Totikum.
- Sebelah
Selatan Berbatasan Dengan Desa Batangbabasal Kecamatan Totikum.
 
- Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Luksagu Kecamatan Tinangkung Utara.
- Sebelah
Barat Berbatasan Dengan Desa Luksagu Kecamatan Tinangkung Utara.
 
B. KONDISI GEOGRAFIS'''''
'''''B.   KONDISI
# Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut: 14 Meter.
GEOGRAFIS'''''
# Banyaknya Curah Hujan: 490 MM / Tahun.
# Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut     : 14 Meter.
# Topografi: Pesisir Pantai.
# Banyaknya Curah Hujan                          : 490 MM / Tahun.
# Suhu Rata – Rata: 35 <sup>o</sup>C – 40<sup>o</sup>C.
# Topografi                                            : Pesisir Pantai.
C. ORBITASI
# Suhu Rata – Rata                                  : 35 <sup>o</sup>C  –  40<sup>o</sup>C.
'''''C.   ORBITASI'''''
 
A.  Waktu Kepusat Pemerintahan.
 
1. Kepusat Ibu Kota Kecamatan: < 30 – 45 Menit.
a.1.  Kepusat
Ibu Kota Kecamatan      : < 30 – 45 Menit.
 
a.2.  Kepusat Ibu Kota Kabupaten: ± 60 Menit.
Ibu Kota Kabupaten       : ± 60 Menit.
 
a.3.  Kepusat Ibu Kota Provinsi: ± 32 Jam.
Ibu Kota Propinsi           : ± 32 Jam.
 
B.  Jarak Kepusat Pemerintahan
# Kepusat Ibu Kota Kecamatan: ± 7 Km.
# Kepusat Ibu Kota Kabupaten: ± 30 Km.
# Kepusat Ibu Kota Provinsi: ± 810 Km.
 
{{Totikum, Banggai Kepulauan}}
1. Kepusat Ibu Kota Kecamatan      : ± 7
Km.
 
{{Authority control}}
2. Kepusat Ibu Kota Kabupaten       : ±
30 Km.
 
3.
Kepusat Ibu Kota Propinsi         :  ± 810 Km.
 
{{Totikum, Banggai Kepulauan}}
{{kelurahan-stub}}