Palam, Tinangkung Utara, Banggai Kepulauan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k top: Bot: Menambah referensi, removed stub tag
 
(15 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 11:
|kepadatan =-
}}
 
[[Berkas:Pantai Desa Palam.jpg|thumb]]
'''Palam''' adalah [[desa]] di kecamatan [[Totikum, Banggai Kepulauan|Tinangkung Utara]], [[Kabupaten Banggai Kepulauan|Banggai Kepulauan]], [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]].
 
'''a.    Sejarah Singkat Desa Palam'''
Pada Masa Pendudukan Belanda Sistem Pemerintahan Masih Kerajaan. Kerajaan Banggai Pada Saat itu Dipimpin '''Oleh Raja Syukuran Amir''' yang Berkedudukan di Banggai, Kemudian Ibu Kota Kerajaan Banggai dipindahkan ke Luwuk. Pemerintahan Kerajaan dibagi Dalam Beberapa Wilayah Distrik dan dipimpin Oleh Seorang Kepala Distrik yang Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik. '''Distrik''' '''Peling Dijabat Oleh Seorang Kepala Distrik yang Berkedudukan di Salakan''', dan Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik Termasuk Ondor Distrik Peling Timur yang Dijabat Oleh Banguno Berkedudukan di Desa Bolonan. Seiring perjalanan waktu, tepatnya pada tahun 1937 Onder Distrik Peling Timur berubah status menjadi Distrik Totikum yang dijabat oleh Saadan Supa  yang berkedudukan di Desa Bolonan.
 
Desa Palam yang Berada Disebelah Barat Tanjung Mondosoan (Pemali), Pada Saat itu Belum Ada. Dilokasi ini (Sekarang Desa Palam) Adalah Tempat Perkebunan Kelapa Dari Penduduk Desa Luksagu, Kombutokan, Lopito dan lainnya. Dan pada saat itu ditempatdi tempat ini telah menetap beberapa orang kepala keluarga diantaranyadi antaranya: '''Djaelani Stibis, Sunsungo, Laona Manasa, Laso Ooining Yaduna, Laso Sunggal Bilasi''', dan ditambah dengan orang-orang para pekerja kelapa, sebagian besar dari suku Buton. Dan ada juga sebagian kepala keluarga yang menetap didaerah Molon Pantai.
Pada Masa Pendudukan Belanda Sistem Pemerintahan Masih Kerajaan. Kerajaan Banggai Pada Saat itu Dipimpin '''Oleh Raja Syukuran Amir''' yang Berkedudukan di Banggai, Kemudian Ibu Kota Kerajaan Banggai dipindahkan ke Luwuk. Pemerintahan Kerajaan dibagi Dalam Beberapa Wilayah Distrik dan dipimpin Oleh Seorang Kepala Distrik yang Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik. '''Distrik''' '''Peling Dijabat Oleh Seorang Kepala Distrik yang Berkedudukan di Salakan''', dan Membawahi Beberapa Wilayah Ondor Distrik Termasuk Ondor Distrik Peling Timur yang Dijabat Oleh Banguno Berkedudukan di Desa Bolonan. Seiring perjalanan waktu, tepatnya pada tahun 1937 Onder Distrik Peling Timur berubah status menjadi Distrik Totikum yang dijabat oleh Saadan Supa  yang berkedudukan di Desa Bolonan.
 
Kemudian Pada Tahun 1939 Terjadilah Gempa Bumi dan Pada Saat itu Ada Sebagian Penduduk Desa Luksagu yang Mengungsi Ketempat ini, diantaranyadi antaranya: '''Harasia Salanggon, Badaiya,''' dan Beberapa Orang lainnya.
Desa Palam yang Berada Disebelah Barat Tanjung Mondosoan (Pemali), Pada Saat itu Belum Ada. Dilokasi ini (Sekarang Desa Palam) Adalah Tempat Perkebunan Kelapa Dari Penduduk Desa Luksagu, Kombutokan, Lopito dan lainnya. Dan pada saat itu ditempat ini telah menetap beberapa orang kepala keluarga diantaranya: '''Djaelani Stibis, Sunsungo, Laona Manasa, Laso Ooining Yaduna, Laso Sunggal Bilasi''', dan ditambah dengan orang-orang para pekerja kelapa, sebagian besar dari suku Buton. Dan ada juga sebagian kepala keluarga yang menetap didaerah Molon Pantai.
 
Kemudian Pada Tahun 1939 Terjadilah Gempa Bumi dan Pada Saat itu Ada Sebagian Penduduk Desa Luksagu yang Mengungsi Ketempat ini, diantaranya: '''Harasia Salanggon, Badaiya,''' dan Beberapa Orang lainnya.
 
Di Tahun 1940 Orang-orang yang Ada di Tempat ini Mengadakan Pertemuan (Musyawarah) Dengan Tujuan Ingin Mendirikan Sebuah Perkampungan. Perkampungan yang Akan Didirikan Tersebut Diberi Nama Kampung Palam, Nama ini Terinspirasi Dari Nama Tumbuhan (pohon) Dimana Disekitaran Lereng Bukit Supepek Banyak Ditumbuhi Pohon Palam.
Baris 28 ⟶ 27:
Kemudian Pada Tahun 1945 Kapitan Laut Menyetujui Keinginan Para Tokoh Tersebut Dengan Persyaratan Palam Terlebih Dahulu Harus Menjadi Subdesa Kombutokan dan Harus Mendirikan Rumah Ibadah (Langgar) .
 
Subdesa Tersebut Dipimpin oleh Seorang Kepala Jaga yang Dijabat Oleh Ali Mangambali. Tepatnya Pada Tahun 1959, Palam Memisahkan Diri dari Subdesa Kombutokan dan Menjadi Desa Defenitif.
 
Desa Palam yang Pernah Dihantam Gelombang Tsunami Pada 4 Mei 2000 Telah
dipimpin oleh beberapa Kepala Desa, antara lain:
# Djafar Dagi: 1959–1961
# Djuhuria: 1961–1962
# Adjabu Mangambali: 1962–1964
# Tiam Stibis: 1964–1984
# Lahamin Yaduna: 1984–1987
# Pjs. Asis Dg Maeso: 1987–1990
# Tiam Stibis: 1990–1998
# Laudu Lamandapo: 1998–2004
# Alfian A Saubi: 2004–2009
# Pjs. Hartini: 2009–2010
# Subianto: 2010–sekarang
 
A.   LUAS DAN BATAS WILAYAH DESA PALAM'''''
1)     Djafar Dagi                    ( 1959 – 1961 )
 
1. Luas Wilayah: 15.400
2)     Djuhuria                        ( 1961 – 1962 )
 
3)     Adjabu Mangambali         ( 1962 – 1964 )
 
4)     Tiam Stibis                    ( 1964 – 1984 )
 
5)     Lahamin Yaduna             ( 1984 – 1987 )
 
6)     Pjs. Asis Dg Maeso         ( 1987 – 1990 )
 
7)     Tiam Stibis                    (1990 – 1998 )
 
8)     Laudu Lamandapo          (1998 – 2004 )
 
9)     Alfian A Saubi                 ( 2004 – 2009 )
 
10)   Pjs. Hartini                      ( 2009 – 2010 )
 
11)   S u b i a n t o                   (2010 – sekarang )
 
A.   LUAS DAN BATAS WILAYAH DESA PALAM'''''
 
 1. Luas Wilayah                     :  15.400
Ha.
 
2 Batas Wilayah Desa Palam    :
 
- Sebelah Utara Berbatasan Dengan Laut Selat Peling.
Baris 70 ⟶ 58:
- Sebelah Barat Berbatasan Dengan Desa Luksagu Kecamatan Tinangkung Utara.
 
B.   KONDISI GEOGRAFIS'''''
# Ketinggian Tanah dari Permukaan Laut     : 14 Meter.
# Banyaknya Curah Hujan                          : 490 MM / Tahun.
# Topografi                                            : Pesisir Pantai.
# Suhu Rata – Rata                                  : 35 <sup>o</sup>C   40<sup>o</sup>C.
C.   ORBITASI
 
A.  Waktu Kepusat Pemerintahan.
 
1.  Kepusat Ibu Kota Kecamatan      : < 30 – 45 Menit.
 
2.  Kepusat Ibu Kota Kabupaten       : ± 60 Menit.
 
3.  Kepusat Ibu Kota Propinsi           Provinsi: ± 32 Jam.
 
B.  Jarak Kepusat Pemerintahan
1.# Kepusat Ibu Kota Kecamatan      : ± 7 Km.
2.# Kepusat Ibu Kota Kabupaten       : ± 30 Km.
3.# Kepusat Ibu Kota Propinsi         Provinsi:  ± 810 Km.
 
{{Totikum, Banggai Kepulauan}}
1. Kepusat Ibu Kota Kecamatan      : ± 7
Km.
 
{{Authority control}}
2. Kepusat Ibu Kota Kabupaten       : ±
30 Km.
 
3. Kepusat Ibu Kota Propinsi         :  ± 810 Km.
 
{{Totikum, Banggai Kepulauan}}
{{kelurahan-stub}}