Latinisasi bahasa Sanskerta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Firman Putra (bicara | kontrib)
k memindahkan Romanisasi bahasa Sansekerta ke Romanisasi bahasa Sanskerta: Penulisan Sansekerta yang benar yaitu Sanskerta menurut KBBI
Illchy (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(23 revisi perantara oleh 18 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''[[Bahasa SansekertaSanskerta]]''' memiliki banyak cara transkripsi dalam huruf Latin ([[Romanisasi]]), yang sekarang paling banyak dipakai ialah cara ''[[International Alphabet of Sanskrit Transliteration]]'' (IAST).
 
== Sejarah ==
Teks-teks bahasa SansekertaSanskerta yang pertama-tama awalnya diturunkan dengan cara dihafalkan dan pengulang-ulangan. India pada masa pasca -Harappa tidak memiliki system untuk menuliskan bahasa-bahasa India sampai ditemukannya aksara [[Kharosti]] dan [[Brahmi]].; Sistem-sistem penulisan ini meski cukup untuk menuliskan [[bahasa Indik Pertengahan]], tidaklah cukup untuk menuliskan bahasa SansekertaSanskerta. Akan tetapi keturunan aksara Brahmi telah dimodifikasikan sedemikian rupa sehingga bisa dipakai untuk menuliskan bahasa SansekertaSanskerta dengan menggunakan detail fonetik yang tepat. Teks fisik awal bahasa SansekertaSanskerta adalah sebuah prasasti batu yang dikeluarkan oleh penguasa Ksatrapa Barat; [[Rudradaman]] yang ditulis pada tahun [[150]] [[Masehi]] di [[Junagadh]], [[Gujarat]]. Berkat penyebaran luar biasa berbagai macam jenis variasi aksara Brahmi pada Abad Pertengahan, maka hari ini tidak ada sebuah aksara yang secara unik dipakai untuk menuliskan bahasa SansekertaSanskerta. Sebaliknya, para pakar SansekertaSanskerta bisa menuliskan bahasa ini dalam bentuk aksara apapun yang dipakai untuk menuliskan bahasanya sendiri. Biar bagaimanapun, semenjak akhir Abad Pertengahan, ada sebuah kecenderungan untuk menggunakan [[aksara Dewanagari]] dalam menuliskan teks-teks SansekertaSanskerta yang dimaksudkan dibaca khalayak ramai.
 
Para peneliti Barat pada [[abad ke-19]], mengambil dan menggunakan aksara Dewanagari untuk suntingan-suntingan teks SansekertaSanskerta. ''[[Editio princeps]]'' [[Rgweda]] oleh [[Max Müller]] dicetak menggunakan aksara Dewanagari, dan merupakan ''tour de force'' dalam dunia percetakan kala itu. Pembuat huruf-huruf cetak Müller di London bersaing dengan pembuat huruf cetak di St. Petersburg yang sedang menggarap kamus [[Otto Böhtlingk|Böhtlingk]] dan [[Rudolph Roth|Roth]] dalam membuat huruf-huruf [[ligatur]] yang diperlukan.
 
Mulai permulaan, para pakar SansekertaSanskerta dari Barat juga merasakan adanya keperluan sebuah sistem ejaan huruf Latin untuk bahasa ini. [[Franz Bopp]] pada [[1816]] memakai sebuah skema romanisasi, di samping aksara Dewanagari, yang berbeda dengan IAST dalam mengungkapkan panjangnya vokal dengan aksen sirkumfleks (â, î, û), dan hembusan dengan ''[[spiritus asper]]'' (misalkan {{Unicode|bʽ}} untuk IAST {{unicode|bh}}). Fonem desis IAST {{unicode|ṣ}} dan {{unicode|ś}} dieja dengan spiritus asper dan lenis, jadi ({{Unicode|sʽ, sʼ}}). [[Monier-Williams]] dalam kamusnya pada tahun 1899 menggunakan {{Unicode|ṡ}} dan sh untuk IAST {{unicode|ś}} dan {{unicode|ṣ}}.
 
Mulai akhir abad ke-19, ketertarikan Dunia Barat untuk mencetak bahasa SansekertaSanskerta menggunakan aksara Dewanagari menurun. [[Theodor Aufrecht]] pada tahun 1877 menerbitkan suntingan teksnya mengenai Rgweda dalam huruf Latin dan [[Arthur Macdonell]] dengan ''Vedic grammar'' (“Tatabahasa Weda”) pada tahun 1910 (dan ''Vedic grammar for students'' (“Tatabahasa Weda untuk mahasiswa”) pada tahun 1916) menggunakan huruf Latin tanpa Dewanagari (sementara buku pengantarnya ''Sanskrit grammar for students'' tetap menggunakan Dewanagari di samping huruf Latin). Suntingan-suntingan teks SansekertaSanskerta dari [[Barat]] semasa sebagian besar menggunakan IAST.
 
== IAST ==
Standar [[IAST]] dibakukan pada ''Congress of Orientalists'' di Athena pada tahun [[1912]]. Fonem-fonem SansekertaSanskerta pada urutan tradisional ditranskripsikan secara berikut:
 
{| class="wikitable"
{{unicode|a ā i ī u ū ṛ ṝ ḷ ḹ }}
|+ Vokal dan kode
{{unicode|e ai o au}}
!Devanāgarī
{{unicode|ṃ ḥ}}
!colspan=2|Transkripsi
{{unicode|k kh g gh ṅ}}
!Kategori
{{unicode|c ch j jh ñ}}
|-
{{unicode|ṭ ṭh ḍ ḍh ṇ}}
|अ
{{unicode|t th d dh n}}
|a
{{unicode|p ph b bh m}}
|A
{{unicode|y r l v}}
|rowspan=10|monophthongs<br>and [[syllabic consonant|syllabic]] [[liquid consonant|liquids]]
{{unicode|ś ṣ s h}}
|-
|आ
|-
|इ
|i
|I
|-
|ई
|-
|उ
|u
|U
|-
|ऊ
|-
|ऋ
|ṛ
|Ṛ
|-
|ॠ
|ṝ
|Ṝ
|-
|ऌ
|ḷ
|Ḷ
|-
|ॡ
|ḹ
|Ḹ
|-
|ए
|e
|E
|rowspan=4|[[diphthong]]s
|-
|ऐ
|ai
|Ai
|-
|ओ
|o
|O
|-
|औ
|au
|Au
|-
|अं
|ṃ
|Ṃ
|[[anusvara]]
|-
|अः
|ḥ
|Ḥ
|[[visarga]]
|-
|ऽ
|'
|
|[[avagraha]]
|}
 
{| class="wikitable"
==Skema ASCII==
|+ Konsonan
Pada akhir abad ke-20, penyuntingan teks Sansekerta di komputer menjadi bermasalah. Tidak adanya tanda-tanda diakritis (aksen) menuju ke penciptaan romanisasi menggunakan karakter [[ASCII]]. Dengan beredarnya peselancar yang mampu menampilkan karakter [[Unicode]] pada tahun [[2000-an]], sebagian besar publikasi ''online'' menggunakan IAST, namun ASCII masih tetap populer pada korespondensi e-mail karena mudah dimsukkan. Sebuah segi buruk ASCII ialah bahwa romanisasi ini sensitif terhadap huruf besar dan kecil. Dengan ini, nama-nama pribadi tidak bisa dikapitalisasikan.
|-
![[velar consonant|velars]]
![[palatal consonant|palatals]]
![[retroflex consonant|retroflexes]]
![[dental consonant|dentals]]
![[labial consonant|labials]]
!Kategori
|-
|क <br> k&nbsp;&nbsp;K
|च <br> c&nbsp;&nbsp;C
|ट <br> ṭ&nbsp;&nbsp;Ṭ
|त <br> t&nbsp;&nbsp;T
|प <br> p&nbsp;&nbsp;P
| [[tenuis consonant|tenuis]] stops
|-
|ख <br> kh&nbsp;&nbsp;Kh
|छ <br> ch&nbsp;&nbsp;Ch
|ठ <br> ṭh&nbsp;&nbsp;Ṭh
|थ <br> th&nbsp;&nbsp;Th
|फ <br> ph&nbsp;&nbsp;Ph
| [[Aspiration (phonetics)|aspirated]] stops
|-
|ग <br> g&nbsp;&nbsp;G
|ज <br> j&nbsp;&nbsp;J
|ड <br> ḍ&nbsp;&nbsp;Ḍ
|द <br> d&nbsp;&nbsp;D
|ब <br> b&nbsp;&nbsp;B
|[[voiced consonant|voiced]] stops
|-
|घ <br> gh&nbsp;&nbsp;Gh
|झ <br> jh&nbsp;&nbsp;Jh
|ढ <br> ḍh&nbsp;&nbsp;Ḍh
|ध <br> dh&nbsp;&nbsp;Dh
|भ <br> bh&nbsp;&nbsp;Bh
|[[breathy-voiced]] stops
|-
|ङ <br> ṅ&nbsp;&nbsp;Ṅ
|ञ <br> ñ&nbsp;&nbsp;Ñ
|ण <br> ṇ&nbsp;&nbsp;Ṇ
|न <br> n&nbsp;&nbsp;N
|म <br> m&nbsp;&nbsp;M
|[[nasal stop]]s
|-
|ह <br> h&nbsp;&nbsp;H
|य <br> y&nbsp;&nbsp;Y
|र <br> r&nbsp;&nbsp;R
|ल <br> l&nbsp;&nbsp;L
|व <br> v&nbsp;&nbsp;V
|[[approximant]]s
|-
| &nbsp;
|श <br> ś&nbsp;&nbsp;Ś
|ष <br> ṣ&nbsp;&nbsp;Ṣ
|स <br> s&nbsp;&nbsp;S
| &nbsp;
|[[sibilant]]s
|}
 
===Harvard-Kyoto= Skema ASCII ==
Pada akhir abad ke-20, penyuntingan teks Sanskerta di komputer menjadi bermasalah. Tidak adanya tanda-tanda diakritis (aksen) menuju ke penciptaan romanisasi menggunakan karakter [[ASCII]]. Dengan beredarnya peselancar yang mampu menampilkan karakter [[Unicode]] pada tahun [[2000-an]], sebagian besar publikasi ''online'' menggunakan IAST, namun ASCII masih tetap populer pada korespondensi e-mail karena mudah dimsukkan. Sebuah segi buruk ASCII ialah bahwa romanisasi ini sensitif terhadap huruf besar dan kecil. Dengan ini, nama-nama pribadi tidak bisa dikapitalisasikan.
 
=== Harvard-Kyoto ===
 
a A i I u U R RR lR lRR
Baris 40 ⟶ 169:
z S s h
 
=== ITRANS ===
[[ITRANS]] memiliki tujuan untuk mengalihaksarakan ke ASCII semua jenis aksara Indik (termasuk [[aksara Nusantara]]) sehingga bahasa SansekertaSanskerta hanya menggunakan sebagian saja.
 
a A i I u U
Baris 55 ⟶ 184:
sh S s h
 
== Romanisasi bahasa SansekertaSanskerta dalam bahasa Indonesia ==
:''Lihat pula [[Kata-kata serapan dari bahasa SansekertaSanskerta dalam bahasa Melayu dan bahasa Indonesia Modern]]''
 
Karena sudah sangat lama dikenal di Nusantara, kata-kata SansekertaSanskerta ini seringkalisering kali sudah tidak dikenali lagi dan sudah masuk ke kosakata dasar. Selain itu perlu disadari bahwa kata-kata SansekertaSanskerta yang ada dalam bahasa Indonesia modern tidak semuanya diserap secara langsung dari bahasa SansekertaSanskerta namun juga dari bahasa Jawa KunaKuno, selain yang diwarisi langsung dari bahasa Melayu. Kata-kata yang diwarisi langsung dari bahasa Melayu Klasik ini, diwarisi melalui perantaraan [[huruf Jawi]] pula yang seringkalisering kali mengkaburkanmengaburkan bentuk asli kata-kata tersebut. Oleh karena itu sungguhlah sulit untuk menetapkan sistem romanisasi bahasa SansekertaSanskerta dalam bahasa Indonesia.
 
<!--
Baris 66 ⟶ 195:
-->
 
[[Kategori:Bahasa SansekertaSanskerta]]
[[Kategori:Romanisasi]]
 
[[en:Devanagari transliteration]]
[[pt:Transliteração do devanagari]]