Kurikulum Berbasis Kompetensi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Andrewied (bicara | kontrib)
+latar, karakteristik, implementasi, referensi
k Membatalkan 1 suntingan oleh Fillia Nur Qhalesha (bicara) ke revisi terakhir oleh Akuindo(Tw)
Tag: Pembatalan
 
(20 revisi perantara oleh 15 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Pendidikan di Indonesia}}
'''Kurikulum Berbasis Kompetensi''' ('''KBK''') atau '''Kurikulum 2004''', adalah [[kurikulum]] dalam dunia [[pendidikan di Indonesia]] yang mulai diterapkan sejak [[tahun]] [[2004]] walau sudah ada [[sekolah]] yang mulai menggunakan kurikulum ini sejak sebelum diterapkannya. Secara materi, sebenarnya kurikulum ini tak berbeda dari [[Kurikulum 1994]], perbedaannya hanya pada cara para [[murid]] belajar di [[kelas]].
 
Dalam kurikulum terdahulu, para murid dikondisikan dengan sistem [[caturwulan]]. Sedangkan dalam kurikulum baru ini, para siswa dikondisikan dalam sistem [[semester]]. Dahulu pun, para murid hanya belajar pada isi materi pelajaran belaka, yakni menerima materi dari guru saja. Dalam kurikulum 2004 ini, para murid dituntut aktif mengembangkan keterampilan untuk menerapkan IPTek tanpa meninggalkan kerja sama dan solidaritas, meski sesungguhnya antar siswa saling berkompetisi. Jadi di sini, guru hanya bertindak sebagai fasilitator, namuntetapi meski begitu pendidikan yang ada ialah pendidikan untuk semua.
Dalam kegiatan di kelas, para siswa bukan lagi objek, namuntetapi subjek. Dan setiap kegiatan siswa ada nilainya. mulai di berlakukandiberlakukan pula wajib pramuka sebagai nilai tambah ekstrakulikulerekstrakurikuler.
 
Sejak tahun ajaran 2006/2007, diberlakukan kurikulum baru yang bernama [[Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan]], yang merupakan penyempurnaan Kurikulum 2004.
 
== Latar Belakang ==
Lahirnya kurikulum pada tahun 2004 ini tidak dapat dilepaskan dari kondisi politik yang terjadi pada saat itu. Di Indonesia terjadi perubahan era pemerintahan dari era Orde Baru menjadi era Reformasi yang dimulai pada pemerintahan Presiden [[B.J. Habibie]] tahun 1998. Salah satu keputusan yang menonjol pada era Reformasi adalah adanya otonomi daerah yang lebih luas. Hal ini berarti pemerintahan daerah diberi wewenang yang lebih luas untuk mengatur kebijakan daerahnya ,asingmasing-masing, dan salah satu kewenangan baru yang dimiliki oleh pemerintah daerah adalah dalam bidang pendidikan. Hal ini termuat dalam Undang-Undang Nomor 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah. Berdasarkan alasan tersebut maka terjadi pula reformasi di bidang pendidikan yang salah satu hasilnya adalah dirancangyadirancangnya kurikulum baru yakni Kurikulum Berbasis Kompetensi oleh Departemen Pendidikan yang mulai diberlakukan pada tahun 2004.<ref name=sanjaya>{{cite book
| last = Sanjaya
| first = W.
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pembelajaran dalam Implementasi Kurikulum Berbasis Kompetensi
| publisher = Prenada Media
| date = 2005
| location = Jakarta
| pages =
| url = http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/berbasis-kompetensi-kurikulum-2004.html
| doi =
| id =
| isbn = }}</ref>
|access-date = 2015-12-28
|archive-date = 2016-01-06
|archive-url = https://web.archive.org/web/20160106055008/http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/berbasis-kompetensi-kurikulum-2004.html
|dead-url = yes
}}</ref>
 
== Perbedaan Dengan Kurikulum Sebelumnya ==
Hal yang palingsecara mendasar berubah secarapada mendasarKBK daridibanding kurikulum 1994 ke KBK adalah perubahan pendekatan pembelajaran, yaniyakni dari ''Content Based Learning'' (pembelajaran berbasis materi) menjadi ''Competency Based Learning'' (pembelajaran berbasis kompetensi). Dalam praktiknya, hal ini tampak dari mulai munculnya aspek tambahan pada proses penilaian yakni penilaian pada aspek keterampilan dan penilaian pada aspek sikap, di samping penilaian pada aspek pengetahuan. Namun, pada laporan hasil belajar siswa, ketiga aspek ini akan diproses dan hanya muncul sebagai nilai angka yaitu hasil pengolahan rata-rata ketiga aspek tersebut untuk tiap-tiap mata pelajaran.<ref name=sanjaya></ref>
 
== Karakteristik Kurikulum Berbasis Kompetensi ==
Departemen Pendidikan menetapkan karakteristik KBK sebagai berikut:<ref>{{cite book
| last =
| first =
| authorlink =
| coauthors =
| title = Pedoman Umum Pelaksanaan Pendidikan Berbasis Keterampilan Hidup (Life Skill) Melalui Pendidikan Broad Based Education dalam Pendidikan Luar Sekolah dan Pemuda
| publisher = Depdiknas
| date = 2002
| location = Jakarta
| pages =
| url = http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/berbasis-kompetensi-kurikulum-2004.html
| doi =
| id =
| isbn = }}</ref>:
|access-date = 2015-12-28
# Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal. KBK memuat sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa dan kompetensi tersebut sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
|archive-date = 2016-01-06
# Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda pada setiap siswa.
|archive-url = https://web.archive.org/web/20160106055008/http://www.eurekapendidikan.com/2014/12/berbasis-kompetensi-kurikulum-2004.html
# Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
|dead-url = yes
# Sumber belajar bukan hanya guru tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
}}</ref>
# Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun klasikal. KBK memuat sejumlah kompetensi yang harus dicapai siswa dan kompetensi tersebut sebagai standar minimal atau kemampuan dasar.
# Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan pencapaian kompetensi dasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses pencapaian bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang berbeda pada setiap siswa.
# Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
# Sumber belajar bukan hanya guru tetapi sumber belajar lain yang memenuhi unsur edukatif, artinya sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi. Guru berperan sebagai fasilitator untuk mempermudah siswa belajar dari berbagai macam sumber belajar.
# Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi. KBK menempatakan hasil dan proses belajar sebagai dua sisi yang sama pentingnya.
 
== Implementasi ==
Pada praktiknya, kurikulum ini tidak pernah disahkan meskipun sempat diimplementasikan secara terbatas. Pada 2006, pemerintah meluncurkan kuriklumkurikulum baru pengganti KBK yakni [[KTSP]]. Kurikulum 2006 ([[KTSP]]) diakui pemerintah sebagai revisi dari KBK 2004, artinya pendekatan dan latar belakang yang diterapkan pada KTSP masih sama dengan latar yang menjiwai diciptakannya KBK.<ref>{{cite journal
| last = Sujana
| first = I Made
| authorlink =
| coauthors =
| title = Landasan Filosofi dan TeoritisTeoretis Standar Isi Bahasa Inggris Dalam KTSP dan Tantangan Kurikulum LPTK Bahasa Inggris
| journal =
| volume =
| issue =
| pages =
| date = 2006
| url = http://www.imadesujana.com/index.php?option=com_content&view=article&id=69:tantangan-lptk-rev&catid=36:tefl&Itemid=56
| doi =
| id =
| accessdate = 28 Desember 2015 }}
| archive-date = 2016-03-04
</ref>
| archive-url = https://web.archive.org/web/20160304204302/http://www.imadesujana.com/index.php?option=com_content&view=article&id=69:tantangan-lptk-rev&catid=36:tefl&Itemid=56
| dead-url = yes
}}</ref>
 
== Lihat pula ==
* [[Kurikulum 1994]]
* [[Kurikulum 2006]]
* [[Kurikulum 2013]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
Baris 74 ⟶ 89:
 
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
[[Kategori:Kurikulum di Indonesia]]