Satyaki: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Borgx (bicara | kontrib)
k Suntingan 222.124.209.205 (Pembicaraan) dikembalikan ke versi terakhir oleh M. Adiputra
Menghapus Satyaki_enters_Kauravas_army_and_Battle_with_soldiers.jpg karena telah dihapus dari Commons oleh Jameslwoodward; alasan: https://commons.wikimedia.o
 
(30 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image = Satyaki-kl.jpg
| Caption = Satyaki dalamsebagai versikesatria pewayanganulung Jawadari pihak Pandawa.
| Nama = Satyaki
| Devanagari = सत्यकिसात्यकि
| Nama_lain = Yuyudana<br/>Bimakunthing<br/>Wresniwira<br/>Tambakyuda<br/>Singamulangjaya<br/>Padmanegara<br/>Warsiniputra
| Nama_lain = Setiyaki; Yuyudhana
| AsalTempat = [[Kerajaankerajaan Dwaraka]]
{{| Tokoh = ''Mahabharata}}''
| Senjata = Gada
| Kitab = ''[[Mahabharata]]
| Golongan = [[Wresni|Wangsa Wresni]]-[[Yadawa]]
| Klan = [[Wresni|Warsneya]] (keturunan Wresni)
| Ayah = [[Satyaka]]
}}
'''Satyaki''' ([[bahasa Sansekerta{{Sanskerta|Sansekerta]]: सत्यकि)सात्यकि|Sātyaki}}, (alias '''YuyudhanaYuyudana''') {{Sanskerta|युयुधान|Yuyudhāna}} adalah seorang tokoh daridalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia adalahberasal saudaradari iparklan [[KresnaWresni|Warsneya]]., Iasalah berperangsatu padaklan pihakbangsa [[Yadawa]], yang memihak para [[Pandawa]] dalam perang [[BharatayuddhaBaratayuda]]. Ia merupakan salah satu tokohsekutu dariPandawa—selain [[Wresni|Wangsa WresniKresna]], selaindan [[KertawarmaYuyutsu]]—yang danmasih [[Kresna]]hidup setelah perang berakhir.
 
Dalam pewayangan [[Jawa]], Satyaki merupakan sepupu Kresna dan Pandawa. Ia berasal dari Kerajaan Lesanpura yang tinggal di Kasatriyan Swalabumi.
==Pertempuran di Kurukshetra==
 
== Keluarga ==
Dalam [[Perang di Kurukshetra|pertempuran besar]] di [[Kurukshetra]], Satyaki memihak [[Pandawa]]. Pada pertempuran di hari keempat belas, Satyaki terlibat duel sengit dengan [[Burisrawa]] yang sudah lama bermusuhan dengan Satyaki. Burisrawa menyerang Satyaki bertubi-tubi sampai ia jatuh pingsan karena lelah. Saat Burisrawa bersiap-siap untuk membunuh Satyaki, [[Arjuna]] datang dan memanah lengan Burisrawa sampai putus.
Dalam kitab ''[[Mahabharata]]'' dikisahkan bahwa Satyaki adalah seorang kesatria [[Yadawa]], putra [[Satyaka]]. Kakeknya ialah Sini, seorang pemuka keluarga [[Wresni]] (Warsneya). Sini melamar [[Dewaki]] sebagai istri [[Basudewa]]. Dalam peristiwa itu ia harus bersaing dengan [[Somadata]], keturunan [[Bahlika (Mahabharata)|Bahlika]] dari [[Hastinapura]].
 
Menurut versi pewayangan [[Jawa]], Satyaki adalah putra [[Satyajit]], Raja Lesanpura, dengan Warsini. Ia memiliki adik perempuan bernama Satyaboma ([[Satyabama]]). Satyajit merupakan adik termuda [[Basudewa]] dan [[Kunti]]. Dengan kata lain, Satyaki adalah adik sepupu Kresna dan para [[Pandawa]]. Di samping itu, [[Satyajit]] merupakan nama lain dari [[Ugrasena]].
[[Burisrawa]] kesakitan dan mencaci maki Arjuna yang menyerang tiba-tiba. [[Arjuna]] berkata bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk melindungi nyawa Satyaki atas dasar persahabatan. Ketika Satyaki mulai sadar dari pingsannya, ia mengambil senjata kemudian memenggal Burisrawa.
 
Menurut ''Mahabharata'', Satyajit dan Ugrasena adalah dua orang tokoh yang berbeda. Satyajit merupakan panglima [[Kerajaan Pancala]], sedangkan Ugrasena adalah raja bangsa [[Yadawa]] di [[Mathura]]. Di samping itu, ayah Satyabama bernama Satrajit, sedangkan adik Kunti bernama Purujit.
==Kematian==
 
Pewayangan Jawa menggabungkan tokoh Ugrasena, Satyajit, Satrajit, dan Purujit menjadi satu tokoh saja, yaitu Satyajit dari Lesanpura. Sementara itu, tokoh [[Satyaka]] dalam pewayangan Jawa bukanlah ayah Satyaki, melainkan nama putra Satyaboma. Dengan kata lain, Satyaka versi Jawa adalah keponakan Satyaki.
Tiga puluh enam tahun setelah [[Perang di Kurukshetra|pertempuran di Kurukshetra]] berakhir, Wangsa [[Wresni]] dan [[Yadawa]] berpesta hingga mabuk. Dalam peristiwa tersebut, [[Kertawarma]] dan Satyaki saling mengejek. Satyaki menghina Kretawarma yang tega membunuh prajurit dalam keadaan tidur sedangkan Kertawarma menghina Satyaki yang membunuh [[Burisrawa]] dalam keadaan tak bersenjata. Setelah perang mulut dengan sengit, mereka bertempur, begitu pula yang dilakukan Wangsa Wresni lainnya. Atas kutukan [[Gandari]], Wangsa Wresni saling bertarung dengan sesamanya sampai binasa, kecuali [[Kresna]] dan [[Baladewa]] serta para wanita.
 
== Kelahiran ==
==Satyaki dalam pewayangan Jawa==
[[Berkas:Satyaki-kl.jpg|ka|jmpl|Satyaki sebagai tokoh pewayangan Jawa.]]
Versi pewayangan [[Jawa]] mengisahkan ketika Warsini mengandung, ia mengidam ingin bertamasya menunggang macan putih. Satyajit mendatangkan para keponakannya, yaitu [[Kresna]], [[Baladewa]] dan para [[Pandawa]] untuk ikut membantu. Ternyata yang berhasil menangkap macan putih idaman Warsini adalah Kresna. Namun, macan putih tersebut penjelmaan Singamulangjaya, patih Kerajaan Swalabumi yang diutus rajanya, yaitu Prabu Satyasa untuk menculik Warsini. Singamulangjaya segera membawa Warsini kabur begitu naik ke punggungnya.
 
Kresna yang dicurigai Satyajit segera mengejar Singamulangjaya. Di tengah jalan, Singamulangjaya mencoba mengeluarkan isi kandungan Warsini. Lahirlah seorang bayi yang bukannya mati, tetapi justru bertambah besar setelah dihajar Singamulangjaya. Akhirnya, bayi tersebut berubah menjadi pemuda dan membunuh Singamulangjaya. Arwah Singamulangjaya bersatu ke dalam diri pemuda itu.
Kelahirannya di waktu ibu Satyaki mau dibawa oleh pencuri, tidak ada yang mampu mengalahkan pencuri itu bahkan para [[Pandawa]]. Setelah lahir Satyaki ia dido'akan agar cepat tumbuh, seketika ia menjadi ksatria yang gagah, suaranya mantap mirip [[Bima (tokoh Mahabharata)|Bima]], tapi tubuhnya kecil, dialah yang mampu mengalahkan maling tersebut yang bernama Singomulanjoyo, kemudian nama itu dipakai oleh Satyaki.
 
Warsini memberi nama putranya yang sudah dewasa dalam waktu singkat itu dengan nama Satyaki. Kresna pun menemukan mereka berdua. Bersama mereka menyerang dan membunuh Satyasa sebagai sumber masalah. Satyaki kemudian menduduki Kerajaan Swalabumi sebagai daerah kekuasaannya.
Nama lainnya adalah Yuyudana, Bimo Kunthing, Singomulanjoyo. Mempunyai senjata Gada Wesi Kuning pemberian Prabu [[Kresna]].
 
== Sayembara untuk Satyaboma ==
==Lihat pula==
Dalam pewayangan [[Jawa]] dikisahkan Satyaboma ([[Satyabama]]) dilamar oleh [[Drona]] dengan dukungan para [[Korawa]]. Tujuan lamaran ini hanya sekadar untuk menjadikan Kerajaan Lesanpura sebagai sekutu [[Kerajaan Hastina]]. Satyaki segera mengumumkan sayembara bahwa jika ingin menikahi kakaknya harus bisa mengalahkan dirinya terlebih dulu.
* [[Bharatayuddha]]
* [[Wresni]]
 
Satu per satu para Korawa maju namun tidak ada yang mampu mengalahkan Satyaki. Bahkan, Drona sekalipun dikalahkannya. [[Arjuna]] selaku murid Drona maju atas nama gurunya. Satyaki yang gentar meminta bantuan [[Kresna]]. Maka, Kresna pun meminjamkan Kembang Wijayakusuma kepada Satyaki.
 
Dengan berbekal bunga pusaka milik Kresna, Satyaki dapat menahan serangan Arjuna, bahkan berhasil mengalahkan [[Pandawa]] nomor tiga tersebut. Ternyata Kresna juga melamar Satyaboma untuk dirinya sendiri. Dalam pertarungan adu kesaktian, Kresna berhasil mengalahkan Satyaki dan mempersunting Satyaboma. Dari perkawinan antara Kresna dan Satyaboma lahir seorang putra bernama Satyaka.
{{Tokoh Mahabharata}}
 
== Keluarga ==
{{mahabharata-stub}}
Menurut versi ''[[Mahabharata]]'' Satyaki memiliki sepuluh orang putra yang semuanya mati di tangan [[Burisrawa]] dalam perang [[Baratayuda]]. Sementara itu, menurut versi [[Jawa]], Satyaki hanya memiliki seorang putra saja bernama Sangasanga yang tetap hidup sampai perang berakhir. Sangasanga kemudian menjadi raja Kerajaan Lesanpura sepeninggal [[Satyajit]] dan Satyaki. Meskipun demikian, ia tetap mengabdi sebagai panglima [[Kerajaan Hastina]] pada masa pemerintahan [[Parikesit]] cucu [[Arjuna]]. Sangasanga merupakan putra Satyaki dari perkawinannya dengan Trirasa.
 
== Peran dalam Baratayuda ==
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Berkas:Krishna as Envoy.jpg|ka|jmpl|Lukisan Kresna mencegah Satyaki yang ingin melampiaskan amarahnya, karya [[Raja Ravi Varma]].{{br}}Dalam ''[[Mahabharata]]'', Satyaki mendampingi [[Kresna]] yang bertindak sebagai juru damai dalam perseteruan antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]]. Saat pihak Korawa menghina Kresna, kesabaran Satyaki habis, tetapi kemarahannya diredakan oleh Kresna.]]
Dalam perang [[Baratayuda]] yang meletus di [[Kuruksetra]], Satyaki memihak para [[Pandawa]]. Ia bahkan dipercaya memimpin salah satu di antara tujuh ''[[aksohini]]'' pasukan Pandawa.
 
Peran Satyaki tampak menonjol pada hari ke-14, ketika ia ditugasi [[Arjuna]] untuk menjaga [[Yudistira]] dari serangan [[Drona]]. Menurut versi ''[[Mahabharata]]'', Arjuna merupakan guru Satyaki dalam ilmu memanah. Sementara itu menurut versi [[Jawa]], murid Arjuna adalah [[Srikandi]] yang kemudian menjadi istrinya. Pada hari tersebut Arjuna bergerak mencari [[Jayadrata]] yang telah menyebabkan putranya, yaitu [[Abimanyu]] tewas. Satyaki sendiri mati-matian melindungi Yudistira yang hendak ditangkap hidup-hidup oleh Drona sebagai sandera. Drona adalah guru Arjuna, sedangkan Satyaki adalah murid Arjuna. Namun, dalam pertempuran itu Drona memuji kesaktian Satyaki setara dengan [[Parasurama]], yaitu guru Drona sendiri.
[[en:Satyaki]]
 
[[jv:Satyaki]]
Setelah keadaan aman, Yudistira memaksa Satyaki pergi membantu Arjuna. Dalam keadaan letih, Satyaki menerobos barisan sekutu [[Korawa]] yang menghadangnya. Tidak terhitung jumlahnya yang mati. Namun ia sendiri bertambah letih. [[Burisrawa]] maju menghadang Satyaki. Pertarungan tersebut akhirnya dimenangkan Burisrawa. Dengan pedang di tangan ia siap membunuh Satyaki yang sudah jatuh pingsan. Adapun Burisrawa merupakan putra Somadatta yang dulu dikalahkan Sini kakek Satyaki sewaktu melamar [[Dewaki]].
[[ta:சாத்யகி]]
 
Arjuna yang mengendarai kereta dengan [[Kresna]] sebagai kusir sudah mendekati tempat persembunyian Jayadrata. Kresna memintanya untuk berbalik membantu Satyaki. Mula-mula Arjuna menolak karena hal itu melanggar peraturan. Namun, Kresna berhasil meyakinkan Arjuna bahwa sudah menjadi kewajibannya untuk menolong Satyaki yang sudah bersusah payah datang membantunya. Arjuna akhirnya memanah lengan Burisrawa sampai putus. Burisrawa terkejut dan menuduh Arjuna berbuat curang. Arjuna membantah karena Burisrawa sendiri hendak membunuh Satyaki yang sudah pingsan serta kemarin ikut serta mengeroyok [[Abimanyu]]. Burisrawa sadar atas kesalahannya. Ia pun duduk bermeditasi. Tiba-tiba Satyaki sadar dari pingsan dan langsung memungut potongan lengan Burisrawa yang masih memegang pedang. Dengan menggunakan pedang itu ia membunuh Burisrawa.
 
Menurut versi ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'', Satyaki membunuh Burisrawa menggunakan pedang Mangekabhama, menurut versi ''[[Serat Bratayuda]]'' menggunakan panah Nagabanda, sedangkan menurut versi pewayangan menggunakan gada Wesikuning.
 
== Kematian ==
Kematian Satyaki terdapat dalam ''[[Mahabharata]]'' bagian ke-16 berjudul ''[[Mausalaparwa]]''. Dikisahkan selang 36 tahun setelah [[Perang di Kurukshetra|pertempuran di Kurukshetra]] berakhir, seluruh klan bangsa [[Yadawa]] (Warsneya, Andaka, Boja, dan keturunan Ugrasena) mengadakan upacara di tepi pantai Pramanakoti. Meskipun ada larangan untuk tidak membawa minuman keras, tetapi tetap saja ada yang melanggar.
 
Akibatnya, mereka pun berpesta mabuk-mabukan. Dalam keadaan tidak sadar, Satyaki mengejek [[Kretawarma]] yang dulu memihak [[Korawa]] sebagai pengecut karena menyerang perkemahan [[Pandawa]] pada waktu malam. Sebaliknya, Kretawarma juga mengejek Satyaki yang membunuh Burisrawa secara licik.
 
Satyaki yang sudah sangat mabuk segera membunuh Kretawarma. Akibatnya, orang-orang pun terbagi menjadi dua,sebagian membela Satyaki, sebagian membela Kretawarma. Mereka semua akhirnya saling bunuh dan semua tumpas.
 
== Silsilah ==
{{keluarga Kresna}}
 
== Lihat pula ==
* [[Burisrawa]]
* [[Kretawarma]]
{{Tokoh Mahabharata}}
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]