Zikir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
reviewed
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(42 revisi perantara oleh 27 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Ensiklopedia Islam|Allah}}
 
'''Zikir'''<ref atauname="KBBIDzikir">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:zikir|WIKI}}|title=Arti kata zikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref> (bentuk tidak baku'' 'Dzikir''dzikir'''''<ref ([[bahasaname="KBBIDdzikir">{{cite Arabweb|Arab]]url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:dzikir|WIKI}}|title=Arti kata dzikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan ذِکْر‎Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref> dan ''ðɪkr'''dikir'''''<ref name="KBBIDdikir">{{cite web|url=https://kbbi.kemdikbud.go.id/entri/{{urlencode:dikir|WIKI}}|title=Arti kata dikir|website=KBBI Daring|department=Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud|access-date=26 Juli 2020}}</ref>) ({{lang-ar|ٱلذِّكْر |translit=al-żikr}}) adalah sadar diri kepada Allah yang dilakukan seseorang dalam setiap keadaan.{{r|KBBIDzikir}} Zikir juga merupakan sebuah aktifitasaktivitas [[ibadah]] dalam umat [[Muslim]] untuk mengingatsadar diri kepada [[Allah]]. Di antaranya dengan menyebut dan memuji nama Allah, dan zikir adalah satu kewajiban yang tercantum dalam [[al-Qur'an]].<ref>"Hai orang-orang yang beriman, berzikirlahsadar (dengandirilah menyebut nama)kepada Allah, zikirdengan kesadaran yang sebanyak-banyaknya." (Al Ahzab 33:41).</ref> Bacaan zikir yang paling utama adalah kalimat ''"[[Laa Ilaaha Illallaah]]"'', sedangkan doa yang paling utama adalah ''"[[Alhamdulillah]]"''.<ref>Rasulullah {{saw}} mengajarkan doa berikut ini,
عن جَابِر بْنَ عَبْدِ اللَّهِ يَقُولُ : سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ : (( أَفْضَلُ الذِّكْرِ لا إِلَهَ إِلا اللَّهُ ، وَأَفْضَلُ الدُّعَاءِ : الْحَمْدُ لِلَّهِ ))
Dari Jabir bin Abdullah berkata, “Saya mendengar rasulullah {{saw}} bersabda: “Dzikir yang paling utama adalah Laa Ilaaha Illallahu dan doa yang paling utama adalah Al-hamdu Lillah.” (HR. Tirmidzi no. 3305, Ibnu Majah no. 3790, Ibnu Hibban, dan al-Hakim. Al-Hakim menshahihkannya, sedangkan syaikh Al-Albani menghasankannya dalam Shahih Sunan Tirmidzi no. 2692).</ref> Seseorang yang melakukan zikir disebut ''dzaakir'' (ذاكر).
 
== Etimologi ==
Secara bahasa zikir memiliki arti "menyebut", "mengingat" atau "[[doa|berdoa]]", kata zikir juga berarti memori, pengajian. Dalam bahasa agama Islam zikir sering didefinisikan dengan menyebut atau mengingat Allah dengan lisan melalui kalimat-kalimat ''thayyibah''.
 
==Jenis zikirManfaat Zikir ==
Zikir diibaratkan sebagai benteng dari perilaku-perilaku buruk seseorang. Jika seseorang hendak tergerak hatinya untuk melakukan keburukan, zikirlah yang akan menyadarkan jiwa seseorang, mengingatkan bahwa apa yang akan dilakukan tersebut adalah hal yang salah.
===Pertama===
 
Zikir pertama adalah dengan mengingat nama dan sifat Allah serta memuji, mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
Secara fisik zikir juga akan memberi manfaat kesehatan. Jiwa yang tenang akan membuat tekanan darah stabil dan emosi yang terkontrol. Pancaran wajah para ahli zikir juga terlihat lebih cerah ketimbang mereka yang tidak suka berzikir.<ref>{{Cite web|last=admin|date=2022-03-17|title=Macam Macam Zikir dan Pengertiannya - Terbaru Online|url=https://www.terbaru.co.id/macam-macam-zikir-dan-pengertiannya/|language=en-US|access-date=2023-01-13}}</ref>
 
== Jenis zikir ==
=== Pertama ===
Zikir pertama adalah dengan mengingat nama dan sifat Allah serta memuji, mensucikan Allah dari sesuatu yang tidak layak bagi-Nya.
* Sekedar menyanjung Allah seperti mengucapkan “''subhanallah wal hamdulillah wa laa ilaha illallah wallahu akbar”, “subhanallah wa bihamdih”, “laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiir''”.
* Menyebut konsekuensi dari nama dan sifat Allah atau sekedarsekadar menceritakan tentang Allah. Contohnya adalah seperti mengatakan, “Allah Maha Mendengar segala yang diucapkan hamba-Nya”, “Allah Maha Melihat segala gerakan hamba-Nya, “tidak mungkin perbuatan hamba yang samar dari penglihatan Allah”, “Allah Maha menyayangi hamba-Nya”, “Allah kuasa atas segala sesuatu”, “Allah sangat bahagia dengan taubat hamba-Nya.”
 
=== Kedua ===
Zikir kedua dengan mengingat perintah, larangan dan hukum Allah. Zikir jenis ini ada dua macam:
* Mengingat perintah dan larangan Allah, apa yang Allah cintai dan apa yang Allah murkai.
* Mengingat perintah Allah lantas segera menjalankannya dan mengingat larangan-Nya lantas segera menjauh darinya.
 
=== Ketiga ===
Zikir ketiga adalah dengan mengingat berbagai nikmat dan kebaikan yang Allah beri.
 
== Teknis berzikir ==
[[Berkas:Bertasbihتسبيح باليد -jari-kanan Tasbih with hand.jpg|thumbjmpl|300px|Bertasbih yang dianjurkan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] yaitu menggunakan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan, yang diyakini pada hari kiamat nanti jari jemari akan bersaksi dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />]]
Teknis berzikir dengan tasbih yang dilakukan oleh [[Nabi]] [[Muhammad]] adalah menghitung dengan jari kanan atau ruas-ruas jari kanan,<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." >[[Yusairah]], dia mengatakan, Rasulullah {{saw}} berpesan kepada kami (para sahabat wanita),
يَا نِسَاءَ الْمُؤْمِنَينَ، عَلَيْكُنَّ بِالتَّهْلِيلِ وَالتَّسْبِيحِ وَالتَّقْدِيسِ، وَلَا تَغْفُلْنَ فَتَنْسَيْنَ الرَّحْمَةَ، وَاعْقِدْنَ بِالْأَنَامِلِ فَإِنَّهُنَّ مَسْئُولَاتٌ مُسْتَنْطَقَاتٌ
“Wahai para wanita mukminah, kalian harus rajin bertasbih, bertahlil, mensucikan nama Allah. Janganlah kalian lalai, sehingga melupakan rahmat. Hitunglah dengan jari-jari kalian, karena semua jari itu akan ditanya dan diminta untuk bicara.” (HR. Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583, dan sanadnya dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth dan Al-Albani).</ref><ref>Dari [[Abdullah bin Amr bin Ash]], dia menceritakan,
Baris 30 ⟶ 35:
“Saya melihat, rasulullah {{saw}} menghitung dzikir dia dengan tangannya.” (HR. Ahmad 6498 dan dinilai hasan oleh Syuaib Al-Arnauth).</ref><ref>Abdullah bin Umar, dia berkata: رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعْقِدُ التَّسْبِيحَ قَالَ ابْنُ قُدَامَةَ بِيَمِينِهِ. "Saya melihat rasulullah {{saw}} menghitung tasbih (dzikirnya); [[Ibnu Qudamah]] mengatakan dengan tangan kanannya". (Hadits riwayat Abu Dawud, Bab Tasbih bil hasha, no. 1502).</ref><ref>Abdullah bin Umar berkata: “Saya melihat nabi bertasbih dengan (jari-jari) tangan kanannya.” (Hadits riwayat Abu Dawud (2/81), At-Tarmidzi (5/521), dan lihat ‘’Shahih al-Jami`’’ (4/271, no. 4865).</ref> dan bukan dengan bantuan media, seperti kerikil, biji-bijian ataupun dengan [[biji tasbih]]. Karena menurut hadits menyebutkan bahwa ada keutamaan berzikir ketika menggunakan ruas-ruas jari, keutamaannya adalah ketika pada hari [[kiamat]] jari jemari akan diminta kesaksiannya dihadapan [[Allah]].<ref name="Ahmad 27089, Abu Daud 1501, Turmudzi 3583." />
 
Dikalangan umat Muslim sebagian adapula yang menggunakan media penghitung zikir, seperti tasbih atau alat penghitung (''counter''), dikarenakan lebih utama dan mudah menurut sebagian ulama.<ref>Ibnu Nujaim Al-Hanafi dalam kitab Al-Bahri Ar-Raaiq terhadap hadits tentang berdzikir dengan biji-biji tasbih berkomentar: "Nabi tidak melarangnya. Dia hanyalah menunjukkan cara yang lebih mudah dan utama, seandainya makruh tentu dia akan menjelaskan hal itu kepada wanita tersebut. Dari kandungan hadits ini, dapat kita pahami bahwa subhah (biji tasbih) tidak lebih dari kumpulan bijian yang dirangkai dengan benang. Masalah seperti ini tidak berdampak pada pelarangan. Maka, bukan pula kesalahan jika ikut menggunakannya sebagaimana sekelompok kaum sufi yang baik dan selain mereka. Kecuali jika di dalamnya tercampur muatan riya dan sum’ah, tetapi kami tidak membahas hal ini." (Ibnu ‘Abidin, Raddul Muhtar, Juz 5 hal. 54).</ref>
 
Imam Muhammad Abdurrauf Al Munawi menjelaskan dalam kitab ''"Faidhul Qadir Syarh Al Jami’ Ash Shaghir"'', ketika menerangkan hadits Yusairah: Hadits ini merupakan dasar terhadap sunahnya ''subhah'' (untaian biji tasbih) yang sudah dikenal. Hal itu dikenal pada masa [[sahabat nabi|sahabat]], Abdullah bin Ahmad telah meriwayatkan bahwa [[Abu Hurairah]] memiliki benang yang memiliki seribu himpunan, dia tidaklah tidur sampai dia bertasbih dengannya.
Baris 36 ⟶ 41:
Dalam riwayat [[Ad-Dailami]]: “Sebaik-baiknya dzikir adalah subhah,” tetapi mu’allif (Imam As-Suyuthi) mengutip dari sebagian ulama belakangan, Al Jalal Al Bulqini, dari sebagian mereka bahwa menghitung tasbih dengan jari jemari adalah lebih utama sesuai zhahir hadits.<ref>Faidhul Qadir, Juz 4 hal. 468. Cet. Ke-1, 1415H-1994M. Darul Kutub Al ‘Ilmiyah, Beirut .</ref>
 
=== Berzikir setelah salat ===
* '''Salat sunnah'''
** [[Istighfar]] 3 kali: ''Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah'',
** ''Allahumma antas salaamsalām wa minkas salaamsalām tabaaroktatabārakta yaa dzalżal jalaaljalāl wal ikroomikrām''.<ref>Hadits dari Tsauban, dia menceritakan dzikir yang dibaca nabi {{saw}} seusai shalat,
كَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا انْصَرَفَ مِنْ صَلَاتِهِ اسْتَغْفَرَ ثَلَاثًا وَقَالَ: «اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ»
Rasulullah {{saw}} setiap selesai shalat, dia membaca istighfar 3 kali, kemudian membaca,
اللهُمَّ أَنْتَ السَّلَامُ وَمِنْكَ السَّلَامُ، تَبَارَكْتَ يَا ذَا الْجَلَالِ وَالْإِكْرَامِ
''Allahumma antas salaam wa minkas salaam tabaarokta yaa dzal jalaal wal ikroom''. “Ya Allah, Engkau Mahasejahtera, dan dari-Mu kesejahteraan. Mahaberkah Engkau, wahai Rabb pemilik keagungan dan kemuliaan.” (HR. Muslim no. 591 (135), Nasai 1337 dan 3/68-69, Ahmad 5/275, 279, Abu Daud no. 1513, Ibnu Khuzaimah no. 737, ad-Darimi 1/311 dan Ibnu Majah no. 928).</ref>
 
* '''Salat wajib (''fardhu'')'''
** Istighfar 3 kali: ''Astaghfirullah, astaghfirullah, astaghfirullah'',
** ''Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku wa lahul hamdu wa huwa ‘ala kulli syai-in qadiirqadīr. Allahumma laa maani’amāni’a lima a’thaitaa’ṭaita wa laa mu’thiyamu’ṭiya limaalimā mana’ta wa laa yanfau dzalżal jaddi minkal jaddu.''<ref>“Tidak ada sembahan yang berhak disembah melainkan Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. Bagi-Nya segala kerajaan dan pujian. Dia Mahakuasa atas segala sesuatu. Ya Allah, tidak ada yang mampu mencegah sesuatu yang telah Engkau berikan dan tidak ada yang mampu memberi sesuatu yang Engkau cegah. Tidak bermanfaat kekayaan dan kemuliaan itu bagi pemiliknya untuk (menebus) siksaan-Mu.” (Sahih; H.R. Bukhari, no. 6862; Muslim, no. 593; An-Nasa’i, no. 1341).</ref>
** [[Tasbih]] 33 kali ''Subhanallah'' (سبحانسُبْحَانَ اللهٱللَّٰهِ),
** [[Tahmid]] 33 kali ''Alhamdulillah'' (الحمدٱلْحَمْدُ للهلِلَّٰهِ),
** [[Takbir]] 33 kali ''Allahu-akbar'' (اللهٱللَّٰهُ أكبرأَكْبَرُ),
** ''Laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiirqadīr''.<ref>Abu Hurairah, dimana rasulullah {{saw}} bersabda,
مَنْ سَبَّحَ اللَّهَ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلَاةٍ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَحَمِدَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ وَكَبَّرَ اللَّهَ ثَلَاثًا وَثَلَاثِينَ فَتْلِكَ تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ وَقَالَ تَمَامَ الْمِائَةِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ غُفِرَتْ خَطَايَاهُ وَإِنْ كَانَتْ مِثْلَ زَبَدِ الْبَحْرِ
“Barang siapa yang bertasbih sebanyak 33x, bertahmid sebanyak 33x, dan bertakbir sebanyak 33x setelah melaksanakan shalat fardhu sehingga berjumlah 99, kemudian menggenapkannya untuk yang keseratus dengan ucapan laa ilaha illallahu wahdahu laa syarikalahu lahul mulku walalhul hamdu wahuwa ‘ala kulli syai-in qodiir, maka kesalahannya akan diampuni meskipun sebanyak buih di lautan.” (HR. Muslim no. 597).</ref><ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
أفلا أعلمكم شيئا تدركون به من سبقكم وتسبقون به من بعدكم ولا يكون أحد أفضل منكم إلا من صنع مثل ما صنعتم قالوا بلى يا رسول الله قال تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين
“Maukah kalian saya ajarkan sesuatu yang dapat membuat kalian mengejar orang-orang yang mendahului kalian, dan yang dapat membuat kalian mendahului orang-orang yang sesudah kalian, serta tidak ada seorang pun yang lebih utama kecuali ia melakukan seperti yang kalian lakukan?” Mereka (para orang miskin) menjawab: “Tentu, ya rasulullah”. Rasulullah {{saw}} kemudian menjelaskan: “Kalian bertasbih, dan bertahmid, dan bertakbir setiap selesai shalat sebanyak 33x.” (HR. Bukhari no. 843 dan HR. Muslim no. 595).</ref>
** Membaca [[Ayatayat Kursi|ayat Kursy]];<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
مَنْ قَرَأَ آيَةَ الْكُرْسِي دُبُرَ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الْجَنَّةِ إِلاَّ أَنْ يَمُوْتَ
“Barang siapa yang membaca Ayat Kursi setiap selesai menunaikan shalat fardhu (wajib), maka tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.” (Sahih; H.R. Ath-Thabrani dalam Al-Mu’jamul Kabir, no. 7532, Al-Jami’ush Shaghir wa Ziyadatuhu, no. 11410).</ref>
Baris 64 ⟶ 69:
 
* '''Salat Maghrib dan Subuh'''
** ''Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah. Lahul mulku wa lahul hamdu yuhyi wa yumiit wa huwa ‘ala kulli syai-in qodiirqodīr.'' <ref>Dari Abu Dzar. Nabi {{saw}} bersabda: “Barangsiapa setelah solat Maghrib dan Subuh membaca:... Allah akan menulis setiap sekali dengan 10 kebaikan, dihapus 10 keburukan, diangkat 10 derajat, dan Allah melindunginya dari setiap keburukan, dan Allah melindunginya dari gangguan setan yang terkutuk.” HR. Ahmad 4/227, 5/420 dan at-Timirdzi no. 3474.</ref>
 
* '''Salat Subuh'''
** ''Allahumma inni as-aluka ‘ilman naafi’anāfi’a, wa rizqonrizqan thoyyibaṭayyiba, wa ‘amalan mutaqobbalamutaqabbala.''<ref>HR. Ibnu Majah (no. 925), Shahih Ibnu Majah (1/152, no. 753), dan Ibnus Sunni dalam ‘Amalul Yaum wal Lailah (no. 54, 110), dari Ummu Salamah.</ref>
 
=== Bertasbih, bertahmid dan bertakbir dengan jumlah lain ===
Terdapat pula kisah yang menyatakan bahwa berzikir dengan jumlah lain telah pula dilakukan oleh Muhammad, seperti jumlah tasbih 33 kali, tahmid 33 kali dan takbir 34 kali,<ref>Rasulullah {{saw}} bersabda,
معقبات لا يخيب قائلهن أو فاعلهن دبر كل صلاة مكتوبة ثلاث وثلاثون تسبيحة وثلاث وثلاثون تحميدة وأربع وثلاثون تكبيرة
Baris 153 ⟶ 157:
Zikir yang umum setelah salat wajib 5 waktu adalah tasbih ("Subhanallahu") 33x, tahmid ("Alhamdulillah") 33x, dan takbir ("Allahu akbar") 33x. -->
 
== Referensi ==
{{reflist|2}}
 
== Pranala luar ==
* '''KonsultasiSyariah.com''':
** [http://www.konsultasisyariah.com/cara-dzikir-rasulullah/ Cara Dzikir Rasulallah]
** [http://www.konsultasisyariah.com/dzikir-setelah-shalat-sunah/ Dzikir Setelah Sholat Sunnah]
* '''Muslim.or.id''':
** [http://muslim.or.id/tag/dzikir Dzikir]
** [http://muslim.or.id/doa-dan-wirid/mengucapkan-tasbih-tahmid-takbir-setelah-shalat-wajib.html Mengucapkan Tasbih, Tahmid dan Takbir setelah Salat Wajib]
** [http://muslim.or.id/doa-dan-wirid/mengenal-jenis-dzikir.html Mengenal Jenis Dzikir]
* [http://www.arrahmah.com/kajian-islam/doa-dzikir Doa Dzikir di Arrahmah.com]
* [http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/10/05/20/116506-sebuah-cara-untuk-menenangkan-hati Sebuah Cara Untuk Menenangkan Hati di Republika.co.id]
{{Authority control}}
 
[[Kategori:IbadahZikir| Islam]]
[[Kategori:Istilah Islam]]
 
 
{{islam-stub}}