Paremono, Mungkid, Magelang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k perbaikan isi kotak info
k top: clean up
 
(9 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 12:
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
'''Paremono''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Mungkid, Magelang|Mungkid]], [[Kabupaten Magelang|Magelang]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]].Berdasarkan cerita leluhur nama paremonoParemono diambil dari kata '''"Parinewis ono Semonopari"''', yang dapat diartikan banyaksudah sekaliada pohonpadi, padinya.kata Memangitu sebagianpertama besarkali matadi pencaharianucapkan sebagianoleh besarKyai penduduknyaAgeng (80Karotangan, %)sewaktu adalahBabat sebagaialas petani. Masyarakat ParemonoKedhu di berisisi anugrahbarat yang sangat besar dari Allah SWT berupa lahan yang subur. Di sekeliling desa ini merupakan pegunungan yang subur dan juga masih aktif (Gununggunung Merapi.red)., Paremonokemudian jugaberubah merupakannama desamenjadi terluas'''"Pari dibandingkanOno"''', denganberubah ke-15lagi desamenjadi lainnya di Kecamatan Mungkid'''"Parimono"'''.Desa iniPada terletaktahun kira-kira70an 6berubah kmlagi dari candi Budha terbesar di dunia yaitu Borobudur. Hampir seluruh pendudukmenjadi '''"Paremono"''' memelukDi agamaparemono, Islam.tepatnya Desa Paremono terbagi menjadi 13di dusun yaitu : Paremono, Trojayan, Namengan,terdapat Mertan,makam GamolKyai I,Ageng GamolKarotangan II,/ Tirto,Kyai Simping,Ageng Bentingan,Pagergunung Citran1, Japun,beliau Krapyakadalah danmurid Dowo.dari DesaSunan ParemonoKalijogo berbatasandan langsungbeliau denganjuga beberapamengamalkan desaajaran lainnyadari yaitusunan sebelah utara berbatasanampel dengan desaajarannya Bojong, Mungkid danyaitu Ambartawangmohlimo,sebelah baratKyai denganAgeng desaKarotangan Bumirejo,juga sebelahsebagai selatanwali dengannukhba desaatau Rambeanakwali sertapenerus sebelahpada timurabad berbatasanke dengan15, desadi Pabelansamping (desaitu Pabelanbeliau terkenaladalah denganadik pondokpendiri pesantrennya).Kerajaan AlumniMataram pondokKyai pesantrenAgeng pabelan antara lain ProfPemanahan. Komarudin Hidayat (Rektor Universitas Islam Jakarta) dan Dr. Bahtiar Effendy (Guru Besar UIN Jakarta)
 
{{Mungkid, Magelang}}
Pada masa babat alas Mentaok, Kyai Ageng Karotangan di tugasi oleh kakaknya Kyai Ageng Pemanahan untuk membuka alas sebelah barat gunung Merapi (Babat Alas Kedhu), pada akhirnya di suatu tempat di daerah kedhu beliau menemukan hamparan padi, daerah tersebut sekarang yang namanya desa Paremono. waktu terus berjalan beliau akhirnya menetap di desa Paremono dan menyebarkan agama islam di daerah Magelang.
{{kelurahan-stub}}
 
Memang sebagian besar mata pencaharian sebagian besar penduduknya (80 %) adalah sebagai petani. Masyarakat Paremono di beri anugrah yang sangat besar dari Allah SWT berupa lahan yang subur. Di sekeliling desa ini merupakan pegunungan yang subur dan juga masih aktif (Gunung Merapi.red). Paremono juga merupakan desa terluas dibandingkan dengan ke-15 desa lainnya di Kecamatan Mungkid.Desa ini terletak kira-kira 6 km dari candi Budha terbesar di dunia yaitu Borobudur. Hampir seluruh penduduk Paremono memeluk agama Islam. Desa Paremono terbagi menjadi 13 dusun yaitu: Paremono, Trojayan, Namengan, Mertan, Gamol I, Gamol II, Tirto, Simping, Bentingan, Citran, Japun, Krapyak dan Dowo. Desa Paremono berbatasan langsung dengan beberapa desa lainnya yaitu sebelah utara berbatasan dengan desa Bojong, Mungkid dan Ambartawang,sebelah barat dengan desa Bumirejo, sebelah selatan dengan desa Rambeanak serta sebelah timur berbatasan dengan desa Pabelan (desa Pabelan terkenal dengan pondok pesantrennya). Alumni pondok pesantren pabelan antara lain Prof. Komarudin Hidayat (Rektor Universitas Islam Jakarta) dan Dr. Bahtiar Effendy (Guru Besar UIN Jakarta)
{{Mungkid, Magelang}}
 
{{Authority control}}
 
 
{{kelurahanKelurahan-stub}}