Badak jawa: Perbedaan antara revisi
[revisi tidak terperiksa] | [revisi terperiksa] |
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: halaman dengan galat kutipan |
|||
(289 revisi antara oleh lebih dari 100 100 pengguna tak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Short description|Spesies badak langka dari Asia}}
{{pp-move|small=yes}}
{{Use dmy dates|date=March 2019}}
{{Speciesbox
| name = Badak Jawa<ref name="MSW3">{{MSW3 Perissodactyla |id=14100067 |page=636 |heading=Species ''Rhinoceros sondaicus''}}</ref>
| fossil_range = Pleistosen Awal – Sekarang {{Fossilrange|1.5|0}}
| image =
| image_upright =
| image_caption =
|
| status_system = IUCN3.1
| status_ref =<ref name=iucn>{{cite iucn |title=''Rhinoceros sondaicus'' |name-list-style=amp |author=Ellis, S. |author2=Talukdar, B. |date=2020 |page=e.T19495A18493900 |doi=10.2305/IUCN.UK.2020-2.RLTS.T19495A18493900.en |access-date=16 January 2022}}</ref>
| status2 = CITES_A1
| status2_system = CITES
| status2_ref =<ref name=iucn/>
| domain = [[Eukariota|Eukaryota]]
| regnum = [[Hewan|Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[mamalia|Mammalia]]
| ordo = [[Perissodactyla]]
| familia = [[Rhinocerotidae]]
| genus =
| species =
| authority = [[Anselme Gaëtan Desmarest|Desmarest]], 1822<ref name=Desmarest1822/>
| range_map = Javan Rhino Range.svg
| range_map_upright = 1.1
| range_map_caption = Peta sebaran Badak Jawa
| subdivision_ranks =
| subdivision = {{plainlist |
* ''Rhinoceros sondaicus
* ''Rhinoceros sondaicus
* ''[[:en:Lesser Indian rhinoceros|Rhinoceros sondaicus
}}
}}
'''Badak Jawa''' ('''''Rhinoceros sondaicus'''''), dikenal juga sebagai '''badak Sunda''' atau '''
Hingga pertengahan abad ke-19 hingga awal abad ke-20, badak Jawa menyebar hingga melampaui pulau [[Jawa]] dan [[Sumatra]] ke daratan Asia Tenggara dan [[Indochina]], barat laut hingga [[India Timur]], [[Bhutan]], dan selatan [[Tiongkok]]. Saat ini, badak Jawa adalah yang paling langka dari semua spesies badak, dan salah satu spesies hewan hidup yang paling langka, dengan hanya satu populasi liar yang diketahui saat ini, dan tidak ada individu yang berhasil dipelihara di penangkaran. Badak Jawa termasuk di antara mamalia besar paling langka di planet Bumi,<ref name="Dinerstein" />{{rp|21}} dengan populasi sekitar 74 badak di [[Taman Nasional Ujung Kulon]], di ujung paling barat [[Jawa]], Indonesia.<ref>{{cite web|title=Rhino population figures |url=https://www.savetherhino.org/rhino_info/rhino_population_figures|publisher=SaveTheRhino.org|access-date=2 February 2021}}</ref> Pada tahun 2023, otoritas Indonesia menangkap dua kelompok pemburu yang mengaku telah membunuh 26 badak dari periode 2019–2023.<ref>{{Cite web |date=2024-05-31 |title=Poachers claim to have killed one-third of all Javan rhinos, Indonesian police say |url=https://news.mongabay.com/2024/05/poachers-claim-to-have-killed-one-third-of-all-javan-rhinos-indonesian-police-say/ |access-date=2024-06-06 |website=Mongabay Environmental News |language=en-US}}</ref>. Tidak ada sensus yang dirilis sejak 2019. Populasi badak Jawa di [[Taman Nasional Cat Tien]], [[Vietnam]] dinyatakan punah secara lokal pada tahun 2011.<ref>{{cite journal |author1=Brook, S. M. |author2=Dudley, N. |author3=Mahood, S. P. |author4=Polet, G. |author5=Williams, A. C. |author6=Duckworth, J. W. |author7=Van Ngoc, T. |author8=Long, B. |year=2014 |title=Lessons learned from the loss of a flagship: The extinction of the Javan rhinoceros ''Rhinoceros sondaicus annamiticus'' from Vietnam |journal=Biological Conservation |volume=174 |pages=21–29 |doi=10.1016/j.biocon.2014.03.014 |bibcode=2014BCons.174...21B |url=https://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/139/1399979245.pdf}}</ref>
Penurunan populasi badak Jawa terutama disebabkan oleh [[perburuan liar]], karena cula jantan yang—meskipun hanya terbuat dari [[keratin]]—sangat dihargai dalam [[pengobatan tradisional Tiongkok]], dengan harga mencapai US$30.000 per kg di [[pasar gelap]].<ref name="Dinerstein" />{{rp|31}} Seiring dengan meningkatnya kehadiran orang [[Hindia Belanda|Belanda kolonial]] dan Eropa lainnya di wilayahnya, terutama pada 1700-1800an, [[perburuan trofi]] juga menjadi ancaman serius. Hilangnya habitat dan pertumbuhan populasi manusia yang masif (terutama pasca perang, seperti [[Perang Vietnam]]) juga turut menyebabkan penurunan populasinya dan menghambat pemulihan spesies.<ref name="Santiapillai">{{cite journal |last=Santiapillai |first=C. |year=1992 |title=Javan rhinoceros in Vietnam |journal=Pachyderm |volume=15 |pages=25–27 |url=http://www.poachingfacts.com/docs/Pachyderm/pachy15.pdf#page=26}}</ref> Wilayah yang tersisa berada dalam satu [[wilayah yang dilindungi]] secara nasional, dan Ujung Kulon juga merupakan [[UNESCO]] [[Situs Warisan Dunia]]. Namun demikian, batas taman yang pedesaan dan berpotensi kasar berarti penegakan hukum tidak dapat hadir secara merata di semua tempat setiap saat; di beberapa area, kurangnya keamanan ini masih menempatkan spesies pada risiko dari pemburu liar, paparan penyakit, dan, pada akhirnya, hilangnya keragaman genetik—yang mengarah pada "penyempitan leher botol" genetik (yaitu, [[depresi inbreeding]]).<ref>{{Cite web |last=Centre |first=UNESCO World Heritage |title=Ujung Kulon National Park |url=https://whc.unesco.org/en/list/608/ |access-date=2023-09-07 |website=UNESCO World Heritage Centre |language=en}}</ref>
Badak Jawa dapat hidup sekitar 30–45 tahun di alam liar. Secara historis mereka menghuni [[hutan hujan]] dataran rendah yang lebat, [[padang rumput]] basah, dan [[dataran banjir]] luas di tepi hutan. Mereka sebagian besar soliter, kecuali saat kawin dan membesarkan anak, meskipun kelompok kadang-kadang berkumpul di dekat kubangan dan tempat menjilat garam. Selain manusia, yang biasanya mereka hindari, badak dewasa tidak memiliki [[predator]] alami di wilayahnya. Anak-anak yang sangat kecil mungkin dimangsa, jika ditinggalkan tanpa pengawasan, biasanya oleh [[macan tutul]], [[harimau Sumatra]] atau, jarang, oleh buaya. Para ilmuwan dan konservasionis jarang mempelajari hewan ini secara langsung karena kelangkaannya yang ekstrem dan bahaya mengganggu spesies yang terancam punah. Peneliti lebih mengandalkan [[kamera jebak]] dan sampel [[feses]] untuk mengukur kesehatan dan perilaku. Akibatnya, badak Jawa adalah spesies badak yang paling sedikit dipelajari. Dua badak Jawa betina dewasa, masing-masing dengan seekor anak, difilmkan menggunakan kamera jejak yang dipicu oleh gerakan, dan videonya dirilis pada 28 Februari 2011 oleh [[World Wide Fund for Nature|WWF]] dan Otoritas Taman Nasional Indonesia, membuktikan bahwa mereka masih berkembang biak di alam liar.<ref name="panda.org Javan calves" /> Pada April 2012, Otoritas Taman Nasional merilis lebih banyak video kamera jebak yang menunjukkan 35 individu, termasuk pasangan induk-anak dan badak dewasa yang sedang kawin.<ref name="Mongabay video"/>
== Penamaan dan taksonomi ==
Nama genus ''Rhinoceros'' berasal dari dua kata [[Bahasa Yunani Kuno|Yunani kuno]] ῥίς (ris) yang berarti "hidung" dan κέρας (keras) yang berarti "cula binatang".<ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=ῥίς|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dr(i%2Fs}}</ref><ref>{{Cite book|last=Liddell, H. G.|last2=Scott, R.|year=1940|title=A Greek-English Lexicon|location=Oxford|publisher=Clarendon Press|edition=Revised and augmented|chapter=κέρᾳ|chapter-url=https://www.perseus.tufts.edu/hopper/text?doc=Perseus%3Atext%3A1999.04.0057%3Aentry%3Dke%2Fras}}</ref> Sementara itu, ''sondaicus'' berasal dari ''[[Sundaland|sunda]]'', sebuah wilayah [[biogeografi]]s yang meliputi Sumatra, Jawa, [[Kalimantan]], dan pulau-pulau kecil lainnya. Badak jawa juga dikenal sebagai badak bercula satu kecil, untuk membedakaanya dengan badak bercula satu besar, yang meripakan nama lain dari [[badak India]].<ref>{{Cite web|title=Javan Rhino (Rhinoceros sondaicus)|url=http://www.rhinos-irf.org/javan/|publisher=International Rhino Foundation|archive-url=https://web.archive.org/web/20110722044955/http://www.rhinos-irf.org/javan/|archive-date=22 July 2011|access-date=17 December 2014|url-status=dead}}</ref>
Penelitian pertama badak Jawa dilakukan pada [[1787]], ketika dua binatang ditembak di Jawa. Tulang badak Jawa dikirim ke [[Petrus Camper]] (Belanda), tetapi ia meninggal pada [[1789]] sebelum sempat menerbitkan penemuannya bahwa badak jawa merupakan spesies tersendiri. Badak Jawa lainnya ditembak di [[Pulau Sumatra]] oleh [[Alfred Duvaucel]], dan mengirim spesimen ke ayah tirinya, [[Georges Cuvier]] ([[Prancis]]). Cuvier menyadari binatang ini sebagai spesies tersendiri pada [[1822]], dan pada tahun yang sama diidentifikasi oleh [[Anselme Gaëtan Desmarest]].
[[Anselme Gaëtan Desmarest]] menggunakan nama ilmiah ''Rhinoceros sondaicus'' untuk mendeskripsikan badak dari Jawa yang dikirim ke [[Museum Nasional Sejarah Alam Prancis|Museum Nasional Sejarah Alam]] di Prancis oleh [[Pierre-Médard Diard]] dan [[Alfred Duvaucel]].<ref name="Desmarest1822">{{Cite book|last=Desmarest, A. G.|year=1822|title=Mammalogie, ou, Description des espèces de mammifères|location=Paris|publisher=Mme Agasse|volume=2|pages=399–400|chapter=Rhinocéros des Îles de La Sonde|chapter-url=https://archive.org/details/mammalogieoudesc02desm/page/399}}</ref><ref>{{Cite journal|last=Rookmaaker|first=L.C.|year=1982|title=The type locality of the Javan Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus'' Desmarest, 1822)|url=http://www.rhinoresourcecenter.com/pdf_files/117/1175861997.pdf|journal=Zeitschrift für Säugetierkunde|volume=47|issue=6|pages=381–382}}</ref> Sepanjang abad ke-19, berbagai spesimen badak tak bercula juga dideskripsikan:
* ''Rhinoceros inermis,'' diusulkan oleh [[René-Primevère Lesson|René Lesson]] pada1838 untuk badak betina tanpa cula yang ditembak di [[Sundarban]]s.<ref>{{Cite book|last=Lesson, R. P.|year=1838|title=Compléments de Buffon|location=Paris|publisher=Pourrat Frères|edition=Deuxième, revue, corrigée et augmentée|volume=1|pages=514–515|chapter=Le Rhinocéros sans cornes ou Gaindar|chapter-url=https://archive.org/details/complmentsdebu01less/page/514}}</ref>
* ''Rhinoceros nasalis'' dan ''Rhinoceros floweri,'' diusulkan oleh [[John Edward Gray]] pada 1867, dua nama untuk tengkorak badak yang masing-masing ditemukan di Kalimantan dan Sumatra.<ref>{{Cite journal|last=Gray, J. E.|year=1864|title=Observations on the preserved specimens and skeletons of the Rhinocerotidae in the collection of the British Museum and Royal College of Surgeons, including the descriptions of three new species|url=https://archive.org/details/proceedingsofzoo1867zool/page/1012|journal=Proceedings of the Zoological Society of London|volume=1867|pages=1003–1032}}</ref>
* ''Rhinoceros annamiticus,'' diusulkan oleh [[Pierre Marie Heude]] pada 1892 untuk spesimen yang ditemukan di Vietnam.<ref>{{Cite journal|last=Heude, P. M.|year=1892|title=Étude sur les suillens. Chapitre II|journal=Mémoires concernant l'Histoire naturelle de l'Empire chinois; par des Pères de la Compagnie de Jésus|volume=2|pages=85–115, XIX–XXIX}}</ref>
Pada 2005, tiga subspesies badak jawa dianggap sebagai [[takson|taksa]] [[Nama yang valid (zoologi)|yang valid]]:
* ''R. s. sondaicus'', [[Subspesies|subspesies yang dicalonkan]], dikenal sebagai badak jawa indonesia, yang pernah hidup di Pulau Jawa dan Sumatra. Kini populasinya hanya sekitar 40-50 di [[Taman Nasional Ujung Kulon]]. Satu peneliti mengusulkan bahwa badak Jawa di [[Sumatra]] masuk ke dalam subspesies yang berbeda, ''R.s. floweri'', tetapi ahli-ahli banyak yang belum menyetujuinya.<ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19497|title=Rhinoceros sondaicus ssp. sondaicus|downloaded=16 Oktober 2007|IUCN_Year=2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref><ref name="CG">{{Cite journal|author=Fernando, Prithiviraj|year=2006|title=Genetic diversity, phylogeny and conservation of the Javan hinoceros (Rhinoceros sondaicus)|journal=Conservation Genetics|volume=7|issue=3|pages=439–448|month=Juni|coauthors=Gert Polet, Nazir Foead, Linda S. Ng, Jennifer Pastorini, and Don J. Melnick}}</ref>
* ''R. s. inermis'', dikenal sebagai badak jawa india atau badak india kecil, pernah hidup di [[Benggala]] sampai [[Burma]] (Myanmar), tetapi dianggap punah pada awal [[1900-an]]. ''Inermis'' berarti tanpa cula, karena karakteristik badak ini yaitu bercula kecil pada badak jantan, dan tak ada cula pada betina. Spesimen spesies ini adalah betina yang tidak bercula. Situasi politik di [[Burma]] membuat tidak diketahui jumlah spesies ini di negara itu, tetapi keselamatannya tak dapat dipastikan.<ref name="Foose">{{Citation|last=Foose|first=Thomas J.|coauthors=Nico van Strien|year=1997|title=Asian Rhinos – Status Survey and Conservation Action Plan.|publisher=IUCN, Gland, Switzerland, and Cambridge, UK|isbn=2-8317-0336-0}}</ref><ref name="Pachy">{{Cite journal|author=Rookmaaker, Kees|year=1997|title=Records of the Sundarbans Rhinoceros (''Rhinoceros sondaicus inermis'') in India and Bangladesh|journal=Pachyderm|volume=24|pages=37–45}}</ref><ref name="NE India" />
* ''[[Rhinoceros sondaicus annamiticus|R. s. annamiticus]]'', dikenal sebagai badak jawa vietnam atau badak vietnam, yang pernah hidup di sepanjang [[Vietnam]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Thailand]] dan [[Malaysia]]. ''Annamiticus'' berasal dari nama [[deretan Annam|deretan pegunungan Annam]], yang merupakan bagian dari tempat hidup spesies ini. Kini populasinya diperkirakan kurang dari 12, hidup di hutan daratan rendah di [[Taman Nasional Cat Tien]], [[Vietnam]]. Analisis genetika menunjukkan bahwa dua subspesies yang masih ada, memiliki leluhur yang sama antara 300.000 dan 2 juta tahun yang lalu.<ref name="CG" /><ref>{{IUCN|author=Asian Rhino Specialist Group|year=1996|ID=19498|title=Rhinoceros sondaicus ssp. annamiticus|downloaded=[[16 Oktober]] [[2007]]|IUCN_Year=2007}} Diakses pada [[16 Oktober]] [[2007]].</ref>
== Evolusi ==
[[Berkas:Panzernashorn2004.jpg|jmpl|[[Badak India]] berhubungan dekat dengan badak Jawa; mereka adalah dua anggota tipe genus badak.]]
Nenek moyang awal badak bercabang dari ''[[Perissodactyl]]'' lainnya selama periode [[Eosen|Eosen awal]]. Perbandingan [[DNA mitokondria]] menunjukkan bahwa leluhur badak modern terpisah dari nenek moyang [[Equidae]] sekitar 50 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA/> Famili[[Rhinocerotidae]] yang masih ada saat ini, pertama kali muncul di [[Eurasia]] pada periode Eosen akhir, dan nenek moyang spesies badak yang ada saat ini mulai berpindah dari Asia pada awal masa [[Miosen]].<ref name=Lacombat>{{Cite book|author = Lacombat, Frédéric|year = 2005|chapter = The evolution of the rhinoceros|pages = 46–49|editor = Fulconis, R.|title = Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6|location = London|publisher = [[European Association of Zoos and Aquaria]] }}</ref>
Badak jawa dan badak India adalah satu-satunya spesies dalam genus ''[[Rhinoceros (genus)|Rhinoceros]],'' dan pertama kali muncul dalam catatan [[fosil]] di [[Asia]] pada masa [[Pleistosen Awal]]. Catatan paling awal tentang keberadaan mereka berasal dari endapan berusia 1,5 juta tahun di Trinil, Jawa. Namun, perkiraan molekuler menunjukkan bahwa kedua spesies ini berbeda satu sama lain jauh lebih awal, sekitar 11,7 juta tahun yang lalu.<ref name=DNA>{{Cite journal | title = The Complete Mitochondrial DNA Sequence of the Greater Indian Rhinoceros, ''Rhinoceros unicornis'', and the Phylogenetic Relationship Among Carnivora, Perissodactyla, and Artiodactyla (+ Cetacea) | author = Xu, Xiufeng | coauthors = Axel Janke, and Ulfur Arnason | journal = Molecular Biology and Evolution | volume = 13 | issue = 9 | pages = 1167–1173 | url = http://mbe.oxfordjournals.org/cgi/reprint/13/9/1167 | accessdate = 2007-11-04}}</ref><ref name = Tougard>{{Cite journal | author = Tougard, C. | coauthors = T. Delefosse, C. Hoenni, and C. Montgelard | year = 2001 | title = Phylogenetic relationships of the five extant rhinoceros species (Rhinocerotidae, Perissodactyla) based on mitochondrial cytochrome b and 12s rRNA genes | journal = Molecular Phylogenetics and Evolution | volume = 19 | issue = 1 | pages = 34–44}}</ref> Walaupun termasuk dalam genus yang sama, badak iawa dan badak india diperkirakan tidak berkerabat dekat dengan spesies badak lainnya. Berbagai penelitian telah menunjukkan berbagai kemungkinan hubungan evolusi mereka, seperti berkerabat dekat dengan spesies yang telah punah seperti ''Gaindetherium'' atau ''Punjabitherium.'' Sebuah analisis [[klad]] terperinci tentang Rhinocerotidae telah mengelompokkan ''Rhinoceros'' dan ''Punjabitherium'' dengan ''[[Dicerorhinus]]'', badak sumatra. Penelitian lain menunjukkan bahwa [[badak sumatra]] lebih dekat hubungannya dengan dua spesies badak di [[Afrika]].<ref name=Cerdeno>{{Cite journal | last = Cerdeño | first = Esperanza | url = http://digitallibrary.amnh.org/dspace/bitstream/2246/3566/1/N3143.pdf | journal = Novitates | publisher = [[American Museum of Natural History]] | year = 1995 | title = Cladistic Analysis of the Family Rhinocerotidae (Perissodactyla) | issn = 0003-0082 | number = 3143 | accessdate = 2007-11-04 | archive-date = 2009-03-27 | archive-url = https://web.archive.org/web/20090327065404/http://digitallibrary.amnh.org/dspace/bitstream/2246/3566/1/N3143.pdf | dead-url = yes }}</ref> Badak sumatra diyakini terpisah dari badak-badak Asia lainnya sekitar 15 juta tahun yang lalu atau bahkan lebih awal lagi, hingga 25,9 jutahun yang lalu berdasarkan data mitokondria.<ref name=Dinerstein/><ref name=Lacombat/>
== Deskripsi ==
Badak Jawa lebih kecil daripada Badak India, dan memiliki besar tubuh yang dekat dengan badak hitam. Panjang tubuh badak Jawa (termasuk kepalanya) dapat mencapai 3,1–3,2 m dan tinggi 1,4–1,7 m. Badak dewasa dilaporkan memiliki berat antara 900 dan 2.300 kilogram. Penelitian untuk mengumpulkan pengukuran akurat badak Jawa tidak pernah dilakukan dan bukan prioritas.<ref name=Dinerstein/> Tidak terdapat perbedaan besar antara jenis kelamin, tetapi ukuran tubuh Badak Jawa betina dapat lebih besar. Badak di Vietnam lebih kecil dibandingkan di Jawa berdasarkan penelitian bukti melalui foto dan pengukuran jejak kaki mereka.<ref name="van Strien">{{Cite book|author = van Strien, Nico|year = 2005|chapter = Javan Rhinoceros|pages = 75–79|editor = Fulconis, R.|title = Save the rhinos: EAZA Rhino Campaign 2005/6|location = London|publisher = [[European Association of Zoos and Aquaria]] }}</ref>
Seperti sepupunya di India, badak Jawa memiliki satu cula (spesies lain memiliki dua cula). Culanya adalah cula terkecil dari semua badak, biasanya lebih sedikit dari 20 cm dengan yang terpanjang sepanjang 27 cm. Badak Jawa jarang menggunakan culanya untuk bertarung, tetapi menggunakannya untuk memindahkan lumpur di kubangan, untuk menarik tanaman agar dapat dimakan, dan membuka jalan melalui vegetasi tebal. Badak Jawa memiliki bibir panjang, atas dan tinggi yang membantunya mengambil makanan. [[Gigi seri]]nya panjang dan tajam; ketika badak Jawa bertempur, mereka menggunakan gigi ini. Di belakang gigi seri, enam [[gigi geraham]] panjang digunakan untuk mengunyah tanaman kasar. Seperti semua badak, badak Jawa memiliki penciuman dan pendengaran yang baik tetapi memiliki pandangan mata yang buruk. Mereka diperkirakan hidup selama 30 sampai 45 tahun.<ref name="van Strien"/>
Kulitnya yang sedikit berbulu, berwarna abu-abu atau abu-abu-coklat membungkus pundak, punggung dan pantat. Kulitnya memiliki pola mosaik alami yang menyebabkan badak memiliki perisai. Pembungkus leher badak Jawa lebih kecil daripada badak india, tetapi tetap membentuk bentuk pelana pada pundak. Karena risiko mengganggu spesies terancam, badak Jawa dipelajari melalui sampel kotoran dan kamera. Mereka jarang ditemui, diamati atau diukur secara langsung.<ref name=NatPost>{{Cite news|title = Their trail is warm: Scientists are studying elusive rhinos by analyzing their feces|work = [[National Post]]|author = Munro, Margaret|date = [[10 Mei]] [[2002]]}}</ref>
== Penyebaran dan habitat ==
[[File:TAMAN NASIONAL UJUNG KULON.jpg|thumb|left|[[Taman Nasional Ujung Kulon]] di Jawa adalah habitat bagi sisa badak Jawa yang masih hidup.]]
Perkiraan yang paling optimistis memperkirakan bahwa lebih sedikit dari 100 badak Jawa masih ada di alam bebas. Mereka dianggap sebagai mamalia yang paling terancam; walaupun masih terdapat badak Sumatra yang tempat hidupnya tidak dilindungi seperti badak Jawa, dan beberapa pelindung alam menganggap mereka memiliki risiko yang lebih besar. Badak Jawa diketahui masih hidup di dua tempat, [[Taman Nasional Ujung Kulon]] di ujung barat pulau Jawa dan [[Taman Nasional Cat Tien]] yang terletak sekitar 150 km sebelah utara [[Kota Ho Chi Minh]].<ref name=CG/><ref name=NYT/>
Binatang ini pernah menyebar dari [[Assam]] dan [[Benggala]] (tempat tinggal mereka akan saling melengkapi antara badak Sumatra dan India di tempat tersebut<ref name="NE India"/>) ke arah timur sampai [[Myanmar]], [[Thailand]], [[Kamboja]], [[Laos]], [[Vietnam]], dan ke arah selatan di [[semenanjung Malaya]], serta pulau [[Sumatra]], [[Jawa]] dan [[Kalimantan]].<ref name=Raffles/> Badak Jawa hidup di hutan hujan dataran rendah, rumput tinggi dan tempat tidur alang-alang yang banyak dengan sungai, dataran banjir besar atau daerah basah dengan banyak kubangan lumpur. Walaupun dalam sejarah badak Jawa menyukai daerah rendah, subspesies di Vietnam terdorong menuju tanah yang lebih tinggi (diatas 2.000 m), yang disebabkan oleh gangguan dan perburuan oleh manusia.<ref name=Foose/>
Tempat hidup badak Jawa telah menyusut selama 3.000 tahun terakhir, dimulai sekitar tahun 1000 SM, tempat hidup di utara badak ini meluas ke Tongkok, tetapi mulai bergerak ke selatan secara kasar pada 0.5 km per tahun karena penetap manusia meningkat di daerah itu.<ref name=Biotropica/> Badak ini mulai punah di India pada dekade awal abad ke-20.<ref name="NE India">{{Cite journal | author = Rookmaaker, L.C. | year = 2002 | title = Historical records of the Javan rhinoceros in North-East India | journal = Newsletter of the Rhino Foundation of Nature in North-East India | issue = 4 | pages = 11–12 | month = Juni}}</ref> Badak Jawa diburu sampai kepunahan di semenanjung Malaysia tahun 1932.<ref name=Straits>{{ Cite news | work = [[New Straits Times]] | title = On the horns of a dilemma | author = Ismail, Faezah | date = [[9 Juni]] [[1998]] }}</ref> Pada akhir [[perang Vietnam]], badak Vietnam dipercaya punah sepanjang tanah utama Asia. Pemburu lokal dan penebang hutan di [[Kamboja]] mengklaim melihat badak Jawa di [[Pegunungan Cardamom]], tetapi survey pada daerah tersebut gagal menemukan bukti.<ref name=FFI>{{Cite book|title = Cardamom Mountains biodiversity survey|year = 2000|author = Daltry, J.C.|coauthors = F. Momberg|publisher = Fauna and Flora International|location = [[Cambridge]]}}</ref> Populasi badak Jawa juga mungkin ada di pulau [[Kalimantan]], walaupun spesimen tersebut mungkin merupakan badak Sumatra, populasi kecil yang masih hidup di sana.<ref name=Raffles>{{Cite journal | journal = The Raffles Bulletin of Zoology | year = 2007 | volume = 55 | issue = 1 | publisher = [[University of Singapore]] | pages = 217–220 | url = http://rmbr.nus.edu.sg/rbz/biblio/55/55rbz217-220.pdf | author = Cranbook, Earl of | coauthors = Philip J. Piper | title = The Javan Rhinoceros ''Rhinoceros Sondaicus'' in Borneo | accessdate = 2007-11-04 | archive-date = 2013-04-15 | archive-url = https://web.archive.org/web/20130415063846/http://rmbr.nus.edu.sg/rbz/biblio/55/55rbz217-220.pdf | dead-url = yes }}</ref>
==
Badak Jawa adalah binatang tenang dengan pengecualian ketika mereka berkembang biak dan apabila seekor inang mengasuh anaknya. Kadang-kadang mereka akan berkerumun dalam kelompok kecil di tempat mencari mineral dan kubangan lumpur. Berkubang di lumpur adalah sifat umum semua badak untuk menjaga suhu tubuh dan membantu mencegah penyakit dan parasit. Badak Jawa tidak menggali kubangan lumpurnya sendiri dan lebih suka menggunakan kubangan binatang lainnya atau lubang yang muncul secara alami, yang akan menggunakan culanya untuk memperbesar. Tempat mencari mineral juga sangat penting karena nutrisi untuk badak diterima dari garam. Wilayahi jantan lebih besar dibandingkan betina dengan besar wilayah jantan 12–20 km² dan wilayah betina yang diperkirakan 3–14 km². Wilayah jantan lebih besar daripada wilayah wanita. Tidak diketahui apakah terdapat pertempuran teritorial.<ref name=IZY/>
Jantan menandai wilayah mereka dengan tumpukan kotoran dan percikan urin. Goresan yang dibuat oleh kaki di tanah dan gulungan pohon muda juga digunakan untuk komunikasi. Anggota spesies badak lainnya memiliki kebiasaan khas membuang air besar pada tumpukan kotoran badak besar dan lalu menggoreskan kaki belakangnya pada kotoran. Badak Sumatra dan Jawa ketika buang air besar di tumpukan, tidak melakukan goresan. Adaptasi sifat ini diketahui secara ekologi; di hutan hujan Jawa dan Sumatra, metode ini mungkin tidak berguna untuk menyebar bau.<ref name=IZY>{{Cite journal | journal = International Zoo Yearbook | year = 2006 | volume = 40 | pages = 150–173 | title = Rhinoceros behaviour: implications for captive management and conservation | author = Hutchins, M. | coauthors = M.D. Kreger | publisher = [[Zoological Society of London]] }}</ref>
Badak Jawa memiliki lebih sedikit suara daripada badak sumatra; sangat sedikit suara badak Jawa yang diketahui. Badak Jawa dewasa tidak memiliki musuh alami selain manusia. Spesies ini, terutama sekali di Vietnam, adalah spesies yang melarikan diri ke hutan ketika manusia mendekat sehingga sulit untuk meneliti badak.<ref name="Santiapillai">{{Cite journal|author=Santiapillai, C.|year=1992|title=Javan rhinoceros in Vietnam|journal=Pachyderm|volume=15|pages=25–27}}</ref> Ketika manusia terlalu dekat dengan badak Jawa, badak itu akan menjadi agresif dan akan menyerang, menikam dengan gigi serinya di rahang bawah sementara menikam keatas dengan kepalanya.<ref name=IZY/> Sifat anti-sosialnya mungkin merupakan adaptasi tekanan populasi; bukti sejarah mengusulkan bahwa spesies ini pernah lebih berkelompok.<ref name=CG/>
=== Makanan ===
Badak Jawa adalah [[herbivor]]a yang mengonsumsi berbagai jenis tanaman, terutama bagian pucuk, ranting, dedaunan muda, dan buah yang jatuh. Badak Jawa biasanya mencari makan di daerah yang cerah di dalam pembukaan hutan, [[Belukar|semak belukar]], dan jenis vegetasi lain yang tidak memiliki pohon besar. Untuk mendapatkan makanannya, badak merobohkan anakan pohon dan menggunakan bibir atasnya yang lentur untuk mencengkeram pohon. Badak ini merupakan pemakan yang paling mudah beradaptasi di antara semua spesies badak dan mungkin pernah menjadi penjelajah sekaligus penggembala dalam sejarahnya. Badak ini mengkonsumsi sekitar 50 kg makanan per hari dan membutuhkan garam dalam makanannya, mirip dengan badak sumatera. Meskipun jilatan garam adalah hal yang umum di wilayah jelajah badak Jawa, hal ini tidak ditemukan di Taman Nasional Ujung Kulon. Pengamatan menunjukkan bahwa badak di Ujung Kulon meminum air laut untuk mendapatkan asupan nutrisi yang dibutuhkan.<ref name="van Strien"/>
=== Reproduksi ===
Sifat seksual badak Jawa sulit dipelajari karena spesies ini jarang diamati langsung dan tidak ada kebun binatang yang memiliki spesimennya. Betina biasanya mencapai kematangan seksual pada usia 3-4 tahun, sementara jantan mencapai kematangan seksual pada usia 6 tahun. Periode kemungkinan untuk hamil diperkirakan terjadi antara 16-19 bulan. Interval kelahiran spesies ini adalah 4-5 tahun dan anaknya biasanya disapih pada usia sekitar 2 tahun. Sifat pasangan dari empat spesies badak lainnya serupa.<ref name=IZY/>
== Konservasi ==
[[Berkas:Javan Rhino Zimmerman.jpg|jmpl|kiri|Lukisan tahun [[1861]] menggambarkan perburuan badak Jawa.]]
Faktor utama berkurangnya populasi badak Jawa adalah perburuan untuk culanya, masalah yang juga menyerang semua spesies badak. Cula badak menjadi komoditas perdagangan di Tiongkok selama 2.000 tahun yang digunakan sebagai obat untuk pengobatan tradisional Tiongkok. Secara historis kulitnya digunakan untuk membuat baju baja tentara Tiongkok dan suku lokal di Vietnam percaya bahwa kulitnya dapat digunakan sebagai penangkal racun untuk bisa ular.<ref name=AP2/> Karena tempat hidup badak mencakupi banyak daerah kemiskinan, sulit untuk penduduk tidak membunuh binatang ini yang dapat dijual dengan harga tinggi.<ref name=Biotropica>{{Cite journal | journal = Biotropica | volume = 39 | issue = 3 | pages = 202–303 | year = 2007 | title = The Impact of Hunting on the Mammalian Fauna of Tropical Asian Forests | author = Corlett, Richard T. }}</ref>
Ketika [[CITES|Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora]] pertama kali diberlakukan tahun 1975, badak Jawa dimasukan kedalam perlindungan Appendix 1: semua perdagangan internasional produk badak Jawa dianggap ilegal.<ref name=African>{{Citation | last = Emslie | first = R. | coauthors = M. Brooks | year = 1999 | title = African Rhino. Status Survey and Conservation Action Plan. | publisher = IUCN/SSC African Rhino Specialist Group. IUCN, Gland, Switzerland and Cambridge, UK | isbn = 2831705029}}</ref> Survey pasar gelap cula badak telah menentukan bahwa badak Asia memiliki harga sebesar $30.000 per kilogram, tiga kali harga cula badak Afrika.<ref name=Dinerstein/>
Hilangnya habitat akibat pertanian juga menyebabkan berkurangnya populasi badak Jawa, walaupun hal ini bukan lagi faktor signifikan karena badak hanya hidup di dua taman nasional yang dilindungi. Memburuknya habitat telah menghalangi pemulihan populasi badak yang merupakan korban perburuan untuk cula. Bahkan dengan semua usaha konservasi, prospek keselamatan badak Jawa suram. Karena populasi mereka tertutup di dua tempat kecil, mereka sangat rentan penyakit dan masalah perkembangbiakan. Ahli genetika konservasi memperkirakan bahwa populasi 100 badak perlu perlindungan pembagian genetika spesies.<ref name=NYT>{{Cite news
=== Ujung Kulon ===
[[Berkas:Dead Javan Rhino.jpg|jmpl|Pemburu Eropa dengan ''R. s. sondaicus'' yang terbunuh di Ujung Kulon, 1895]]
Semenanjung Ujung Kulon dihancurkan oleh letusan [[gunung Krakatau]] tahun [[1883]]. Badak Jawa mengkolonisasi kembali semenanjung itu setelah letusan, tetapi manusia tidak pernah kembali pada jumlah yang besar, sehingga menjadi tempat berlindung.<ref name=NYT/> Pada tahun 1931, karena badak Jawa berada di ambang kepunahan di Sumatra, pemerintah Hindia Belanda menyatakan bahwa badak merupakan spesies yang dilindungi, dan masih tetap dilindungi sampai sekarang.<ref name=Foose/> Pada tahun 1967 ketika sensus badak dilakukan di Ujung Kulon, hanya 25 badak yang ada. Pada tahun 1980, populasi badak bertambah, dan tetap ada pada populasi 50 sampai sekarang. Walaupun badak di Ujung Kulon tidak memiliki musuh alami, mereka harus bersaing untuk memperebutkan ruang dan sumber yang jarang dengan banteng liar dan tanaman ''[[Arenga]]''<ref name="habitat">{{Cite news|url = http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&language=&id=NWS1181314431|date = [[12 Juni]] [[2007]]|title = Mempersiapkan rumah kedua badak jawa|work = [[WWF]]|accessdate = 2007-10-16|archive-date = 2009-01-29|archive-url = https://web.archive.org/web/20090129112444/http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&language=&id=NWS1181314431|dead-url = yes}}</ref> yang dapat menyebabkan jumlah badak tetap berada dibawah kapasitas semenanjung.<ref name=IPS>{{ Cite news | work = [[Inter Press Service]] | title = Environment-Indonesia: Javan Rhinoceros Remains At High Risk | date = [[16 Januari]] [[2001]] | author = Dursin, Richel }}</ref> Ujung Kulon diurus oleh menteri Kehutanan Republik Indonesia.<ref name=Foose/> Ditemukan paling sedikit empat bayi badak Jawa pada tahun 2006.<ref name=BBCpop>{{Cite news|url = http://news.bbc.co.uk/2/hi/asia-pacific/5305906.stm|date = [[1 September]], [[2006]]|title = Baby boom for near-extinct rhino|author = Williamson, Lucy|work = [[BBC News]]|accessdate = 2007-10-16 }}</ref><ref name="wwf">{{Cite news|url = http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&id=NWS1200470633&language=i|date = [[16 Januari]] [[2008]]|title = Kamera Intai WWF Berhasil Abadikan Foto Induk Badak Jawa dan Anaknya|work = [[WWF]]|accessdate = 2007-10-16|archive-date = 2008-01-22|archive-url = https://web.archive.org/web/20080122053424/http://www.wwf.or.id/index.php?fuseaction=news.detail&id=NWS1200470633&language=i|dead-url = yes}}</ref>
Foto induk Badak Jawa beserta bayinya, diperkirakan berumur sekitar 4 – 6 bulan, berhasil diabadikan oleh tim [[WWF]] pada November 2007. Ketika difoto, bayi badak tersebut sedang menyusu ibunya. Keberadaan badak tersebut diketahui ketika ditemukan jejak badak berukuran 15/16 cm di sekitar daerah aliran sungai Citadahan pada tanggal [[30 Oktober]] [[2007]]. Hal ini merupakan kabar gembira karena membuktikan adanya kelahiran badak baru di Ujung Kulon.<ref name="wwf"/>
<div align="center" style="float:clear;">
Baris 103 ⟶ 122:
| [[1993]] || align="center" | 35 || align="center" | 58 || align="center" | 47
|-
| colspan=6 | <span style="font-size:smaller;">Sumber: Strategi Konservasi Badak Indonesia - Dirjen PHPA Dephut RI.<ref>{{cite web|title=Pertumbuhan Populasi Badak Jawa di Semenanjung Ujung Kulon dari Data Hasil Sensus (1967 - 1993)|publisher=[[Departemen Kehutanan Republik Indonesia]]|url=http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/badak_67-93.htm|access-date=2007-11-26|archive-date=2007-11-08|archive-url=https://web.archive.org/web/20071108230031/http://www.dephut.go.id/INFORMASI/PHPA/PHKA/badak_67-93.htm|dead-url=yes}}</ref></span>
|}
</div>
=== Cat Tien ===
Sedikit anggota ''R.s. annamiticus'' yang tersisa hidup di [[Taman Nasional Cat Tien]], Vietnam. Badak ini pernah menyebar di Asia Tenggara
=== Di penangkaran ===
Tidak terdapat satupun badak Jawa di kebun binatang. Pada tahun 1800-an,
=== Usaha persiapan habitat kedua ===
Badak Jawa yang hidup berkumpul di satu kawasan utama sangat rentan terhadap kepunahan yang dapat diakibatkan oleh serangan penyakit, bencana alam dan lain sebagainya. Selain itu, badak ini juga kekurangan ruang jelajah dan sumber akibat invasi tumbuhan langkap ([[arenga]]) dan kompetisi dengan banteng.
Penelitian awal [[WWF]] mengidentifikasi habitat yang cocok, aman dan relatif dekat adalah [[Taman Nasional Halimun]] di [[Gunung Salak]], [[Jawa Barat]], yang dulu merupakan habitat Badak Jawa. Jika habitat kedua ditemukan, maka badak yang sehat, baik, dan memenuhi kriteria di Ujung Kulon akan dikirim ke wilayah yang baru. Habitat ini juga akan menjamin keamanan populasinya.<ref name="habitat"/>
== Referensi ==
{{Reflist|2|refs =
<ref name="IUCN2008">
{{IUCN2008 | assessors = van Strien, N.J., Steinmetz, R., Manullang, B., Sectionov, Han, K.H., Isnan, W., Rookmaaker, K., Sumardja, E., Khan, M.K.M. & Ellis, S. | year = 2008 | id = 19495 | title = Rhinoceros sondaicus | downloaded = 28 November 2008 }}
</ref>
}}
=== Catatan kaki ===
{{Notelist}}
== Pranala luar ==
{{wikispecies|Rhinoceros sondaicus}}
* [http://www.rhinoresourcecenter.com/index.php?s=1&act=imgs&CODE=tax_images&taxon=7 Gambar Badak Jawa] di [http://www.rhinoresourcecenter.com Rhino Resource Center]
* [http://www.wwf.or.id/en/how_you_can_help/takeaction/rhinocare/javanrhino/ Badak Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20120129200455/http://www.wwf.or.id/en/how_you_can_help/takeaction/rhinocare/javanrhino/ |date=2012-01-29 }} di situs [[WWF]]
* [[International Rhino Foundation]] didirikan untuk konservasi badak: [http://www.rhinos-irf.org/rhinoinformation/javanrhino/index.htm Badak Jawa] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071113064537/http://www.rhinos-irf.org/rhinoinformation/javanrhino/index.htm |date=2007-11-13 }}
* [[ARKive]] - [http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Rhinoceros_sondaicus/ gambar dan film badak Jawa ''(Rhinoceros sondaicus)''] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20071029165304/http://www.arkive.org/species/GES/mammals/Rhinoceros_sondaicus/ |date=2007-10-29 }}
* Lembar spesies Badak Jawa di [http://www.unep-wcmc.org/species/data/species_sheets/javarhin.htm UNEP & WCMC] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20080720025625/http://www.unep-wcmc.org/species/data/species_sheets/javarhin.htm |date=2008-07-20 }}
{{Perissodactyla}}{{Badak}}
{{Taxonbar|from=Q170311}}
[[Kategori:Badak]]
[[Kategori:Mamalia Asia]]
Baris 134 ⟶ 165:
[[Kategori:Megafauna Eurasia]]
{{
|