Kaisar Xianfeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(11 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
|temple name = [[Dinasti Qing|Qing]] Wenzong<br />清文宗
|image = 《咸丰皇帝朝服像》.jpg
|succession = [[Berkas:Flag_of_the_Qing_dynasty_(1889-1912).svg|22x20px]]Daftar Kaisar [[Dinasti Qing|Kaisar Dinasti Qing]] di Cina ke-9
|reign = 29 Maret 1850 – 16 Juli 1861<br />({{age in years and days|1850|3|29|1861|7|16}})
|predecessor = [[Kaisar Daoguang]]
|successor = [[Kaisar Tongzhi]]
|spouse =[[Permaisuri Xiao De Xian]]<br />[[Ci'an|Permaisuri Xiao Zhen Xian (Ibu Suri Ci'an)]]<br />[[Ibu Suri Cixi|PermaisuriNoble XiaoConsort QinYi Xian(Ibu Suri Cixi)]]
|issue =[[Kaisar Tongzhi|Zaichun, Kaisar Tongzhi]]<br />[[Puteri Rongan]]
|full name =[[Mandarin]]: Aixin-Jueluo Yizhu 愛新覺羅奕詝<br />[[Manchu]]: Aisin-Gioro I Ju
Baris 22:
|place of death = [[Resor Gunung Chengde]], [[Chengde]]
|place of burial = [[Pusara Qing Timur]], [[Zunhua]]
|birth_name=Yizhu}}
}}
[[Berkas:《咸丰皇帝便装像》.jpg|thumbjmpl|Kaisar Xianfeng]]
 
'''Kaisar Xianfeng''' ([[Hanzi]]: 咸丰, [[17 Juli]] [[1831]]-[[22 Agustus]] [[1861]]) adalah kaisar [[Manchu]] ke-9 dan kaisar ke-7 dari [[Dinasti Qing]] sejak bangsa minoritas itu menguasai [[Tiongkok]]. Ia memerintah dari tahun [[1850]] hingga 1861. Pemerintahannya adalah masa kemunduran bagi Tiongkok karena ketidakberdayaannya menghadapi rongrongan bangsa-bangsa asing dan [[korupsi]] yang merajarela di berbagai tingkat pemerintahan. Xianfeng meninggal dalam keadaan yang sangat menyedihkan di vila kekaisaran di [[Chengde]], [[Hebei]] setelah kabur dari ibukotaibu kota ketika bangsa barat menyerang [[Beijing]].
 
== Kehidupan awal ==
Xianfeng terlahir dengan nama '''Aisin Gioro Yizhu''' (爱新觉罗奕詝) di Istana Musim Panas Lama/ [[Taman Yuanming]], 8 &nbsp;km di barat laut tembok kota Beijing. Ia adalah putra ke-4 [[Kaisar Daoguang]] dan Selir Quan. (sukuIbunya Manchuberasal bermargadari Niuhuru)Klan [[Niohuru]]. Selir Quan sendiri diangkat menjadi permaisuri pada [[1834]] dan lebih dikenal dengan gelar anumerta [[Permaisuri Xiaoquan Cheng|Permaisuri Xiao Quan Cheng]].
 
Yizhu memiliki intelektual yang baik dan melebihi saudara-saudaranya. Suatu ketika ayahnya hendak mengujinya dan adiknya, [[Yixin]], untuk memilih mana yang lebih tepat dijadikan penerus tahta. Yixin menjawab semua pertanyaan mengenai masalah kenegaraan yang diajukan ayahnya dengan fasih. Sebelum tiba giliran Yizhu, gurunya, Du Shoutian yang menyadari bahwa dalam masalah politik ia kalah dibanding adiknya, menyarankan agar menjawab secukupnya saja bila ditanya mengenai masalah itu. Baru ketika ayahnya menyinggung masalah kesehatannya yang mulai menurun, ia harus menangis untuk menunjukan simpati. Yizhu melakukan apa yang dikatakan gurunya sehingga Daoguang sangat terkesan dengan sikapnya yang berbakti pada orang tua. Maka Daoguang pun menetapkannya sebagai putra mahkota.
Baris 37:
Setahun setelah naik tahta, Xianfeng, memilih wanita-wanita cantik dari seluruh penjuru negeri untuk mengisi istana belakangnya. Ia sangat tergila-gila pada seorang gadis bernama Lan’er/ Selir Yi, putri seorang pejabat Manchu bermarga Yehenara, yang pintar menari dan menyanyi. Gadis inilah yang kelak menjadi [[Ibusuri Cixi]], si wanita gila kuasa yang menjerumuskan Tiongkok dalam bencana. Selain Selir Yi, Xianfeng juga sangat menyayangi empat orang selirnya dari etnis Han yang dikenal sebagai ‘empat gadis musim semi’.
 
Xianfeng mewarisi negara yang sudah dalam keadaan bobrok. Tiongkok saat itu bukan saja menghadapi tantangan dari bangsa-bangsa asing, namuntetapi juga dari dalam negerinya sendiri dimana korupsi sudah seperti hal yang lumrah, keterpurukan moral karena perdagangan [[opium]] yang tidak terkendali, ketidakadilan terjadi dimana-mana sehingga meletus berbagai pemberontakan anti-pemerintah. Beberapa usaha telah dilakukan unuk mengatasi krisis, seperti memecat pejabat-pejabat korup kesayangan ayahnya, seperti [[Mu Zhang’a]] dan [[Qiying]], namuntetapi semuanya tidak memberi dampak yang signifikan karena Xianfeng sendiri bukanlah orang yang tegas dan berwibawa, ia lebih suka menghabiskan waktunya dengan para selirnya, menonton opera, dan minum-minum sampai mabuk, selain itu ia juga seorang pecandu opium.
 
Pada masa pemerintahannya di dalam negeri meletus [[Pemberontakan Taiping]], [[Pemberontakan Nian]], dan beberapa pemberontakan [[Muslim]] di wilayah barat daya. Xianfeng tidak dapat berbuat banyak menghadapi tekanan-tekanan bangsa asing. Pada jamannya pula, ditandatangani dua perjanjian tidak adil yang sangat mempermalukan bangsa [[Tionghoa]], yaitu [[Perjanjian Tianjin]] ([[1858]]) dan [[Konvensi Beijing]] ([[1860]]). Posisi Tiongkok terpuruk menjadi negara semi-kolonial.
Baris 44:
Pada masa itu kaum imperialis barat sedang gencar-gencarnya melakukan ekspansi di wilayah [[Asia]] termasuk Tiongkok. Mereka memanfaatkan situasi dalam negeri Tiongkok yang sedang mengalami kemunduran untuk menancapkan kekuasaan mereka. Beberapa tahun sebelum Xianfeng bertahta Tiongkok telah menerima kekalahan yang memalukan dalam [[Perang Candu]]. Sejak itu bangsa-bangsa asing semakin berani menekan Tiongkok. [[Perang Candu II]] meletus pada tahun [[1856]], dipicu oleh [[Inggris]] yang tidak terima dengan penyitaan Kapal Arrow mereka dan [[Prancis]] yang meminta pertanggungjawaban atas insiden yang menyebabkan terbunuhnya [[misionaris]] mereka.
 
Tiongkok kewalahan menghadapi serbuan itu karena di dalam negeri sendiri masih sibuk menumpas pemberontakan Taiping dan faktor teknologi militer yang jauh tertinggal dengan musuh. Xianfeng mengutus Yixin untuk melakukan negosiasi dengan bangsa barat, namuntetapi tidak memberi hasil yang memuaskan. Pasukan Tiongkok mengalami kekalahan besar dari Inggris-Prancis dalam [[Pertempuran Benteng Taku]] pada September [[1860]]. Musuh terus maju dan ibukotaibu kota Beijing terancam jatuh. Dalam situasi kritis itu, Xianfeng melakukan tindakan pengecut yang sangat memalukan, ia melarikan diri bersama keluarganya ke vila musim panas Rehe di Chengde, Provinsi Hebei membiarkan prajurit dan rakyatnya bagaikan anak ayam kehilangan induk. Tak lama setelahnya Beijing jatuh, pasukan sekutu menjarah kota, membunuhi rakyat dan membakar Taman Yuanming.
 
== Kematian ==
Baris 65:
{{s-hou|[[Aisin Gioro|Keluarga Aisin Gioro]]|17 Juli|1831|22 Agustus|1861}}
{{s-bef|before= [[Kaisar Daoguang]]}}
{{s-ttl|title=[[Kaisar CinaTiongkok]]|years=1850–1861}}
{{s-aft|after=[[Kaisar Tongzhi]]}}
{{end}}