Kota Palembang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k rv motto - lihat lambang kota dan tambah sdkt
 
Baris 1:
{{Dati2
{| border=1 align=right cellpadding=4 cellspacing=0 width=300 style="margin: 0 0 1em 1em; background: #f9f9f9; border: 1px #aaa solid; border-collapse: collapse; font-size: 93%;"
|settlement_type = Ibu kota
|+<big><big>'''Kota Palembang'''</big></big>
|nama = Kota Palembang
|translit_lang1_type2 = [[Abjad Jawi|Jawi]]
|translit_lang1_info2 = كوتا ڤاليمبڠ
|provinsi = [[Sumatera Selatan]]
|pushpin_map = Sumatera Selatan#Indonesia
|julukan = {{Hlist|Bumi Sriwijaya|Kota Pempek|Serambi Hadramaut|''Venice of the East''}}
|motto = Pelémbang Djaja<br/>{{small|Jayalah Kota Palembang}}
|foto = {{multiple image
| perrow = 1/2/2/2/1
| border = infobox
| total_width = 280
| image1 = LRT Palembang Ampera Bridge.jpg
| caption1 = <center>[[Jembatan Ampera]]
| image2 = Sultan Mahmud Badaruddin II Museum, Palembang.jpg
| caption2 = <center>[[Museum Sultan Mahmud Badaruddin II]]
| image3 = Masjid Agung Palembang.jpg
| image3 = Palembang Al Islam Muhammad Cheng Ho Mosque Main Gate - Palembang, SS (15 Dec. 2021).jpg
| caption3 = <center>[[Masjid Cheng Ho Palembang]]
| image4 = Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya - Pendopo Utama.jpg
| caption4 = <center>[[Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya]]
| image5 = LRT Palembang Ampera.jpg
| caption5 = <center>[[LRT Sumatera Selatan|LRT Palembang]]
| image6 = Masjid Agung Palembang.jpg
| caption6 = <center>[[Masjid Agung Palembang]]
}}
|flag = flag of Palembang City.png
|logo = Palembang CoA.svg
|tanggal = {{start date and age|683|6|17}}
|peta =
|kecamatan = 18
|kelurahan = 107
|nama_walikota = Ucok Abdulrauf Damenta (Pj.)
|nama_wakil_walikota = ''lowong''
|nama sekretaris daerah = [[Ratu Dewa]]
|wilayah = 400,61
|wilayahref =
|penduduktahun = 31 Desember [[2023]]
|pendudukref = <ref name="AGAMA"/>
|penduduk = 1772492
|kepadatan = auto
|agama = {{ublist |item_style=white-space;
|93,21% [[Islam]] |3,46% [[Buddhisme|Buddha]]
|{{Tree list}}
* 3,29% [[Kekristenan]]
** 2,02% [[Protestanisme|Protestan]]
** 1,27% [[Gereja Katolik Roma|Katolik]]
{{Tree list/end}}
|0,04% [[Agama Hindu|Hindu]]<ref name="AGAMA"/>}}
|bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]], [[Bahasa Palembang|Palembang]], [[Rumpun bahasa Melayu Barisan Selatan|Melayu Tengah]], [[Bahasa Musi|Musi]], [[Bahasa Ogan|Ogan]], [[Bahasa Penesak|Penesak]], [[Bahasa Komering|Komering]], [[Bahasa Jawa|Jawa]], [[Bahasa Hokkien|Hokkien]], [[Bahasa Hakka|Khek]], [[Bahasa Sunda|Sunda]]
|IPM = {{increase}} 80,02 ([[2023]])<br> <span style="background:Yellow;color:#00726a">&nbsp;sangat tinggi&nbsp;</span><ref name="IPM">{{cite web|url=https://sumsel.bps.go.id/indicator/26/209/1/-metode-baru-indeks-pembangunan-manusia-per-kabupaten-kota-se-sumatera-selatan.html|title=Indeks Pembangunan Manusia per kabupaten/kota se Sumatera Selatan 2021-2023|website=www.sumsel.bps.go.id|accessdate=15 April 2024}}</ref>
|zona = [[Waktu Indonesia Barat|WIB]]
|koordinat = {{Coord|-2.991732|104.763473}}
|elevation_m = 3
|postal_code =
|kodearea = +62 711
|kode pos = [[Daftar kode pos di Indonesia|30100-30200]]
|nomor_polisi = BG
|SNI = PLG
|dau = Rp 1.247.690.325.000 ([[2021]])
|dauref = <ref>{{cite web|url=https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|title=Rincian Alokasi Dana Alokasi Umum Provinsi/Kabupaten Kota Dalam APBN T.A 2021|website=www.djpk.kemenkeu.go.id|date=(2021)|accessdate=17 April 2023|archive-date=2022-02-11|archive-url=https://web.archive.org/web/20220211121815/https://djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/uploads/2020/09/DAU_rotated.pdf|dead-url=no}}</ref>
|situs = {{URL|http://www.palembang.go.id/}}
}}
 
'''Kota Palembang''' ([[Abjad Jawi|Jawi]]:''' ڤاليمبڠ''') adalah [[ibu kota]] [[provinsi]] [[Sumatera Selatan]], [[Indonesia]]. Luas Kota Palembang dengan sekitar 352,51&nbsp;km²<ref>{{Cite web|last=BPS Kota Palembang|first=BPS Kota Palembang|date=2024-02-28|title=Kota Palembang Dalam Angka 2024|url=https://palembangkota.bps.go.id/publication/2024/02/28/702ae9d73820455339723f03/kota-palembang-dalam-angka-2024.html|website=BPS Kota Palembang|archive-url=https://palembangkota.bps.go.id/publication/2024/02/28/702ae9d73820455339723f03/kota-palembang-dalam-angka-2024.html|archive-date=2024-02-28|dead-url=no|access-date=2024-03-14}}</ref> Pada akhir tahun [[2023]], kota ini dihuni oleh 1.772.492 jiwa.<ref name="DUKCAPIL">{{cite web|url=https://gis.dukcapil.kemendagri.go.id/peta/|title=Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023|website=www.dukcapil.kemendagri.go.id|accessdate=15 April 2024|format=Visual}}</ref><ref>{{Cite web |url=https://sumsel.bps.go.id/statictable/2018/10/29/108/proyeksi-penduduk-sumatera-selatan-2010-2020.html |title=Salinan arsip |access-date=2021-08-06 |archive-date=2021-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210806182348/https://sumsel.bps.go.id/statictable/2018/10/29/108/proyeksi-penduduk-sumatera-selatan-2010-2020.html |dead-url=yes }}</ref>
 
Kota Palembang juga kota terpadat dan terbesar kedua di Sumatra setelah [[Kota Medan]], [[Daftar kota di Indonesia menurut jumlah penduduk|kota terpadat dan kota terbesar]] keenam di Indonesia setelah [[Jabodetabekjur]], [[Kota Surabaya|Surabaya]], [[Kota Bandung|Bandung]], [[Kota Medan|Medan]], [[Kota Semarang|Semarang]] dan kota terbesar kesembilan belas di [[Asia Tenggara]]. Kota Palembang dan beberapa kabupaten tetangganya ([[Kabupaten Banyuasin]], [[Kabupaten Ogan Ilir]], dan [[Kabupaten Ogan Komering Ilir]]) dikembangkan oleh [[Pemerintah Indonesia|pemerintah pusat]] sebagai [[Daftar wilayah metropolitan di Indonesia|wilayah metropolitan]] di Indonesia dengan kawasan yang disebut [[Patungraya Agung]] atau Palembang Raya.<ref>{{Cite web|url=http://detak-palembang.com/kementerian-pupr-siapkan-pengembangan-metropolitan-baru-palembang-raya/|title=Kementerian PUPR Siapkan Pengembangan Metropolitan Baru Palembang Raya {{!}} Detak-Palembang.Com|website=Detak-Palembang.Com|language=id-ID|access-date=2018-05-06|archive-url=https://web.archive.org/web/20180627202150/http://detak-palembang.com/kementerian-pupr-siapkan-pengembangan-metropolitan-baru-palembang-raya/|archive-date=27 June 2018|url-status=dead}}</ref><ref>{{Cite web|url=http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/metropolitan/8|title=Metropolitan Palembang, Betung, Indralaya dan Kayuagung|website=PU-Net|language=id-ID|access-date=2020-06-22|archive-date=2021-02-26|archive-url=https://web.archive.org/web/20210226072407/http://perkotaan.bpiw.pu.go.id/n/metropolitan/8|dead-url=no}}</ref>
 
Sejarah Palembang yang pernah menjadi ibu kota kerajaan bahari [[Siddhartha Gautama|Buddha]] terbesar di Asia Tenggara pada saat itu, Kedatuan Sriwijaya, yang mendominasi [[Nusantara]] dan [[Semenanjung Malaya]] pada [[Abad ke-1 hingga 10|abad ke-9]] juga membuat kota ini dikenal dengan julukan "Bumi Sriwijaya". Berdasarkan [[Prasasti Kedukan Bukit]] yang ditemukan di [[Bukit Seguntang|Bukit Siguntang]] sebelah barat Kota Palembang yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota pada tanggal [[16 Juni]] [[683]] Masehi menjadikan kota Palembang sebagai kota tertua di [[Indonesia]]. Di [[dunia Barat]], kota Palembang juga dijuluki ''Venice of the East'' ("Venesia dari Timur") dan Serambi Hadramaut, kota ini mendapat julukan Serambi Hadramaut dikarenakan beberapa gelar Habib yang ada disini tidak dijumpai di daerah lain di Indonesia. Kota Palembang adalah kota tertua di Indonesia.
 
== Sejarah ==
{{utama|Sejarah Palembang}}
[[Berkas:Bird's eye view of Palembang.JPG|jmpl|kiri|250px|Gambar Palembang pada tahun 1659]]
 
Asal usul nama Palembang mempunyai beberapa versi. Salah satu versi adalah pada saat penguasa Sriwijaya mendirikan sebuah Wanua (kota) yang sekarang dikenal dengan Kota Palembang; Topografi kota Palembang dikelilingi oleh air bahkan terendam oleh air. Air tersebut bersumber dari anak sungai maupun rawa bahkan menurut data statistik 1990, Palembang masih terdapat 50% tanah yang tergenang oleh air (rawa).
 
Berkemungkinan karena kondisi topografi inilah nenek moyang orang Palembang menamakan kota ini sebagai '''Pa-lembang''' yang bermakna '''Pa''' atau '''Pe''' sebagai suatu tempat atau keadaan dan '''Lembang''' atau '''Lembeng''' artinya tanah yang rendah, lembah akar yang membengkak karena lama terendam air (menurut kamus melayu), sedangkan menurut [[Bahasa Palembang|bahasa Melayu Palembang]], '''lembang''' atau '''lembeng''' adalah genangan air. Jadi Palembang adalah suatu tempat yang digenangi oleh air.<ref>{{Cite web |url=https://palembang.go.id/new/beranda/sejarah |title=Salinan arsip |access-date=2021-08-06 |archive-date=2021-08-06 |archive-url=https://web.archive.org/web/20210806171034/https://palembang.go.id/new/beranda/sejarah |dead-url=no }}</ref>
 
Salah satu versi yang lain juga mengaitkan Palembang dengan kata dalam [[Bahasa Jawa]], "limbang", yang berarti membersihkan biji atau logam dari tanah atau benda-benda luar lain. Pemisahan dilakukan dengan bantuan alat berupa keranjang kecil untuk mengayak tanah berkandungan logam atau biji di aliran sungai. "Pa" adalah kata depan yang dipakai orang Jawa untuk menunjuk suatu tempat berlangsungnya usaha atau keadaan. Versi ini terkait erat dengan peran Palembang pada masa lalu sebagai tempat mencuci emas dan biji timah. Versi lain menghubungkan Palembang dengan kata "lemba", yang berarti tanah yang dihanyutkan air ke tepi.<ref>{{Cite book|title=Kesultanan Palembang Darussalam : Sejarah dan Warisan Budayanya|last=|first=Prof. Drs. Nawiyanto, M.A. Ph.D. et al|publisher=Jember University Press dan Penerbit Tarutama Nusantara|year=2016|isbn=978-602-9030-26-6|location=Jember|pages=|url-status=http://repository.unej.ac.id/handle/123456789/75333}}</ref>
 
Kota ini dianggap sebagai salah satu pusat dari Kedatuan Sriwijaya,<ref name="Munoz">{{cite book|last=Munoz|first=Paul Michel|title=Early Kingdoms of the Indonesian Archipelago and the Malay Peninsula|publisher=Editions Didier Millet|date=2006|location=Singapore|url=https://archive.org/details/earlykingdomsofi0000muno|doi=|id= ISBN 981-4155-67-5}}</ref> Serangan [[Rajendra Chola I|Rajendra Chola]] dari [[Kerajaan Chola]] pada tahun 1025, menyebabkan kota ini hanya menjadi pelabuhan sederhana yang tidak berarti lagi bagi para pedagang asing.<ref name="Munoz" />
 
Selanjutnya berdasarkan kronik Tiongkok nama Pa-lin-fong yang terdapat pada buku Chu-fan-chi yang ditulis pada tahun 1178 oleh Chou-Ju-Kua dirujuk kepada Palembang.<ref>Hirth, F. (1911). ''Chao Ju-kua, His Work on the Chinese and Arab Trade in the Twelfth and Thirteen centuries, entitled Chu-fan-chi''. St Petersburg</ref><ref>Soekmono, R. (2002). ''Pengantar sejarah kebudayaan Indonesia 2''. Kanisius. ISBN 979-413-290-X.</ref> Berdasarkan kisah Kidung Pamacangah dan [[Babad Arya Tabanan]] disebutkan seorang tokoh dari Kediri yang bernama [[Arya Damar]] sebagai bupati Palembang turut serta menaklukan [[Bali]] bersama dengan [[Gajah Mada]] Mahapatih [[Majapahit]] pada tahun 1343.<ref>Darta, A.A. Gde, A.A. Gde Geriya, A.A. Gde Alit Geria, (1996), ''Babad Arya Tabanan dan Ratu Tabanan'', Denpasar: Upada Sastra</ref>
 
Pada awal abad ke-15, kota Palembang diduduki [[Perompakan|perompak]] [[Chen Zuyi]] yang berasal dari Tiongkok. Armada bajak laut Chen Zuyi kemudian ditumpas oleh Laksamana [[Cheng Ho]] pada tahun 1407.<ref>{{Cite book|title=Atlas Pelabuhan-Pelabuhan Bersejarah di Indonesia|last=Pradjoko|first=Didik|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan|year=2013|isbn=|location=|pages=137}}</ref>
 
Kemudian sekitar tahun 1513, Tomé Pires seorang [[apoteker]] [[Imperium Portugal di Nusantara|Portugis]] menyebutkan Palembang,<ref>Cortesão, Armando, (1944), ''The Suma Oriental of Tomé Pires'', London: Hakluyt Society, 2 vols.</ref> telah dipimpin oleh seorang patih yang ditunjuk dari Jawa yang kemudian dirujuk kepada [[kesultanan Demak]] serta turut serta menyerang [[Kesultanan Melaka|Malaka]] yang waktu itu telah dikuasai oleh Portugis.
 
Palembang muncul sebagai kesultanan pada tahun 1659 dengan Sri Susuhunan Abdurrahman sebagai raja pertamanya.<ref>Bruun, M.C. (1822). ''Universal geography, or A description of all the parts of the world''. hlm. 441.</ref> Namun pada tahun 1823 kesultanan Palembang dihapus oleh pemerintah [[Hindia Belanda]].<ref>Ricklefs, M.C. (1993). ''A history of modern Indonesia since c. 1300''. California: Stanford University Press. ISBN 0-8047-2194-7.</ref> Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar dan permukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
 
Pada tanggal 27 September 2005, Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI [[Susilo Bambang Yudhoyono]] sebagai "Kota Wisata Air" seperti [[Bangkok]] di [[Thailand]] dan [[Phnom Penh]] di [[Kamboja]]. Tahun 2008 Kota Palembang menyambut kunjungan wisata dengan nama "Visit Musi 2008". Palembang menjadi salah satu kota pelaksana pesta olahraga dua tahunan se-Asia Tenggara yaitu [[Pesta Olahraga Asia Tenggara 2011|SEA Games]] XXVII Tahun 2011. Pada tahun 2018, Palembang dan [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] menjadi tuan rumah pesta olahraga se-Asia yaitu [[Pesta Olahraga Asia 2018|Asian Games 2018]].
 
== Keadaan geografis ==
=== Letak geografis ===
[[Berkas:Riversiderestaurant.jpg|jmpl|ki|250px|[[Jembatan Ampera]], ikon Kota Palembang.]]
 
Secara geografis, Palembang terletak pada 2°59′27.99″LS 104°45′24.24″BT. Luas wilayah Kota Palembang adalah 400,61&nbsp;km², dengan ketinggian rata-rata 8 meter dari permukaan laut. Letak Palembang cukup strategis karena dilalui oleh jalan Lintas Sumatra yang menghubungkan antar daerah di Pulau Sumatra. Palembang sendiri dapat dicapai melalui penerbangan dari berbagai kota di Indonesia seperti Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Bandar Lampung, Bengkulu, Pangkal Pinang, Tanjung Pandan (via Pangkal Pinang), Jambi, Lubuk Linggau, Padang, Pekanbaru, Batam, Medan, dan Denpasar-Bali. Serta dari luar negeri yaitu Singapura, Kuala Lumpur, serta Jeddah (musim haji) Selain itu di Palembang juga terdapat [[Sungai Musi]] yang dilintasi [[Jembatan Ampera]] dan berfungsi sebagai sarana transportasi dan perdagangan antar wilayah.
 
=== Iklim dan topografi ===
{{Palembang weatherbox}}
 
Iklim Palembang merupakan iklim daerah tropis dengan angin lembap nisbi, kecepatan angin berkisar antara 2,3&nbsp;km/jam–4,5&nbsp;km/jam. Suhu kota berkisar antara 23,4–31,7 derajat celsius. Curah hujan per tahun berkisar antara 2.000&nbsp;mm–3.000&nbsp;mm. Kelembaban udara berkisar antara 75–89% dengan rata-rata penyinaran matahari 45%. Topografi tanah relatif datar dan rendah. Hanya sebagian kecil wilayah kota yang tanahnya terletak pada tempat yang agak tinggi, yaitu pada bagian utara kota. Sebagian besar tanah adalah daerah berawa sehingga pada saat musim hujan daerah tersebut tergenang. Ketinggian rata-rata antara 0 – 20 m dpl.
 
Pada tahun 2002 suhu minimum kota terjadi pada bulan Oktober 22,70C, tertinggi 24,50C pada bulan Mei. Sedangkan suhu maksimum terendah 30,40C pada bulan Januari dan tertinggi pada bulan September 34,30C. Tanah dataran tidak tergenang air: 49 %, tanah tergenang musiman: 15 %, tanah tergenang terus menerus: 37 % dan jumlah sungai yang masih berfungsi 60 buah (dari jumlah sebelumnya 108) sisanya berfungsi sebagai saluran pembuangan primer.
 
Tropis lembap nisbi, suhu antara 22,0-32,0 celcius, curah hujan 22–428&nbsp;mm/tahun, pengaruh pasang surut antara 3-5 meter dan ketinggian tanah rata-rata 12 meter dpl. Jenis tanah kota Palembang berlapis alluvial, liat dan berpasir, terletak pada lapisan yang paling muda, banyak mengandung minyak bumi, yang juga dikenal dengan lembah Palembang–Jambi. Tanah relatif datar dan rendah, tempat yang agak tinggi terletak dibagian utara kota. Sebagian kota Palembang digenangi air, terlebih lagi bila terjadi hujan terus menerus.
 
=== Batas wilayah ===
Kota Palembang memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut:
 
{{Batas USBT
| utara =[[Kabupaten Banyuasin]]
| selatan=[[Kabupaten Ogan Ilir]] dan [[Kabupaten Muara Enim]]
| timur =[[Kabupaten Banyuasin]]
| barat =[[Kabupaten Banyuasin]]
}}
 
== Lambang ==
[[Berkas:Coat of Arms of Palembang (1925).svg|250px|jmpl|Lambang Palembang pada zaman penjajahan Belanda]]
Pada zaman kolonial, lambang Kota Praja (''gemeente'') Palembang berupa singa kembar memegang perisai bermahkota benteng, dan di bawahnya pita bertuliskan "Palembang". Pada bagian perisai terdapat gambar Singa Nassau separuh, [[Tongkat Caduceus]], serta perahu layar di atas lautan.{{Butuh rujukan}}
 
Lambang daerah Kota Palembang modern dikukuhkan dengan Keputusan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Besar Palembang No. 36/DPRDK/1956. Rd. Muhammad Ikhsan, sejarawan Kota Palembang memerinci desain lambang daerah Kota Palembang menjadi 3 bagian. Bagian-bagian tersebut diperinci sebagai berikut:<ref>{{Cite news|title=Arti dan Penjelasan Rinci Lambang Kota Palembang, Digunakan Sejak Tahun 1956|url=https://sumsel.tribunnews.com/2019/08/13/arti-dan-penjelasan-rinci-lambang-kota-palembang-digunakan-sejak-tahun-1956.|first=Weni|last=Wahyuny|date=2019-08-13|access-date=2022-02-26|language=id|work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]]}}</ref>
* sirah berwarna merah tua kecokelatan dengan 18 tanduk lembaran daun teratai
* bunga melati yang belum mekar
* puncak rebung kuning emas berjumlah 8 (Agustus)
* Bukit Siguntang bersinar 17
* sembilan aliran sungai (empat melambangkan Sungai Musi, Ogan, Komering, dan Lematang)
* motto daerah {{smallcaps|Pelémbang djaja}}, berarti "Jayalah Kota Palembang". Ditulis dengan ejaan Soewandi, karena dibuat sebelum tahun 1972 (pemberlakuan EyD).
 
== Pemerintahan ==
=== Wali Kota ===
{{utama|Daftar Wali Kota Palembang}}
[[Berkas:Palembang Mayor Office.jpg|jmpl|center|300px|Kantor Wali Kota Palembang]]
 
Wali Kota Palembang adalah pemimpin tertinggi di lingkungan Pemerintah Kota Palembang. Wali kota Palembang bertanggungjawab kepada [[gubernur]] provinsi [[Sumatera Selatan]]. Periode 2018-2023, [[wali kota]] atau kepala daerah yang menjabat di Kota Palembang ialah [[Harnojoyo]], dengan wakil wali kota [[Fitrianti Agustinda]]. Mereka menang pada [[Pemilihan umum Wali Kota Palembang 2018]]. Harnojoyo merupakan [[wali kota]] Palembang ke-12, sejak tahun 1945, dan menjabat untuk periode kedua. Harnojoyo dan Fitriani dilantik oleh gubernur [[Sumatera Selatan]], pada 18 September 2018 di Palembang, untuk periode [[2018]]-[[2023]].<ref name="WK">{{Cite news|url=https://www.liputan6.com/regional/read/3647899/hadiah-ulang-tahun-terindah-harnojoyo-dilantik-jadi-wali-kota-palembang|title=Hadiah Ulang Tahun Terindah Harnojoyo Dilantik Jadi Wali Kota Palembang|first=Nefri|last=Inge|date=20 September 2018|work=[[Liputan6.com]]|accessdate=13 Februari 2022|editor-last=Hida|editor-first=Ramdania El|language=id|archive-date=2022-02-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20220212171325/https://www.liputan6.com/regional/read/3647899/hadiah-ulang-tahun-terindah-harnojoyo-dilantik-jadi-wali-kota-palembang|dead-url=no}}</ref> Setelah masa jabatan Harnojoyo dan Fitriani selesai, [[Ratu Dewa]] dilantik menjadi penjabat walikota Palembang.
 
{|class="wikitable sortable" style="text-align:center;"
!style="background: lavender;"|No
!style="background: lavender;" colspan=2|Wali Kota
!style="background: lavender;"|Mulai jabatan
!style="background: lavender;"|Akhir jabatan
!style="background: lavender;"|Wakil Wali Kota
|-
|(-)
| align=center colspan=2 |
|[[Berkas:Ratu Dewa.jpg|100px]]
{| border=0 cellpadding=2 cellspacing=0 style="background:#f9f9f9;"
|[[Ratu Dewa]]<br> (Penjabat)
|18 September 2023
|''18 Juni 2024''
|Lowong
|-
|(-)
| align=center | [[Gambar:Logopalembang.gif|90px|Lambang Kota Palembang]]
|}
|Dr. Ucok Abdul Rauf Damenta, Mag.rer.Pulp
|-
(Penjabat
| align=center width=20px colspan=2 style="background:#fff;" | ''[[Motto]]: Pelembang Djaja''
|19 Juni 2024
|-
|''Petahana''
| '''[[Daftar Provinsi Indonesia|Provinsi]]''' || [[Sumatra Selatan]]
|Lowong
|-
| '''Hari jadi''' || 17 Juni
|-
| '''[[Wali kota]]''' || [[Eddy Santana Putra|H. Eddy Santana Putra]]
|-
| '''[[Wilayah]]''' || <br />224 km&sup2;
|-
| '''[[Penduduk]]'''<br>&nbsp;- Total<br> || <br>1.262.807 ([[2002]])
|-
| '''[[Zona waktu]]''' || [[WIB]]
|-
| '''[[Kode telepon]]''' || [[Daftar kode telepon di Indonesia|0711]]
|-
| '''[[Makanan khas]]''' || [[Daftar makanan di Indonesia|Pempek]]
|-
| align=center colspan=2 | <small>Situs web resmi: [http://www.palembang.go.id http://www.palembang.go.id]
|}
 
=== Dewan Perwakilan ===
'''Kota Palembang''' adalah salah satu {{kotam}} sekaligus merupakan [[ibu kota]] dari [[Provinsi]] [[Sumatra Selatan]]. Palembang adalah kota terbesar kedua di [{Sumatra]] setelah [[Medan]]. Kota ini dahulu merupakan pusat Kerajaan [[Sriwijaya]] sebelum dihancurkan oleh [[Majapahit]]. Sampai sekarang bekas area Kerajaan Sriwijaya masih ada di Bukit Siguntang, di Palembang Barat.
{{utama|Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang}}
{{:Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Palembang}}
 
=== Kecamatan ===
{{utama|Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palembang}}
{{:Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Palembang}}
 
== Demografi ==
=== Penduduk ===
[[Berkas:Gadispalembang.jpg|220px|ka|jmpl|Pakaian adat Suku Melayu Palembang]]
 
Masyarakat Palembang adalah masyarakat heterogen, sejak zaman Sriwijaya menepatkan kota ini sebagai pusatnya banyak suku asli Nusantara yang menetap di kota ini, selain itu juga adanya bangsa asing yang menetap. Masyarakat Palembang merupakan [[Suku Melayu|orang Melayu]] yang berasimilasi dengan suku bangsa lainnya baik suku bangsa Nusantara dan suku bangsa asing.
 
Selain penduduk asli, Palembang terdapat pula warga pendatang dan warga keturunan, seperti dari etnis [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Melayu|Melayu]] (di luar Melayu Palembang), [[Suku Madura|Madura]], [[Suku Bugis|Bugis]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak|Batak]] dan [[Suku Banjar|Banjar]]. Warga keturunan yang banyak tinggal di Palembang adalah [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Arab-Indonesia|Arab]] dan [[India-Indonesia|India]]. Kota Palembang memiliki beberapa wilayah yang menjadi ciri khas dari suatu komunitas seperti Kampung Kapitan yang merupakan wilayah Komunitas Tionghoa serta Kampung Al Munawwar, Kampung Assegaf, Kampung Al Habsyi, Kuto Batu, 19 Ilir Kampung Jamalullail dan Kampung Alawiyyin Sungai Bayas 10 Ilir yang merupakan wilayah Komunitas Arab.{{cn}}
 
Pada Zaman kerajaan Singosari, Majapahit dan demak, banyak orang jawa yang telah bermigrasi palembang, dan terjadi banyak keturunan Jawa dari Palembang. Sehingga dalam penyebutan kata Orang menggunakan istilah WONG, yang umumnya digunakan orang jawa.
 
=== Agama ===
[[Berkas:Masjid Agung Palembang.jpg|jmpl|220px|ka|[[Masjid Agung Palembang]]]]
[[Berkas:GPdi Palembang.jpg|jmpl|220px|ki|Gereja GPdI Palembang]]
 
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Dukcapil) Kota Palembang, provinsi [[Sumatera Selatan]] tahun 2020, mencatat bahwa penduduk Kota Palembang mayoritas menganut agama Islam.
 
Adapun besaran penduduk Kota Palembang menurut agama yang dianut yakni agama [[Islam]] sebanyak 93,21%, kemudian agama [[Buddha]] yang umumnya warga [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]] sebanyak 3,50%. Warga Palembang yang menganut agama [[Kekristenan]] sebanyak 3,29%, dengan rincian [[Kristen Protestan]] sebanyak 2,02% dan [[Katolik]] 1,27%, yang umumnya dianut warga dari suku [[Suku Batak|Batak]], [[Tionghoa-Indonesia|Tionghoa]], [[Suku Nias|Nias]] dan dari Indonesia Timur. Penduduk yang beragama [[Hindu]] sebanyak 0,04%, [[Konghucu]] dan kepercayaan kurang dari 0,01%.<ref name="AGAMA">{{cite web|url=https://satudata.palembang.go.id/uploads/39959220210312071739.pdf|title=Data Kependudukan Kota Palembang Berdasarkan Agama Semester II Tahun 2020|date=[[2020]]|website=satudata.palembang.go.id|accessdate=12 Februari 2022|format=pdf|archive-date=2022-02-14|archive-url=https://web.archive.org/web/20220214234640/https://satudata.palembang.go.id/uploads/39959220210312071739.pdf|dead-url=no}}</ref>
 
Agama Islam umumnya dianut warga dari suku [[Suku Palembang|Melayu Palembang]], [[Suku Komering|Komering]], [[Suku Jawa|Jawa]], [[Suku Minangkabau|Minangkabau]], [[Suku Melayu|Melayu]], [[Suku Sunda|Sunda]], [[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Suku Batak Mandailing|Batak Mandailing]], [[Suku Bugis|Bugis]], sebagian orang suku [[Suku Batak Simalungun|Batak Simalungun]], [[Suku Batak Karo|Batak Karo]], [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], [[Suku India-Indonesia|India-Indonesia]] dan [[Suku Arab-Indonesia|Arab-Indonesia]]. Agama Kristen Protestan dan Katolik, umumnya dianut warga dari suku [[Suku Batak Toba|Batak Toba]], [[Suku Batak Simalungun|Batak Simalungun]], [[Suku Batak Karo|Batak Karo]], [[Suku Nias|Nias]], dan sebagian [[Suku Batak Angkola|Batak Angkola]], [[Suku Jawa|Jawa]] dan [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]]. Sementara agama Buddha dan Konghucu umumnya dianut warga [[Suku Tionghoa-Indonesia|Tionghoa-Indonesia]], kemudian agama [[Hindu]] umumnya dianut orang [[Suku Bali|Bali]] dan [[Suku India-Indonesia|India-Indonesia]].<ref>''Indonesia's Population: Ethnicity and Religion in a Changing Political Landscape.'' Institute of Southeast Asian Studies. 2003.</ref>
 
=== Bahasa ===
{{main article|Bahasa Melayu Palembang}}
Bahasa yang digunakan masyarakat sehari-hari kota Palembang adalah Bahasa [[Bahasa Melayu Palembang|Melayu Palembang]] yang diucapkan hampir keseluruhan masyarakatnya. Selain hal tersebut, masyarakat pendatang juga sering menggunakan bahasa daerah masing-masing jika mereka berkomunikasi dengan sesama komunitas. Bahasa [[bahasa Palembang|Palembang]] adalah bahasa yang sekaligus juga merupakan [[basantara]] (bahasa pengantara) provinsi Sumatera Selatan. Penutur bahasa [[bahasa Melayu Palembang|Melayu Palembang]] diperkirakan 3.1 juta jiwa populasi yang tersebar di kota Palembang dan provinsi terdekat.<ref>{{cite web| url =https://www.ethnologue.com/language/plm| title =A Language of Indonesia: Palembang Malay| last =| first =| date =| website =Ethnologue: Languages of the World| publisher =| access-date =11/27/2018| archive-date =2016-03-05| archive-url =https://web.archive.org/web/20160305051017/http://www.ethnologue.com/language/plm| dead-url =no}}</ref>
 
== Pariwisata ==
=== Objek wisata ===
[[Berkas:Masjidagungpalembang.jpg|200px|ka|jmpl|Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang]]
[[Berkas:Bentengkutobesak.jpg|200px|ka|jmpl|Sorot laser Gedung Kantor Wali kota di latar belakang Benteng Kuto Besak.]]
[[Berkas:DSC 0016.jpg|200px|ka|jmpl|Air mancur di Kambang Iwak.]]
[[Berkas:Jembatan Ampera palembang II.jpg|200px|jmpl|Tampak Sungai Musi diatas Jembatan Ampera]]
[[Berkas:Viewpalembang.jpg|200px|jmpl|Waktu Senja Panorama Kota Palembang.]]
 
* Sungai Musi, sungai sepanjang sekitar 750&nbsp;km yang membelah Kota Palembang menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatera Selatan.<ref>[http://www.indonesia.go.id/id/index.php?option=com_content&task=view&id=3087&Itemid=1484/ Portal Nasional Republik Indonesia]</ref> Di sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll.
* Jembatan Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari Jepang.
* Masjid Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di pusat Kota Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatera Selatan dengan kapasitas 15.000 jemaah.<ref>{{Cite web |url=http://www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/landmarks/masjid-agung-palembang/ |title=ePalembang |access-date=2010-06-02 |archive-date=2010-07-25 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100725033634/http://www.epalembang.com/lang/id/travel-tourism/landmarks/masjid-agung-palembang/ |dead-url=yes }}</ref>
* Benteng Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan / pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.<ref>{{Cite web |url=http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=21%2F |title=Situs web resmi Pemerintahan Provinsi Sumatera Selatan |access-date=2010-06-02 |archive-date=2011-11-12 |archive-url=https://web.archive.org/web/20111112060334/http://www.sumselprov.go.id/index.php?module=content&id=21%2F |dead-url=no }}</ref>
* Gedung Kantor Wali kota, terletak di pusat kota, pada awalnya bangunan ini berfungsi sebagai menara air karena berfungsi untuk mengalirkan air keseluruh kota sehingga juga dikenal juga sebagai Kantor Ledeng. Saat ini gedung ini berfungsi sebagai Kantor Wali kota Palembang dan terdapat lampu sorot di puncak gedung yang mempercantik wajah kota di malam hari.
* Kambang Iwak Family Park, sebuah danau wisata yang terletak di tengah kota, dekat dengan tempat tinggal wali kota Palembang. Di tepian danau ini terdapat banyak arena rekreasi keluarga dan ramai dikunjungi pada hari libur. Selain itu di tengah danau ini terdapat air mancur yang tampak cantik di waktu malam.
* Hutan Wisata [[Punti Kayu]], sebuah hutan wisata kota yang terletak sekitar 7&nbsp;km dari pusat kota dengan luas 50 ha dan sejak tahun 1998 ditetapkan sebagai hutan lindung. Di dalam hutan ini terdapat area rekreasi keluarga dan menjadi tempat hunian sekelompok monyet lokal.
* Taman Purbakala Kerajaan Sriwijaya, sebuah situs peninggalan Kedatuan Sriwijaya yang terletak di tepian Sungai Musi. Terdapat sebuah prasasti batu peninggalan Kerajaan di area ini.
* Taman Purbakala Bukit Siguntang, terletak di perbukitan sebelah barat Kota Palembang. Di tempat ini terdapat banyak peninggalan dan makam-makam kuno Kedatuan Sriwijaya.
* Monumen Perjuangan Rakyat, terletak di tengah kota, berdekatan dengan Masjid Agung dan Jembatan Ampera. Sesuai dengan namanya di dalam bangunan ini terdapat benda-benda peninggalan sejarah pada masa penjajahan.
* Museum Negeri Balaputradewa, sebuah museum yang menyimpan banyak benda–benda peninggalan Kedatuan Sriwijaya.
* Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, terletak di dekat Jembatan Ampera dan Benteng Kuto Besak dan dulunya merupakan salah satu peninggalan Keraton Palembang Darussalam. Di dalamnya terdapat banyak benda–benda bersejarah Kota Palembang.
* Museum Tekstil, terletak di Jalan Merdeka museum ini menyimpan benda–benda tekstil dari seluruh kawasan di Provinsi Sumatera Selatan.
* Pulau Kemaro, merupakan sebuah delta kecil di Sungai Musi, terletak sekitar 6 km dari Jembatan Ampera. Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan [[Sungai Gerong, Banyuasin I, Banyuasin|Sungai Gerong]]. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat Kota Palembang.
{{col|3}}
* Kawah Tengkurep
* [[Masjid Cheng Ho Palembang]]
* Klenteng Soei Goeat Kiong (Klenteng tertua di Palembang)
* [[Kampung Kapitan]]
* Kampung Arab Al Munawwar 13 Ulu
* Fantasy Island
* Bagus Kuning
* Pusat Kerajinan Songket
* [[Pulau Kemaro]]
* Kilang Minyak [[Pertamina]]
* Pabrik [[Pupuk Pusri]]
* [[Sungai Gerong]]
* [[Jakabaring Sport City]] (JSC)
* Waterboom OPI Jakabaring
* The Amanzi Waterpark CitraGrand City
* Rumah Mak Bani Montok
* Lorong Asia
{{EndDiv}}
[[Berkas:Kuntau Samaniyyah Palembang 2.png|jmpl|[[Kuntau Samaniyyah (Palembang)|Kuntau Palembang]]]]
 
=== Seni dan budaya ===
[[Berkas:Bidarlomdr3.jpg|225px|ka|jmpl|Festival perahu hias dan lomba bidar di [[Sungai Musi]].]]
 
Kesenian yang terdapat di Palembang antara lain:
* Kesenian Kuntau Palembang dan Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Melayu Palembang)<ref>{{Cite web |url=http://melayuonline.com/ind/culture/dig/584/ |title=Dunia Melayu Sedunia |access-date=2010-03-16 |archive-date=2010-05-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100528124201/http://melayuonline.com/ind/culture/dig/584 |dead-url=yes }}</ref>
* Tari-tarian seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada tamu-tamu, tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan, Zapin dan Rodat (Tarian Adat Melayu Khususnya Tarian Adat Palembang)
* Syarofal Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S. Abdullah bin Alwi Jamalullail
* Lagu Daerah seperti Melati Karangan, Ya Saman, Cup Mak Ilang, Ya Salam dan Gending Sriwijaya
* Rumah Adat Melayu Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
 
Selain itu Kota Palembang menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kedatuan Sriwijaya dan di antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain. Hingga saat ini kain songket masih dibuat dengan cara ditenun secara manual dan menggunakan alat tenun tradisional. Sejak zaman dahulu kain songket telah digunakan sebagai pakaian adat kerajaan. Warna yang lazim digunakan kain songket adalah warna emas dan merah. Kedua warna ini melambangkan zaman keemasan Kedatuan Sriwijaya dan pengaruh China pada masa lampau. Material yang dipakai untuk menghasilkan warna emas ini adalah benang emas yang didatangkan langsung dari Tiongkok, Jepang, dan Thailand. Benang emas inilah yang membuat harga kain songket melambung tinggi dan menjadikannya sebagai salah satu tekstil terbaik di dunia.
 
Selain kain songket, saat ini masyarakat Palembang tengah giat mengembangkan jenis tekstil baru yang disebut batik Palembang. Berbeda dengan batik Jawa, batik Palembang tampak lebih ceria karena menggunakan warna–warna terang dan masih mempertahankan motif–motif tradisional setempat. Kota Palembang juga selalu mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadan dan Tahun Baru Masehi.
 
=== Makanan khas ===
[[Berkas:Pempek-campur!.jpg|200px|ka|jmpl|[[Pempek]] merupakan makanan khas Melayu Palembang.]]
 
Kota ini memiliki komunitas Tionghoa cukup besar. Makanan seperti [[pempek]] atau [[tekwan]] yang terbuat dari ikan.
 
* Pempek, makanan khas Melayu Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak–otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut "cuko".
* Tekwan, makanan khas Melayu Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil–kecil mirip bakso ikan yang kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping sebagai pelengkap.
[[Berkas:Modelll.jpg|200px|ka|jmpl|Model, salah satu olahan pempek.]]
[[Berkas:Pindangpatin.jpg|200px|ka|jmpl|Pindang ikan patin khas Melayu Palembang, rasanya pedas, asam, dan gurih.]]
 
* Model, mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan (Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
* Laksan, berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian disiram kuah santan pedas.
* Celimpungan, mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih besar dan disiram kuah santan.
* Mie Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
* Burgo, berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
* Lakso, berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
* Martabak HAR,adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji Abdul Razak. Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
* Pindang Patin, salah satu makanan khas Melayu Palembang yang berbahan dasar daging ikan patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
* Pindang Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk dengan nasi putih hangat.
* Malbi, mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
* Tempoyak, makanan khas Melayu Palembang yang berbahan dasar daging durian yang difermentasi setelah itu ditumis beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
* Otak-otak, varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap dengan saus cabai / kacang.
* Kemplang, berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau dipanggang hingga mengembang.
* Kerupuk, mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian digoreng.
* Kue Maksubah, kue khas Melayu Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan Palembang yang sering kali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan. Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan sering disajikan saat hari raya.
* Kue Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam. Kue khas Melayu Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
* Kue Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki rasa manis dan legit.
 
== Olahraga ==
[[Berkas:Stadion-gelora-sriwijaya-palembang.jpg|200px|ka|jmpl|[[Stadion Gelora Sriwijaya]]]]
 
[[Stadion Gelora Sriwijaya]] dibangun dalam rangka penyelenggaraan [[Pekan Olahraga Nasional XVI]] pada tahun 2004. Stadion ini terletak di daerah Jakabaring, di bagian selatan Palembang. Bentuk dari stadion diilhami dari bentuk layar perahu terkembang dan diberi nama berdasarkan kebesaran Kedatuan Sriwijaya yang berpusat di Palembang pada masa lampau. Di stadion berkapasitas 40.000 tempat duduk ini pernah digelar dua pertandingan dalam lanjutan [[Piala Asia AFC 2007]], yaitu babak penyisihan grup D antara {{timnas|Arab Saudi}} dan {{timnas|Bahrain}} serta perebutan tempat ke-tiga antara {{timnas|Korea Selatan}} dengan {{timnas|Jepang}}.
 
Palembang bersama [[Jakarta]] menjadi tuan rumah [[SEA Games 2011]], yang diselenggarakan pada [[11 November|11]]-[[22 November]] [[2011]]. Dengan merehabilitasi venue eks [[Pekan Olahraga Nasional XVI]] dan membangun Wisma Atlet, Venue tambahan seperti lapangan Atletik, Aquatic Center, Volley Beach, Ski Air, Panjat Tebing dan Lapangan Tembak terbesar se-Asia yang digunakan untuk [[SEA Games 2011]].
Setelah dihancurkan oleh berbagai peristiwa mulai dari penyerbuan pasukan maritim barbar dan isolasi dari majapahit, kota ini lalu sangat terpengaruh budaya Jawa dan Melayu. Sampai sekarang pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Kota ini memiliki komunitas [[Tionghoa]] yang besar. Makanan khas daerah ini adalah [[pempek Palembang]], [[tekwan]], model, [[celimpungan]], [[kue maksuba]], [[kue 8 jam]], [[laksan]], [[burgo]], dll.
 
Pada tahun 2018, hanya kota [[Palembang]] yang terpilih sebagai kota pendukung [[DKI Jakarta|Jakarta]] dalam menyelenggarakan [[Pesta Olahraga Asia 2018|Asian Games 2018]]. Terpilihnya Palembang sebagai tuan rumah pendamping karena pengalaman Palembang dalam menyelenggarakan pesta Olahraga baik tingkat nasional maupun internasional dan juga adanya fasilitas kompleks olahraga [[Kompleks Olahraga Jakabaring|Jakabaring Sport City]] yang sering digunakan dalam perhelatan pesta olahraga.<ref>{{cite news|last=Rachman|first=Ali|title=Tiga Alasan Sumsel jadi Tuan Rumah Asian Games 2018|url=https://indopos.co.id/read/2018/05/05/136989/tiga-alasan-sumsel-jadi-tuan-rumah-asian-games-2018/|accessdate=10 November 2020|newspaper=Indopos|date=5 Mei 2018|archive-date=2020-11-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20201110123951/https://indopos.co.id/read/2018/05/05/136989/tiga-alasan-sumsel-jadi-tuan-rumah-asian-games-2018/|dead-url=no}}</ref>
Palembang merupakan [[kota tertua di Indonesia]], hal ini didasarkan pada prasasti Kedukan Bukit yang diketemukan di Bukit Siguntang, sebelah barat Kota Palembang, yang menyatakan pembentukan sebuah wanua yang ditafsirkan sebagai kota yang merupakan ibukota Kerajaan Sriwijaya pada tanggal [[16 Juni]] [[683]] Masehi. Maka tanggal tersebut dijadikan patokan hari lahir Kota Palembang.
 
Selain itu, stadion ini merupakan ''homebase'' bagi klub sepak bola Palembang, Sriwijaya Football Club [[Sriwijaya FC]] yang merupakan klub sepak bola kebanggaan masyarakat Palembang. Kota Palembang juga memiliki sebuah klub bola voli bernama Palembang Bank SUMSELBABEL, yang mewakili Indonesia dalam Men's Club Asian Volleyball Championship 2011 di GOR PSCC Palembang.
Kota Palembang juga dipercayai oleh masyarakat melayu sebagai tanah leluhurnya. Karena di kota inilah tempat turunnya cikal bakal raja Melayu pertama yaitu [[Parameswara]] yang turun dari Bukit Siguntang. Kemudian Parameswa meninggalkan Palembang bersama Sang Nila Utama pergi ke Tumasik dan diberinyalah nama [[Singapura]] kepada Tumasik. Sewaktu pasukan Majapahit dari Jawa akan menyerang Singapura, Parameswara bersama pengikutnya pindah ke Malaka disemenanjung Malaysia dan mendirikan [[Kerajaan Malaka]]. Beberapa keturunannya juga membuka negeri baru di daerah Pattani dan Narathiwat (sekarang wilayah Thailand bagian selatan). Setelah terjadinya kontak dengan para pedagang dan orang-orang Gujarat dan Persia di Malaka, maka Parameswara masuk agama Islam dan mengganti namanya menjadi [[Sultan Iskandar Syah]].
 
== Pendidikan ==
Secara teratur, sebelum masa NK-RI pertumbuhan kota palembang dapat dibagi menjadi 5 fase utama:
=== Perguruan Tinggi ===
Kota Palembang memiliki beberapa perguruan tinggi di antaranya [[Universitas Sriwijaya]] di Bukit Besar, walaupun kampus utamanya yang memiliki luas 712 ha berada pada kawasan Inderalaya, [[Kabupaten Ogan Ilir]], [[Sumatera Selatan]].<ref>{{Cite web |url=http://www.unsri.ac.id/ |title=Situs web resmi Universitas Sriwijaya |access-date=2010-03-29 |archive-date=2010-03-28 |archive-url=https://web.archive.org/web/20100328175650/http://www.unsri.ac.id/ |dead-url=no }}</ref>
saat ini menempati urutan ke-15 Universitas Terbaik di Indonesia versi Webometrics Juli 2010. Peringkat Universitas Sriwijaya dalam pemeringkatan World Class University versi Webometrics terus mengalami peningkatan sejak edisi Januari 2009 (peringkat ke-37), edisi Juli 2009 (peringkat ke-29) dan edisi Juli 2010 (peringkat ke-15). Untuk wilayah sumatera, Universitas Sriwijaya menempati peringkat ke-1 yang kemudian diikuti oleh Universitas Andalas (Unand), Universitas Sumatera Utara (USU) dan Universitas Riau (Unri).
{{col|3}}
* [http://www.radenfatah.ac.id UIN Raden Fatah Palembang], Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri di Palembang.
* BPPTD Palembang (Program Diploma III Lalu Lintas Angkutan Sungai Danau Penyeberangan)
* [http://polsri.ac.id Politeknik Negeri Sriwijaya] Dahulunya bernama [[Politeknik Negeri Sriwijaya|Politeknik Universitas Sriwijaya]]
* Politekhnik Kesehatan Palembang
* Sekolah Jurnalisme Indonesia
* [[Universitas Sriwijaya]]
* [[Universitas Bina Darma]]
* [http://online.binus.ac.id Universitas Bina Nusantara - Unit Sumber Belajar Jarak Jauh]
* [[Universitas Indo Global Mandiri]]
* [[Universitas Muhammadiyah Palembang]]
* [[Universitas Palembang]]
* Universitas Syahyakirty
* Universitas IBA
* Universitas Taman Siswa
* Universitas PGRI
* [[Universitas Kader Bangsa]]
* [[Universitas Tridinanti]]
* [[Universitas Terbuka]]
* Universitas Bina Husada
* STBA Methodist Palembang
* STMIK GI MDP
* STMIK PalComTech Palembang
* Universitas Katolik Musi Charitas
* STISIPOL Chandradimuka Palembang
* [https://poliakamigasplg.ac.id Politeknik Akamigas Palembang]
* AMIK Sigma
* Akademi Keuangan dan Perbankan Mulia Darma Palembang
* Akademi Kesehatan Lingkungan Palembang
* STIE Abdi Nusa Palembang
* STIKes Muhammadiyah Palembang
* STIKes Aisyiyah Palembang
* Politeknik Pariwisata Palembang
{{EndDiv}}
 
== Kesehatan ==
1. Fase sebelum Kerajaan Sriwijaya
=== Rumah sakit ===
Merupakan zaman kegelapan, karena mengingat Palembang telah ada jauh sebelum bala tentara sriwijaya membangun sebuah kota dan penduduk asli daerah ini seperti yang tertulis pada manuskrip lama di hulu sungai musi merupakan penduduk dari daerah hulu sungai komering.
{{utama|Daftar rumah sakit di Kota Palembang}}
 
== Transportasi ==
2. Fase Sriwijaya Raya,
[[Berkas:Transmusi.gif|250px|ka|jmpl|Armada bus Trans Musi]]
Palembang menjadi pusat dari kerajaan yang membentang mulai dari barat pulau jawa, sepanjang pulau sumatera, semenanjung malaka, bagian barat kalimantan sampai ke indochina. Runtuhnya Sriwijaya sendiri utamanya karena penyerbuan bangsa-bangsa pelaut 'yang tidak terdefinisikan', sebagian sejarahwan mengatakan bahwa mereka adalah pasukan barbar laut dari Srilanka (Ceylon). Akibat hancurnya kekuatan maritim mereka, Sriwijaya menjadi lemah dan persekutuan daerah-daerah kekuasaanya terlepas dan ketika datangnya Ekspedisi Pamalayu dari Jawa (majapahit) ke jambi dalam melakukan isolasi kepada Palembang, untuk mencegah Sriwijaya bangkit kembali.
[[Berkas:SMB2IA LRT arriving.jpg|thumb|left|[[Stasiun LRT Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II]] dari [[LRT Sumatera Selatan|LRT Palembang.]]]]
 
Warga Palembang banyak menggunakan bus dan angkutan kota sebagai sarana transportasi. Selain menggunakan bus dan angkot, moda transportasi [[taksi]] juga banyak digunakan masyarakat. Terdapat beberapa perusahaan taksi yang beroperasi di penjuru kota. Selain taksi dan angkutan kota di Palembang dapat ditemukan bajaj yang berperan sebagai angkutan perumahan, di mana setiap bajaj memiliki kode warna tertentu yang hanya boleh beroperasi di wilayah tertentu di kota Palembang. Sebagai sebuah kota yang dilalui oleh beberapa sungai besar, masyarakat Palembang juga mengenal angkutan air, yang disebut ketek. Ketek ini melayani penyeberangan sungai melalui berbagai dermaga di sepanjang Sungai Musi, Ogan dan Komering. telah dibuka jalur [[kereta komuter]] yang diperuntukkan bagi mahasiswa Universitas Sriwijaya yang melayani jalur Kertapati-Indralaya.
3. Fase Runtuhnya Kerajaan Sriwijaya,
Disekitar Palembang dan sekitarnya kemudian bermunculan kekuatan-kekuatan lokal seperti Panglima Bagus Kuning dihilir sungai musi, Si Gentar Alam didaerah Perbukitan, Tuan Bosai dan Junjungan Kuat di daerah hulu sungai Komering, Panglima Gumay disepanjang Bukit Barisan dan sebagainya. Pada fase inilah Parameswara yang mendirikan Tumasik (Singapura) dan kerajaan Malaka hidup, dan pada fase inilah juga terjadi kontak fisik secara langsung dengan para pengembara dari Arab dan Gujarat.
 
Selain itu, pada awal tahun 2010 rute angkutan kota dan bus kota di beberapa bagian kota akan digantikan oleh kendaraan umum baru berupa bus Trans Musi yang serupa dengan bus Trans Jakarta di Jakarta. Hal ini akan terus dilakukan secara bertahap di bagian kota lainnya dengan tujuan untuk mengurangi jumlah kendaraan umum di Palembang yang semakin banyak dan tidak terkendali jumlahnya serta mengurangi kemacetan karena kendaraan ini memiliki jalur laju khusus yang terpisah dari kendaraan lainnya. Sejak Desember 2015, Palembang sedang membangun [[Palembang LRT|kereta api ringan]] dari [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II|Bandar Udara Sultan Mahmud Badaruddin II]] ke [[Jakabaring Sport City|Jakabaring]] sebagai persiapan menyambut [[Asian Games 2018]].
4. Fase Kesultanan Palembang Darussalam,
Hancurnya Majapahit di Jawa secara tidak langsung memberikan andil pada kekuatan lama hasil dari Ekspedisi Pamalayu di Sumatera. Beberapa tokoh penting dibalik hancurnya majapahit seperti Raden Patah, Ario Dillah (Ario Damar) dan Pati Unus merupakan tokoh-tokoh yang erat kaitanya dengan Palembang. Setelah Kesultanan Demak yang merupakan 'pengganti' dari majapahit dijawa berdiri, di Palembang tak lama kemudian berdiri pula 'Kesultanan Palembang Darussalam' dengan raja pertamanya adalah 'Susuhunan Abddurrahaman Khalifatul Mukmiminin Sayyidul Iman'. Kerajaan ini mengawinkan dua kebudayaan, maritim peninggalan dari Sriwijaya dan agraris dari Majapahit dan menjadi pusat perdagangan yang paling besar di Semenanjung Malaka pada masanya. Salah satu Raja yang paling terkenal pada masa ini adalah Sultan Mahmud Badaruddin II yang sempat menang tiga kali pada pertempuran melawan Eropa (Belanda dan Inggris).
 
Palembang memiliki sebuah Bandar Udara Internasional yaitu [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]] (SMB II). Bandara ini terletak di barat laut Palembang, melayani baik penerbangan domestik maupun internasional. Bandara ini juga menjadi embarkasi haji bagi warga Sumatera Selatan. Penerbangan domestik melayani jalur Palembang ke Jakarta, Bandung, Batam, Pangkal Pinang dan kota-kota lainnya, sedangkan penerbangan internasional melayani Singapura, Kuala Lumpur, Malaka, Hongkong, China dan Thailand.
5. Fase Kolonialisme,
Setelah jatuhnya Kesultanan Palembang Darussalam pasca kalahnya Sultan Mahmud Badaruddin II pada pertempuran yang keempat melawan Belanda yang pada saat ini turun dengan kekuatan besar pimpinan Jendral De Kock, maka Palembang nyaris menjadi kerajaan bawahan. Beberapa Sultan setelah Sultan Mahmud Badaruddin II yang menyatakan menyerah kepada Belanda berusaha untuk memberontak tetapi kesemuanya gagal dan berakhir dengan pembumi hangusan bangunan kesultanan untuk menghilangkan simbol-simbol kesultanan. Setelah itu Palembang dibagi menjadi dua keresidenan besar, dan pemukiman di Palembang dibagi menjadi daerah Ilir dan Ulu.
 
Palembang juga memiliki tiga pelabuhan utama yaitu Boom Baru, Pelabuhan 36 Ilir dan [[Pelabuhan Tanjung Api-api|Pelabuhan Tanjung Api Api]]. Ketiga pelabuhan ini melayani pengangkutan penumpang menggunakan ferry ke Muntok (Bangka) dan Batam. Saat ini sedang dibangun pelabuhan Tanjung Api Api yang melayani pengangkutan penumpang dan barang masuk serta keluar Sumatera Selatan. Selain itu Palembang juga memiliki [[Stasiun Kertapati]] yang terletak di tepi sungai Ogan, Kertapati. Stasiun ini menghubungkan wilayah Palembang dengan [[Bandar Lampung]], Tanjung Enim, [[Lahat]], dan [[Lubuklinggau]]
Kota Palembang telah dicanangkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono sebagai 'Kota Wisata Air' pada tanggal 17 September 2005. Presiden mengungkapkan bahwa kota Palembang dapat dijadikan kota wisata air seperti Bangkok, Thailand dan Pnomh Phenh, Kamboja.
 
==Lihat pulaKota kembar ==
{{main article|Daftar kota kembar di Indonesia}}
* [[Daftar Daerah Tingkat II]]
Sebagai kota metropolitan di Indonesia, Pemerintah Kota Palembang juga bekerjasama dengan kota-kota lainnya di dunia sehingga terjalinnya hubungan budaya dan kontak sosial antarpenduduk. Berikut ini [[Kota kembar|kota-kota kembar]] yang menjalin kerjasama dengan Palembang.
* {{flagicon|RUS}} [[Oblast Moskwa]], Rusia
* {{flagicon|COL}} [[Neiva]], [[Kolombia]]<ref>{{cite news|title=Domo frente a la Terminal de transportes de Neiva es símbolo de la unión con Indonesia|url=http://www.eltiempo.com/archivo/documento/CMS-7714573|accessdate=22 August 2017|agency=El Tiempo|date=17 May 2010|language=Spanyol|archive-date=2019-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20190204230958/https://www.eltiempo.com/archivo/documento/CMS-7714573|dead-url=no}}</ref>
* {{flagicon|Italy}} [[Venesia]], [[Italia]]<ref>{{cite news|title=The Indonesian twin sister of Venice: Palembang|url=https://www.facciunsalto.it/archives/65515/the-indonesian-twin-sister-of-venice-palembang|accessdate=04 Februari 2019|agency=Facciunsalto.it|date=20 Juni 2016|language=Italia|archive-date=2019-02-04|archive-url=https://web.archive.org/web/20190204122503/https://www.facciunsalto.it/archives/65515/the-indonesian-twin-sister-of-venice-palembang|dead-url=no}}</ref>
 
==Pranala luarLihat pula ==
* [[Bahasa Melayu Palembang]]
*{{id}} [http://www.palembang.go.id Situs resmi]
* [[Daftar Tokoh Kelahiran Palembang]]
*{{id}} http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/
* [[Sungai Musi]]
* [[Benteng Kuto Besak]]
* [[Kedatuan Sriwijaya]]
* [[Bandar Udara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II]]
* [[Stadion Gelora Sriwijaya]]
* [[Sriwijaya FC]]
* [[Sultan Mahmud Badaruddin II]]
 
== Referensi ==
{{sumsel}}
{{Reflist|colwidth=30em}}
 
== Pranala luar ==
{{Indo-geo-stub}}
{{commonscat|Palembang}}
{{wikivoyage|Palembang}}
{{Wikiportal|Indonesia}}
* {{id}} {{resmi|http://www.palembang.go.id}}
* {{id}} [http://www.kodam-ii-sriwijaya.mil.id/ Situs Kodam II Sriwijaya]
* {{id}} [http://www.sultanpalembang.com/ Situs Sultan Palembang] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210416115450/http://sultanpalembang.com/ |date=2021-04-16 }}
* {{id}} [http://www.antarasumsel.com/ Situs Kantor Berita Indonesia ANTARA Sumatera Selatan]
* {{id}} [http://palembang.bpk.go.id Badan Pemeriksa Keuangan Provinsi Sumatera Selatan] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190307181635/http://palembang.bpk.go.id/ |date=2019-03-07 }}
{{ibu kota provinsi di Indonesia}}
{{Kota Palembang}}{{Patungraya Agung}}{{Sumatera Selatan}}
{{Kota besar di Indonesia|image=Jembatanamperakalasenja.jpg}}
 
{{Authority control}}
[[Kategori:Palembang| ]]
[[Kategori:Ibukota Provinsi di Indonesia]]
[[Kategori:Kota-kota di Sumatra Selatan]]
 
[[deKategori:Kota Palembang| ]]
[[enKategori:Ibu kota provinsi di Indonesia|Palembang]]
[[frKategori:Kota di Sumatera Selatan|Palembang]]
[[Kategori:Kota di Indonesia|Palembang]]
[[ja:パレンバン]]
[[ms:Palembang]]
[[nl:Palembang]]
[[no:Palembang]]
[[pt:Palembang]]