Elang jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Robot: Perubahan kosmetika
k Membatalkan suntingan oleh 140.213.33.123 (bicara) ke revisi terakhir oleh MITGATVM: suntingan uji coba, silakan gunakan bak pasir
Tag: Pengembalian SWViewer [1.6]
 
(46 revisi perantara oleh 26 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Speciesbox
{{Taxobox
| namefill = Elang Jawayes
| genus = ''[[Nisaetus]]''
| status = EN | status_system = IUCN3.1
| species = '''''N. bartelsi'''''
| status_ref = <ref>BirdLife International 2009. [http://www.iucnredlist.org/apps/redlist/details/144514/0/full Nisaetus bartelsi]. In: IUCN 2010. IUCN Red List of Threatened Species. Version 2010.4. www.iucnredlist.org Downloaded on 18 April 2011.</ref>
| image = Javan Hawk Eagle (Spizaetus bartelsi) (464508083).jpg
| image_width = 225px
| regnum = [[Animalia]]
| phylum = [[Chordata]]
| classis = [[Burung|Aves]]
| ordo = [[Accipitriformes]]
| familia = [[Accipitridae]]
| genus = ''[[Nisaetus]]''
| species = '''''N. bartelsi'''''
| binomial = ''Nisaetus bartelsi''
| binomial_authority = [[Erwin Stresemann|Stresemann]], 1924
| synonyms = ''Spizaetus bartelsi''
}}
'''Elang Jawajawa''' (''Nisaetus bartelsi'') adalah salah satu [[spesies]] [[elang]] berukuran sedang dari keluarga [[Accipitridae]] dan genus Nisaetus yang [[endemik]] di Pulau [[Jawa]]. Satwa ini dianggap identik dengan lambangmakhluk negaramithologi Republikhindu-budha yang populer di IndonesiaIndia, yaitu [[Garuda]].{{fact}} Dan sejak 1992, burung ini ditetapkan sebagai maskot satwa langka Indonesia
 
== Identifikasi ==
[[Berkas:SpizaJavan bartelHawk 100109-0176Eagle rag(Spizaetus bartelsi) (464508083).JPGjpg|thumbjmpl|left|180pxkiri|Elang jawa (remaja), terbang bebas di [[KebunGunung BinatangGede Ragunan|Ragunan]]Pangrango, Jawa Barat.]]
Elang yang bertubuh sedang sampai besar, langsing, dengan panjang tubuh antara 60-7060–70 [[sentimeter|cm]] (dari ujung paruh hingga ujung ekor).
 
Kepala berwarna coklatcokelat kemerahan (kadru), dengan jambul yang tinggi menonjol (2-42–4 bulu, panjang hingga 12&nbsp;cm) dan tengkuk yang coklatcokelat kekuningan (kadang nampaktampak keemasan bila terkena sinar matahari). Jambul hitam dengan ujung putih; mahkota dan kumis berwarna hitam, sedangkan punggung dan sayap coklatcokelat gelap. Kerongkongan keputihan dengan garis (sebetulnya garis-garis) hitam membujur di tengahnya. Ke bawah, ke arah dada, coret-coret hitam menyebar di atas warna kuning kecoklatankecokelatan pucat, yang pada akhirnya di sebelah bawah lagi berubah menjadi pola garis (coret-coret) rapat melintang merah sawomatangsawo matang sampai kecoklatankecokelatan di atas warna pucat keputihan bulu-bulu perut dan kaki. Bulu pada kaki menutup tungkai hingga dekat ke pangkal jari. Ekor kecoklatankecokelatan dengan empat garis gelap dan lebar melintang yang nampaktampak jelas di sisi bawah, ujung ekor bergaris putih tipis. Betina berwarna serupa, sedikit lebih besar.
 
Iris mata kuning atau kecoklatankecokelatan; paruh kehitaman; sera (daging di pangkal paruh) kekuningan; kaki (jari) kekuningan. Burung muda dengan kepala, leher, dan sisi bawah tubuh berwarna coklatcokelat [[kayu manis]] terang, tanpa coretan atau garis-garis.<ref name="mackinnon1993_104">MacKinnon, J. 1993. ''Panduan lapangan pengenalan Burung-burung di Jawa dan Bali''. Gadjah Mada University Press. Jogyakarta. ISBN 979-420-150-2. Hal. 104.</ref>
 
Ketika terbang, elang Jawajawa serupa dengan [[elang brontok]] (''Nisaetus cirrhatus'') bentuk terang, namun cenderung nampaktampak lebih kecoklatankecokelatan, dengan perut terlihat lebih gelap, serta berukuran sedikit lebih kecil.
 
Bunyi nyaring tinggi, berulang-ulang, ''klii-iiw'' atau ''ii-iiiw'', bervariasi antara satu hingga tiga suku kata. Atau bunyi bernada tinggi dan cepat ''kli-kli-kli-kli-kli''. Sedikit banyak, suaranya ini mirip dengan suara elang brontok meski perbedaannya cukup jelas dalam nadanya.<ref name="sozerdkk">Sozer, R., V. Nijman dan I. Setiawan. 1999. ''Panduan identifikasi Elang Jawajawa ''<u>Spizaetus bartelsi</u>''.'' Biodiversity Conservation Project (LIPI-JICA-PKA). Bogor. ISBN 979-95862-1-6. 48 hal.</ref>
 
== Suara ==
Suara pekikan yang nyaring dan khas "hii-hiiiw" lebih tinggi dan lebih parau dari suara Elang brontok atau "hihi-hiiiw" sering dalam seri pendek.
 
== Penyebaran, ekologi dan konservasi ==
[[Berkas:Elang Jawa Spizaetus bartelsi Bandung Zoo 2.JPG|thumb|240px|Elang Jawa Spizaetus bartelsi Bandung Zoo 2.JPG|Elang Jawa, Kebun Binatang Bandung]]
Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat ([[Taman Nasional Ujung Kulon]]) hingga ujung timur di [[Taman Nasional Alas Purwo|Semenanjung Blambangan Purwo]]. Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng.<ref name=balendkk_1>Balen, S. van, V. Nijman and R. Sozer. 1999. Distribution and Conservation of Javan Hawk-eagle ''Spizaetus bartelsi''. ''Bird Conservation International'' '''9''' : 333-349.</ref>
 
[[Berkas:Elang Jawa.jpg|jmpl|240px]]
Elang Jawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di [[dataran rendah]] maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan [[Taman Nasional Meru Betiri|Meru Betiri]], sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 [[mdpl]].
Sebaran elang ini terbatas di Pulau Jawa, dari ujung barat ([[Taman Nasional Ujung Kulon]]) hingga ujung timur di [[Taman Nasional Alas Purwo|Semenanjung Blambangan Purwo]]. Namun penyebarannya kini terbatas di wilayah-wilayah dengan hutan primer dan di daerah perbukitan berhutan pada peralihan dataran rendah dengan pegunungan. Sebagian besar ditemukan di separuh belahan selatan Pulau Jawa. Agaknya burung ini hidup berspesialisasi pada wilayah berlereng.<ref name=balendkk_1>Balen, S. van, V. Nijman and R. Sozer. 1999. Distribution and Conservation of Javan Hawk-eagle ''Spizaetus bartelsi''. ''Bird Conservation International'' '''9''' : 333-349.</ref>
 
Elang Jawajawa menyukai ekosistem hutan hujan tropika yang selalu hijau, di [[dataran rendah]] maupun pada tempat-tempat yang lebih tinggi. Mulai dari wilayah dekat pantai seperti di Ujung Kulon dan [[Taman Nasional Meru Betiri|Meru Betiri]], sampai ke hutan-hutan pegunungan bawah dan atas hingga ketinggian 2.200 m dan kadang-kadang 3.000 [[mdpl]].
 
Pada umumnya tempat tinggal elang jawa sukar untuk dicapai, meski tidak selalu jauh dari lokasi aktivitas manusia. Agaknya burung ini sangat tergantung pada keberadaan [[hutan primer]] sebagai tempat hidupnya. Walaupun ditemukan elang yang menggunakan [[hutan sekunder]] sebagai tempat berburu dan bersarang, akan tetapi letaknya berdekatan dengan hutan primer yang luas.
Baris 40 ⟶ 32:
[[Burung pemangsa]] ini berburu dari tempat bertenggernya di pohon-pohon tinggi dalam hutan. Dengan sigap dan tangkas menyergap aneka mangsanya yang berada di dahan pohon maupun yang di atas tanah, seperti pelbagai jenis [[reptil]], burung-burung sejenis [[walik]], [[punai]], dan bahkan [[ayam]] kampung. Juga [[mamalia]] berukuran kecil sampai sedang seperti [[tupai]] dan [[bajing]], [[kalong]], [[musang luwak|musang]], sampai dengan anak [[monyet]].
 
Masa bertelur tercatat mulai bulan Januari hingga Juni. Sarang berupa tumpukan ranting-ranting berdaun yang disusun tinggi, dibuat di cabang pohon setinggi 20-30 di atas tanah. Telur berjumlah satu butir, yang dierami selama kurang-lebih 47 hari. Indukan elang jawa berpartisipasi dalam memberi makan anakan elang jawa. Beberapa elang jawa remaja memungkinkan tinggal di sekitar sarang mereka sampai tahun berikutnya.<ref name=":0" />
 
Pohon sarang merupakan jenis-jenis pohon hutan yang tinggi, seperti [[rasamala]] (''Altingia excelsa''), [[pasang]] (''Lithocarpus sundaicus''), [[tusam]] (''Pinus merkusii''), [[puspa]] (''Schima wallichii''), dan [[ki sireum]] (''Eugenia clavimyrtus''). Tidak selalu jauh berada di dalam hutan, ada pula sarang-sarang yang ditemukan hanya sejarak 200–300 m dari tempat rekreasi.<ref name="sozerdkk"/>
 
Di habitatnya, elang Jawajawa menyebar jarang-jarang. Sehingga meskipun luas daerah agihannya, total jumlahnya hanya sekitar 137-188 pasang burung, atau perkiraan jumlah individu elang ini berkisar antara 600-1.000 ekor.<ref name="balendkk_2">Balen, S. van, V. Nijman and R. Sozer. Population status of the endemic Javan Hawk-eagle ''Spizaetus bartelsi''. in Balen, S. van. 1999. ''Birds on Fragmented Islands. Persistence in he forests of Java and Bali.'' PhD thesis of Wageningen University. ISBN 90-5808-150-8.</ref> Populasi yang kecil ini menghadapi ancaman besar terhadap kelestariannya, yang disebabkan oleh kehilangan habitat dan eksploitasi jenis. [[Pembalakan liar]] dan [[konversi hutan]] menjadi lahan pertanian telah menyusutkan tutupan hutan primer di Jawa.<ref name="balendkk_3">Balen, S. van, V. Nijman and H.H.T. Prins. The Javan Hawk-eagle: misconception about rareness and threat. in Balen, S. van. 1999. ''Birds on Fragmented Islands. Persistence in he forests of Java and Bali.'' PhD thesis of Wageningen University. ISBN 90-5808-150-8.</ref> Dalam pada itu, elang ini juga terus diburu orang untuk diperjual belikan di pasar gelap sebagai satwa peliharaan. Karena kelangkaannya, memelihara burung ini seolah menjadi kebanggaan tersendiri, dan pada gilirannya menjadikan harga burung ini melambung tinggi.
 
Mempertimbangkan kecilnya populasi, wilayah agihannya yang terbatas dan tekanan tinggi yang dihadapi itu, organisasi konservasi dunia [[IUCN]] memasukkan elang Jawajawa ke dalam status EN (''Endangered'', terancam kepunahan).<ref name=iucn>BirdLife International. 2004. [http://www.iucnredlist.org/search/details.php/20654/all ''Spizaetus bartelsi'']. In: IUCN 2007. [http://www.iucnredlist.org ''2007 IUCN Red List of Threatened Species''.]. Diakses 25/12/2007.</ref> Demikian pula, Pemerintah Indonesia menetapkannya sebagai hewan yang dilindungi oleh undang-undang.<ref name="noerdjito2001_47">Noerdjito, M. dan I. Maryanto. 2001. ''Jenis-jenis Hayati yang Dilindungi Perundang-undangan Indonesia''. Cet-2. Puslit Biologi LIPI. Bogor. ISBN 979-579-043-9. Hal. 47.</ref>
 
== Catatan taksonomis ==
Sesungguhnya keberadaan elang Jawajawa telah diketahui sejak sedini tahun 1820, tatkala [[Johan Coenrad van Hasselt|van Hasselt]] dan [[Heinrich Kuhl|Kuhl]] mengoleksi dua spesimen burung ini dari kawasan [[Gunung Salak]] untuk Museum Leiden, Negeri [[Belanda]]. Akan tetapi pada masa itu hingga akhir abad-19, spesimen-spesimen burung ini masih dianggap sebagai jenis [[elang brontok]].
 
Baru pada tahun 1908, atas dasar spesimen koleksi yang dibuat oleh [[Max Bartels]] dari Pasir Datar, Sukabumi pada tahun 1907, seorang pakar burung di Negeri [[Jerman]], O. Finsch, mengenalinya sebagai [[takson]] yang baru. Ia mengiranya sebagai anak jenis dari ''Spizaetus kelaarti'', sejenis elang yang ada di [[Sri Lanka]]. Sampai kemudian pada tahun 1924, Prof. [[Erwin Stresemann|Stresemann]] memberi nama takson baru tersebut dengan epitet spesifik ''bartelsi'', untuk menghormati Max Bartels di atas, dan memasukkannya sebagai anak jenis elang gunung ''[[Spizaetus nipalensis]]''.<ref name="sozerdkk"/>
Baris 64 ⟶ 56:
{{commons cat|Nisaetus bartelsi}}
{{wikispecies|Nisaetus bartelsi}}
* {{en}} [http://www.birdlife.org/datazone/species/index.html?action=SpcHTMDetails.asp&sid=3554&m=0 BirdLife Species Factsheet] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20090103092255/http://www.birdlife.org/datazone/species/index.html?action=SpcHTMDetails.asp&sid=3554&m=0 |date=2009-01-03 }}
* {{en}} [http://www.rdb.or.id/detailbird.php?id=127&sortby=latinname Red Data Book]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* {{id}} [http://burung.org/Database-Burung/Nisaetus-bartelsi.html Database Burung Terancam Punah - Burung Indonesia]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
* [http://www.kehati.or.id/news/data/9.%20Des2000%20Info%20Fauna.pdf Sang Garuda, elang Jawajawa ''Spizaetus bartelsi'']{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, artikel dan foto
* [http://www.kompas.com/kompas-cetak/0701/11/daerah/3233336.htm Elang Jawajawa Semakin Jarang Terlihat], artikel harian ''Kompas'', Kamis, 11 Januari 2007
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/2005/1005/06/0307.htm Elang Jawajawa Makin Langka]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, artikel harian ''Pikiran Rakyat'', Kamis, 06 Oktober 2005
* [http://www.pikiran-rakyat.com/cetak/0404/30/0303.htm Habitat Elang Jawajawa Akan Terancam]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, artikel harian ''Pikiran Rakyat'', Jumat, 30 April 2004
* [http://flickr.com/photos/lutvision/235808613/ Foto elang Jawajawa]
* [http://tv.kompas.com/content/view/918/115/ video elang Jawajawa]{{Pranala mati|date=Maret 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
 
{{burung-stub}}
{{taxonbar}}
 
[[Kategori:Spesies terancam punah]]