Abimanyu: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k ejaan, replaced: pungkir → mungkir |
M. Adiputra (bicara | kontrib) |
||
(33 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
|Image = Abhimanyu on Foot.jpg
|Caption =
|Nama = Abimanyu
|Devanagari = अभिमन्यु
|Ejaan_Sanskerta =
|Nama_lain = Partasuta, Partatmaja, Saubadra, Sakratmajatmaja{{br}}'''Versi wayang:'''{{br}}Angkawijaya, Jaka Pengalasan, Jaya Murcita, Wanudara, Wirabatana
|Asal = [[Kerajaan Kuru]]
|Istri =
* [[Utari]] * Sasirekha (''Mahabharata'' versi Telugu)
|Senjata = [[Panah]]▼
* Siti Sundari (versi wayang Jawa)
|Kitab = ''[[Mahabharata]]''
|Ayah = [[Arjuna]]
|Ibu = [[Subadra]]
|Kasta =
|Tokoh = ''Mahabharata''
|Dinasti =
|Wangsa =
|Tempat =
* [[Dwaraka]]
* Plangkawati (versi wayang)
|Anak = [[Parikesit]]
}}
'''Abimanyu''' {{Sanskerta|अभिमन्यु|
Menurut [[mitologi Hindu]], Abimanyu adalah [[inkarnasi]]
== Arti nama ==
Abimanyu terdiri dari dua kata [[Bahasa Sanskerta|Sanskerta]], yaitu ''abhi'' (artinya 'berani') dan ''
* Sakratmajatmaja (शक्रात्मजत्माज; ''Śakrātmajatmāja''), anak dari putranya Dewa [[Indra|Sakra]] (yang dimaksud putra Dewa Sakra yaitu [[Arjuna]]).<ref name = "name" />
* Arjuni (आर्जुनि; ''Ārjuni''), [[patronim]] dari nama Arjuna.<ref name="name">{{Cite book |last=Gandhi |first=Maneka |url=https://books.google.com/books?id=PkW6hs1OjyEC&q=Abhimanyu+ |title=The Penguin Book of Hindu Names |date=1993 |publisher=Penguin Books India |isbn=978-0-14-012841-3 |language=en}}</ref>
* Arjunatmaja (अर्जुनात्मज; ''Arjunātmaja''), putra Arjuna.<ref name = "name"/>
* Saubadra (सौभद्र; ''Saubhadra''), putra [[Subadra]].<ref name = "name"/>
* Janmawira (जन्मविर; ''Janmavira''), pemberani sejak lahir.<ref name = "name" />
==
Dalam ''[[Sabhaparwa]]'' dikisahkan bahwa para [[Pandawa]] (termasuk [[Arjuna]], ayah Abimanyu) kalah berjudi dengan para [[Korawa]]. Taruhannya adalah hukuman pengasingan selama 12 tahun, ditambah hidup dalam penyamaran selama setahun. Pada masa pengasingan itu, Abimanyu diasuh di bawah bimbingan pamannya, [[Kresna]].
Dalam ''[[Wirataparwa]]'' dikisahkan bahwa Arjuna mengakhiri masa hukumannya di keraton Raja [[Wirata]] dengan menyamar sebagai guru tari. Setelah penyamarannya diakhiri, Arjuna menikahkan Abimanyu dengan [[Utari]], putri Raja Wirata, untuk mempererat hubungan antara [[Pandawa]] dengan keluarga Raja Wirata, selain untuk menjalin persekutuan apabila perang antara [[Pandawa]] dan [[Korawa]] tak bisa dielakkan.<ref>{{cite web | url=https://www.sacred-texts.com/hin/m04/m04072.htm | title=The Mahabharata, Book 4: Virata Parva: Go-harana Parva: Section LXXII }}</ref>
Sebagai cucu Dewa [[Indra]], dewa senjata ajaib sekaligus dewa peperangan, Abimanyu merupakan ksatria yang gagah berani dan ganas. Karena dianggap setara dengan kemampuan ayahnya, Abimanyu mampu melawan kesatria-kesatria besar seperti [[Drona]], [[Karna]], [[Duryodana]] dan [[Dursasana]]. Ia dipuji karena keberaniannya dan memiliki rasa setia yang tinggi terhadap ayah, paman, dan sekutunya.▼
==
Abimanyu turut serta membela ayahnya dalam [[perang di Kurukshetra]], yang menjadi klimaks [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Perang itu dilatarbelakangi dengan pertikaian antara para [[Pandawa]] dan para [[Korawa]]. Dikisahkan bahwa setelah masa hukuman para Pandawa sudah habis, dan sesuai dengan perjanjian yang sah, Pandawa yang dipimpin [[Yudistira]] berniat mengambil kembali kerajaan yang seharusnya menjadi hak mereka. Namun, [[Duryodana]], pemimpin para Korawa tidak mau menyerahkan kerajaan kepadanya. Perundingan untuk mendamaikan mereka dilakukan oleh [[Kresna]], tetapi gagal. Akhirnya, pertempuran tidak dapat dielakkan. Mereka memilih [[Kurukshetra]]—suatu lapangan di sebelah utara kerajaan mereka—sebagai medan perang. ''Mahabharata'' mencatat bahwa pertempuran berlangsung selama 18 hari.<ref name = "VM" >{{Cite book|last=Mani|first=Vettam|url=https://archive.org/details/puranicencyclopa00maniuoft/page/n12/mode/1up?view=theater|title=Puranic Encyclopedia: A Comprehensive Work with Special Reference to the Epic and Puranic Literature|date=1975|publisher=Motilal Banarsidass|isbn=978-81-208-0597-2|language=en|pages=1}}</ref>
Pada pertempuran di hari ketiga belas, pihak [[Korawa]] menantang [[Pandawa]] untuk mematahkan formasi perang melingkar yang dikenal sebagai [[Cakrawyuha]]. Para Pandawa menerima tantangan tersebut karena [[Kresna]] dan [[Arjuna]] tahu bagaimana cara mematahkan berbagai formasi. Pada hari itu, [[Kresna]] dan [[Arjuna]] sibuk bertarung dengan Raja Trigarta dan laskar Samsaptaka. Karena [[Pandawa]] sudah menerima tantangan tersebut, mereka tidak memiliki pilihan selain mencoba untuk menggunakan Abimanyu yang masih muda, yang memiliki pengetahuan tentang bagaimana cara mematahkan formasi Cakrawyuha namun tidak tahu bagaimana cara keluar dari dalamnya. Untuk meyakinkan bahwa Abimanyu tidak akan terperangkap dalam formasi tersebut, Pandawa bersaudara memutuskan bahwa mereka dan sekutu mereka akan mematahkan formasi itu bersama Abimanyu dan membantu sang pemuda keluar dari formasi tersebut.▼
▲Sebagai cucu Dewa [[Indra]]
Abimanyu menggunakan kecerdikannya untuk menembus formasi tersebut. Pandawa bersaudara dan sekutunya mencoba untuk mengikutinya, namun mereka dihadang oleh [[Jayadrata]], Raja [[Kerajaan Sindhu|Sindhu]], yang memakai anugerah [[Siwa]] agar mampu menahan para [[Pandawa]]—kecuali [[Arjuna]]—hanya untuk satu hari. Setelah tertinggal, Abimanyu berjuang sendirian dalam menghadapi serangan pasukan [[Korawa]]. Abimanyu membunuh beberapa kesatria yang mendekatinya, termasuk putra [[Duryodana]], yaitu Laksmana. Setelah menyaksikan putra kesayangannya terbunuh, Duryodana marah besar dan menyuruh segenap pasukan [[Korawa]] untuk menyerang Abimanyu. Karena gagal menghancurkan [[zirah]] Abimanyu, [[Karna]] menghancurkan busur Abimanyu dari belakang. Kemudian keretanya dihancurkan, kusir dan kudanya dibunuh, dan seluruh senjatanya terbuang. Putra [[Dursasana]] mencoba untuk melawan Abimanyu dengan tangan kosong. Tanpa menghiraukan aturan perang, pihak Korawa menyerang Abimanyu secara serentak. Abimanyu mampu bertahan sampai pedangnya patah dan roda kereta yang ia pakai sebagai [[perisai]] hancur berkeping-keping. Tak berapa lama kemudian, Abimanyu dibunuh oleh putra Dursasana dengan cara menghancurkan kepalanya dengan [[gada]].▼
[[
[[Berkas:Abhimanyu Vadh.jpg|jmpl|Abimanyu dibunuh beramai-ramai oleh para perwira Korawa. Ilustrasi dari Raja Ravi Varma Press.]]
▲Pada pertempuran
Berita kematian Abimanyu membuat [[Arjuna]] sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar, bahwa seandainya [[Jayadrata]] tidak menghalangai para [[Pandawa]] memasuki formasi [[Chakrawyuha]], Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia kemudian bersumpah akan membunuh [[Jayadrata]] pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam, kalau gagal maka Arjuna siap membakar dirinya sendiri hidup-hidup. Menanggapi hal itu, pihak Korawa menempatkan Jayadrata sangat jauh dari Arjuna. Ribuan prajurit dan ksatria mengelilingi dan melindungi Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, namun ribuan pasukan [[Korawa]] mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna. Melihat hal ini, [[Kresna]] menggunakan kecerdikannya. Ia membuat [[gerhana matahari]], sehingga suasana menjadi gelap seolah-olah matahari sudah tenggelam. Pihak Korawa maupun [[Pandawa]] mengira hari sudah malam, dan sesuai aturan, mereka menghentikan peperangan dan kembali ke kubu masing-masing. Dengan demikian, pihak [[Korawa]] tidak melanjutkan pertarungan dan Jayadrata tidak dalam perlindungan mereka lagi. Saat kereta Arjuna dekat dengan kereta Jayadrata, matahari muncul lagi dan [[Kresna]] menyuruh [[Arjuna]] agar menggunakan kesempatan tersebut untuk membunuh Jayadrata. Arjuna mengangkat busurnya dan meluncurkan panah, memutus leher Jayadrata. Tepat pada saat tersebut, hari sudah sore, matahari sudah tenggelam dan Arjuna berhasil menuntaskan sumpahnya untuk membunuh [[Jayadrata]].▼
▲Abimanyu
▲Abimanyu adalah [[inkarnasi]] dari putra [[Candra|Dewa bulan]]. Ketika Sang Dewa bulan ditanya oleh Dewa yang lain mengenai kepergian putranya ke bumi, ia membuat perjanjian bahwa putranya tinggal di bumi hanya selama 16 tahun sebagaimana ia tak dapat menahan perpisahan dengan putranya. Abimanyu berusia 16 tahun saat ia terbunuh dalam pertempuran.
Abimanyu gugur saat istrinya sedang hamil tua. Putra Abimanyu, yaitu [[Parikesit]], lahir setelah kematiannya
=== Pembalasan dendam Arjuna ===
Berita kematian Abimanyu membuat [[Arjuna]] sangat sedih dan sakit hati. Ia sadar bahwa seandainya [[Jayadrata]] tidak menghalangai para [[Pandawa]] memasuki formasi [[Cakrabyuha]], Abimanyu pasti mendapat bantuan. Ia bersumpah akan membunuh Jayadrata pada hari berikutnya sebelum matahari tenggelam. Kalau gagal menunaikan sumpahnya, Arjuna siap membakar diri hidup-hidup. Pihak [[Korawa]] yang mengetahui sumpah tersebut segera mengatur strategi agar Jayadrata berada sangat jauh dan terlindungi dari Arjuna pada hari berikutnya. Ribuan prajurit dan kesatria Korawa mengelilingi dan mengawal Jayadrata. Arjuna berusaha menjangkau Jayadrata, tetapi ribuan pasukan Korawa mengahalanginya. Hingga matahari hampir terbenam, Jayadrata masih jauh dari jangkauan Arjuna.
Dalam khazanah pewayangan Jawa, Abimanyu, sebagai putra [[Arjuna]], merupakan tokoh penting. Di bawah ini dipaparkan ciri khas tokoh ini dalam budaya [[Jawa]] yang sudah berkembang lain daripada tokoh yang sama di [[India]].▼
▲
▲=== Riwayat ===
== Pewayangan Jawa ==
Dikisahkan Abimanyu karena kuat tapanya mendapatkan Wahyu Makutha Raja, wahyu yang menyatakan bahwa keturunannyalah yang akan menjadi penerus tahta Para Raja [[Hastina]]. Abimanyu dikenal pula dengan nama Angkawijaya, Jaya Murcita, Jaka Pengalasan, Partasuta, Kirityatmaja, Sumbadraatmaja, Wanudara dan Wirabatana. Ia merupakan putra [[Arjuna]], salah satu dari lima ksatria [[Pandawa]] dengan Dewi [[Subadra]], putri Prabu [[Basudewa]], Raja [[Mandura]] dengan Dewi Dewaki. Ia mempunyai 13 orang saudara lain ibu, yaitu: Sumitra, Bratalaras, Bambang Irawan, Kumaladewa, Kumalasakti, Wisanggeni, Wilungangga, Endang Pregiwa, Endang Pregiwati, Prabakusuma, Wijanarka, Anantadewa dan Bambang Sumbada. Abimanyu merupakan makhluk kekasih [[Dewa (Hindu)|Dewata]]. Sejak dalam kandungan ia telah mendapat "Wahyu Hidayat", yang mampu membuatnya mengerti dalam segala hal. Setelah dewasa ia mendapat "Wahyu Cakraningrat", suatu wahyu yang dapat menurunkan raja-raja besar.▼
[[Berkas:Angkawijaya.jpg|jmpl|Lukisan [[wayang kulit]] Raden Angkawijaya alias Raden Abimanyu]]
▲Dalam khazanah [[pewayangan
=== Riwayat ===
Abimanyu mempunyai sifat dan watak yang halus, baik tingkah lakunya, ucapannya terang, hatinya keras, besar tanggung jawabnya dan pemberani. Dalam olah keprajuritan ia mendapat ajaran dari ayahnya, Arjuna. Sedang dalam olah ilmu kebathinan mendapat ajaran dari kakeknya, [[Byasa|Bagawan Abiyasa]]. Abimanyu tinggal di kesatrian Palangkawati, setelah dapat mengalahkan Prabu Jayamurcita. Ia mempunyai dua orang istri, yaitu:▼
▲
* Dewi Siti Sundari, putri Prabu [[Kresna]], Raja Negara [[Dwaraka|Dwarawati]] dengan Dewi Pratiwi, kisah pernikahan Abimanyu dengan Siti Sundari dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul "Alap-Alapan Siti Sundari" atau "Jaya Murcita Ngraman".;▼
* Dewi [[Utari]], putri Prabu [[Wirata|Matsyapati]] dengan Dewi Ni Yutisnawati, dari negara [[Wirata]], dan berputra [[Parikesit]], kisah pernikahan Abimanyu dengan [[Utari]] dilakonkan dalam pentas wayang kulit dengan judul "Putu Rabi Nini" atau "Kalabendana Gugur".▼
▲
▲* Dewi Siti Sundari, putri Prabu [[Kresna]],
▲* Dewi [[Utari]], putri Prabu [[Wirata|Matsyapati]] dengan [[Sudesna|Dewi Ni Yutisnawati]], dari negara [[Wirata]], dan berputra [[Parikesit]]
=== Bharatayuddha ===
[[File:COLLECTIE TROPENMUSEUM Wajangpop van karbouwenhuid voorstellende Abimanyu TMnr 809-163i.jpg|300px|thumb|Wayang Abimanyu versi [[Bali]], menggambarkan kondisi tubuh Abimanyu yang tertancap banyak senjata menjelang kematiannya di rana Bharatayuddha.]]
Abimanyu gugur dalam
Dengan berbagai senjata yang menancap diseluruh tubuhnya,
== Kakawin Bharatayuddha ==
Kutipan di bawah ini diambil dari ''[[Kakawin Bharatayuddha]]'', yang menceritakan pertempuran terakhir Sang Abimanyu.
{| class="wikitable" style="border:0; font-size:95%";
|-
|align=center width="50%" bgcolor="#ccccff"|'''Sloka'''||align=center bgcolor="#ccccff"|'''Terjemahan'''
|-
|''Ngkā Sang Dharmasutā
|Pada saat itu [[Yudistira]] tercengang melihat formasi perang
|-
|''Sāmpun mangkana
|Setelah demikian, mereka segera membelah dan menyerang formasi
|-
|''Ṇda tan dwālwang i
|Dengan ini tak dapat dimungkiri lagi musuh yang sakti mulai berkurang, seperti
|-
|''Ngkā ta krodha sakorawālana manah panahira lawan
|Pada waktu itu seluruh keluarga Korawa menjadi marah, dan dengan tiada hentinya mereka
|-
|''Ri pati Sang Abhimanyu ring raṇāngga.
|Ketika Abimanyu terbunuh dalam pertempuran, badannya hancur.
|}
== Galeri ==
<gallery mode=packed heights=200>
File:Avimanyu's_farewell_to_Uttara.jpg|Lukisan [[Utari]] berpisah dari Abimanyu yang akan berangkat ke [[Kurukshetra]]. Karya B.P. Banerjee.
File:The Pandava brothers' nephew Abhimanyu battles the Kaurava brother Duhshasana, from a manuscript of the Mahabharata.jpg|Ilustrasi Abimanyu bertarung melawan [[Dursasana]], dari naskah ''Mahabharata'', [[abad ke-19]], [[Himachal Pradesh]].
File:Laksmana_Kumara_shoots_arrows_at_Abimanyu,_and_Burisrawa_aims_at_him_with_a_discus._Mredah_fights_Sangut,_Or._3390_178.tiff| Lukisan Bali menggambarkan [[Laksmanakumara]] memanah Abimanyu, sementara [[Burisrawa]] memegang senjata [[cakram]].
</gallery>
== Lihat pula ==
{{Commonscat|Abhimanyu}}
* [[Perang di Kurukshetra]]▼
* [[
== Referensi ==
{{reflist|2}}
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://moralstories.wordpress.com/2006/08/09/veera-abhimanyu/ Moral Stories.com: Kisah yang menceritakan keberanian Abimanyu]
* {{en}} [http://www.mahabharataonline.com/ Mahabharata Online: Situs tentang tokoh dan cerita Mahabharata]
{{Mahabharata}}
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
|