Masjid Qiblatain: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib) k clean up, replaced: shalat → salat, removed stub tag |
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:MQiblat 091109-0115.jpg|
'''Masjid Qiblatain''' (artinya: masjid dua kiblat) adalah salah satu masjid terkenal di [[Madinah]]. Masjid ini mula-mula dikenal dengan nama Masjid [[Bani Salamah]], karena masjid ini dibangun di atas bekas rumah [[Bani Salamah]]. Letaknya di tepi jalan menuju kampus [[Universitas Islam Madinah|Universitas Madinah]] di dekat Istana Raja ke jurusan Wadi Aqiq atau di atas sebuah bukit kecil di utara Harrah Wabrah, [[Madinah]].
== Sejarah ==
[[Berkas:Masjid al-Qiblatain.jpg|
Pada permulaan [[Islam]], orang melakukan salat dengan kiblat ke arah [[Baitul Maqdis]] (nama lain
Peristiwa itu terjadi pada tahun ke-2 Hijriyah hari Senin bulan Rajab waktu dhuhur di Masjid Bani Salamah ini. Ketika itu Rasulullah SAW tengah salat dengan menghadap ke arah [[Masjidilaqsa|Masjidil Aqsha]]. Di tengah salat, tiba-tiba turunlah wahyu surat [[Al Baqarah]] ayat 144,<ref name="ghani">Abdul Ghani, M. Ilyas. 2005. ''Sejarah Madinah Munawwarah bergambar''. (Terj.). Al Rasheed Printers, Madinah. Hal. 67.</ref>
:<small>“Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan di mana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Alkitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan.”</small><ref>Anonim. 1971. ''Al Qur’an dan Terjemahnya''. Departemen Agama RI dan Pemerintah Arab Saudi. Hal. 37</ref>
Baris 12:
Setelah turunnya ayat tersebut di atas, berkata seseorang dari Bani Salamah, "Ketahuilah, sesungguhnya kiblat telah diganti," maka mereka berpaling sebagaimana mereka menghadap kiblat, dan kemudian meneruskannya dengan memindahkan arah kiblat menghadap ke [[Masjidil Haram]].<ref>Riwayat Muslim</ref> Merujuk pada peristiwa tersebut, lalu masjid ini dinamakan Masjid Qiblatain, yang artinya masjid berkiblat dua.
Masjid Qiblatain telah mengalami beberapa kali pemugaran. Pada 1987 Pemerintah Kerajaan Arab Saudi di bawah [[Raja Fahd]] melakukan perluasan, renovasi dan pembangunan konstruksi baru,
Ruang mihrab mengadopsi geometri ortogonal kaku dan simetri yang ditekankan dengan menggunakan menara kembar dan kubah kembar. Kubah utama yang Menunjukkan arah kiblat yang benar dan kubah kedua adalah palsu dan dijadikan sebagai pengingat sejarah saja. Ada garis silang kecil yang menunjukkan transisi perpindahan arah. Di bawahnya terdapat replika [[mihrab]] tua yang menyerupai ruang bawah kubah batu di Yerusalem, bernuansa tradisional.<ref>{{cite web |url=http://www.kemenag.go.id/index.php?a=berita&id=284871 |title=Masjid Qiblatain, Saksi Perpindahan Kiblat |date=30 Agustus 2015 |accessdate=26 November 2015 |work=[[Kementerian Agama Republik Indonesia|Depag]]}}</ref> Sebelumnya Sultan Sulaiman telah memugarnya pada tahun 893 H atau 1543 M. Masjid Qiblatain merupakan salah satu tempat ziarah yang biasa dikunjungi jamaah haji dan umrah dari seluruh dunia.
|