Tanjung negara: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k Asal nama: minor cosmetic change
k Robot: Perubahan kosmetika
 
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 2:
 
Istilah Tanjung nagara terdapat dalam Kakawin [[Nagarakertagama]] yang ditulis tahun [[1365]] menyebutnya "Tanjungnagara" untuk menyebut kalimantan yang juga mencakup pula Philipina seperti Saludung (Manila) dan Kepulauan Sulu.
== Asal nama ==
Dahulu Kalimantan juga dikenal dengan nama-nama yang lain. [[Kerajaan Singasari]] misalnya, menyebutnya Kalimantan dengan istilah "Bakulapura" yaitu jajahannya yang berada di barat daya Kalimantan. Bakula dalam bahasa [[Sanskerta]] artinya [[pohon tanjung]] (Mimusops elengi) sehingga Bakulapura mendapat nama Melayu menjadi "Tanjungpura" artinya negeri/pulau pohon tanjung yaitu nama kerajaan Tanjungpura yang sering dipakai sebagai nama pulaunya. Sedangkan istilah ''Tanjung negara'' diperuntukkan untuk arti lebih luas dari ''tanjung pura''.
 
Hikayat Banjar, sebuah kronik kuno dari Kalimantan Selatan yang bab terakhirnya ditulis pada tahun [[1663]], tetapi naskah Hikayat Banjar ini sendiri berasal dari naskah dengan teks bahasa Melayu yang lebih kuno pada masa kerajaan Hindu, di dalamnya menyebut Pulau Kalimantan dengan nama Melayu yaitu pulau "Hujung Tanah". Sebutan Hujung Tanah ini muncul berdasarkan bentuk geomorfologi wilayah Kalimantan Selatan pada zaman dahulu kala yang berbentuk sebuah semenanjung yang terbentuk dari deretan [[Pegunungan Meratus]] dengan daratan yang berujung di [[Tanjung Selatan]] yang menjorok ke [[Laut Jawa]]. Keadaan ini identik dengan bentuk bagian ujung dari Semenanjung Malaka yaitu Negeri [[Johor]] yang sering disebut "Ujung Tanah" dalam naskah-naskah Kuno Melayu. Semenanjung Hujung Tanah inilah yang bersetentangan dengan wilayah Majapahit di Jawa Timur sehingga kemudian mendapat nama '''Tanjungnagara''' artinya pulau yang berbentuk tanjung/semenanjung.<ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.co.id/books?id=6Q71wFB4YxQC&lpg=PA121&dq=pulau%20Banjar&pg=PA121#v=onepage&q=pulau%20Banjar&f=false|title=Kerajaan Bima dalam sastra dan sejarah |first= Henri|last=Chambert-Loir|coauthors=Wisamarta, Lukman (Khatib.)|pages=121|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year= 2004|isbn=9799100119}} ISBN 978-979-9100-11-5</ref><ref>{{id}} {{cite book|url=http://books.google.com/books?id=A072D2-8QNMC&lpg=PA144&dq=sumbawa%20banjar&hl=id&pg=PA144#v=onepage&q=sumbawa%20banjar&f=false|pages=144|title=Karya lengkap Abdullah bin Muhammad al-Misri: Bayan al-Asmaʾ, Hikayat Mareskalek, ʿArsy al-Muluk, Cerita Siam, Hikayat tanah Bali|first= Monique|last=Zaini-Lajoubert|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year= 2008|isbn= 9798116135}} ISBN 978-979-8116-13-1</ref>
== Catatan Kaki ==
{{reflist}}