Nafsul Ammarah: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Zake dean99 (bicara | kontrib) kTidak ada ringkasan suntingan |
k v2.04b - Fixed using Wikipedia:ProyekWiki Cek Wikipedia (Kesalahan pranala pipa) |
||
(7 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{tone|date=Maret 2016}}
'''A.
[[Nafsu]] ini sering mengajak dan mendorong sese[[orang]] melakukan suatu [[kejahatan]].
<ref>(Q.S. al-Ra’d: 11)</ref>... '''إِنَّ اللَّهَ لَايُغَيِّرُمَابِقَوْمٍ حَتَّى يُغَيِّرُوا مَابِأَنْفُسِهِمْ''' ...
Artinya:”... sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu
Adapun istilah ''
Hal ini telah mengindikasikan bahwa [[manusia]] memilki kemampuan untuk dapat membedakan antara kebenaran dan kejahatan. Hanya saja kondisi lingkungan yang melingkupinya suatu saat dapat membelokkan [[manusia]] pada jalan kesesatan yang mengarahkan [[manusia]] pada tindak kejahatan, sehingga keluar dari wujud aslinya, yaitu taat kepada Allah.<ref name=":0" />
Dalam buku psikologi agama, karya Wiwik Setiyani, dijelaskan bahwa ''
Jadi, meskipun pada dasarnya manusia itu terlahir dalam keadaan yang suci atau ''[[Fitrah|fithrah]],'' namun ia juga memiliki potensi untuk salah. Untuk itu, agar dapat mengaktualisasikan ''[[Fitrah|fithrah]]-''nya, manusia perlu memahami dan menguasai potensi salah atau kekurangan yang ada pada dirinya. Potensi keunggulan yang dimiliki manusia memberikannya kemampuan pada dirinya untuk dapat membedakan antara kebaikan dan kesalahan atau kekurangan.<ref name=":1">Hasyim Muhammad, ''Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi'', ibid., hlm. 114</ref>
Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk mengaktualisasikan diri. Struktur watak yang baik itu dapat menguasai kecenderungan-kecenderungan atau dorongan-dorongan [[emosional]] dan [[biologis]]<nowiki/>nya (''[[Nafsu|nafs]]'').<ref name=":1" />[[Berkas:Anger during a protest by David Shankbone.jpg|
Saat seseorang didominasi oleh ''
''
# [[Syahwat]] dan kesenangan terhadap [[Harta|harta benda]]; sehingga melahirkan [[kerakusan]], [[perampokan]], [[pencurian]], [[manipulasi]], [[korupsi]], bahkan [[kekerasan fisik]], seperti [[pembunuhan]] dan [[penganiyaan]].
# [[Syahwat]] dari kesenangan terhadap [[sex]]; sehingga melahirkan [[kejahatan]] dan [[kekejian]] berupa [[perzinaan]], [[pemerkosaan]] dan [[penyimpangan seksualitas]] lainnya, bahkan hanya karena soal [[sex]] terjadi [[pembunuhan]] dan [[penganiayaan fisik]].
# [[Syahwat]] dan kesenangan terhadap [[jabatan]] dan [[kedudukan]];
Mengikuti [[Hawa nafsu|hawa ''nafs'']] akan membawa [[manusia]] kepada kerusakan. Akibat dari pemuasan ''[[Nafsu|nafs]]'' jauh lebih mahal ketimbang kenikmatan yang didapat darinya. [[Hawa nafsu|Hawa ''nafs'']] yang tidak dapat dikendalikan juga dapat merusak [[potensi diri]] seseorang. Dalam al Qur’an telah dijelaskan:
Baris 33 ⟶ 34:
Artinya:“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: ‘Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Mereka berkata: ‘Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?’ Tuhan berfirman: ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.’”
Sebenarnya setiap orang diciptakan dengan [[potensi diri]] yang luar biasa, tetapi [[Hawa nafsu|hawa ''nafs'']] dapat menghambat [[Potensi diri|potensi]] itu muncul kepermukaan. [[Potensi diri|Potensi]] yang dimaksud di sini adalah [[Potensi diri|potensi]] untuk menciptakan [[keadilan]], [[Ketenteraman|ketentraman]], [[Aman|keamanan]], [[kesejahteraan]], [[persatuan]] dan hal-hal baik lainnya. Namun karena hambatan ''[[Nafsu|nafs]]'' yang ada pada diri seseorang potensi-potensi tadi tidak dapat muncul kepermukan (dalam realita kehidupan).
Maka dari itu mensucikan diri atau mengendalikan [[Hawa nafsu|hawa ''nafs'']] adalah keharusan bagi siapa saja yang menghendaki [[keseimbangan]], [[kebahagian]] dalam hidupnya karena hanya dengan berjalan di jalur-jalur yang benar sajalah manusia dapat mencapai hal-hal tersebut. Antara ''[[Nafsu|nafs]]'' di suatu [[pihak]] dan [[Hati nurani|hati]], [[akal]], serta ''[[
[[Fuad Effendy]] memberikan secara umum [[karakteristik]]
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Di antara para [[Ulama]], ada yang merinci lebih [[spesifik]], bahwa ''
1.
2.
3.
4.
Menurut [[Abraham Maslow]], hampir semua orang memiliki kebutuhan dan kecenderungan untuk mengaktualisasikan diri. Meski demikian, kebanyakan orang tidak mengetahui [[Potensi diri|potensi]] yang dimilikinya, buta terhadap kemampuannya sendiri. Mereka tidak menyadari seberapa besar [[prestasi]] yang dapat mereka raih dan seberapa banyak [[ganjaran]] bagi mereka yang mengaktualisasikan diri.<ref>Hasyim Muhammad, ''Dialog Antara Tasawuf dan Psikologi'', ibid., hlm. 116</ref> Maka pada saat [[manusia]] yang telah di[[Jajahan|jajah]] oleh ''
وَلَقَدْ ذَرَأْنَا لِجَهَنَّمَ كَثِيرًا مِنَ الْجِنِّ وَالْإِنْسِ لَهُمْ قُلُوبٌ لَا يَفْقَهُونَ بِهَا وَلَهُمْ أَعْيُنٌ لَا يُبْصِرُونَ بِهَا وَلَهُمْ آذَانٌ لَا يَسْمَعُونَ بِهَا أُولَئِكَ كَالْأَنْعَامِ بَلْ هُمْ أَضَلُّ أُولَئِكَ هُمُ الْغَافِلُونَ<ref>(Q.S.
Artinya:”Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak diperg<ref>Netty Hartati, Zahratun Nihayah, dkk., ''Islam dan Psikologi'', Jakarta, PT. Raja Grafindo Persada, 2004, hlm. 111</ref> unakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tidak digunakan untuk mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.”
Sehingga ketika [[manusia]] dapat mengekang dan menahan [[syahwat]]'','' maka [[derajat]] [[manusia]] itu akan naik ke [[derajat]] yang paling [[luhur]] dan berkumpul bersama para [[malaikat]].<ref>Abu Hamid Muhammad ibn Muhammad Al Ghazali, ''Kitab Asror Al Shaum; Kutipan dari Ihya’ Ulum Al Diin,'' Terj.: Muhammad Musyafa’ ibn Mudzakir Ibn Said, Surabaya, Al Wava Publising, 2010</ref>
Baris 74 ⟶ 75:
----Referensi{{reflist}}
|