Psikolog: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k +iw, +kat, ~link |
. Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(120 revisi perantara oleh 68 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Psikolog''' ([[bahasa Inggris]]: ''psychologist'') secara umum adalah seorang ahli [[psikologi]], bidang ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku dan proses mental. Namun di Indonesia, psikolog secara khusus merujuk pada seorang praktisi psikologi yang telah menempuh [[pendidikan profesi]] psikologi. Magister (S2) Profesi Psikologi menempuh masa studi selama 5 semester atau minimal 2,5 tahun, serta paling lama 10 semester atau 5 tahun <ref name="ap2tpi.or.id">https://ap2tpi.or.id/wp-content/uploads/2019/05/Keputusan-Bersama-AP2TPI-dan-HIMPSI-TENTANG-KURIKULUM-PROFESI.pdf {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20210920144654/https://ap2tpi.or.id/wp-content/uploads/2019/05/Keputusan-Bersama-AP2TPI-dan-HIMPSI-TENTANG-KURIKULUM-PROFESI.pdf |date=2021-09-20 }} (PDF). Diakses tanggal 2021-03-25</ref> dan memiliki gelar (M.Psi, Psikolog). Seorang ahli psikologi yang tidak menempuh pendidikan profesi psikologi disebut ilmuwan psikologi.<ref name=":0" />
Ilmuwan Psikologi dan Psikolog di [[Indonesia]] tergabung dalam berbagai organisasi dan berhimpun dalam organisasi psikologi bernama [[Himpunan Psikologi Indonesia]] (HIMPSI), memiliki [[Sertifikat Sebutan Psikolog]] (SSP), dan wajib memiliki Surat Izin Praktik Psikologi (SIPP) sesuai dengan aturan organisasi.<ref name=":0" />
Psikolog muda/calon psikolog adalah sebutan yang digunakan oleh mahasiswa profesi psikolog.
=== Indonesia ===▼
==
Psikolog pada dasarnya berarti ahli dalam bidang psikologi, terlepas dari apakah ia melakukan praktik psikologi atau pun tidak. Hal ini sesuai dengan pernyataan Guru Besar Fakultas Psikologi Indonesia, Prof. Dr. [[Sarlito Wirawan Sarwono]], dalam buku ''Dialog Psikologi Indonesia: Doeloe, Kini dan Esok'' yang diterbitkan oleh Himpunan Psikologi Indonesia/HIMPSI pada 2007, bahwa "Di Amerika, praktik atau tidak praktik, namanya ''psychologist''; apakah ''social psychologist, educational psychologist, cultural psychologist''; semuanya disebut ''psychologist''".<ref>{{Cite web|date=2021-01-27|title=Sejarah Psikologi di Indonesia: Penuturan Tokoh – Juneman Abraham|url=https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|website=web.archive.org|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-01-27|archive-url=https://web.archive.org/web/20210127175358/https://mhs.blog.ui.ac.id/juneman/2017/03/19/sejarah-psikologi-di-indonesia-penuturan-tokoh/|dead-url=unfit}}</ref>
Keahlian dalam bidang psikologi memiliki tiga klasifikasi, sebagaimana disebutkan dalam ''APA (American Psychological Association) Dictionary of Psychology'', yaitu:
# Keahlian dalam psikologi akademik (''academic psychology''). Penekanan keahlian ini adalah pada pemahaman teoretis tentang psikologi itu sendiri, bukan pada kegunaan psikologi, "''the emphasis is on understanding for its own sake rather than on the utility of the knowledge''".<ref name="APA Dictionary of Psychology">{{Cite web|title=APA Dictionary of Psychology|url=https://dictionary.apa.org/|website=dictionary.apa.org|language=en|access-date=2021-09-12}}</ref>
== Perbedaan Psikolog dan Psikiater ==▼
# Keahlian dalam psikologi terapan (''applied psychology''). Penekanan keahlian ini adalah pada penerapan atau aplikasi teori, prinsip, dan teknik psikologi untuk masalah praktis, seperti masalah kehidupan atau penyesuaian diri, pendidikan, bimbingan kejuruan, industri, ergonomi, urusan konsumen, periklanan, kampanye politik, dan isu-isu lingkungan.<ref name="APA Dictionary of Psychology"/>
# Keahlian dalam psikologi profesi (''professional psychology''). Penekanan keahlian ini adalah pada praktik klinis (''clinical practice''). Praktik klinis merupakan oposisi atau kategori yang berbeda dari psikologi akademik dan psikologi terapan. Penjelasan ini ditemukan dalam Kamus Psikologi APA, ".... ''scientific, applied, and academic psychologists as opposed to those engaged in clinical practice''".<ref name="APA Dictionary of Psychology"/>
Berdasarkan klasifikasi itu, pada tingkat global, sebagai turunannya, terdapat tiga klasifikasi psikolog, yakni
# Psikolog akademik (''academic psychologist'') yang berfokus pada pengajaran dan penelitian.<ref>{{Cite journal|last=Malouff|first=Dr John|last2=Schutte|first2=Nicola|last3=Priest|first3=Jennifer|date=2010-06-01|title=Publication rates of Australian academic psychologists|url=https://doi.org/10.1080/00050060903078536|journal=Australian Psychologist|volume=45|issue=2|pages=78–83|doi=10.1080/00050060903078536|issn=0005-0067}}</ref> Contoh psikolog akademik adalah psikolog sosial (''social psychologist''), yang mempelajari dinamika interpersonal dan kelompok dan tantangan sosial, seperti prasangka, bias implisit, intimidasi, kegiatan kriminal, dan penyalahgunaan zat. Psikolog sosial meneliti interaksi sosial dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, seperti perilaku kelompok, sikap, persepsi publik, dan kepemimpinan.<ref>{{Cite web|url=https://www.apa.org/education-career/guide/subfields/social/education-training|website=www.apa.org|access-date=2021-09-12}}</ref> Pendidikan kesarjanaan dalam bidang psikologi hingga jenjang doktoral (Dr./Ph.D.) adalah syarat cukup untuk menjadi seorang psikolog akademik atau psikolog peneliti.
== Referensi ==▼
# Psikolog terapan (''applied psychologist'') yang berfokus pada aplikasi psikologi dalam berbagai lapangan kehidupan, seperti dalam lapangan komunitas, kesehatan, ekonomi, hukum, perusahaan, sekolah, lingkungan hidup, olah raga, militer, dan ergonomika.<ref>{{Cite web|url=https://www.apa.org/education-career/guide/careers|website=www.apa.org|access-date=2021-09-12}}</ref> Seorang psikolog terapan wajib mendalami faktor-faktor yang tidak menguntungkan bahkan destruktif (menghancurkan) bagi kesejahteraan dan efisiensi manusia,<ref>{{Cite web|title=APA PsycNet|url=https://psycnet.apa.org/record/1943-03195-001|website=psycnet.apa.org|language=en|access-date=2021-09-12}}</ref> dengan tujuan untuk meningkatkan keduanya. Di samping pendidikan formal dalam bidang psikologi (diharapkan doktoral), seorang psikolog terapan wajib memiliki pengalaman pelatihan yang memiliki rekognisi atau pengakuan serta praktik sebagai seorang praktisi (''practitioner''), bukan hanya sebagai seorang asisten praktisi.<ref>{{Cite web|title=APA PsycNet|url=https://psycnet.apa.org/record/2005-13632-004|website=psycnet.apa.org|language=en|access-date=2021-09-12}}</ref> Di Indonesia, pendidikan formal dalam bidang psikologi terapan pada jenjang magister diselenggarakan diantaranya oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia<ref>{{Cite web|title=Program Studi Psikologi Terapan|url=https://psikologi.ui.ac.id/magister-terapan/|language=id-ID|access-date=2021-09-12}}</ref> dan Fakultas Psikologi [[Universitas Airlangga]].<ref>{{Cite web|title=Magister Psikologi Terapan - Fakultas Psikologi|url=https://psikologi.unair.ac.id/id_ID/prodi-master-of-applied-psychology/|language=id-ID|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-09-12|archive-url=https://web.archive.org/web/20210912201353/https://psikologi.unair.ac.id/id_ID/prodi-master-of-applied-psychology/|dead-url=yes}}</ref>
# Psikolog profesi (''professional psychologist'') atau psikolog klinis (''clinical psychologist''). Lihat penjelasan pada bagian tentang ''Psikolog klinis''.
Dalam konteks Indonesia, pembagian atau klasifikasi ketiga jenis keahlian psikologi (psikologi akademik, psikologi terapan, dan [[psikologi klinis]]) dan ketiga jenis profesi psikologi (psikolog akademik, psikolog terapan, dan psikolog klinis) ini sejalan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) atau ''Indonesian Qualification Framework'' (IQF) yang dianut oleh Pemerintah dalam penataan strata dan jenis pendidikan ke depan di Indonesia.<ref>{{Cite journal|last=Inung24|date=2014-11-24|title=1. kkni dan impklikasinya|url=https://www.slideshare.net/Inung24/1-kkni-dan-impklikasinya}}</ref>
KKNI mengenal tiga jalur pendidikan tinggi, yaitu (1) pendidikan akademik (Sarjana/S1 hingga Doktor/S3), (2) pendidikan terapan (Sarjana/S1, Magister Terapan, hingga Doktor Terapan), dan (3) pendidikan profesi (Diploma 1/D1-Diploma 4/D4, Profesi, Spesialis, dan Subspesialis). Oleh karena itu, dapat dipahami bahwa sejak tahun 2017, Pemerintah Indonesia melalui Keputusan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 257/M/KPT/2017 tentang Nama Program Studi Pada Perguruan Tinggi<ref>{{Cite web|last=LL Dikti XII|first=Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan|title=KEPMENRISTEK NO.257 TAHUN 2017 TENTANG NAMA PROGRAM STUDI PADA PERGURUAN TINGGI|url=https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2017/09/15/kepmenristek-no-257-tahun-2017-tentang-nama-program-studi-pada-perguruan-tinggi.html|access-date=2021-09-12|archive-date=2021-09-13|archive-url=https://web.archive.org/web/20210913012953/https://lldikti12.ristekdikti.go.id/2017/09/15/kepmenristek-no-257-tahun-2017-tentang-nama-program-studi-pada-perguruan-tinggi.html|dead-url=yes}}</ref> tidak lagi mencantumkan Program Magister Profesi Psikologi dalam nomenklatur Program Profesi (Lihat ''[http://www.kopertis12.or.id/wp-content/uploads/2017/09/Lampiran-Nomenklatur-Prodi-Profesi-II-27-Agustus-2017.pdf Lampiran II : Nomenklatur Prodi Profesi]''), atau yang dikenal oleh [https://ap2tpi.or.id/ Asosiasi Penyelenggara Pendidikan Tinggi Psikologi Indonesia] sebagai ''moratorium'' pembukaan Program Studi baru S2 Psikologi Profesi di Indonesia.
== Lihat Pula ==▼
Profesi ''Psikolog'' disebutkan dalam nomenklatur Program Spesialis (lihat ''[http://www.kopertis12.or.id/wp-content/uploads/2017/09/Lampiran-Nomenklatur-Prodi-Spesialis-27-Agustus-2017-rev.pdf Lampiran III : Nomenklatur Prodi Spesialis]''), namun belum ada pendidikan psikologi spesialis (setara Psy.D. di Amerika<ref>{{Cite journal|date=2021-07-15|title=Doctor of Psychology|url=https://en.wiki-indonesia.club/w/index.php?title=Doctor_of_Psychology&oldid=1033795652|journal=Wikipedia|language=en}}</ref>) yang diselenggarakan di Indonesia.
[[Psikologi]]▼
Dengan demikian, jenjang pendidikan formal psikologi, khususnya untuk psikologi profesi dan psikologi terapan, saat ini masih dalam proses penataan dan menunggu pengesahan Rancangan Undang-undang Praktik (dahulu: Profesi) Psikologi<ref>{{Cite news|last=Abraham|first=Juneman|date=2020-06-25|title=Adakah RUU Profesi Psikologi dalam Perbincangan Publik?|url=https://nasional.kompas.com/read/2020/06/26/06254851/adakah-ruu-profesi-psikologi-dalam-perbincangan-publik|work=[[Kompas.com]]|language=id|access-date=2021-09-12|editor-last=Sodikin|editor-first=Amir}}</ref> menjadi Undang-undang.
== Pranala Luar ==▼
Dunia pendidikan psikologi di Indonesia telah berulang kali mengalami perubahan sistem perkuliahan, sehingga kurikulum yang berbeda membutuhkan syarat akademik yang berbeda pula untuk menjadi seorang psikolog.
# '''Kurikulum Lama''': Sarjana psikologi yang telah mengikuti pendidikan tinggi psikologi strata 1 ([[S1]]) dengan Sistem Paket Murni (SPM).
# '''Kurikulum Nasional 1994''': Psikolog menyelesaikan pendidikan tinggi psikologi strata 1 ([[S1]]) dengan Sistem Kredit Semester (SKS) yang meliputi pendidikan program akademik (Sarjana Psikologi) dan program [[pendidikan profesi]] (psikolog).
# '''Kurikulum Baru''' '''(sekarang)''': Psikolog harus menyelesaikan pendidikan sarjana psikologi (S1) dan magister psikologi profesi (S2). Melalui keputusan bersama Antara AP2TPI (Asosiasi Penyelengara Perguruan Tiggi Psikologi Indonesia) dan HIMPSI (Himpunan Psikologi Indonesia) tentang Kurikulum Program Studi Psikologi Profesi (S2) menyatakan bahwa: “Magister (S2) Profesi Psikologi menempuh masa studi selama 5 semester atau minimal 2,5 tahun, serta paling lama 10 semester atau 5 tahun <ref name="ap2tpi.or.id"/> dan memiliki gelar (M.Psi, Psikolog)”.
# '''Luar Negeri''': Psikolog menyelesaikan pendidikan tinggi psikologi di luar negeri yang sudah mendapat akreditasi dan disetarakan dengan psikolog Indonesia oleh Direktorat Pendidikan Tinggi (Dikti) [[Departemen Pendidikan Nasional]] (Depdiknas RI).
== Perbedaan Psikolog dan Ilmuwan Psikologi ==
Kode Etik Himpunan Psikologi meyebutkan bahwa ilmuwan psikologi bertanggung jawab dalam memberikan layanan dalam bentuk mengajar, melakukan penelitian dan/atau intervensi sosial dalam area sebatas kompetensinya, berdasarkan pendidikan, pelatihan atau pengalaman sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah. Psikolog dapat memberikan layanan sebagaimana yang dilakukan oleh ilmuwan psikologi serta secara khusus dapat melakukan praktik psikologi terutama yang berkaitan dengan asesmen dan intervensi yang ditetapkan setelah memperoleh izin praktik sebatas kompetensi yang berdasarkan pendidikan, pelatihan, pengalaman terbimbing, konsultasi, telaah dan/atau pengalaman profesional sesuai dengan kaidah-kaidah ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan.<ref name=":0" />
Melalui surat edaran dari HIMPSI Nomor: 001/SE/PP-HIMPSI/XII/15 tentang Penulisan Sebutan Psikolog,<ref>{{Cite web|url=http://www.himpsi.or.id/publikasi/makalah-artikel/43-semua-kategori/non-menu/pengumuman/74-surat-edaran-penulisan-sebutan-psikolog|title=Surat Edaran Penulisan Sebutan Psikolog|date=|website=www.himpsi.or.id|publisher=|language=en-GB|access-date=2018-06-29|archive-date=2018-06-29|archive-url=https://web.archive.org/web/20180629211201/http://www.himpsi.or.id/publikasi/makalah-artikel/43-semua-kategori/non-menu/pengumuman/74-surat-edaran-penulisan-sebutan-psikolog|dead-url=yes}}</ref> maka setiap anggota HIMPSI yang berhak dan telah mempunyai Surat Sebutan Psikolog (SSP) wajib untuk menuliskan sebutan psikolog di nama masing-masing. Penulisan sebutan Psikolog adalah dituliskan di belakang nama dengan kata Psikolog lengkap diawali dengan huruf besar dan tidak boleh disingkat. Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kebingungan di masyarakat dalam membedakan psikolog dan ilmuwan psikologi. Contoh: Dr. Seger Handoyo, Psikolog atau Al amin Ibnu S. Psi., M. Psi. Contoh yang salah: Dr. Seger Handoyo, Psi.
▲== Perbedaan Psikolog dan Psikiater ==
[[Kategori:Psikologi]]▼
Psikolog dan psikiater (dua cabang ilmu yang memiliki ranah kerja yang berhimpitan) memiliki latar belakang akademis yang berbeda. Psikiater adalah lulusan dari [[Sekolah kedokteran|Fakultas Kedokteran]] atau [[Sekolah kedokteran|Sekolah Kedokteran]] yang mengambil spesialisasi kedokteran jiwa. Di sisi lain, Psikolog adalah Sarjana Psikologi (S1) dan/atau pendidikan profesi pada kurikulum lama; atau seseorang yang telah lulus dari Magister Psikologi Profesi (S2) pada kurikulum baru.<ref name=":0">{{Cite web|url=http://himpsi.or.id/kode-etik-psikologi-indonesia|title=Kode Etik Psikologi Indonesia - Kode Etik Psikologi Indonesia|website=himpsi.or.id|language=en-GB|access-date=2017-11-01|archive-date=2017-11-07|archive-url=https://web.archive.org/web/20171107010704/http://himpsi.or.id/kode-etik-psikologi-indonesia|dead-url=yes}}</ref>
[[Kategori:Profesi]]▼
Seorang [[psikiater]] menyelidiki penyebab gejala psikologi dari sisi medis dan dari sisi kelainan susunan saraf para penderita penyakit jiwa. Latar belakang psikiater adalah seorang dokter, sehingga psikiater dapat memberikan resep obat kepada pasien. Sementara, psikolog menyelidiki penyebab gejala psikologi dari sisi non-medis seperti pola asuh, susunan keluarga, tumbuh kembang masa kanak-kanak hingga dewasa, dan pengaruh lingkungan sosial.
== Psikolog klinis ==
Psikolog klinis adalah jabatan fungdional tertentu yang mempunyai ruang
lingkup, tugas, tanggung jawab, dan wewenang untuk
melakukan kegiatan pelayanan psikologi klinis kepada
masyarakat di unit pelayanan kesehatan yang diduduki
oleh [[Pegawai negeri sipil|Pegawai Negeri Sipil]] dengan hak dan kewajiban
yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang
berwenang sesuai dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: PER/11/M.PAN/5/2008
Tentang Jabatan Fungsional Psikolog Klinis dan Angka Kreditnya.
Psikolog klinis bertugas memberikan jasa dan praktik psikologi klinis untuk menolong individu atau kelompok dalam rangka pemeriksaan dan intervensi psikologis untuk upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitatif maupun paliatif pada masalah psikologi klinis. Psikolog klinis yang sah merupakan tergabung dalam organisasi Ikatan Psikolog Klinis (IPK) Indonesia serta juga harus memiliki [[Surat Tanda Registrasi Psikolog Klinis]] (STRPK) dan [[Surat Izin Praktik Psikolog Klinis]] (SIPPK) dari pemerintah.<ref>Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2017 Tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Psikolog Klinis</ref>
Psikolog Klinis dalam menjalankan praktik keprofesiannya wajib mentaati [[Kode Etik Psikolog Klinis]] yang merupakan standar nilai dan perilaku bagi psikolog klinis.<ref>{{Cite web|url=https://ipkindonesia.or.id/media/2022/04/Kode-Etik-Tenaga-Psikologi-Klinis-Indonesia.pdf|title=Kode Etik Tenaga Psikologi Klinis Indonesia|website=Ikatan Psikolog Klinis Indonesia|language=id-ID|access-date=2022-05-01}}</ref>
▲* [[Psikologi]]
* [[Psikiater]]
▲== Referensi ==
{{reflist}}
* [http://himpsi.or.id/kode-etik-psikologi-indonesia Kode Etik Psikologi Indonesia] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20171107010704/http://himpsi.or.id/kode-etik-psikologi-indonesia |date=2017-11-07 }}
{{Authority control}}
▲[[Kategori:Psikologi]]
|